Anda di halaman 1dari 27

TINJAUAN YURIDIS KEDUDUKAN WAKIL MENTERI

DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN PRESIDEN


NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG
WAKIL MENTERI

PROPOSAL USULAN PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna


Mengikuti Seminar Usulan Penelitian

Oleh:
Aghuts Muhamad Khoirul Umam
Npm : 742010109004

Dibawah Bimbingan :

Dr. H.M.SYAHRI THOHIR, Drs., SH., MH


WAWANG IRAWAN, SH., MH
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Negara Indonesia berdasarkan Bab I Pasal 1 ayat (3) Undang – Undang Dasar 1945
(UUD 1945) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Karena Negara
Indonesia adalah negara hukum, maka setiap tindakan penyelenggaraan negara
harus berdasarkan hukum. Peraturan perundang – undangan diadakan lebih dahulu,
merupakan batas kekuasaan penyelenggaraan Negara.
Penyelenggaraan negara mempunyai peran yang penting
dalam mewujudkan tujuan negara sebagaimana
diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Tujuan Negara
Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukan UUD
1945 tersebut adalah untuk “melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan social”. Oleh karena itu, sejak proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Pemerintah
Negara Republik Indonesia bertekad menjalankan fungsi
pemerintahan negara ke arah tujuan yang dicita – citakan.
Keseluruhan
lingkungan

Pemerintahan jabatan dalam


suatu
Organisasi
Negara

Legis
latif
Pemangku
Jabatan Pada
Pemerintahan
disebut dengan Eksek
utif
Pemerintah

Yudik
atif
Eksekutif
Eksekutif
adalah
adalah
Presiden
Presiden
BAB V Pasal 17 UUD 1945

Presiden dibantu oleh Menteri


– Menteri Negara.

Mentri – Menteri itu diangkat


dan diberhentikan oleh
Presiden.

Setiap Menteri membidangi


urusan tertentu dalam
Pemerintahan.

Pembentukan, pengubahan, dan


pembubaran Kementerian Negara
diatur dalam Undang – Undang.
Pasal 17 UUD 1945 Undang – Undang Nomor 39
Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara

Pasal 10 UU No, 39 Tahun 2008

Dalam hal terdapat beban kerja yang membutuhkan


penanganan secara khusus, Presiden dapat mengangkat
Wakil Menteri pada Kementerian tertentu.

Yang dimaksud dengan “Wakil Menteri” adalah pejabat


karir dan bukan merupakan anggota kabinet.

Mahkamah Konstitusi melakukan :

Judicial Review

Amar Putusannya mengenai Pasal 10 UU No. 39 Tahun 2008


bahwa : Penjelasan Pasal 10 UU No. 39 Tahun 2008 Tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat .
Sebagai tindak lanjut dari
Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 79/PUU-
IX/2011

Presiden Mengeluarkan
Peraturan Presiden Nomor 60
Tahun 2012 tentang Wakil
Menteri

Memberikan kepastian Hukum bagi


Wakil Menteri atas ketidakpastian
Pasal 10 UU No. 39 Tahun 2008
tentang Kementerian Negara
Undang –
UU No. 39 Tahun 2 008 tentang
Kementerian
Undang Dasar –
Negara
UU No. 39 Tahun
UU No. 39 Tahun
Kementerian
Undang
1945 Pasal
menghasilkan
UU
Pasal
2 008
2 008
Negara
Dasar
17
10
tentang
Pasal 10
No. 39 Tahun 2 008
.
1945 Pasal 17
menghasilkan

Pe
rat
ur
an
Pr
esi
de
n
No
mo
r
60
Ta
hu
n
20
12
ten
tan
g
W
aki
l
Me
nte
ri

TINJAUAN YURIDIS KEDUDUKAN WAKIL


MENTERI DIHUBUNGKAN DENGAN
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 60 TAHUN
2012 TENTANG WAKIL MENTERI
B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengangkatan dan pemberhentian Wakil Menteri


berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2012 tentang
Wakil Menteri ?

2. Bagaimanakah kedudukan Wakil Menteri berdasarkan


Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2012 tentang Wakil
Menteri ?
1. Tujuan umum 2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui secara
Untuk khusus mengenai
mengetahui mekanisme
secara umum pengangkatan dan
pemberhentian Wakil
keberadaan Mentri di Indonesia
C. Tujuan Lembaga menurut Peraturan
Presiden Nomor 60
Penelitian Kementerian Tahun 2012 tentang
sebagai suatu Wakil Menteri.
Untuk mengetahui
lembaga yang mengenai Kedudukan
menjalankan Wakil Menteri
berdasarkan Peraturan
pemerintahan di Presiden Nomor 60
Indonesia. Tentang Wakil Menteri.
D. Kegunaan Penelitian
E. Kerangka Pemikiran
Ilmu Negara

Hukum
Hukum
Tata Negara Administrasi
Negara
Oleh : Oppenheim

Negara

1. Adanya 3. Adanya
Pemerintahan
Rakyat yang Berdaulat
(konstitutif) (Konstitutif)

2. Adanya 4. Pengakuan
Daerah Negara lain
(Konstituti) (Deklaratif)

Oleh : Moh. Mahfud MD


Konsepsi Negara Hukum (Rechtsstaat). Disebut juga dengan Negara Konstitusional
yaitu negara yang dibatasi oleh Konstitusi

pemisahan kekuasaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan perkataan


Separation Of Power berdasarkan teori Trias Politica atau tiga fungsi kekuasaan,
yang dalam pandangan Montesqueiu, harus dipisahkan secara struktural dalam
organ – organ yang tidak saling mencampuri urusan masing – masing.
Secara teori, negara hukum (Rechtsstaat) adalah negara yang bertujuan
menyelenggarakan ketertiban hukum, yakni tata tertib yang umumnya berdasarkan
hukum yang terdapat pada rakyat. Negara hukum menjaga ketertiban hukum supaya
jangan tertanggu, dan agar semuanya berjalan menurut hukum.
Menurut Montesquieu (dalam Jimly Asshiddiqie) dalam bukunya “L’Esprit des
Lois”(1748), yang mengikuti jalan pikiran John Locke, membagi kekuasaan Negara ke
dalam tiga cabang, yaitu ; (i) kekuasaan Legislatif sebagai pembuat undang – undang:
(ii) kekuasaan Eksekutif yang melaksanakan; dan (iii) kekuasaan untuk menghakimi atau
Yudikatif.
UU No. 39 Tahun 2008
tentang Kementerian
Negara dan Perpres No. 60
Tahun 2012 Tentang Wakil
Menteri sebagai Landasan
Yuridis
UUD 1945 sebagai Merupakan Payung Negara Indonesia
Landasan Konstitusi Hukum bagi Wakil adalah Negara Hukum
Menteri dalam
menjalankan
Kedudukannya
sebagai
penyelenggaraan
Pemerintah.
F. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan


Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Yuridis – Normatif, yaitu hukum
dikonsepsikan sebagai norma – norma, kaidah – kaidah, dan asas – asas atau dogma –dogma. Pendekatan
Yuridis – Normatif dikenal pula dengan istilah pendekatan/penelitian doctrinal atau penelitian hukum normatif.

Penelitian Hukum Normatif (Yuridis – Normatif) adalah metode penelitian hukum yang dilakukan dengan
meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Jenis penelitian hukum menggunakan bahan – bahan hukum, baik
bahan hukum primer, sekunder, maupun tertier merupakan sumber utama, sekaligus merupakan acuan dalam
menyelesaikan permasalahan (dalam menganalisis fenomena). Bahan dasar penelitian tersebut terdiri dari :

Bahan hukum primer adalah bahan yang sifatnya
1. Bahan mengikat dan mendasari bahan hukum lainnya.
Bahan hukum primer terdiri dari:
Hukum Primer

Undang – Undang
Dasar 1945 Bab V
Pasal 17 ;

Undang – Undang
Nomor 39 Tahun 2008
tentang Kementerian
Negara ;

Peraturan Presiden
Nomor 60 Tahun 2012
tentang Wakil Menteri.
2. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan petunjuk dan


penjelasan mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder terdiri
dari :

2. Literatur, dokumen, makalah dan tesis lainnya yang


bersangkutan dengan Hukum Tata Negara.

1. Buku – buku mengenai Hukum Tata Negara yang didalamnya membahas


tentang sistem pemerintahan, bentuk pemerintahan dan yang bersangkutan
dengan Kementerian.
3. Bahan hukum tertier

Kamus, sumber internet dan lainnya yang


bersangkutan dengan obyek penelitian.
2. Tehnik Pengumpulan Data


melalui pengkajian dan penelaahan data primer, sekunder dan tertier, yang terdiri bahan hukum primer,bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tertier, yaitu data yang diperoleh dari Undang – Undang Dasar dan
Peraturan Perundang – undangan, buku teks, jurnal, hasil penelitian, kamus, sumber internet dan lain – lain.

3. Analisa Data


Proses analisis data dianalisis secara kualitatif, yaitu analisis dengan penguraian deskriptif analisis. Dalam
melakukan analisis kualitatif yang bersifat deskriptif, penganalisaan bertitik dari analisis yuridis sistematis.
Di samping dapat pula dikombinasikan dengan analisis yuridis historis dan komparatif
G. Sistematika Penulisan

BAB I


Pada bab ini akan diuraikan sebagai berikut : PENDAHULUAN, pada bab ini penulis mengunaikan secara garis besar dan menjadi
landasan kerja bagi penulis dalam membahas permasalahan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II


Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kerangka teoritik dan kerangka pemikiran dari permasalahn ini. Kerangka teoritik berisikan
beberapa tinjauan umum dianaranya : Tinjauan Umum Sistem Pemerintahan Presidensial, Asas – Asas Pemerintahan di Indonesia,
Susunan, kedudukan Menteri dan Wakil Menteri dalam sistem pemerintahan di Indonesia.

BAB III


Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai ketentuan – ketentuan yang berkaitan dengan pengangkatan dan kedudukan Wakil Menteri sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang – undangan, yang didalamnya
membahas mengenai :

Pengangkatan Wakil Menteri berdasarkan Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara ;

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79/PUU – IX Tahun 2011 dan,

Kedudukan Wakil Menteri berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2012 tentang Wakil Menteri.
BAB IV


Dalam bab ini menerangkan pembahasan pembahasan dan analisis kedudukan Wakil Menteri dalam hukum positif Indonesia diantaranya

Mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Wakil Menteri berdasarkan Peraturan Presiden Nomot 60 Tahun 2012 tentang Wakil Mentri.

Kedudukan Wakil Menteri Peraturan Presiden Nomot 60 Tahun 2012 tentang Wakil Mentri.

BAB V


Dalam bab ini berisi dari keseluruhan uraian – uraian yang telah dipaparkan yang isinya adalah :

Kesimpulan yang berisi pernyataan – pernyataan penting yang merupakan hasil analisis yang berkaitan dengan permasalahan dan penelitian ini.

Saran yang berisi informasi, input dan/atau sumbangan saran, baik bagi pemerintah dan Kementerian maupunbagi masyarakat dan kalangan
akademis.
DAFTAR PUSTAKA

A. Referensi Buku
Bagir Manan, Negara Hukum Yang Berkeadilan, PSKN-HTN, FH UNPAD Bandung,
2011
Jimly Asshidqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, PT Raja Gravindo Persada,
Jakarta, 2010
Moh. Mahfud MD, Dasar dan Struktur Ketata Negaraan Indonesia, Rineka Cipta,
Jakarta, 2001
M. Solly Lubis, Hukum Tata Negara, Mandar Maju, Bandung, 2008
Murtir Jeddawi, Hukum Administrasi Negara, Total Media, Yogyakarta, 2012
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Pt. Raja Gravindo Persada, Jakarta, 2010
Sjachran Bassah, Ilmu Negara, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997
Utang Rosidin, Otonomi Daerah dan Desentralisasi, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010
B. Peraturan Perundang – undangan
Undang – Undang Dasar 1945
Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementrian Negara
Undang – Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara
Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – undangan
Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 2012 tentang Wakil Menteri
Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pengangkatan Wakil
Menteri
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79/PUU –IX TAHUN 2011
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai