Anda di halaman 1dari 23

Pertemuan 5

STROKE
Oleh: apt. Isma Oktadiana, M. Farm
DEFINISI STROKE

 Stroke adalah kondisi yang terjadi


ketika pasokan darah ke otak
terganggu atau berkurang akibat
penyumbatan (stroke iskemik) atau
pecahnya pembuluh darah (stroke
hemoragik). Tanpa darah, otak tidak
akan mendapatkan asupan oksigen
dan nutrisi, sehingga sel-sel pada
sebagian area otak akan mati.
DIAGNOSIS STROKE

Penentuan diagnosis stroke dapat dilakukan lewat pemeriksaan


fisik yang meliputi:
• Pemeriksaan tanda- tanda vital
• Pemeriksaan fisik secara umum (dari ujung kepala hingga
ujung kaki)
• Pemeriksaan saraf.
GEJALA STROKE
 Gejala stroke dapat diingat lebih mudah dengan kata FAST:
1. F atau Face (wajah). Mintalah orang tersebut untuk tersenyum. Apakah ada sisi
sebelah wajah yang tertinggal? Apakah wajah atau matanya terlihat jereng atau
tidak simetris? Jika ya, orang tersebut mungkin saja sedang mengalami stroke.
2. A atau Arms (tangan). Mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua tangan.
Apakah ia mengalami kesulitan untuk mengangkat salah satu atau kedua
tangannya? Apakah salah satu atau kedua tangannya dapat ditekuk?
3. S atau Speech (perkataan). Mintalah orang tersebut untuk berbicara atau
mengulangi suatu kalimat. Apakah bicaranya terdengar tidak jelas atau pelo?
Apakah ia kesulitan atau tidak berbicara? Apakah ia memiliki kesulitan untuk
memahami yang Anda katakan?
4. T atau Time (waktu). Jika ia memiliki seluruh gejala yang disebutkan di atas,
orang tersebut mungkin mengalami stroke. Ingat, stroke merupakan keadaan
darurat. Anda harus segera membawa orang tersebut ke rumah sakit. Ingat juga
untuk mencatat kapan orang tersebut mengalami gejala- gejala tersebut.
PENYEBAB STROKE

Terdapat berbagai penyebab stroke hemorhagik dan iskemik. Penyebab


stroke hemorhagik antara lain:
• Hipertensi atau tekanan darah tinggi
• Koagulopati (gangguan pembekuan darah yang mengakibatkan
perdarahan yang berlebihan)
• Penggunaan obat pengencer darah
• Malformasi atau gangguan pembuluh darah seperti: aneurisma
(pembesaran atau penonjolan pembuluh darah otak)
• Vaskulitis (Peradangan pembuluh darah)
• Keganasan di otak
PENYEBAB STROKE
Penyebab stroke iskemik antara lain:
• Hipertensi
• Diabetes mellitus
• Penyakit jantung: atrial fibrilasi (denyut jantung tdk beraturan),
gangguan katup, gagal jantung, stenosis mitral
• Hiperkolesterolemia
• Stenosis karotis (penyempitan pembuluh darah di bagian
arteri karotis.)
• Hyperhomocystinemia
• Obesitas
• Gaya hidup: konsumsi alkohol berlebih, merokok, penggunaan obat-
obatan terlarang
• Sickle cell disease (suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan
sel darah merah yang berbentuk sabit ).
PATOFISIOLOGI STROKE

• Patologi vascular yang menyebabkan storke bisa termasuk semua kelainan


dari pembuluh, aliran darah, atau kualitas darah. Kelainan pembuluh bisa termasuk
terbentuknya defek, arteritis, aneurysm (= dilatasi local suatu arteri karena
dindingnya melemah), penyakit hipertensi, vasokontriksi, dan aterosklerosis. Aliran
darah bisa dipengaruhi oleh penyakit pada pembuluh dan oleh proses trombolitik
atau embolik. Perubahan di otak oleh karena kelainan ini adalah menurunnya
tekanan darah (iskemia) atau perdarahan.
• Ketika stroke terjadi, manifestasi neurologist yang terjadi tergantung pada lokasi
gangguan pada otak dan tingkatan iskemia, infark, atau hemorrhage.
• Iskemia berperan pada 85% dari semua stroke; dari ini, hampir 65% disebabkan
oleh infark aterotrombosis. Emboli serebral menyebabkan sekitar 20% dari stroke.
Hemorrhage ke jaringan otak dan hemorrhage subaracnoid berperan untuk 15%
dari semua stroke.
KOMPLIKASI STROKE

Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan


lain yang dapat membahayakan nyawa, antara lain:
 Deep vein thrombosis atau penggumpalan darah di tungkai.
 Hidrosefalus akibat menumpuknya cairan otak di dalam rongga otak.
 Disfagia atau gangguan refleks otot saat menelan.
PENATALAKSANAAN STROKE
1. AGEN TROMBOLITIK
• Alteplase (Activase) telah disetujuai FDA untuk digunakan pada
stroke iskemia akut, tapi beberapa trombolitik lain juga telah diselidiki
efek dan keamanannya pda aktivasi plasmin dan sehingga
melisiskan tromboemboli yang baru terbentuk.
• Alteplase harus diberikan dalam 3 jam onset simtom, dan harus
didapatkan CT scan cranial untuk memastikan bukan hemorrhage
yang terjadi.
• Dosis yang dianjurkan untuk alteplase adalah 0,9 mg/kg (maksimum
90 mg) infuse IV selama 1 jam setelah dosis bolus 10% dari dosis
total yang diberikan dalam 1 menit.
• Hemorrhage adalah komplikasi yang paling umum dijumpai
dan berpotensi memperparah situasi pada terapi trombolitik untuk
stroke iskemia akut
PENATALAKSANAAN STROKE
2. AGEN KOAGULAN

• Antikoagulan sebaiknya tidak digunakan rutin untuk TIA atau stroke


progresid dan tidak digunakan sama sekali untuk completed stroke.
• Pasien dengan TIA yang tetap mengalami simtom meski sudah
mendapat terapi antiplatelet optimal tanpa surgical disease
sebaiknya mendapatkan antikoagulan. Terapi heparin bisa diikuti
warfarin kronik (target INR 2,0-3,0) dengan melebihkan 5 hari
untuk memastikan aktivitas antitrombotik yang cukup dari
warfarin. Pengawasan berkelanjutan untuk perdarahan besar dan
kecil dibutuhkan.
PENATALAKSANAAN STROKE
3. AGEN ANTPLATELET

• Agen antiplatelet dianjutan untuk profilaksis tromboemboli pada


pasien dengan completed stroke karena telah mengalami stroke
akan meningkatkan resiko serangan berikutnya.
• Aspirin, 50-325 mg/hari, adalah terapi pertama untuk pencegahan
stroke dan TIA. Produk salut enteric bisa lebih ditolerir untuk
beberapa individu.
• Clopidogrel (Plavix), 75 mg/hari, mempunyai efek dan tolerabilitas
serupa dengan aspirin untuk TIA dan stroke. Clopidogrel bisa
digunakan jika aspirin tidka efektif atau ada intoleransi aspirin atau
alergi. Kasus langka thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP)
telah dilaporkan, biasanya dalam 2 minggu pertama terapi.
PENATALAKSANAAN STROKE
3. LANJUTAN AGEN ANTPLATELET

• Aspirin 25 mg plus dipiridamole lepas lambat 200 mg (Aggrenox), 1 kapsul


dua kali sehari, juga bisa digunakan pda pasien dengan TIA atau stroke iskemi
karena trombosis dan mereka yang gagal dengan terapi aspirin. Karena aspirin,
50 mg.hari, tidak menunjukan melindungi terhadap infark myokardia berulang,
beberapa klinisi menambahkan dosis tambahan aspirin pada pasien ini.
• Ticlopidine (Ticlid), 250 mg dua kali sehari, bisa digunakan untuk
pencegahan sekunder stroke jika aspirin tidak efektif, tidak bisa ditolerir, atau
menimbulkan alergi. Ticlopidine merupakan agen lapis ketiga karena profil
efek samping dan biayanya. Efek samping termasuk supresi sumsum tulang,
kulit kemerahan, diare, dan peningkatan serum kolesterol. TTP bisa terjadi pada 1
dalam 2000 sampai 4000 pasien. Netropenia reversible terjadi pada sampai 2%
pasien; dianjurkan untuk pasien mempunyai CBC dengan perbedaan tiap 2
minggu selama 3 bulan setelah memulai terapi
TERAPI OPERASI

Tujuan operasi adalah mencegah infark serebral dan TIA dengan


memindahkan sumber oklusi dan/atau embolus, yang seharusnya bisa
meningkatkan aliran darah serebral ke area iskemia. Endarterectomy (=
pemindahan secara operasi bagian dalam arteri dan deposit materi
yang menyebabkan obstruksi) carotid adalah prosedur operasi paling
umum untuk penyakit serebrovaskular oklusif. Indikasi termasuk TIA
dan completed stroke ringan pada kehadiran plak yang terulserasi atau
sangat stenosis (>75%). Pada satu studi, endarterectomy carotid
superior terhadap perawatan medis tunggal pada pasien simtomatik
dengan stenosis >70%, tapi tidak bermanfaat pada pasien dengan
stenosis <70%.
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien: Tn. Jp
Contoh Studi Kasus
Ruang : UGD
Umur : 56 tahun
Berat badan : 85 kg
Tinggi badan : 160 cm
Diagnosa : stroke infark

A. Keluhan Utama
Pasien mengalami kejang sesaat sebelum jatuh terkulai Kejangnya hanya sekitar 5
detik, kemudian tidak sadar kurang lebih 10 menit. Setelah sadar, dia tidak bisa
berbicara. Ketika diberi minum tidak bisa menelan, tangan kiri tidak bisa digerakkan.
 
B. Keluhan Tambahan : -
C. Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi dan hiperurisemia
D. Riwayat Penyakit Sekarang: Stroke infark, stroke berulang sudah 3x
E. Riwayat Pengobatan : pirasetam 4x1g, brainact 2x500mg, kalnex 3x500mg,
kaptoril 3x25 mg, omeprazol 2x1 tablet, lasix 1x1 A, noperten 1x5 mg
Contoh Studi Kasus

TANDA VITAL :
BP 170 mmHg Normal: <120/<80 mmHg
Kolesterol 333 mg/dL Normal: <200 mg/dL
 
PERTANYAAN :
Lakukan Analisa Problem Pengobatan menggunakan metode SOAP
Obat Terpilih

Rute
Int
Nama pem
Indikasi Dosis era ESO Outcome terapi
obat beri
ksi
an

batuk kering biasanya pada malam hari,


Captop 1x25 Menurunkan
Hipertensi Oral - gangguan indera pengecapan, gatal
ril mg tekanan darah
kemerahan, proteinuria, hiperkalemia

Sebagai diuretik 1x1


Lasix IV -    
  A

ruam kulit, alopesia, anemia, pusing, depresi,


Simvas Hiperlipide 1x40 parestesia, neuropati perifer, hepatitis, sakit Menurunkan LDL
Oral -
tatin mia mg kuning, pankreatitis; sindrom hipersensitivitas pasien
(termasuk angioedema) jarang dilaporkan

Piracet Stroke
4x1g Oral -    
am infark

Pasien Sebagai vitamin


Brainac gangguan 2 x 500 mg Mual, sakit kepala, pusing gangguan
Oral -
t kesadaran     kesadaran pada
  otak
METODE SOAP

1. Subjective
Kejang, tidak bisa menelan, tidak sadar diri, kurang lebih
selama 10 menit, tangan kiri tidak bisa digerakan, tidak bisa
bicara.

2. Objective
BP 170 mmHg, Kolesterol 333 mg/dL
3. Assesment

Problem Medik Subjective Objective Terapi DRP


Hipertensi - TD: 170 Kombinasi: Pemilihan obat yang
  mmHg  Captopril 3x25 mg kurang tepat.
   Noperten 1x5 mg
 Lasix 1x1 A
Hiperkolesterol - 333 mg/dL - Indikasi yang tidak
ditangani.

Stroke Infark Kejang, tidak bisa -   Pemilihan obat yang


 
menelan, tidak sadar diri kurang tepat untuk
 Piracetam 4x1 g
kurang lebih selama 10  Brainact 2 x 500 mg guideline terapi.
menit, tangan kiri tidak  
bisa digerakan, tidak bisa
bicara.
 
4. Plan
a) Hipertensi: Pasien mendapatkan pengobatan untuk antihipertensi yaitu captopril dan
noperten, tetapi kedua obat tersebut merupakan satu golongan ACEi, maka
digunakan salah satunya yaitu captopril. Karena pasien mengalami TD > 160 mmHg
maka kombinasi antara ACEi dan Diuretik (Lasix).
b) Kolesterol: Nilai LDL pasien yang tinggi 333 mg/dl. Diperlukan obat golongan statin
yaitu simvastatin. Golongan simvastatin merupakan lini pertama dalam terapi
hiperlipidemia, yaitu berupa simvastatin 1 x sehari 40 mg.
c) Stroke infark: Untuk pencegahan stroke iskemik sekunder: ✓ Gunakan terapi
antiplatelet pada stroke noncardioembolik. Aspirin, clopidogrel, dan extended-
release dipyridamole plus aspirin adalah agen lini pertama. Aspirin 160 sampai 325
mg / hari dimulai antara 24 dan 48 jam setelah selesainya alteplase juga
mengurangi kematian dan kecacatan jangka panjang.
d) Gangguan kesadaran akibat stroke: Pasien mengalami gangguan kesadaran akibat
stroke, sehingga pasien sudah tepat penanganan dengan brainect yaitu untuk
mengurangi kerusakan otak kehilangan kesadaran.
e) Omeprazol tidak sesuai indikasi.
f) Kalnex tidak sesuai dengan indikasi.
MONITORING

• Tekanan Darah
• Kolesterol
• Pemeriksaan EKG
Thank You

Anda mungkin juga menyukai