Anda di halaman 1dari 61

EMERGENCY

RESPONSE PLAN
(ERP)
TRAINING
TUJUAN

Dasar Hukum ERP

Implementasi & Simulasi

Pengenalan ERP
Apa itu K3 ??
K3 Tujuannya Mencegah & Melindungi

1. Mencegah yaitu terjadinya Kecelakaan & PAK.


2. Melindungi :
People (Safety induction dijelaskan proses tanggap darurat,
MCU, APD)
Equipment( riksa uji, Inspeksi, kalibrasi)
Materials ( BKB  MSDS, Label, Storage, tindakan
kegawatdaruratan)
Methode
Environment
UU NO 1 TH 1970 ttg Keselamatan Kerja
1. PS 3 (syarat2 Keselamatan Kerja) :
a. Mencegah & mengurangi terjadinya kecelakaan ( Safety Briefing)
b. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran (program ERP  PT memiliki potensi
terjadinya kebakaran)
 Penyediaan SDM : petugas kebakaran/fire fighter
 Penyediaan Sarana/fasilitas : APAR, Sprinkler, Hydran, Smog detector, Fire Alarm Control
Panel, Fire truck, fire blanket etc.
c. Peledakan
d. Jalur evakuasi s/d tikum ( Sesuai SNI)
e. P3K
 Penyediaan SDM : petugas P3K/first aider
 Rescue
 Penyediaan Sarana/fasilitas (Kotak P3K & isinya, tandu, mitela,bidai, ambulance.
f. APD
Ps 9 Pembinaan

1. Safety Induction
2. On the Job Training (OJT)
3. Pembinaan/pelatihan/simulasi/drill terkait keadaan
darurat
Sesuai OSHA CFR 29.1910 melakukan drill min 1 th 1x utk
setiap keadaan darurat di PT nya.
Ps 10 Panitia Pembina K3 sesuai
Permenaker No 4 th 1987.
1. Ketua (Pimpinan tertinggi di tempat kerja)
2. Sekretaris ( AK3U sertif Kemnaker yg ber-SKP)
3. Anggota
Pilihan pertama sbg anggota ( tim tanggap darurat),
atau
Pilihan kedua PT bentuk ERT/Tim Tanggap Daruat
terpisah dari P2K3 tetapi tetep jalur koordinasi.
DASAR HUKUM

 UU NO 1 TH 1970 Tentang Keselamatan Kerja


 PP NO 50 TAHUN 2012 Tentang SMK3
 PERMEN PU NO 36 TAHUN 2005 Tentang Bangunan
Gedung
 PERMENPUPR 14 Tahun 2017 tentang Persyaratan
kemudahan bangunan gedung
 SNI_03_6574_2001 Tanda darurat
 SNI-03-1746-2000_Emergency Exit
Dasar Hukum UU No.1 Tahun 1970
(induk K3 di Indonesia)
 Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja
untuk :
a. mencegah, mengurangi terjadinya kecelakaan
b. Mencegah & menanggulangi terjadinya kebakaran
( penyediaan SDM :petugas kebakaran/fire fighter)
(menyediakan Sarpras : APAR, hydrant, smoke/heat detector, alarm, sirine,
fire blanket, fire truck etc)
c. mencegah, mengurangi peledakan
d. memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam bahaya
kebakaran
 pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu (jalur evakuasi s/d tikum 
layout/site plan )
e. P3K (permenaker no 15 th 2008 ttg P3K)
Ps 8 pemeriksaan Kesehatan TK

Pelayanan Kesehatan kerja


Wajib memiliki paramedis yg bersertifikasi.

Ps 9 Pembinaan
Ayat 3 pembinaan terkait keadaan darurat (simulasi/drill)

Ps 10 PANITIA PEMBINA K3 ( P2K3) sesuai Permenaker No 4 th 1987


1. Ketua (pimpinan tertinggi di tempat kerja)
2. Sekretaris ( AHLI K3 UMUM : SKP sesuai PT nya) Tim tanggap darurat Boleh
3. Anggota (salah satu anggota dinamakan sbg tim tanggap darurat) terpisah dari P2K3 (koordinasi)
Kepmenaker Kep. 186/Men/1999
Unit Penanggulangan kebakaran
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan api melalui:
– Mengontrol sumber energi
– Menyediakan deteksi, alarm, alat pemadam kebakaran, dan
berarti untuk lolos
– Mengendalikan penyebaran asap, panas dan gas
api organisasi
– Melakukan latihan kebakaran
– Menyediakan rencana tanggap darurat
PP 50 TH 2012 LAMP II

asi ada apa saja keadaan


arurat di PT kita
rsumber dari faktor
manusia/alam
an tetapkan dalam SOP
ngkah2 cara menangani
keadaan darurat
ui Induction, meeting,
kontrak, briefing
rana, SOP dibuat oleh ERT
ugas2 yg kompeten)
tkan pengetahuan terkait
keadaan darurat
ecovery keadaan
r lokasi kerja segera
lih dan digunakan
vitas kembali.
PERMEN PU NO 36 TAHUN 2005 TENTANG
BANGUNAN GEDUNG
 PASAL 59
 Setiap gedung harus menyediakan sarana evakuasi yang meliputi :
1. Sistem Peringatan bahaya bagi pengguna (alarm kebakaran)
2. Pintu Darurat
3. Jalur evakuasi
4. Penyediaan tangga darurat
PERMEN PUPR Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Persyaratan kemudahan bangunan gedung

 Bahwa setiap bangunan gedung menyediakan sarana evakuasi;


1. Akses Eksit (Exit Access)
2. Eksit Pelepasan
3. Area tempat berlindung
4. Titik Kumpul (Assembly Point)
5. Lift Kebakaran
6. Jalur Evakuasi
TUJUAN

Dasar Hukum ERP

Implementasi & Simulasi

Pengenalan ERP
PENDAHULUAN
 Bahwa kecelakaan yang disebabkan faktor alam, teknis atau manusia dapat berakibat fatal
dan berubah menjadi bencana.

 Bila bencana terjadi dan keadaan menjadi emergency, maka perlu ditanggulangi secara
terencana, sistematis, cepat, tepat dan selamat.

 Untuk telaksananya penanggulangan dimaksud perlu dibentuk Tim Tanggap Darurat yang
trampil dan terlatih, dilengkapi sarana dan prasarana yang baik serta sistem dan prosedur
yang jelas.Tim tersebut perlu mendapatkan pelatihan baik teori atau praktek paling
sedikit enam bulan sekali.

 Kinerja Tim Tanggap Darurat akan sangat menentukan berhasilnya pelaksanaan


Penanggulangan Keadaan Emergency.

 Dan akhirnya tujuan mengurangi kerugian seminimal mungkin baik harta benda atau
korban manusia akibat keadaan emergency akan dapat dicapai.
Pengertian keadaan darurat
 Situasi yg tidak diketahui yang mengancam
pekerja, setiap orang yang dapat mengganggu
proses operasi atau menyebabkan kerusakan fisik
dan lingkungan. (OSHA, 2001)
ELEMENT PENTING
1. Kesiapan tanggap darurat (Emergency Response Plan-ERP) harus
berdasarkan analisa risiko yang berdampak pada kelangsungan
bisnis/kegiatan.

2. Peralatan, fasilitas, tenaga terampil harus terindentitas, teruji dan


tersedia secara memadai.

3. Semua orang (karyawan, tamu, kontraktor, tetangga) mengerti


tentang kesiapan tanggap darurat perusahaan/bisnis/kegiatan.

4. Periodik latihan dilaksanakan dan selalu membuat perubahan


perbaikan (continual improvement)
Mengapa perlu ERP?
 Mengenali kemungkinan kondisi berbahaya yg belum pernah terjadi
 Proses perencanaan dapat memperbaiki kekurangan, mis: kurangnya
sumber daya (peralatan, personil yg kompeten, bantuan), atau komponen
lainnya sebelum keadan darurat terjadi
 Merupakan bentuk upaya utk mempromosikan kesadaran ber-K3 sekaligus
menunjukkan komitmen perusahaan.
 Mengurangi korban dan kerusakan bila terjadi
 Mendidik manusia pada kesadaran ‘it can happen here’ sehingga bisa
menentukan langkah antisipasi
 Bila terjadi kondisi darurat terjadi bisa cepat mengambil keputusan utk
memobilisasi sumber daya: manusia, peralatan dan dukungan utk
penyelamatan.
Tujuan Utama
1. Menyelamatkan korban/memberikan bantuan hidup
2. Mencegah luka/sakit yang lebih parah
3. Memastikan tidak terganggunya proses produksi.
4. Melindungi properti (peralatan, sarana dan failitas)
5. Melindungi lingkungan sekitar
Jenis-Jenis Keadaan Darurat: PROSES ALAM

 Banjir/Floods,
 Badai Besar/Hurricanes,
 Angin Putting Beliung/Tornadoes,
 Kebakaran/Fires,
 Tsunami
 Gempa bumi
 Sambaran petir
 Penyakit pandemi seperti flu yang berbahaya
 dll
Jenis-Jenis Keadaan Darurat: BUATAN MANUSIA

 Kebakaran
 Ledakan
 Runtuhnya bangunan
 Kegagalan struktur utama
 Tumpahan cairan kimia berbahaya (mudah terbakar, beracun
dll)
 Terlepasnya bahan biologis berbahaya, atau bahan kimia
beracun
 Ancaman teroris
 Paparan radiasi pengion
 Sumber daya utama (listrik) padam
 Pasokan air terganggu (mati)
 Kejadian yang menhilangnya proses komunikasi
 Gangguan alam/lingkungan (angin, banjir, satwa liar, dll)
Kebakaran
 Selain Sistim deteksi yang baik, peralatan yang efektif
Tindakan unit yang terlatih sangat penting agar bisa
meminimalisasi kecederaan, dan kerusakan serta
mengevakuasi para karyawan dan orang orang lain yang
terkena dampaknya.
 Kebakaran besar maupun kecil mempunyai potensi sama
dalam menimbulkan ganguan lingkungan hidup, misalnya:
 Hasil pembakaran berupa gas beracun dan debu
 Tersebarnya partikel-partikel yang terbawa uap panas
 Kontaminan yang mencemari sumber air
Banjir
 Perusahaan yang berlokasi di daerah banjir harus membuat tanggul
dan bangunan beton atau tembok yang bisa meminimalisasi resiko
banjr.
 Dalam pencegahan perlu memepertimbangkan:
 Bahaya sengatan listrik
 Penguat terhadap penyimpanan peralatan penting dan bahan kimia
 Persediaan pompa dan energi cadangan
 Pencegahan tanah longsor yang bisa merusak konstruksi
 Pasokan air minum yang mencukupi.
Pekerja mogok
 Bila terjadi pekerja mogok, ini akan sangat berdampak pada
operasional perusahaan, karena itu perusahaan harus selalu
mempunyai kesiapan menghadapinya.

Badai / Tornado
 Para karyawan harus diinstruksikan bagaimana evakuasi tanpa
meninggalkan tugas tugas yang berbahaya bila tanpa pengawasan.
Karena itu prosedur evakuasi harus ada.

Gempa Bumi
 Dalam merancang konstruksi perlu memperhitungkan intensitas gempa
yang mungkin terjadi
 Sistem perlindungan terhadap aset aset berharga
 Prosedur evakuasi untuk menghindari karyawan meninggalkan
pekerjaan yang berbahaya tanpa melakukan prsedur shut down yang
benar.
Sabotase / ancaman bomb
 Tindakan pengamanan didalam harus segera diambil untuk deteksi lanjut
dan informasi dini ke kepolisian setempat serta bantuan kekuatan untuk
pengamanan.
 Pencegahan bisa dilakukan dengan kontrol akses yang baik.

Ledakan
 Sangat berbahaya karena kejadiannya sangat mendadak tanpa adanya
peringatan dan bisa menyebabkan kecederaan dan kerusakan yang serius.
Evakuasi harus dilakukan untuk meminimalisasi jumlah korban.

Kecelakaan
 Prosedur prosedur pencegahan, penanganan dan investigasi harus ada
saat sebuah kecelakaan terjadi. Kurangnya informasi dan rumor akan
membuat situasi menjadi kacau.
Tumpahan bahan kimia /pelepasan gas/uap

 Personil yang terlatih Komplit dengan APD harus dikerahkan untuk melakukan disposal secara legal dan
meminimalisasi dampak keracunan oleh gas karyawan atau orang-orang yang mungkin terkena.
 Pentaatan terhadap sistem pengangkutan, penanaganan, penyimpanan diperlukan

Radiasi

 Meskpun jumlah material radioaktif sedikit tapi mempunyai ancaman yang signifikan terhadap
kesehatan manusia. Karena itu fasilitas untuk mitigasi seperti shower, eyewash dan APD harus tersedia
dan memadai. Petugas proteksi Radiasi dan SOP mutlak perlu bagi perusahaan pengguna RA

Emergency-Energi

 Biasanya terjadi karena kelangkaan bahan bakar dan kekurangan air di bendungan-bendungan PLTA.
 Untuk meminimalisasi kerugian akibat ganguan proses produksi, perusahaan perlu mempunyai
sumber energi alternatif / double sourcing
AKIBAT BENCANA

Fisik dan Materiil :


 Korban jiwa (mati atau menderita).
 Korban harta benda dan sarana / materiil untuk
kehidupan masyarakat atau sarana produksi bagi
kegiatan industry.

Non Materiil :
 Terganggunya struktur kegiatan rutin produksi bagi suatu
industri atau kegiatan sosial bagi masyarakat.
 Terganggunya kondisi ekonomi.
TUJUAN

Dasar Hukum ERP

Implementasi & Simulasi

Pengenalan ERP
Manajemen
 Upaya-upaya yang terorganisir, meliputi
perencanaan, pengambilan keputusan dan
penugasan sumber daya yang tersedia untuk
mencegah, mempersiapkan, mengurangi,
merespon dan pulih dari dampak dari semua
bahaya
MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RISIKO BENCANA

MITIGASI
MANAJEMEN MANAJEMEN
KESIAPSIAGAAN KEDARURATAN PEMULIHAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


Pra Pasca
Tanggap Darurat
Bencana Bencana
FIRE PREVENTION
(Pengendalian kebakaran)

PRE FIRE POST FIRE


CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY
FIRE SAFETY MANAGEMENT
MANAGEMENT
Ref. Kepmennaker No 186/1999

PRE FIRE CONTROL

Identifikasi potensi bahaya kebakaran


Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
Identifikasi skenario kebakaran
Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif)
Perencanaan tanggap darurat (ERP)
Pembentukan organisasi
Organisasi, Personel, Pelatihan/Sertifikasi
Psl. 2 (1) (2) & (3)
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Antara lain :
- Informasi sumber bahaya dan cara pencegahannya;
- Jenis sarana prot kebakaran, petunjuk pemeliharaan,
dan cara penggunaannya;
- Prosedur kerja aman
- Prosedur dalam keadaan darurat
Psl 2 (4)
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
POST
FIRE CONTROL

•INVESTIGASI (PENYELIDIKAN
SUATU FAKTOR PENYEBAB)
• ANALISIS
• REKOMENDASI
• REHABILITASI
LANGKAH PENYUSUNAN ERP

Mitigation Kajian awal yang dilakukan untuk mengeliminasi atau


Mitigasi menurunkan Derajat Resiko jangka panjang terhadap
Manusia atau harta Benda yang diakibatkan oleh
Bencana

Preparedness Kegiatan yang dilakukan lebih lanjut berdasarkan Hasil Mitigasi, yang
mencakup Pengembangan Kemampuan Personil, Penyiapan Prasarana,
Kesiapsiagaan
Fasilitas dan Sistem bila terjadi keadaan Emergency.

Response Kemampuan penanggulangan saat terjadi keadaan krisis/bencana yang


Kesigapan terencana, cepat, tepat dan selamat (termasuk tanda bahaya, evakuasi,
SAR, pemadaman kebakaran. dll).

Recovery Kegiatan jangka pendek untuk memulihkan kebutuhan pokok minimum


Pemulihan kehidupan masrarakat yang terkena bencana, dan jangka panjang
mengembalikan kehidupan secara normal.
Yang Harus Dipastikan Keberadaannya

1. Mengidentifikasi jalur evakuasi, sarana alternatif melarikan diri,


membuat ini diketahui semua staf; menjaga rute agar tidak
terhalang.
2. Penentuan lokasi aman bagi staf untuk berkumpul untuk jumlah
kepala untuk memastikan bahwa semua orang telah
meninggalkan zona bahaya (Titik Kumpul).
3. Menetapkan individu untuk membantu karyawan cacat dalam
keadaan darurat.
4. Fasilitas Pelaksanakan pengobatan-P3K yang terluka dan mencari yang
hilang bersamaan dengan upaya untuk mengandung darurat.
5. Menyediakan sumber alternatif bantuan medis ketika fasilitas yang
normal mungkin dalam zona bahaya.
6. Penetapan tingkat kerugian properti harus dimulai hanya ketika
keamanan semua staf dan tetangga pada risiko telah ditetapkan
dengan jelas.
Fasilitas Access – Exit Route
 Ketika mempersiapkan rencana darurat tindakan,
perlu, merancang rute evakuasi primer dan sekunder
 Sedapat mungkin dipastikan bahwa rute evakuasi dan
pintu keluar darurat memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
– Ditandai dengan jelas dan terang benderang;
Cukup lebar untuk menampung jumlah personil
mengevakuasi;
– Terhalang dan jelas dari puing-puing setiap saat; dan
– Tidak mungkin untuk mengekspos personil evakuasi
terhadap bahaya tambahan
Fasilitas Access – Exit Route
FASILITAS KEADAAN EMERGENSI
 Megaphone.
 Self Contain Breathing Apparatus (SCBA).
 Lampu senter.
 Baju Pemadam.
 Helm pengaman
 Respirator
 Tandu.
 Perkakas alat bantu pemadam (Kapak, linggis dll).
 Kursi Evakuasi (evachair).
PETUGAS PENGAMANAN
 Regu Pamadam Api,
 Regu Medis,
 Regu Penyelamat,
 Regu Evakuasi,
 Regu Penyelamat Dokumen,
 Regu Pemadam Lantai/Zona.
 Regu Pemandu Instansi Terkait,
 Regu Pengaman,
 Regu Pengaturan Parkir.
Pelatihan
1. Tim tanggap darurat :
 Penggunaan berbagai jenis alat pemadam api
ringan
 Pertolongan pertama pada kecelakaan
 Prosedur penghentian mesin/proses
 Prosedur evakuasi
 Pengendalian tumpahan bahan
kimia/kebocoran gas
 Penggunaan peralatan pelindung diri (masker,
dsb)
 Prosedur pencarian dan penyelamatan korban
(search & rescue)
 Konseling trauma
Pelatihan
2. Tenaga kerja secara umum
 Rencana evakuasi
 Sistem alarm
 Prosedur pelaporan
 Prosedur penghentian mesin/proses
 Jenis potensi keadaan darurat
3. Manajer dan supervisor
 Petunjuk penghentian pengoperasian peralatan/proses
 Prosedur evakuasi
RENCANA MENGHADAPI KEADAAN
DARURAT (ERP)
SOP – Standard Operating Procedure
 Urut-urutan an tata cara penanggulangan dan kesiap-
siagaan tanggap darurat
 Mengatur tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan
(tiap-tiap) kejadian tanggap darurat
 Merupakan dokumen rujukan bagi semua unit kerja
dalam menghadapi kejadian tanggap darurat
IAP – Incident Action Plan
 Merupakan langkah-langkah singkat dalam menghadapi
kejadian emergensi
 Ditujukan untuk semua orang (termasuk yang awam) agar
memahami tindakan yang harus dilakukan
 Untuk memudahkan dibuat di lembar yang berbeda dan diberi
warna serta label jenis kejadian emergensi
 Didistribusikan ke semua unit yang terkait
ICS – Incident Command System
 Urut-urutan komunikasi dalam menghadapi
kejadian emergensi  Gambar Diagram Alur
Pelaporan

 Dibutuhkan:
― Diagram pelaporan
― Daftar nomer telpon sesuai dengan diagram

― Naskah (isi) dari laporan (ini bila diperlukan)


ERP TEAM
CHIEF EXECUTIVE OFFICER
( CEO ) MANAGEMENT PENYEWA
DEPUTY CEO
CHIEF WARDEN
Safety & Security Manager
DEPUTY CHIEF WARDEN SECRETARY
Senior Manager Technical Services
NARASUMBER

TECHNICAL COORDINATOR PEMANTAU Koordinator Pengamanan dan


Penyelamatan - Security Manager
Manager Technical Services Fire Safety Officer

Monitoring FLOORWARDEN
Operator Pompa
Kebakaran
Tim Pemadam Stair Warden
Evaluator
Kebakaran
Teknisi Lift
Kebakaran Tim Sekuriti Petugas
Kurir
Pemadam
Teknisi Lift Telefonis Tim Evakuasi Pencari
Penumpang

Operator Genset Radio Operator Tim Parkir Pemandu


Disabled &
Operator AC Petugas Sound System/ Tim PPPK PPPK
Public Address
Operator Fan Tim Pembersih Evaluation
Pengendalian Asap Petugas Panel Kontrol Officer
ERT

Ketua
(pimpinan

Wakil

Floor Warden Komunikasi Docoment


Security First aider Fire fighter
(tim evakuasi) dan Logistik Control

Nomor Penting
CONTOH PROSEDUR KEADAAN DARURAT
PROSEDUR EVAKUASI KEBAKARAN

1. Timbulnya Keadaan Darurat


2. Bunyi alarm
3. Seluruh manusia dalam lokasi dinstruksikan utk evakuasi
(toilets and small rooms)
4. Menghubungi pemadam kebakaran
5. Menutup/menghalangi sebaran api dan melindungi escape
routes
6. Proses dan mesin dimatikan bila memungkinkan, ambil
tindakan penyelamatan jiwa
7. Petugas pemandu evakuasi membimbing ke assembly point
dan melaporkan siapapun yang telah terselamatkan.
CEK LIST PEMERIKSAAN
FASILITAS EVAKUASI
CHECKLIST FASILITAS EVAKUASI

TICK  BILA SESUAI


TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI YA TDK KET

1 Perencanaan hrs termasuk ketentuan


emergency evakuasi personel
2 Prosedur evakuasi untuk tiap area sesuai
dg fasilitas yg ditentukan
3 Minimal ada 2 rute evakuasi pada setiap
area
4 Susunan dan type alarm yang digunakan
diinformasikan pada seluruh pekerja
5 Petugas yang bertanggung jawab bertugas
melaksanakan evakuasi scr keseluruhan
TICK  BILA SESUAI
TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI YA TDK KET

6 Perintah untuk kembalii ke tempat kerja to


diberikan oleh Petugas yg bertanggung
jawab.
7 Petugas di tiap area mempunyai tugas
tertentu :
 Membimbing yg lain ke rute evakuasi
 Mengecek area untuk pengunjung
 Mematikan peralatan, menutup
jendela, pintu dll
8 Apakah perencanaan melakukan pelatihan
paling sedikit 1 kali setahun?
9 Apakah latihan evakuasi dilakukan dlm 12
bln terakhir ini ?
10 Apakah tanda keluar dipasang?
11 Apakah seluruh pekerja mengetahui
instruksi evakuasi ?
TICK  BILA SESUAI
TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI YA TDK KET

12 Apakah peta atau instruksi evakuasi dipasang?


13 Apakah area berkumpul sdh diatur dg jrk yg
aman ?
14 Apakah ada ketentuan penghitungan jml pekerja
:
 instruksi diberikan saat melaporkan pekerja
yang tdk berada di area seharusnya.
 procedure untuk tiap area untuk menghitung
dan melaporkan pekerja yg ada
 Melakukan penghitungan terhadap
pengunjung
 Punya petugas yg bertanggung jawab di
control room untuk merekam penghitungan
15 Apakah perencanaan punya prosedure khusus
penggunaan peralatan ?
16 Apakah ada ketentuan untuk angkutan temporer
?

Anda mungkin juga menyukai