Anda di halaman 1dari 26

SEORANG PASIEN DENGAN

TUBERKULOSIS PARU RELAPS


Livia F. Yauri– 17014101168

Residen Pembimbing :
dr. Junita Joseph

Supervisor Pembimbing :
dr. Efata Polii, Sp.PD

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
PENDAHULUAN
 Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri
berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama
Mycobacterium tuberculosis

 Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012)


sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar penduduk
terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis.

 Lebih dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari negara


berkembang salah satunya Indonesia

Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013.
Misnadiarly. Penyakit Infeksi TB Paru dan Ekstra Paru : Mengenal, mencegah, menanggulangi TBC Paru, ekstra paru, anak,
pada kehamilan . Edisi Ke -1. Jakarta : Pustaka Populer Obor; 2006.
• Penyebaran infeksi tuberkulosis sangatlah mudah, yaitu melalui batuk,
bersin dan berbicara.

• Beberapa faktor yang erat hubunganya dengan terjadinya infeksi basil


tuberkulosis yaitu adanya sumber penularan, jumlah basil yang cukup
banyak dan terus menerus memapar calon penderita, virulensi , keganasan
basil serta daya tahan tubuh dimana daya tahan tubuh ini mempunyai
hubungan erat dengan faktor lingkungan, misalnya perumahan dan
pekerjaan, faktor imunologis.

• Keadaan penyakit yang memudahkan infeksi seperti diabetes militus dan


campak serta faktor genetik

Depkes RI. Situasi epidemiologi TB Indonesia 2010; 2010 (cited 2019 june 9); Available from :
http://www.tbindonesia.or.id/pdf/Data_tb_1_2010.pdf
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2014
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. HM

Umur : 42 tahun

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Pekerjaan : Pegawai swasta

Alamat : Nonapan 1, Bolaang Mongondow

Agama : Islam
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 Pasien laki- laki 42 tahun masuk ke RSUP Prof. dr. R. D. Kandou


Manado dengan keluhan sesak nafas.
 Keluhan sesak dirasakan sejak 12 jam yang lalu, pasien mengatakan
sesak sudah dirasakan sejak 1 bulan terakhir dan makin dan
memberat.
 Pasien juga mengeluh batuk dengan lendir berwana putih disertai
adanya demam naik turun dan keringat malam.
 Terdapat penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir kurang lebih
3 kg pada pasien dikarenakan penurunan nafsu makan
 BAB BAK dalam batas normal.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
 Pasien memiliki riwayat tuberkulosis paru 1 kali. TB
paru dialami pertama kali pada November tahun 2018
dengan OAT kategori 1 dikonsumsi selama 6 bulan
tuntas.
 Riwayat penyakit DM, hipertensi, kolestrol, asam urat,
jantung, ginjal, hati, paru disangkal.
RIWAYAT KELUARGA
Hanya pasien yang sakit seperti ini.
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus
per hari dan konsumsi alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK (1)
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis
Tanda vital TD : 100/70 mmHg RR : 24x/m
N : 95x/m SB 37,8 SpO2 :95%

Status gizi Berat badan 65 kg Tinggi Badan 165 cm


Indeks massa tubuh 23,9 kg/m2 (overweight)

Kepala Konjungtiva anemis


Sklera tidak ikterik

Leher Tidak ada pembesaran KGB


PEMERIKSAAN FISIK (2)
Paru-Paru

Inspeksi Jejas (-) Deformitas (-) Pergerakan dinding dada simetris

Palpasi Taktil Fremitus kiri sedikit meningkat

Perkusi Pekak pada paru kiri

Auskultasi suara pernapasan bronkovesikuler, Rhonki +/+, Wheezing -/-

Jantung
Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi iktus kordis teraba di medial ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi batas jantung kiri ICS IV linea midclavicularis sinistra, batas
jantung
kanan di ICS IV parasternalis dextra
Auskultasi BJ I-II Regular, bising (-) gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK (3)
Abdomen
Inspeksi Datar lemas, jejas tidak ada

Auskultasi Bising usus (+) normal


Palpasi NTE (+), ballotement (-), Hepar dan Lien tidak teraba
Perkusi suara timpani (+), nyeri ketok CVA (-) sinistra dan dextra

Ekstremitas hangat, edema (-), CRT <2 detik


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Leukosit : 9,5 x 10^3  Natrium : 137


Eritrosit : 3,99 x 10^6  Kalium : 3,23
Hb: 10,5 g/dL  Chlorida: 93,6
Hematokrit : 31,8%  Ureum : 52
Trombosit : 287x 10^3  Creatine : 1,2
MCH : 26,3  SGOT : 57
 SGPT : 30
MCHC : 33,0
 GDS : 87
MCV : 79,7
 HCV Kualitatif: non reaktif
Sputum BTA (19 Juni)
 Anti HIV : non reaktif
: Positif 3 (+++) pada ketiga
sampel
Foto toraks

Hasil X-Foto Thorax


Kesan : perselubungan homogen pada seluruh
lapang paru kiri dan kesan fibrotik pada kedua
lapangan paru
Follow Up 20 Juni 2019
S Sesak.
O Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis
TD =100/70 mmHg, Nadi =95 kali/menit, RR = 26 kali/menit, Suhu = 37,7°C, SpO2=95%
Kepala : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), struma (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-), taktil fremitus kiri sedikit meningkat, pekak pada paru kiri, sp.
Bronkovesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : Datar lemas, bising usus (+) N, nyeri tekan epigastrium (+)
Ektremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)

A Suspek tuberkulosis paru relaps

P IVFD NaCl 0,9% 500 cc 20 tpm iv


Paracetamol 500 mg tiap 8 jam oral
N-asetil sistein 200mg setiap 8 jam oral
Potassium chloride 600mg tiap 8 jam
Rencana pemeriksaan gene expert
Follow Up 21 Juni 2019
S Sesak sedikit berkurang
O Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis
TD =100/70 mmHg, Nadi =74 kali/menit, RR = 23 kali/menit, Suhu = 36.8°C, SpO2=98%
Kepala : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), struma (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-), taktil fremitus sedikit meningkat pada paru kiri, pekak pada
paru kiri, sp. Bronkovesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : Datar lemas, bising usus (+)n, nyeri tekan epigastrium (+)
Ektremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)

A suspek tuberkulosis paru relaps,


efusi pleura sinistra dd suspek massa paru sinistra,
anemia ec chronic disease,
hipokalemia
P IVFD NaCl 0,9% 500 cc 20 tpm iv
Paracetamol 500 mg tiap 8 jam oral
N-asetil sistein 200mg setiap 8 jam oral
Potassium chloride 600mg tiap 8 jam
Hari inidilakukan pemeriksaan gene expert
Follow Up 22 Juni 2019
S Sesak berkurang
O Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis
TD =110/60 mmHg, Nadi =94 kali/menit, RR = 2o kali/menit, Suhu = 36°C, SpO2=97%
Kepala : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), struma (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-), taktil fremitus sedikit meningkat pada paru kiri, pekak pada
paru kiri, sp. Bronkovesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : Datar lemas, bising usus (+)n, nyeri tekan epigastrium (+)
Ektremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)

A suspek tuberkulosis paru relaps,


efusi pleura sinistra dd suspek massa paru sinistra,
anemia ec chronic disease,
hipokalemia
P IVFD NaCl 0,9% 20 tpm,
Ceftriaxone 2gr injeksi di dalam NaCl tiap 24 jam,
Azitromicin 500mg tiap 24 jam oral
N-asetil sistein 200mg setiap 8 jam oral,
Parasetamol 500mg tiap 8 jam oral,
Potassium chloride 600mg tiap 8 jam
Follow Up 23 Juni 2019
S sesak berkurang , tidak ada demam
O Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis
TD =110/60 mmHg, Nadi =94 kali/menit, RR = 2o kali/menit, Suhu = 36°C, SpO2=97%
Kepala : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), struma (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-), taktil fremitus sedikit meningkat pada paru kiri, pekak pada
paru kiri, sp. Bronkovesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : Datar lemas, bising usus (+)n, nyeri tekan epigastrium (+)
Ektremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)
A suspek tuberkulosis paru relaps,
efusi pleura sinistra dd suspek massa paru sinistra,
anemia ec chronic disease,
hipokalemia
P IVFD NaCl 0,9% 20 tpm,
Ceftriaxone 2gr injeksi di dalam NaCl tiap 24 jam,
Azitromicin 500mg tiap 24 jam oral
N-asetil sistein 200mg setiap 8 jam oral,
Parasetamol 500mg tiap 8 jam oral,
Potassium chloride 600mg tiap 8 jam
observasi tanda – tanda vital dan
rencana pemeriksaan laboratorium besok; darah lengkap, hitung jenis leukosit
apusan darah tepi, elektrolit: Na K Cl.
Follow Up 24 Juni 2019
S sesak berkurang , tidak ada demam
O Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis
TD =100/60 mmHg, Nadi =74 kali/menit, RR = 2o kali/menit, Suhu = 36,7°C, SpO2=97%
Kepala : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), struma (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-), taktil fremitus sedikit meningkat pada paru kiri, pekak pada
paru kiri, sp. Bronkovesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : Datar lemas, bising usus (+)n, nyeri tekan epigastrium (+)
Ektremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)

A suspek tuberkulosis paru relaps,


efusi pleura sinistra dd suspek massa paru sinistra,
anemia ec chronic disease,
hipokalemia

P IVFD NaCl 0,9% 20 tpm,


Ceftriaxone 2gr injeksi di dalam NaCl tiap 24 jam,
Azitromicin 500mg tiap 24 jam oral
N-asetil sistein 200mg setiap 8 jam oral,
Parasetamol 500mg tiap 8 jam oral,
Potassium chloride 600mg tiap 8 jam
Periksa darah lengkap, hitung jenis leukosit, apusan darah tepi, elektrolit: Na K Cl.
Follow Up 25 Juni 2019
S sesak berkurang , tidak ada demam
O Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis
TD =110/60 mmHg, Nadi =74 kali/menit, RR = 2o kali/menit, Suhu = 36°C, SpO2=97%
Kepala : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), struma (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-), taktil fremitus sedikit meningkat pada paru kiri, pekak pada
paru kiri, sp. Bronkovesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : Datar lemas, bising usus (+)n, nyeri tekan epigastrium (+)
Ektremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)

A suspek tuberkulosis paru relaps,


efusi pleura sinistra dd suspek massa paru sinistra,
anemia ec chronic disease,
Hipokalemia

P IVFD NaCl 0,9% 20 tpm,


Ceftriaxone 2gr injeksi di dalam NaCl tiap 24 jam,
Azitromicin 500mg tiap 24 jam oral
N-asetil sistein 200mg setiap 8 jam oral,
Parasetamol 500mg tiap 8 jam oral,
Potassium chloride 600mg tiap 8 jam
Pasien mengajukan APS
BAB III – PEMBAHASAN
Epidemiologi
TEORI KASUS
• Jumlah penderita • Pasien
baru TB paru merupakan seorang
positif 87,6% laki – laki berusia
berasal dari usia 42 tahun.
produktif (15-54
tahun) sedangkan
12,4 % terjadi pada
usia lanjut (> 55
tahun)
BAB III – PEMBAHASAN
Gejala Klinis

Teori
Kasus
• Diagnosis
• Pasien datang dengan
tuberkulosis paru keluhan utama sesak
ditegakkan • Pasien mengeluhkan
berdasarakan batuk berlendir berwarna
putih.
anamnesis • Pasien juga mengeluhkan
mengenai gejala adanya demam naik turun
klasik pada disertai keringat malam
pasien TB.
BAB III – PEMBAHASAN
Gejala Klinis

TEORI KASUS

• Pada program • Hasil pemeriksaan


tuberkulosis sputum BTA
nasional, penemuan (19Juni2019) :
BTA melalui Positif 3 (+++) pada
pemeriksaan dahak ketiga sampel
mikroskopis sputum
merupakan
diagnosis utama.
BAB III – PEMBAHASAN
Penatalaksanaan
TEORI KASUS
• Gene expert MTB/RIF
adalah uji molekuler dengan • Pada pasien ini telah
metode Polymerase chain dilakukan pemeriksaan gene
reaction (PCR) memberikan expert pada 21 Juni 2019
sensitivitas tinggi dengan dan sedang menunggu hasil.
cara melipatgandakan
deoxyribonucleic acid
(DNA) Mycobacterium
tuberculosis (MTB). Gene
expert merupakan
pemeriksaan molekuler
dengan metode “real time”
PCR dan merupakan
penemuan terobosan untuk
mendiagnosis TB secara
cepat
BAB III – PEMBAHASAN
Penatalaksanaan

TEORI KASUS

•Pemeriksaan • Pada pemeriksaan


radiologi standar yang foto thoraks pasien
dapat dilakukan kasus ini didapatkan
adalah foto thoraks adanya infiltrate pada
PA paru kanan dan kiri
dan kesan fibrotik
pada kedua lapangan
paru, curiga massa
pada paru kiri
Kesimpulan
Telah dilaporkan sebuah laporan kasus dari Laki – laki
berumur 42 tahun. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang maka pasien didiagnosis
dengan suspek tuberkulosis paru relaps, efusi pleura
sinistra dd suspek massa paru sinistra, anemia ec chronic
disease, hypokalemia . Pasien di terapi dengan pemberian
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm, Ceftriaxone 2gr injeksi di dalam
NaCl tiap 24 jam, Azitromicin 500mg tiap 24 jam N-asetil
sistein 200mg setiap 8 jam oral, Parasetamol 500mg tiap 8
jam, Potassium chloride 600mg tiap 8 jam. Pada kasus ini
prognosis pasien adalah dubia.

Anda mungkin juga menyukai