Presentasi 01 Arst Pariwisata

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 38

Materi 1 : Pemahaman

Arsitektur Pariwisata dan


Permasalahan Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan
PENGERTIAN ARSITEKTUR
PARIWISATA
Pengertian Arsitektur
• Marcus Pollio Vitruvius (1486)
• Kesatuan dari kekuatan/kekokohan (firmitas), keindahan (venustas), dan
kegunaan/fungsi (utilitas)
• Banhart CL. Dan Jess Stein
• Arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk didalamnya segi
perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk
bangunan; proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan
• Francis DK Ching (1979)
• Arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik
dan fungsi.
• Amos Rappoport (1981)
• Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari sekedar fisik,
tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata
atur kehidupan sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus
memperngaruhi arsitektur
• JB. Mangunwijaya (1992)
• Arsitektur sebagai vastuvidya (wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam
pengertian wastu terhitung pula tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara,
harsya, yana)
Pengertian Pariwisata
• Menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti
(1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi
wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam
proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung
lainnya.

• Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan


definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu
tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu
perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di
tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan
pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam.

• Menurut H.Kodhyat (1983:4) adalah sebagai berikut : Pariwisata adalah


perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan
perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu.
• Hospitalitas adalah terjemahan dari kata benda Latin hospitium (atau kata sifatnya hospitalis),
yang berasal dari hospes, yang artinya “tamu” atau “tuan rumah”. Konsep ini juga dipengaruhi
oleh kata Yunani xenos, yang menunjuk kepada orang asing yang menerima sambutan atau
yang melakukan penyambutan terhadap orang lain. (Michele Hershberger)
•  
• Hospitalitas adalah keramahtamahan, sebuah perwujudan dari ungkapan rasa kehangatan
dalam menerima oranglain, rasa hormat, serta persahabatan dan persaudaraan kepada
oranglain, terutama kepada tetamu yang datang. (Kompas10 Juni2008)
•  
• Hospitalitas (= dari kata hospes yang berarti tamu; hospitalitas berarti sikap sebagai tuan
rumah yang baik) sering diartikan sebagai keramahtamahan orang yang suka menjamu, akrab
dan dapat menciptakan suasana santai.( Henri J.M. Nouwen)
•  
• Hospitalitas adalah suatu aktivitas perancangan dan pergerakan atau panduan oleh sesuatu
perusahaan atau organisasi berhubung dengan segala kaedah, peraturan, dan juga
tanggungjawab serta tugas-tugas kaki tangannya itu.(Wan Azmi)
Pendekatan pengembangan
Pariwisata Berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan
• Pariwisata berkelanjutan secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai pariwisata yang memperhitungkan penuh dampak
ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan,
memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan
masyarakat setempat.
• Prinsip-prinsip keberlanjutan mengacu pada aspek lingkungan,
ekonomi, dan sosial-budaya dari suatu destinasi wisata. Untuk
menjamin keberlanjutan jangka panjang, maka keseimbangan
antar 3 dimensi tersebut harus dibangun dengan baik.
• Aspek Lingkungan
Memanfaatkan secara optimal
 sumber daya lingkungan yang merupakan elemen kunci dalam p
engembangan pariwisata
, mempertahankan proses ekologi dan turut andil dalam
melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati di suatu
destinasi wisata.
• Aspek ekonomi
Memastikan kegiatan ekonomi jangka panjang yang layak,
memberikan manfaat sosial ekonomi kepada semua
stakeholder dengan adil, seperti pekerjaan tetap, kesempatan
mendapatkan penghasilan (membuka usaha) dan pelayanan
sosial kepada masyarakat lokal, serta membantu mengurangi
kemiskinan.

• Aspek lingkungan
• Menghormati keaslian sosial budaya masyarakat setempat,
melestarikan nilai-nilai warisan budaya dan adat yang mereka
bangun, dan berkontribusi untuk meningkatkan rasa toleransi
serta pemahaman antar-budaya.
Kendala dalam
Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan
1. Nilai tambah rendah. Hal ini berkait dengan kreativitas, inovasi
dan kurangnya kemampuan interpretasi peluang. kurangnya
kreatifitas, inovasi, serta interpretasi yang dimiliki baik oleh
pemerintah, pelaku maupun masyarakat sendiri. 
2. Keterlibatan rendah dalam arti ketidaksiapan masyarakat dan
kurangnya fasilitasi dari pihak terkait. Potensial tidaknya suatu
dijadikan obyek wisata, selalu erat hubungannya dengan
kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan positif
dalam pengembangan, pengelolaan serta pemeliharaannya.
3. Orientasi fisik, terlena karena kekayaan alam dan budaya
sebagai daya dianggap “given”. Berhasil tidaknya suatu potensi
wisata untuk dijadikan obyek wisata dan dikomersialkan,
sebenarnya memberlukan banyak persyaratan baik aspek teknis,
administratif maupun nilai setempat.
4. Pemahaman yang kurang dari berbagai stakeholders.
Seiring dengan berbagai perubahan yang ada, termasuk
didalamnya perubahan kelembagaan pemerintahan dan
kebijakan sebagai dampak dilaksanakannya otonomi
daerah, maka terjadi semacam “culture shock” di berbagai
level.
5. Orientasi jangka pendek untuk mengeruk keuntungan.
6. Kurangnya kebersamaan antar pelaku pariwisata dengan
sektor lain. Kita dapat melihat, pengalaman: dimana ada
gula disitu ada semut.
Pariwisata Berkelanjutan
1 Pariwisata berbasis budaya

2 pariwisata Kota

3 Pariwisata dengan prinsip ekowisata

4 Pariwisata Bahari

5 Pariwisata Bisnis dan MICE

6 Pariwisata berbasis masyarakat

Perencanaan dan Pengelolaan Museum dan benda


7 Cagar Budaya
1. Pariwisata Berbasis
Budaya
• salah satu jenis wisata yang sedang berkembang di Indonesia adalah
Wisata Budaya. Pariwisata Budaya adalah salah satu jenis pariwisata
yang menjadikan budaya sebagai daya tarik utama.
• International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) (2012)
menyatakan pariwisata budaya meliputi semua pengalaman yang
didapat oleh pengunjung dari sebuah tempat yang berbeda dari
lingkungan tempat tinggalnya. Dalam pariwisata budaya pengunjung
diajak untuk mengenali budaya dan komunitas lokal, pemandangan,
nilai dan gaya hidup lokal, museum dan tempat bersejarah, seni
pertunjukan, tradisi dan kuliner dari populasi lokal atau komunitas
asli1. Pariwisata budaya mencakup semua aspek dalam perjalanan
untuk saling mempelajari gaya hidup maupun pemikiran (Goeldner,
2003).
• Wisata berbasis budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata
 yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata jenis
ini dibedakan dari minat-minat khusus lain, seperti wisata alam, dan 
wisata petualangan.
Ada 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan
1. Bahasa (language).
2. Masyarakat (traditions).
3. Kerajinan tangan (handicraft).
4. Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits).
5. Musik dan kesenian (art and music).
6. Sejarah suatu tempat (history of the region)
7. Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology
8. Agama (religion)
9. Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah
tujuan wisata (architectural characteristic in the area
10. Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes]
11. Sistem pendidikan (educational system).
12. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities).
• McKercher (2002) menjelaskan bahwa pariwisata budaya terdiri dari 4 elemen yaitu
pariwisata, penggunaan aset pusaka budaya, konsumsi produk dan pengalaman serta
wisatawan budaya. Elemen-elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Pariwisata.
Pariwisata budaya merupakan salah satu bentuk dari pariwisata itu sendiri bukan salah
satu cara pengelolaan pusaka budaya. Sebagai salah satu bentuk pariwisata, maka
kegiatan pariwisata budaya akan menarik pengunjung dari luar wilayah setempat yang
melakukan perjalanan untuk mencari kesenangan dalam waktu yang sempit, dan yang
hanya tahu sendikit tentang aset yang dikunjungi.
2. Penggunaan Aset Pusaka Budaya
ICOMOS (2012) mendefinisikan heritage sebagai konsep luas yang melingkupi tangible
assets, seperti lingkungan alam dan lingkungan budaya meliputi pemandangan, tempat
bersejarah, situs dan lingkungan terbangun dan aset intagible, seperti paktek budaya,
pengetahuan dan pengalaman hidup. Aset-aset ini diidentifikasi dan dikonservasi lebih
melihat nilai intrinsik dan significance untuk komunitas dibandingkan nilai ekstrinsik
seperti atraksi wisata.
3. Konsumsi pengalaman wisata dan produk
Wisatawan budaya ingin mengkonsumsi pengalaman budaya yang bervariasi. Untuk
memfasilitasi konsumsi ini, pusaka budaya (cultural heritage) harus diubah menjadi
produk wisata budaya. Proses pengubahan tersebut tidak baik di mata beberapa pihak
namun hal tersebut merupakan salah satu cara dalam pengembangan yang baik dan
pengelolaan yang berkelanjutan bagi produk pariwisata budaya.
4. Wisatawan
Pariwisata budaya mempertimbangkan wisatawannya, Banyak definisi yang
mengatakan bahwa semua wisatawan budaya termotivasi atau memutuskan untuk
berwisata untuk pembelajaran yang dalam, penuh pengalaman atau alasan eksplorasi
diri. Tapi tidak jarang wisatawan yang hanya melakukan kunjungan ke suatu pusaka
budaya untuk mengetahui saja atau bahkan hanya bagian dari sebuah perjalanan.
2. Pariwisata Kota
• pemanfaatan kawasan-kawasan kota lama, monumen, dan
infrastuktur untuk pengembangannya di dalam wisata kota.
Didalamnya akan banyak terkait dengan prinsip-prinsip konservasi
penataan kawasan kota lama

• Pariwisata perkotaan memiliki karakteristik lain yang khas, berbeda


dengan pariwisata pada umumnya yang daya tarik wisatawanya
memang ditujukan hanya untuk mereka yang berwisata.

• Wisatawan perkotaan menggunakan fasilitas perkotaan yang juga


digunakan oleh penduduk kota sebagai daya tarik wisatanya (Law,
1996: 4). Misalnya, pusat-pusat perbelanjaan di Kota Bandung tidak
hanya digunakan oleh penduduk sebagai fasilitas belanja, tetapi juga
menjadi daya tarik utama wisatawan mengunjungi Bandung.
Definisi
• Tidak banyak ahli-ahli pariwisata yang mengungkapkan definisi dari pariwisata
perkotaan. Klingner (2006: 1) mendefinisikan pariwisata perkotaan secara
sederhana sebagai sekumpulan sumber daya atau kegiatan wisata yang
berlokasi di kota dan menawarkannya kepada pengunjung dari tempat lain.
• “a set of tourist resources or activities located in towns and cities and offered
to visitors from elsewhere”.
• Definisi lain dikemukakan oleh Inskeep (1991: 163) yang menekankan pada
peran pariwisata dalam perkotaan sebagai berikut:
• “urban tourism……..a very common form of  tourism takes place in large cities
where tourism may be important but is not a primary activity of the urban
area”.
• tetapi juga menyebutkan adanya town resort yaitu:
• “……….typically oriented to a specific attraction feature such as snow skiing,
beach, lake, and marine recreation, spa facilities, mountain scenery, a desert
climate, important archaelogical and historic site, and religions
pilgrimage”(Inskeep, 1991: 162)
•  
Konsep Pariwisata Perkotaan
• Tourist-historic city (kota wisata sejarah)
• Konsep kota wisata sejarah merupakan konsep pariwisata perkotaan yang
menjadikan sejarah sebagai daya tarik wisatanya. Komponen-komponen dari kota
wisata sejarah ini antara lain lingkungan dengan arsitektur sejarah dan morfologi
perkotaan, even sejarah dan akumulasi artefak budaya, keberhasilan artistik yang
merupakan bahan baku dari konsep ini (Ashworth dan Tunbridge, 1990: 72).
• Konsep pariwisata perkotaan ini harus memperhatikan upaya-upaya konservasi
terhadap peninggalan sejarah di kota.
• Cultural city (kota budaya)
• Konsep kota budaya seringkali diidentikkan dengan kota sejarah atau kota
heritage. Konsep kota budaya jauh lebih luas dibandingkan dengan kota sejarah
atau heritage. Komponen-komponen kota yang menjadi daya tarik wisata utama
bagi kota-kota budaya adalah: 1) museum dan wisata heritage, 2) distrik-distrik
budaya (pecinan, kampong arab), 3) masyarakat etnis, 4) kawasan hiburan, 5)
wisata ziarah, 6) trail sastra (Evans dalam Richards dan Wilson, 2007: 61).
• Sama dengan konsep tourist-historic city, pengembangan konsep cultural city juga
sarat dengan upaya konservasi asset budaya, tangible maupun intangible.
• Fantasy city (Page, 2003)
• Konsep kota fantasi muncul pada akhir abad ke-19 di Amerika (Page, 2003: 44) di Amerika.
• 1. Fokus pada themocentricity, didasarkan pada tema yang ditentukan ;
• 2. The city is aggressively branded, tercermin dari strategi pemasaran dan produk-produknya.
• 3. Day and night operation is a common feature, tidak seperti pusat perbelanjaan yang operasi waktu siangnya
besar.
• 4. Modularisation of products, di mana keberagaman komponen dirangkai untuk menghasilkan berbagai
pengalaman yang lebih luas.
• 5. Postmodernity, di mana kota dibangun dengan teknologi simulasi, realitas virtual, dan sensasi pertunjukan.

• Creative city (new urban tourism) (Richard and Wilson, 2008


• Konsep kota kreatif mulai dikembangkan pada tahun 1990 di Inggris dan selalu dikaitkan dengan
pariwisata budaya. Kota kreatif merupakan bentuk generasi baru dari pariwisata perkotaan.
UNESCO telah menetapkan kota-kota kreatif di dunia pada tahun 2001. Kota kreatif ditetapkan
berdasarkan kriteria tertentu untuk masing-masing spectrum industri kreatif. Misalnya spektrum :
literasi (Melbourne), Film (Bradford), Design (Berlin, Kobe, Nagoya), Musik (Glasgow), dst
• Urban ecotourism
• Urban ecotourism merupakan konsep pariwisata perkotaan yang berwawasan lingkungan. Konferensi
Internasional tentang Urban Ecotourism pada tahun 2004 menghasilkan deklarasi tentang urban ecotourism. Isi
deklarasi tersebut menyatakan bahwa urban ecotourism dikembangkan untuk tujuan:
• Memulihkan dan mengkonservasi warisan alam dan budaya, termasuk lanskap alam dan keanekaragaman
hayati dan juga budaya asli. ; Memaksimalkan manfaat lokal dan melibatkan masyarakat kota sebagai pemilik,
investor, tamu, dan pemandu ; Memberikan pembelajaran kepada pengunjung dan penduduk tentang
lingkungan, sumber daya heritage, serta keberlanjutan.; Mengurangi jejak ekologis.
• Urban ecotourism sudah berkembang di Amerika (Bicycle City dan Kenya-Taman Nasional).


 
3. Pariwisata Berbasis
Ekowisata
• Penetapan zonasi/kawasan pengembangan kelayakan dan
kecocokan, pembangunan infrastruktur secara teknis, sosial,
ekonomi / finansial dan ekologis
• Ekowisata secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai perjalanan wisata yang penuh tanggungjawab ke
suatu destinasi dengan tujuan untuk menkonservasi alam
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Ekowisata tidak jarang didefinisikan sebagai sub-kategori dari
pariwisata berkelanjutan atau segmen yang lebih besar dari
wisata berbasis alam.
• Ekowisata mencakup interpretasi atau pengalaman belajar
yang disampaikan kepada kelompok-kelompok kecil
wisatawan oleh pengelola bisnis pariwisata berskala kecil, dan
menekankan pada kepemilikan lokal, terutama bagi
masyarakat pedesaan.
• Apa perbedaan antara ekowisata dan wisata berbasis alam?
• Jika pariwisata berbasis alam hanya melakukan perjalanan ke tempat-tempat
alami, ekowisata secara langsung memberikan manfaat bagi lingkungan,
budaya dan ekonomi masyarakat lokal.
• Seorang wisatawan yang melakukan kegiatan wisata berbasis alam hanya
dapat pergi mengamati burung saja, namun seorang ekoturis (orang yang
melakukan ekowisata) pergi mengamati burung dengan pemandu lokal,
tinggal di penginapan yang dimiliki oleh masyarakat lokal dan berkontribusi
terhadap ekonomi masyarakat lokal.

• Lalu bagaimana dengan perbedaan ekowisata dan pariwisata berkelanjutan?


