Anda di halaman 1dari 35

Penanggulangan

Diabetes Mellitus di
FKTP
Arifin
CURICULUM VITAE

Nama : dr. Arifin, SpPD, KIC, FINASIM


Tempat/tgl lahir : Jombang, 8 Januari 1972
Agama : ISLAM
Alamat kantor : SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Jl. Kolonel Sutarto 132 Surakarta
Alamat rumah : Jl. Tarumanegara III No. 39 Banyuanyar Banjarsari Surakarta
Handphone : +62813 2751 2014, +6281 7946 9272
Email : arifinkic@staff.uns.ac.id
Spesialis : Penyakit Dalam FK UNS 2008
Konsultan : Konsultan Intensive Care FK UI/RSCM Jakarta 2015
Jabatan : Kepala Medical ICU RSUD Dr Moewardi
Tujuan Pembelajaran Umum
• Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
melakukan penanggulangan PTM terpadu di
FKTP
Tujuan Pembelajaran Khusus
Penanggulanga • Menjelaskan langkah-langkah pengendalian
n Diabetes di faktor risiko PTM terpadu di FKTP
FKTP Pokok Bahasan
• Penanggulangan PTM di FKTP

Sub Pokok Bahasan


• Penanggulangan Diabetes Melitus
Penyakit Tidak Menular
◦ Penyakit yang tidak ditularkan, dan biasanya bersifat kronis, dengan
durasi lama, dan perkembangan yang lambat

Penyakiit Diabetes dan Penyakit paru


Kanker kronik
kardiovaskuler penyakit metabolik

https://www.who.int/features/factfiles/noncommunicable_diseases/en/
Diabetes
Mellitus
Definisi
◦ kelainan metabolik yang
disebabkan oleh
kurangnya insulin atau
ketidakmampuan tubuh
untuk memanfaatkan
insulin, dengan gejala 
hiperglikemia kronis

Prevalensi
◦ Indonesia peringkat ke 7
penderita diabetes di dunia
◦ Hampir 15 juta penduduk
Indonesia mengalami
diabetes

https://www.ekfdiagnostics.com/diabetes-and-hba1c-testing.html
DI
INDONESIA

◦ Prevalensi dari hasil


pemeriksaan 10.9%
 Underdiagnosis/
inderreporting

www.kesmas.kemkes.go.id/assets/.../Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Faktor Risiko

Makan berlebihan

Kegemukan
Keluarga ada yang DM
MALAS
olahraga...

Makanan
cepat saji
Aktifitas sehari - hari
Apakah Diabetes itu ?

Faktor
Faktor Faktor
Faktor
keturunan
keturunan Lingkungan/
Lingkungan/
Cara
Cara hidup
hidup
Gaya
Gaya hidup
hidup
berisiko:
berisiko:
Makan
Makan
berlebihan
berlebihan
Insulin
Insulin kurang
kurang jumlahnya
jumlahnya Kurang
Kurang sport
sport
Insulin
Insulin kurang
kurang baik
baik kerjanya
kerjanya Stres
Stres

DIABETES
DIABETES == penyakit
penyakit dengan
dengan
kadar
kadar gula
gula (glukosa)
(glukosa) darah
darah meningkat
meningkat

Insulin
Insulin = hormon
hormon pengatur
pengatur kadar glukosa darah
yang
yang dikeluarkan
dikeluarkan oleh
oleh pankreas
pankreas
11
Natural history DM-T2
Insulin
Hyperinsulinaemia
resistance -cell
defect

Impaired
glucose Decreased insulin
tolerance secretion

Obesity
Early
diabetes
-cell failure

Late
Normal diabetes
12

Adapted from Saltiel AR. J Clin Invest 2000;106:163–164.


Diagnosis
Pemeriksaan Normal Prediabetes Diabetes
HbA1c (%) < 5.7 5.7-6.4 ≥ 6.5
Glukosa Darah Puasa (mg/dL) 5.7-6.4 100-125 ≥ 126
Glukosa Plasma 2 jam TTGO <140 140-199 ≥ 200
(mg/dl)

Pemeriksaan Bukan DM Belum Pasti Diabetes + keluhan


klasik
Glukosa Darah Sewaktu
Vena (mg/dL) <100 100-199 ≥ 200
Kapiler (mg/dL) <90 90-199 ≥ 200
Glukosa Darah Puasa
Vena (mg/dL) <100 100-125 ≥ 126
Kapiler (mg/dL) <90 90-99 ≥ 100
Managemen DM

Jangka pendek:
Menghilangkan keluhan dan tanda DM, mempertahankan
rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah.

Jangka panjang:
Mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati.

Tujuan akhir
Turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
PILAR PENATALAKSANAAN DM

2. Terapi gizi medis

1. Edukasi

3. Latihan jasmani 4. Farmakologis

16
Manajemen Diabetes
Individu
Masyarakat
Periksa gula darah
FKTP
Atasi dengan obat Diet rendah gula
Tetap diet seimbang Aktivitas fisik Deteksi Dini dan
Upayakan aktivitas Komunitas diabetes pengelolaan factor
fisik (Prolanis) risiko
Hindari asap rokok, Obat Anti Diabetika
alkohol Edukasi dan konseling
Monitoring
komplikasi
Profil obat antihiperglikemia oral yang tersedia di Indonesia`
Golongan Obat Cara Kerja Utama Efek Samping Utama Penurunan
HbA1C
Sulfonilurea ↑ sekresi insulin BB naik, hipoglikemia 1.0-2.0%
Glinid ↑ sekresi insulin BB naik, hipoglikemia 0.5-1.5%
Metformin ↓ produksi glukosa hati & ↑ Dispepsia, diare, asidosis 1.0-2.0%
sensitivitas thd insulin laktat
Penghambar Alfa- ↓ absorbsi glukosa Flatulen, tinja lembek 0.5-0.8%
Glukosidase
Tiazolidindion ↑ sensitivitas terhadap Edema 0.5-1.4%
insulin
Penghambat DPP-IV ↑ sekresi insulin, ↓ sekresi Sebah, muntah 0.5-0.8%
glucagon
Penghambat SGLT-2 ↓ reabsorbsi glukosa di Dehidrasi, ISK 0.8-1.0%
ginjal
19
Penatalaksanaa
n

◦ Periksa gula
darah
◦ Atasi dengan obat
◦ Tetap diet
seimbang
◦ Upayakan
aktivitas fisik
◦ Hindari asap
rokok, alkohol
Target Terapi
Diabetes
Mellitus
Kasus 1
 Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke
Puskesmas dengan keluhan sering kencing.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
T : 130/85 mmHg, N : 72 x/menit,
R : 16 x/menit, S : 36 C.
TB : 168 cm, BB : 70 kg,

Selama ini pasien minum glibenklamid 5 mg (1-0-0),


metformin 500 mg 2x1 tablet sehari. Diet sesuai anjuran,
olah raga seminggu sekali. GDP 170 mg/dL dan GDPP 260
mg/dL.
Managemen selanjutnya :
A. Olah raga frekuensinya ditambah, metformin dinaikkan 3 x 500
B. Olah raga frekuensinya ditambah, glibenklamid dinaikkan 2 x 5 mg
C. Olah raga frekuensinya ditambah dan Evaluasi kembali pola dietnya
D. Evaluasi kembali pola dietnya dan glibenklamid dinaikkan 2 x 5 mg
E. Terapi lanjut dulu

Jawaban : A
Frekuensi olahraga

Frekuensi olahraga berkaitan erat dengan intensitas dan lamanya


berolahraga, Menurut hasil penelitian, ternyata yang paling baik
adalah 5 kali seminggu. Tiga kali seminngu sudah cukup baik,
dengan catatan lama latihan harus diperpanjang 5 sampai 10
menit lagi. Jangan sampai 7 kali seminggu, karena tidak ada
hari untuk istirahat, lagipula kurang baik untuk metabolisme tubuh
Jawaban : A
Olah raga sebaiknnya 4-5 kali seminggu, untuk meningkatkan
sensitifitas reseptor insulin dan juga pemakaian glukosa darah
untuk sumber energi. Metformin dinaikkan dosisnya karena
bekerja pada produksi glukosa hepar (GDP)

25
Kasus 2
Laki-laki, 50 th DM 3 tahun dengan terapi
Metformin 3 x 500 mg,
gliklasid 1-1-0

BB 60 kg dan TB 165 cm,


Evaluasi 3 bulan GDP rerata 190 mg/dl, A1c 9,8 %
(sebelumnya A1c 9,3%).

Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya?


A. Gliklasid dosisnya dinaikkan

B. Diberikan tambahan Acarbose

C. Diberikan tambahan insulin basal

D. Diberikan tambahan insulin short acting

E. Frekuensi olahraga dinaikkan

Jawaban : C
Contribution of fasting hyperglycaemia to
overall glycaemia increases with worsening
diabetes
 290 patients with T2DM treated with diet or OHAs
 Baseline (normal) PG defined as 6.1 mmol/l (110 mg/dl) ― threshold defined by
ADA as the upper limit of normal PG at fasting or preprandial times
100
Relative contribution (%)

70%
50
Fasting
30%
0
<7.3 7.3―8.4 8.5―9.2 9.3―10.2 >10.2
HbA1c (%) quintiles
ADA=American Diabetes Association; OHA=oral hypoglycaemic agent; PG=plasma glucose.
Adapted from Monnier L, et al. Diabetes Care 2003;26:881―5.
Kasus 3
Seorang perempuan 50 th, DM 10 tahun, BB 60
kg dan TB 155 cm . Terapi 1 tahun terakhir

‐metformin 3 x 500 mg
‐gliklasid 80 mg (1-1/2 – 0)
‐acarbose 3 x 50 mg.
Pasien mengeluh kencing berbusa

GDP : 134 mg/dl, GDPP : 170 mg/dl

Rencana selanjutnya :
A. Periksa protein urin, terapi dilanjutkan

B. Periksa protein urin, terapi tunda sambil


menunggu hasil.

C. Periksa protein urin, kurangi dosis obat

D. Terapi stop kecuali acarbose

E. Kurangi dosis obat

Jawaban : B
Dari pemeriksaan urin rutin : protein urin +3
Ureum : 54 mg/dl, creatinin : 2,1 mg/dl
Managemen selanjutnya :

A. Dosis diturunkan

B. Rujuk

C. Diet diperketat, dan metformin stop

D. Perbaiki fungsi ginjal, dengan diet rendah protein

E. Terapi sementara stop dulu sambil memperbaiki


fungsi ginjal Jawaban : B
Kasus 4
Ny D, 43 th, DM 6 tahun, datang ke puskesmas

dengan penurunan kesadaran, keluar keringat


dingin, riwayat minum obat :
metformin 3 x 500 mg
glibenklamid 5 mg (1-1-0)

Bagaimana analisis anda mengenai kasus tersebut?


A. Hipoglikemia dan Rujuk

B. Hipoglikemia dan berikan secepatnya cairan


D40%

C. Hipoglikemia dan berikan makan secepatnya

D. Stroke

E. Infark miokard

Jawaban : B
Penutup
◦ Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi yang
cukup tinggi
◦ Manajemen Tatalaksana diabetes mellitus di FKTP untuk individu menerapkan prinsip
PATUH
◦ Periksa kadar gula darah,
◦ Atasi dengan Obat,
◦ Tetap diet seimbang,
◦ Upayakan aktivitas fisik, dan
◦ Hindari rokok dan alcohol
◦ Pengobatan diabetes dilakukan berdasar pada Konsensus PERKENI 2015 dengan terapi
yang proaktif, dimana terapi harus ditingkatkan apabila target terapi tidak tercapai setelah
jangka waktu yang ditentukan
Jangan
ngantuk
ya.........

Matur nuwun

Anda mungkin juga menyukai