Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Pasien

Rabies
A. Pengertian

• Rabies juga disebut sebagai penyakit anjing gila merupakan penyakit infeksi akut pada susunan saraf
pusat (otak) yang disebabkan oleh virus rabies.penyakit ini merupakan kelompok penyakit zoonosa
(zoonosis) yaitu penyakit infeksi yang ditularkan oleh hewan kemanusia melalui pajanan atau gigitan
hewan penular rabies GHPR yaitu anjing, kera, musang, anjing liar, kucing.
B. Etiologi
•Virus rabies, Rhabdovirus dari Genus Lyssavirus.

C. Cara Penularan
•Sumber penularan 90% dari anjing, 60% dari kucing, 4% dari monyet dan
hewan lain. Setelah menyerang dan mengakibatkan radang otak, virus akan
menyebar ke air liur penderita rabies. Gigitan hewan terinfeksi bisa langsung
menularkan penyakit. Gerakan kuku hewan terinfeksi perlu diwaspadai
karena kebiasaan hewan yang menjilati cakarnya.

D. Patofisiologi

• Secara patogenesis, setelah virus rabies masuk lewat gigitan, selama 2 minggu virus akan tetap
tinggal pada tempat masuk dan disekitrnya. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus rabies akan
menghindari penghancuran oleh sistem imunitas tubuh melalui pengikatannya pada sistem saraf.
Setelah inokulasi, virus ini memasuki saraf perifer. Amplifikasi terjadi hingga nukleokapsid yang
kosong masuk ke myoneural junction dan memasuki akson motorik dan sensorik. Jika virus telah
mencapai otak, maka ia akan memperbanyak diri dan menyebar ke dalam semua bagian neuron,
terutama mempunyai predileksi khusus terhadap sel-sel sistem limbik, hipotalamus, dan batang otak.
Setelah memperbanyak diri dalam neuron – neuron sentral, virus kemudian bergerak ke perifer
dalam serabut saraf eferen dan pada serabut saraf volunter maupun otonom
E. Manifestasi Klinis

• Gejala awal biasanya tidak jelas, pasien merasa tidak enak dan gelisah
• Gejala yang menonjol adalah rasa nyeri, panas, dan gatal di sekitar luka, kemudian bisa di ikuti kejang
• Sakit kepala
• Demam dan sulit menelan
• Apabila telah terjadi kelumpuhan otot pernafasan maka penderita dapat terancam meninggal
• Gejala khas lainnya adalah Hydrophobia
• Gejala aerobia dapat juga terjadi
F. Stadium Rabies

Stadium Prodromal
•Gejala-gejala awal berupa demam, malaise, mual dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari.
•Stadium Sensoris
•Penderita merasa, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka, kemudian disusul dengan
gejala cemas, dan reaksi yang berlebihan terhadap rangsang sensorik.

Stadium Eksitasi
•Pada stadium ini penyakit mencapai puncaknya dengan timbulnya bermaca,-macam fobia (hidrofobia,
fotofobia, aerofobia), apnoe, sianosis, takikardia, penderita menjadi maniakal juga terjadi pada stadium ini.

Stadium Paralisis
•Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang-kadang ditemukan juga kasus
tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis/kelumpuhan otot-otot yang bersifat progresif.
G. Komplikasi

Menurut Sudoyo, dkk (2007), berbagai kompilkasi biasanya terjadi pada fase koma antara lain:
• Kelainan neurologi seperti edema otak atau peningkatan tekanan intrakranial
• Kelainan hipotalamus berupa diabetes insipidus dan sindrom abnormalitas hormon antidiuretik
(SAHAD)
• Disfungsi otonomik berupa hitpertensi, hipotensi, aritmia, henti jantung, pneumonia dan hipertermia
atau hipotermia.
• Komplikasi pada fase prodormal biasanya berupa hiperventilasi dan alkalosis respiratorik.
• Sedangkan pada fase neurologik akut terjadi hipoventilasi dan depresi pernafasan, hipotensi terjadi
karena gagal jantung kongestif, dehidrasi, dan gangguan otonomik.
H. Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan fluorescent antibodies test (fat)


• Serum  neutralizing  antibodi 
• Pemeriksaan Mikroskopis
• Vaksinasi anjing peliharaan dan eliminasi anjing liar
perlu dilakukan

I. • Vaksinasi orang dengan resiko tinggi seperti dokter


hewan, pekerja laboratorium, dan anak-anak

Penatalaksa
terutama pada daerah endemik rabies.
• Gigitan anjing tanpa provokasi ( anjing tidak di

naan
ganggu) harus di anggap menularkan rabies.
• Kerjasama lintas program dan lintas sektor (dinas
peternakan dan pemerintah daerah)
• Peran serta masyarakat (PSM)
• Mengeliminasi anjing liar
Peningkatan tingkat pernafasan
Takikardi
Suhu umunya meningkat (37,9o C)
Menggigil
Kesulitan dalam menelan makanan

J. Pengkajian Mual dan muntah


Porsi makan dihabiskan
Keperawatan Adanya tanda-tanda inflamasi
Kejang
Kelemahan
Fontanel : Menonjol, rata, cekung
Letargi dan rasa mengantuk
Fotofobia
K. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (D.0005)
Intervensi :
• Observasi tanda-tanda vital pasien terutama respirasi.
• Beri pasien alat bantu pernafasan seperti O2
• Beri posisi yang nyaman
• Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130)
•Intervensi :
• Kaji saat timbulnya demam
• Observasi tanda-tanda vital ( suhu, nadi, pernafasan) setiap 3 jam
• Berikan kompres hangat
• Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter
• Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
•Intervensi :
• Kaji tingkat kecemasan keluarga
• Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit dan kondisi pasien
• Berikan dukungan kepada keluarga pasien
• Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (D.0142)
•Intervensi:
• Kaji tanda-tanda infeksi
• Pantau TTV, terutama suhu tubuh
• Ajarkan teknik aseptik pada pasien
• Cuci tangan sebelum memberi asuhan keperawatan kepada pasien
• Lakukan perawatan luka yang steril
THANK YOU
ADA PERTANYAAN ???

Anda mungkin juga menyukai