• Pariwisata berkelanjutan mencakup semua segmen industri dengan pedoman
dan kriteria yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan, terutama
penggunaan sumber daya yang tidak terbarukan.
• Pariwisata berkelanjutan menggunakan standar yang terukur, dan ditujukan
untuk meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap pembangunan
berkelanjutan serta pelestarian terhadap lingkungan.
• Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa ekowisatamerupakan suatu
aktifitas pariwisata yang berupaya untuk meminimalisir dampak negatif
terhadap kegiatan pariwisata, sementara pariwisata berkelanjutanmerupakan
suatu sistem yang kompleks, berkesinambungan serta terstandarisasi.
Sehingga perbedaan ekowisata dan pariwisata berkelanjutan terletak pada
ruang lingkupnya. Namun, dalam hal visi atau tujuan, ekowisata dan
pariwisata berkelanjutan tidak memiliki perbedaan.
4. Pariwisata Bahari
Kegiatan Wisata Bahari
• Menjelajahi dan menikmati keindahan alam bawah laut yang sangat
menakjubkan. Terdapat banyak sekali biota laut dan juga batu karang yang
sangat indah di dasar lautan. Dengan menjelajahi dasar lautan, kita bisa
menikmati keindahan tersebut sekaligus mempelajari banyak hal baru. Kegiatan
menjelajahi alam bawah laut sering disebut dengan Sea Walker yang
berarti menjelajahi lautan. Kegiatan menjelajahi ini biasanya sering dilakukan
disekitar pantai atau perairan dangkal.
• Diving dan juga Snorkeling. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan
peralatan menyelam. Tujuan kegiatan ini selain untuk rekreasi juga sebagai
sarana untuk mempelajari keragaman kehidupan yang ada di lautan.
• Olahraga Air. Jenis kegiatan seperti Speedboat, berselancar dan Mengayuh
perahu masuk dalam kategori ini.
• Menikmati hasil laut. Bagi yang gemar menikmati ikan, jenis kegiatan ini pasti
tak akan pernah terlewatkan. Menikmati hasil laut yang didapat secara langsung
dari lautan tentu memiliki cita rasa yang berbeda.
• Eko Wisata Bahari atau yang lebih dikenal dengan kegiatan konservasi bertujuan
memberikan pengetahuan pada wisatawan untuk menjaga ekosistem pantai
dan laut dari kerusakan.
5. Pariwisata Bisnis dan MICE
• wisata bisnis yang mempunyai perilaku khusus terutama
kaitannya dengan pola-pola penggunaan fasilitas dan ruang.
• Dari mulai analisis produk dan kegiatan sampai dengan pangsa
pasar serta penyusunan kebijakan dan program. Di dalamnya
berisi pengetahuan tentang wisata bisnis dan MICE
(Meeting,Incentive, Conference & Exibition)
• Sangat erat dengan perkembangan hotel dan resort
6. Pariwisata berbasis
masyarakat
• Salan satu konsep yang menjelaskan peranan komunitas dalam
pembangunan pariwisata adalah Community Based Tourism (CBT).
Secara konseptual prinsip dasar kepariwisataan berbasis
masyarakat adalah menempatkan masyarakat sebagai pelaku
utama melalui pemberdayaan masyarakat dalam berbagai
kegiatan kepariwisataan, sehingga kemanfaatan kepariwisataan
sebesar-besarnya diperuntukkan bagi masyarakat. 
• Community Based Development adalah konsep yang menekankan
kepada pemberdayaan komunitas untuk menjadi lebih memahami
nilai-nilai dan aset yang mereka miliki, seperti kebudayaan, adat
istiadat, masakan kuliner, gaya hidup.
• Dalam konteks pembangunan wisata, komunitas tersebut haruslah
secara mandiri melakukan mobilisasi asset dan nilai tersebut
menjadi daya tarik utama bagi pengalaman berwisata wisatawan.
Melalui konsep Community Based Tourism, setiap individu dalam
komunitas diarahkan untuk menjadi bagian dalam rantai ekonomi
pariwisata, untuk itu para individu diberi keterampilan untuk
mengembangkan small business.
• Pendekatan pengelolaan ;
• Oleh masyarakat langsung
• Oleh pemerintah bekerjasama dengan masyarakat setempat
• Oleh investor dikelola oleh masyarakat setempat

Contoh :
• Desa wisata
• Kawasan kuliner
• Geopark atau potensi pasca letusan dll
7. Perencanaan dan Pengelolaan
Museum dan benda Cagar Budaya
• Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat
umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan
menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat
untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau
hiburan(Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009).
• Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995,
museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan,
pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil
hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan
budaya bangsa.
• Pengertian benda cagar budaya menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 Pasal 1 (ayat 1)
adalah “ warisan budaya yang bersifat kebendaan, berupa
benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar
budaya, dan kawasan cagar budaya baik di darat dan /atau di
air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,
agama, dan /atau kebudayaan melalui proses penetapan.”
• Memiliki potensi dikembangkan menjadi tujuan wisata
• Jenis beragam berdasarkan apa yang disimpan misal :
• Museum seni
• Museum arkeologi
• Museum sejarah
• dll
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai