Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK OZON (O3) UDARA

AMBIEN BAGI PKL DI


JAGAKARSA
Sumber : Faktor risiko kejadian gangguan
pernapasan akibat ozon (O3) udara ambien di
Kecamatan Jagakarsa tahun 2014 oleh Tri
Octavianti dan Sri Tjahyani Budi Utami

Kelompok Ozon :
 Dinda Putri Sekar Ayu (193050017)
 Rike Wisuda Ningrum (193050015)
 Sabrina vebryanti Zachra (193050022)
 Tubagus Esa (193050011)
Latar Belakang
Ozon merupakan komponen atmosfer yang jumlahnya sangat sedikit. Kehidupan manusia
sangat tergantung pada lapisan Ozon. Ozon mempunyai kemampuan untuk menyerap
radiasi sinar-ultra violet dengan panjang gelombang kurang Iebih 320 nm yang
dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet dapat mematikan manusia dan merusakkan
unsur-unsur kehidupan lainnya.
Beberapa ribu orang, termasuk anak-anak, menderita Infeksi Saluran Pernapasan setiap
tahun di seluruh dunia. Penyakit ini mempengaruhi semua tingkatan usia, walaupun anak-
anak adalah usia yang paling rentan, hampir lebih dari 13 juta kematian per tahun pada
usia balita di negara berkembang. Secara global, penyakit ini menyebabkan lebih kurang
20% kematian balita. Tingkat konsentrasi zat pencemar udara semakin tinggi seiring
peningkatan pembangunan fisik kota, industri dan penggunaan transportasi. Polutan yang
menjadi bahan pencemar udara diantaranya ozon (O3)
Penipisan lapisan ozon menjadi salah satu isu kerusakan lingkungan hidup yang sedang
dihadapi oleh seluruh masyarakat dibelahan bumi ini. Penipisan lapisan ozon menjadi
perhatian masyarakat internasional berawal sejak tahun 1970-an, para ilmuwan sudah
mencurigai bahwa lapisan ozon stratosfer berada dalam bahaya.

2
Tinjauan Teoritis
Pengelompokan Ozon (O3)
berdasarkan kepada tempat
keberadaannya.

O3 yang berbahaya. O3 yang tidak berbahaya.

O3 yang berbahaya disebut sebagai O3 O3 yang tidak berbahaya terletak


udara ambien. O3 udara ambien terletak di pada stratosfer. Jumlahnya sekitar
lapisan troposfer yakni suatu lapisan 90% dari total di atmosfer. O3
atmosfer yang jaraknya 10 km – 16 km pada stratosfer atau yang biasa
dari permukaan bumi. Jumlah O3 udara disebut lapisan O3 terbentuk
ambien dalam kondisi normal sebesar 10% secara alami. Lapisan O3 memiliki
dari total O3 udara ambien di atmosfer
fungsi sebagai pelindung dari
yakni hanya sebesar 0,01 – 0,04 ppm atau bahaya UV. Sebab, sinar UV dapat
0,08 mg/m3. O3 udara ambien mudah menyebabkan kulit terbakar,
bereaksi dengan zat lain dengan kanker kulit, dan supresi sistem
melepaskan satu atom oksigennya. O3 imun pada manusia.
udara ambien merupakan polutan udara
berbahaya bagi kesehatan. 3
O3 udara ambien dapat terbentuk dari proses alami serta proses aktivitas manusia. Secara alami,
O3 udara ambien dihasilkan oleh hidrokarbon yang dilepas oleh tanaman dan tanah. Selain itu, O 3
udara ambien berasal juga dari O3 yang turun dari stratosfer menuju permukaan bumi. Di sisi
lain, O3 udara ambien juga dapat terbentuk dari reaksi fotokimia para prekursornya seperti NOx,
CH4, dan CO saat adanya radiasi sinar UV. Para prekursor tersebut dapat berasal dari proses
aktivitas manusia. O3 yang terbentuk akibat aktivitas manusia mengandung berbagai polutan di
dalam reaksi pembentukannya. Polutan hasil pembakaran bahan bakar fosil (HC dan NOx)
menjadi pemeran utama dalam terjadinya pembentukan O3 udara ambien. Selain itu, O3 yang
dihasilkan dari aktivitas manusia bersifat stress oksidatif. Dengan demikian, O3 tersebut
membahayakan kesehatan manusia.

O3 udara ambien menyebabkan kesulitan mengambil napas secara dalam dan


kuat, menyebabkan napas menjadi pendek dan sakit pada saat mengambil napas
secara dalam, menyebabkan batuk serta gatal atau sakit pada tenggorokan, serta EFE
menyebabkan asma bagi para penderita asma menjadi sering kambuh. Jika
pajanan O3 udara ambien terus berlanjut dan seseorang terus menghirupnya,
maka seseorang tersebut dapat menjadi mengalami inflamasi pada saluran napas
K
serta menjadi lebih rentan terhadap penyakit infeksi pernapasan
PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian ini
menggunakan data primer berupa konsentrasi O3 udara ambien, faktor
iklim, gangguan pernapasan, karakteristik pekerjaan, serta karakteristik
individu.
● Konsentrasi O3 udara ambien diukur dengan menggunakan air
sampling pump LaMotte dan dianalisis dengan menggunakan ozone
analyzer Horiba APOA A370 milik BPLHD Provinsi DKI Jakarta.
● Faktor iklim berupa suhu ambien dan kelembaban ambien diukur
secara langsung dengan menggunakan thermohygrometer milik
BPLHD Provinsi DKI Jakarta.
● Data gangguan kesehatan didapat melalui pemeriksaan dokter.
● Karakteristik pekerjaan serta karakteristik individu diukur melalui
wawancara menggunakan kuesioner.
Masing-masing variabel yang diukur kemudian akan dianalisis secara
univariat untuk diketahui distribusi dari masing-masing variabel tersebut.
Pada penelitian kali ini, populasinya adalah para PKL.

5
Faktor Iklim dan Gangguan Pernapasan. Hasil analisis

HASIL PENELITIAN antara suhu ambien dan gangguan pernapasan menunjukan


nilai p = 0,05. Artinya, ada hubungan signifikan antara suhu
ambien dan gangguan pernapasan (Tabel 3). Hasil analisis
Berdasarkan hasil uji kenormalan data, variabel antara kelembaban ambien dan gangguan pernapasan
independen yang memiliki distribusi normal ialah konsentrasi menunjukan nilai p = 0,05. Artinya, ada hubungan signifikan
O3 udara ambien, suhu ambien, kelembaban ambien, dan antara kelembaban ambien dan gangguan pernapasan
umur. Variabel yang berdistribusi normal tersebut (Tabel 3).
dikategorikan berdasarkan nilai rata-rata. Variabel
independen berupa masa kerja dan lama kerja memiliki
distribusi tidak normal sehingga variabel tersebut
dikategorikan berdasarkan nilai tengah.

Faktor Lingkungan dan Gangguan Pernapasan.


Hubungan signifikan antara O3 udara ambien dan gangguan Faktor Karakteristik Pekerjaan dan Gangguan
pernapasan dimana PKL yang berjualan di lokasi konsentrasi Pernapasan. Hasil analisis hubungan antara masa kerja dan
O3 udara ambien yang berisiko memiliki risiko 3,0 kali lebih gangguan pernapasan menunjukan nilai p = 0,60. Artinya,
besar terkena gangguan pernapasan dibandingkan PKL yang tidak ada hubungan yang tidak signifikan antara masa kerja
berjualan di lokasi konsentrasi O3 udara ambien yang tidak dan gangguan pernapasan (Tabel 4).
berisiko (Tabel 2).

6
Faktor Karakteristik Individu dan Gangguan Pernapasan. Hasil analisis hubungan
antara tempat tinggal dan gangguan pernapasan menunjukan nilai p = 0,76. Artinya,
tidak ada hubungan signifikan antara tempat tinggal dan gangguan pernapasan (Tabel
5). Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dan gangguan pernapasan
menunjukan nilai p = 0,78 dan OR = 1,3. Artinya, tidak ada hubungan signifikan antara
jenis kelamin dan gangguan pernapasan. PKL yang berjenis kelamin wanita
mempunyai peluang 1,3 kali terkena gangguan pernapasan dibanding PKL yang
berjenis kelamin pria (Tabel 5).

7
Pembahasan
Hasil pengukuran rata-rata O3 udara ambien di kedua titik Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi gangguan pernapasan
sampling menunjukan hasil melebihi baku mutu udara ambien di wilayah bersuhu ≤ 46,02 oC (Jl. Melati) sebesar 48,7%. Dalam
DKI Jakarta menurut Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta penelitian ini, secara statistik, ada hubungan signifikan antara suhu
Nomor 551 Tahun 2001. Kemudian, hasil tersebut hampir dengan kejadian gangguan pernapasan pada para PKL di wilayah
mendekati baku mutu udara ambien nasional menurut PP Jagakarsa. Untuk hasil pengukuran suhu, sebenarnya tidak ada
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran perbedaan signifikan .
Udara. Faktor yang mempengaruhi tingginya konsentrasi O3
udara ambien di wilayah Jagakarsa ialah emisi kendaraan dari Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi gangguan pernapasan
wilayah sekitarnya. Sebab, pada wilayah Jagakarsa tidak pada PKL yang sudah bekerja < 5 tahun sebesar 41,9% sedangkan
terdapat industri besar, melainkan hanya industri kecil dan pada PKL yang bekerja ≥ 5 tahun sebesar 33,3%. Dalam penelitan
industri rumah tangga. O3 udara ambien yang dihasilkan di ini, secara statistik, tidak ada hubungan yang signifikan antara masa
wilayah Jagakarsa bukan sepenuhnya berasal dari emisi kerja dan gangguan pernapasan. Berdasarkan hasil wawancara,
kendaraan di wilayah ini. Sebab, jam padat kendaraan di wilayah
tidak semua PKL selalu bekerja setiap hari sepanjang tahun,
Jagakarsa hanya pada waktu tertentu saja seperti pagi dan sore
hari. mengingat para PKL ini merupakan pekerja lepas yang tidak terikat
rata-rata PKL bekerja memang pada saat konsentrasi O3 udara dengan jam kerja. Ada beberapa kesempatan saat mereka tidak
ambien maksimal yakni pukul 10 pagi sampai 2 siang. Berapa lama bekerja karena alasan tertentu seperti sakit, ada keperluan, pulang
pun seseorang bekerja di luar ruang tapi tidak secara langsung kampung, dan lain sebagainya.
terpapar oleh sinar matahari, maka hal itu dapat mengurangi
dampak gangguan pernapasan akibat O3 udara ambien. Sebab,
paparan langsung

radiasi sinar UV dapat mempengaruhi sistem imun manusia5.


Pengaruh dari penurunan imunitas pada tubuh membuat seseorang
menjadi rentan terhadap penyakit.
8
“ KESIMPULAN
Konsentrasi O3 udara ambien di wilayah Kecamatan
Jagakarsa yang melebihi baku mutu udara ambien DKI
Jakarta memiliki risiko terhadap gangguan pernapasan.
Selain itu, risiko gangguan pernapasan akibat O 3 udara
ambien juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti lama
kerja, jenis kelamin, umur, dan riwayat penyakit
pernapasan.

9
TERIMAKASIH

10

Anda mungkin juga menyukai