Anda di halaman 1dari 33

A N

O G K
L J E
TA UB U
A
G N MASS I US

E N A FOR
P K S INS
A R DE SAIN
N T IN DAN
A G
NTAK AN
G
N P PUSE A

E
P AN PER
D MD-PS
H

2 1
0 4/ HMD 1
/
05
KATALOG

Sarana temu kembali utama untuk koleksi


perpustakaan, yang berfungsi sebagai ingatan
(memory) sistem.

2 1
0 4/ HMD 2
/
05
KATALOG

Tujuan katalog
 Untuk memungkinkan pengguna menemukan dokumen,
biarpun yang diketahui hanya salah satu unsur dokumen
 nama pengarang
 judul
 subjek
 Untuk menunjukkan karya-karya yang terdapat dalam
koleksi perpustakaan
 oleh pengarang tertentu
 mengenai subjek tertentu dan subjek terkait/berhubungan
 dalam jenis atau bentuk sastra tertentu)
 Untuk membantu memilih dokumen dari segi
 Edisi (bibliografis)
 Karakteristik (fiksi atau faktual)

2 1
0 4/ HMD 3
/
05
SISTEM KATALOG BERKELAS
Katalog subjek berkelas, yaitu entri-entri
katalognya disusun menurut nomor kelas
(notasi) berasal dari suatu skema klasifikasi,
mis: Dewey Decimal Clasification (DDC)
Katalog pengarang-judul, yaitu entri-entri
katalognya disusun menurut pengarang dan
judul dalam satu urutan berabjad
Indeks subjek, terdiri atas susunan kata-kata
menurut abjad, mengacu ke nomor kelas
yang terdapat pada susunan katalog subjek
berkelas

2 1
0 4/ HMD 4
/
05
SISTEM KATALOG BERABJAD
Katalog berabjad terpadu, yaitu entri-entri
katalognya disusun menurut pengarang, judul
dan tajuk subjek dalam satu urutan berabjad
Katalog terbagi, terdiri dari
 Katalog terbagi dua yang terdiri atas 2 susunan, yaitu katalog
pengarang-judul yang disusun terpisah dari katalog subjek
yang berabjad
 Katalog terbagi tiga atau katalog 3 dimensi, yaitu terdiri atas 3
susunan katalog yang berabjad, masing-masing katalog
pengarang, katalog judul dan katalog subjek.

2 1
0 4/ HMD 5
/
05
PENGATALOGAN DESKRIPTIF
Kegiatan pengatalogan deskriptif adalah menentukan tajuk
entri utama dan tajuk entri tambahan.
Pengatalogan deskriptif merekam data bibliografi, terutama
yang diperoleh dari fisik dokumen, antara lain:
pengarang, judul, tempat dan tahun terbit, jumlah
halaman
Titik akses pengarang memungkinkan penggguna untuk:
 Menemukan dokumen tertentu yang diketahui pengarangnya
 Mengetahui karya-karya dari pengarang tertentu, yang terdapat dalam
koleksi perpustakaan
Fungsi deskripsi bibliografi adalah untuk membedakan satu
dokumen dengan dokumen lainnya.

2 1
0 4/ HMD 6
/
05
PENGINDEKSAN SUBYEK

Syarat pengindeksan:
 Adanya pemahaman mengenai dokumen yang ditangani
 kemampuan dalam menerapkan peraturan pengatalogan
(cataloging rules)
 Membuat analisis subjek
 Menggunakan alat-alat bantu untuk menentukan kandungan
intelektual atau subjek dokumen.
Pengindeksan atau proses penyusunan katalog
meliputi dua kegiatan serangkai, yaitu:
 Pengatalogan deskriptif
 Pengindeksan subjek

2 1
0 4/ HMD 7
/
05
PENGINDEKSAN SUBJEK

Kegiatan pengindeksan diawali dengan


kegiatan analisis subyek pustaka. Hasil
analisis digunakan untuk menentukan nomor
klasifikasi dan tajuk subjek

 Titik akses subjek bertujuan untuk:


Menunjukkan subjek-subjek tertentu yang ada
dalam koleksi perpustakaan
Menunjukkan kaitan yang ada di antara subjek-
subjek yang ada dalam koleksi perpustakaan.
2 1
0 4/ HMD 8
/
05
ANALISIS SUBJEK
Subjek dokumen dapat menampilkan 3 jenis
konsep
 Disiplin (bidang pengetahuan)
Ilmu ekonomi
 Fenomena (konsep subjek)
Perkebunan sawit
 Bentuk
Direktori perpustakaan perguruan tinggi

2 1
0 4/ HMD 9
/
05
1. DISIPLIN

Disiplin adalah bidang pengetahuan yang


meliputi subjek dokumen. Istilah subjek
dasar juga digunakan untuk menyatakan
disiplin maupun subdisiplin.

2 1
0 4/ HMD 10
/
05
2. FENOMENA
Fenomena disebut juga sebagai konsep subjek
“apa” yang dikaji dalam suatu disiplin.
Mis:
Subjek dokumen perkebunan sawit. Sawit adalah fenomena
yang dikaji dalam bidang pengetahuan perkebunan.

Fenomena yang dikaji dalam satu disiplin merupakan


perwujudan faset, apabila lebih dari satu, perlu
ditetapkan suatu urutan faset yang disebut kombinasi
faset atau formula faset.

2 1
0 4/ HMD 11
/
05
ANALISIS FASET
Faset adalah produk atau hasil pembagian suatu
disiplin menurut satu ciri pembagian.
Mis:
Bidang perpustakaan dapat dibagi dengan
menggunakan jenis perpustakaan sebagai ciri
pembagian. Hasil pembagiannya adalah sejumlah
subjek yang menampilkan ciri tersebut, spt:

perpustakaan umum
perpustakaan khusus
perpustakaan sekolah, dll } faset jenis perpustakaan

2 1
0 4/ HMD 12
/
05
FORMULA FASET

P = Personality (wujud: jenis, produk,


atau tujuan)
M = Matter (bahan/material)
E = Energy (kegiatan/masalah)
S = Space (tempat geografis)
T = Time (waktu)

2 1
0 4/ HMD 13
/
05
DENGAN PMEST, MAKA KANDUNGAN ISI
DOKUMEN:

Yang meliput satu disiplin atau subdisiplin;


Yang subjek kajiannya merupakan perwujudan dari
kelima faset fundamental;
Direkam dalam bentuk tertentu; akan ditampilkan
dengan pola urutan sitiran yang lengkap sbb:

SUBJEK DASAR / P-M-E-S-T / BENTUK

2 1
0 4/ HMD 14
/
05
3. BENTUK
Bentuk adalah konsep yang menunjukkan “apa”
subjek dokumen tersebut.

Konsep bentuk ini terbagi 3:


 Bentuk fisik (buku, film, video, dll)
 Bentuk penyajian (lambang:bahasa, kode
matematika,gambar; seleksi/susunan:tata susunan,
penyampaian, ringkas, kumpulan karya, daftar,
peraturan; kelompok pengguna, dll)
 Bentuk intelektual (filsafat, geografi, sejarah, dll)

2 1
0 4/ HMD 15
/
05
CONTOH 1:
Sejarah Indonesia
adalah mengenai indonesia, yang dikaji dalam disiplin sejarah, sehingga dalam
analisis subjek tampil urutan sitiran sbb:

SEJARAH / INDONESIA

2 1
0 4/ HMD 16
/
05
CONTOH 2:

Sejarah Perpustakaan Umum


perpustakaan umum merupakan konsep
subjek yang dikaji dalam disiplin ilmu
perpustakaan, tetapi kajiannya meliputi aspek
sejarah, yang termasuk bentuk intelektual,
sehingga dalam analisis subjek tampil urutan
sitiran sbb:
ILMU PERPUSTAKAAN / PERPUSTAKAAN UMUM / SEJARAH

2 1
0 4/ HMD 17
/
05
CONTOH 3:
Filsafat Sejarah
menampilkan sejarah sebagai disiplin, tetapi yang dikaji aspek, sehingga dalam
analisis subjek tampil urutan sitiran sbb:

SEJARAH / … / FILSAFAT

2 1
0 4/ HMD 18
/
05
SUBJEK DOKUMEN

Subjek dokumen (kandungan isi dokumen dapat


dikenali 2 golongan:
1. Satu disiplin
1. subjek dasar
2. subjek sederhana, dan
3. subjek majemuk
2. Subjek kompleks yang menampilkan interaksi
antardisiplin/hubungan fase yang harus dikenali
dalam analisis subjek untuk menentukan subjek
dasar yang diutamakan
1. fase pengaruh
2. fase bias
3. fase alat, dan
4. fase perbandingan
2 1
0 4/ HMD 19
/
05
SUBJEK DASAR
Subjek dasar tidak menampilkan satu faset
pun dari bidang pengetahuan atau disiplin
terkait.
Contoh:
1. Dasar-dasar matematika
Analisis: - subjek dasar : MATEMATIKA
- fenomena : tidak ada
Urutan sitiran : MATEMATIKA

2. Kamus geografi
Analisis: - subjek dasar : GEOGRAFI
- fenomena : tidak ada
- bentuk penyajian : KAMUS
Urutan sitiran : GEOGRAFI / KAMUS
2 1
0 4/ HMD 20
/
05
3. Filsafat ilmu perpustakaan

Analisis:
- subjek dasar : ILMU PERPUSTAKAAN
- fenomena : tidak ada
- bentuk intelektual : FILSAFAT
Urutan sitiran :
ILMU PERPUSTAKAAN / FILSAFAT

2 1
0 4/ HMD 21
/
05
SUBJEK SEDERHANA
Subjek sederhana menampilkan fenomena atau konsep subjek, yang
mengkaji satu fokus dari satu faset dalam disiplin atau subjek dasar
terkait.

Contoh:

Pengantar pengorganisasian pengetahuan


Analisis: - subjek dasar : ILMU PERPUSTAKAAN
- fenomena : faset E – PENGORGANISASIAN PENGETAHUAN
Urutan sitiran : ILMU PERPUSTAKAAN/ PENGORGANISASIAN
PENGETAHUAN

Peta bintang
Analisis: - subjek dasar : ASTRONOMI
- fenomena : faset P - BINTANG
- bentuk penyajian : PETA
Urutan sitiran : ASTRONOMI / BINTANG / PETA
2 1
0 4/ HMD 22
/
05
SUBJEK MAJEMUK
Subjek majemuk menampilkan fenomena yang mengkaji
gabungan beberapa fokus dari beberapa faset dalam
disiplin atau subjek dasar terkait.

Contoh:
1. Ejaan yang disempurnakan (EYD)
Analisis: - subjek dasar : ILMU BAHASA
- fenomena : faset P – BAHASA INDONESIA
faset E – EJAAN
Urutan sitiran : ILMU BAHASA / BAHASA INDONESIA - EJAAN

2. Konstruksi jembatan beton di Indonesia tahun 1980


Analisis: - subjek dasar : TEKNIK SIPIL
- fenomena : faset P – JEMBATAN
faset M – BETON
faset E – KONSTRUKSI
faset S – INDONESIA
faset T – 1980
Urutan
/2
1 sitiran : TEKNIK SIPIL / JEMBATAN-BETON-
/0
4
KONSTRUKSI-INDONESIA-1980
HMD 23
05
SUBJEK KOMPLEKS: FASE PENGARUH
Subjek dokumen yang jelas menunjukkan adanya
pengaruh dari satu subjek dasar yang lain. Fase
pengaruh mengutamakan unsur yang dipengaruhi.

Contoh:
Gempa bumi dan konstruksi bangunan
Analisis: - fase pengaruh : GEMPA BUMI
- yang dipengaruhi/subjek utama: konstruksi bangunan
- subjek dasar : TEKNIK SIPIL
- fenomena : faset P – BANGUNAN
faset E – KONSTRUKSI
Urutan sitiran : TEKNIK SIPIL / BANGUNAN – KONSTRUKSI
dipengaruhi GEMPA BUMI

2 1
0 4/ HMD 24
/
05
SUBJEK KOMPLEKS: FASE BIAS
Subjek dokumen yang jelas ditujukan kepada kelompok
pembaca tertentu. Fase bias mengutamakan subjek
dasar, sama dengan bentuk penyajian untuk
kelompok pengguna tertentu.

Contoh:
Atlas Indonesia untuk SLTP
Analisis: - fase bias : SLTP
- yang dibiaskan/subjek utama: atlas Indonesia
- subjek dasar : GEOGRAFI
- fenomena : faset P – INDONESIA
Urutan sitiran : GEOGRAFI / INDONESIA / ATLAS
dibiaskan untuk SLTP

2 1
0 4/ HMD 25
/
05
SUBJEK KOMPLEKS: FASE ALAT
Subjek dasar yang dalam kajiannya menggunakan subjek
dasar lain. Fase alat mengutamakan unsur yang
menggunakan alat tersebut.

Contoh:
Kesehatan generasi muda ditingkatkan lewat
olahraga di sekolah
Analisis: - fase alat : OLAHRAGA SEKOLAH
- yang menggunakan/subjek utama: kesehatan
generasi muda
- subjek dasar : KESEHATAN
- fenomena : faset P – GENERASI MUDA
Urutan sitiran : KESEHATAN / GENERASI MUDA
menggunakan OLAHRAGA SEKOLAH

2 1
0 4/ HMD 26
/
05
SUBJEK KOMPLEKS: FASE
PERBANDINGAN
Fase perbandingan menunjukkan interaksi yang
sebanding/saling mempengaruhi di antara
subjek-subjek dasar.
Contoh:
Dasar-dasar fisika dan kimia
Analisis: - fase perbandingan : KIMIA
- yang diutamakan/subjek utama: fisika
- subjek dasar : FISIKA
- fenomena : tidak ada
Urutan sitiran : FISIKA sebanding KIMIA

2 1
0 4/ HMD 27
/
05
KLASIFIKASI
Klasifikasi adalah kegiatan pengindeksan subjek yang menghasilkan nomor kelas
(notasi) sebagai deskripsi indeks.
Nomor klasifikasi ditentukan dengan menggunakan sarana bantu standar
internasional seperti:
 Dewey Decimal Classification (DDC)
 Universal Decimal Classification (UDC)
 Library of Congress Classification (LC), dll

2 1
0 4/ HMD 28
/
05
Berikut ini adalah sepuluh golongan utama
berdasarkan DDC:
000 Karya-karya umum
100 Filsafat dan psikologi
200 Agama
300 Ilmu-ilmu sosial
400 Bahasa
500 Ilmu-ilmu murni
600 Teknologi (ilmu terapan)
700 Kesenian
800 Kesusasteraan
900 Geografi, Biografi, Sejarah

2 1
0 4/ HMD 29
/
05
2 1
0 4/ HMD 30
/
05
BAGAN DI ATAS DALAM MODEL HIRARKIS
PENDEK ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

600 Teknologi
610 Medical Sciences Medicine
612 Human Physiology
612.6 Reproduction, Development
612.640 Physiology of Embryo
612.640 1 Development of Organs
612.640 16 Urogenital organs
612.640 167 Vagina

Dalam bagan di atas kelihatan jelas hubungan


antara nomor-nomor yang panjang dengan yang
pendek. Semakin panjang nomor kelasnya,
semakin spesifik informasi yang dikandungnya.
2 1
0 4/ HMD 31
/
05
PENENTUAN TAJUK SUBYEK

Hasil analsis subyek juga digunakan sebagai


dasar dalam penentuan tajuk subyek dengan
memanfaatkan sarana bantu “Daftar Tajuk
Subyek”

2 1
0 4/ HMD 32
/
05
PERLENGKAPAN FISIK PUSTAKA
Pembuatan katalog berdasarkan pengatalogan deskriptif, analisis subyek,
klasifikasi, tajuk subjek.
Untuk manual: digandakan sesuai dengan kebutuhan (pengarang, judul dan
subyek)
Untuk automasi: entry dalam database
Kelengkapan fisik: label, kartu buku barcode, lembar tanggal kembali, kantong
buku dll.

2 1
0 4/ HMD 33
/
05

Anda mungkin juga menyukai