Erik Jesika Oktasia BR Manurung Yesaya Lala Albert Delvis Jansen Sihar Alibot Simatupang PEMBAHASAN
1. Kritik Keynes Terhadap Teori Klasik
2. Peran Pemerintah Dalam Perekonomian 3. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan 4. Kebijakan Fiskal dan Moneter Kritik Keynes Terhadap Teori Klasik Ada 3 kritik keynes terhadap teori klasik yaitu : Hal pertama yang dikritik Keynes dari pemikiran klasik adalah kritik dari J.B. Say bahwa “penawaran akan menciptakan penawarannya sendiri”. Karena kritik ini juga berimplikasi terhadap nasib kaum buruh, maka Keynes juga mengkritik pandangan klasik yang mengatakan bahwa tidak ada pengangguran terpaksa, yang ada hanyalah pengangguran sukarela. Menurut Keynes, pandangan bahwa Argumen ini juga menjadi kritik Keynes “penawaran akan menciptakan terhadap pemikiran klasik bahwa tidak penawarannya sendiri” dapat dibilang ada pengangguran terpaksa, yang ada adalah pandangan yang tidak melihat hanyalah pengangguran sukarela. Teori kenyataan empiris, mengapa? karena klasik berpendapat bahwa pengangguran tercipta hanya karena dalam kenyataannya permintaan orang terebut keras kepala dan pilih- biasanya lebih kecil dari penawaran. pilih pekerjaan. Keynes melihat bahwa Alasannya, sebagian dari pendapatan terori tersebut, betapapun logisnya, yang diterima masyarakat akan tidak dapat diterapkan dalam dunia ditabung, dan tidak semuanya nyata. Para pekerja biasanya menolak dikosumsi. Dengan demikian penurunan upah sekalipun dengan permintaan efektif biasanya lebih berbuat demikian mereka harus kecil dari total produksi. kehilangan pekerjaan; serikat pekerja telah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata perekonomian; dalam kenyataannya pengangguran massal sering terjadi dan pengalaman para pekerja selama depresi menunjukkan bahwa pada upah berapapun mereka tidak mendapat pekerjaan Kritik Keynes yang lain adalah kritiknya terhadap pandangan klasik mengenai tabungan. Pemikiran klasik percaya bahwa tabungan masyarakat akan dihimpun oleh lembaga-lembaga keuangan, dan nanti akan disalurkan pada investor. Menurut keyakinan pendukung-pendukung klasik, pasar akan mengatur sedemikian rupa sehingga jumlah tabungan akan sama dengan jumlah investasi. Menurut Keynes, sekali lagi, pandangan itu tidak sesuai dengan kenyataan. Karena jumlah yang ditabung orang berbeda-beda dan tidak semuanya akan digunakan untuk investasi. Hal itu karena adanya faktor-faktor yang berada di belakang motif masyarakat mengkonsumsi atau biasa disebut dengan “kecenderungan berkonsumsi” (propensity to concume). Ada motif penting yang dilupakan oleh mazhab klasik yaitu motif berjaga-jaga. Dengan motif itu berarti kemungkinan besarnya adalah jumlah tabungan tidak sama dengan jumlah investasi. Jika karena suatu hal terjadi persamaan maka itu adalah kebetulan. Lalu apakah yang dapat diandalakan untuk melakukan perubahan pendapatan. Menurut Keynes, jawabannya adalah investasi. Menurutnya investasi mempunyai kekuatan pendorong yang luar biasa bahkan sekalipun investasi yang dilakukan tiap tahun hanya merupakan sebagaian kecil saja dari pendapatan nasional. Hal itu dapat kita lihat, misalnya jika seorang pengusaha menginvestasikan satu juta dolar untuk pembangunan pabrik, akan ada berapa orang yang memanfaatkan dan membelanjaklan uang itu? yang juga berarti masyarakat mendapatkan suntikan yang luar biasa dan bisa digunakan untuk konsumsi, dan tentu saja juga meningkatkan pendapatan. Di putaran berikutnya juga terjadi yang dapat menimbulkan jumlah pendapatan yang tak terbatas. PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN Dalam pemikiran Keynes, pemerintah mempunyai andil yang besar. Sebenarnya Keynes percaya dengan slogan laissez-faire-laissez-passer klasik bahwa dengan mekanisme pasar perekonomian akan selalu menemukan jalannya sendiri menuju titik keseimbangan, tetapi hal itu membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan kata-kata Keynes yang termashur adalah “dalam jangka panjang kita akan mati”. Dengan argumen itulah peran pemerintah bukan lagi dibutuhkan tetapi adalah sebuah keharusan. Keynes dan pengikutnya berpendapat bahwa pemerintah seharusnya melakukan intervensi melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter untuk mendorong kesempatan kerja penuh, stabilitas harga, dan pertumbuhan ekonomi. Mereka menyarankan, untuk memerangi depresi dan resesi ekonomi, seharusnya dilakukan dengan cara meningkatkan belanja pemerintah atau mengurangi pajak yang dapat menambah belanja konsumsi sektor swasta. Mereka juga menyarankan agar penguasa moneter menambah pasokan uang untuk menurunkan suku bunga dengan harapan agar kebijaksanaan itu mampu mendukung investasi. Untuk menghadapi inflasi yang disebabkan oleh permintaan keseluruhan yang berlebihan, pemerintah sebaiknya mengurangi belanja, meningkatkan pajak untuk mengurangi belanja konsumsi sektor swasta, atau mengurangi pasokan uang untuk meningkatkan suku bunga, yang akan dapat meredam belanja investasi berlebihan. TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN Pakar pertama yang lebih serius dalam pengembangan teori pertumbuhan adalah Schumpeter. Salah satu teori yang dibangun dalam tulisannya adalah” The Theory of Economic yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris tahun 1934. Tema tentang pertumbuhan ekonomi juga disinggung dalam bukunya yang lain dengan judul: ”Capitalism, Sosialism, and Democracy” yang diterbitkan pada 1943. Schumpeter mengatakan bahwa pelaku utama pertumbuhan ekonomi adalah karena adanya “entrepreneur”. Entrepreneur bukan hanya seorang pengusaha atau manajer, melainkan seseorang yang mau menerima risiko dan mengintroduksiasi produk-produk dan teknologi baru dalam masyarakat. Lebih jauh dikatakan pertumbuhan ekonomi akan berkembang pesat dalam lingkungan masyarakat yang merangsang untuk menggali penemuan-penemuan baru. Perhatian pertumbuhan dan pembangunan terutama di negara- negara berkembang semakin marak berkat pengaruh ajaran Keynes yang menginginkan adanya campur tangan pemerintah dalam proses pembangunan. Dengan bermodal teori-teori dan konsep-konsep yang digagas oleh Keynes, kemudian banyak negara berkembang ikut aktif terlibat dalam proses pembangunan. KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER
Kebijakan fiskal dan moneter adalah dua tindakan
yang dilakukan pemerintah suatu negara untuk menjaga, mencegah dan memperbaiki kestabilan perekonomian masyarakatnya. Menurut Keynes, kebijakan fiskal sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan perekonomian suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Perlu anda ketahui bahwa kebijakan fiskal ini memiliki dua macam aspek di dalamnya, yaitu aspek kualitatif dan aspek kuantitatif. Pada aspek kualitatif hal-hal yang menjadi pembahasan antara lain jenis-jenis pajak, segala jenis pembayaran dan subsidi. Sedangkan pada aspek kuantitatif hal-hal yang menjadi pembahasan adalah segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan jumlah uang yang harus ditarik dan dibelanjakan. Tujuan kebijakan Fiskal: Mengatasi tingkat pengangguran Mempertahankan dan menjaga stabilitas harga Memacu pertumbuhan ekonomi negara, dll Fungsi kebijakan Fiskal: Mengoptimalkan pengunaan SDA dan SDM Mengoptimalkan investasi Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Kebijakan moneter merupakan langkah-langkah pemerintah dalam hal ini bank sentral (di Indonesia bernama Bank Indonesia) untuk mengatur ketersediaan uang yang beredar demi kestabilan keuangan dan perekonomian (moneter) negara. Kebijakan moneter dapat dilakukan oleh pemerintah dan Bank Sentral dengan cara langsung atau tidak langsung. Kebijakan moneter langsung yaitu pemerintah langsung campur tangan dalam hal peredaran uang atau kredit perbankan. Kebijakan moneter tidak langsung dilakukan oleh Bank sentral dengan cara mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan kredit. Tujuan kebijakan Moneter: Menjaga kestabila harga Membuka kesempatan kerja Menjaga kestabilan ekonomi,dll Fungsi kebijakan Moneter: Menjaga iklim investasi di suatu negara Membuka luas lapangan pekerjaan Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang stabil Meningkatkan neraca pembayaran Mempertahankan kestabilan nilai tukar mata uang Memperbaiki kestabilan harga barang dan jasa Menurunkan laju inflasi KESIMPULAN Setelah melihat sedikit pemikiran Keynes kiranya kita dapat menyimpulkan beberapa hal penting. Pertama, anggapan kaum klasik bahwa adanya the invisible handyang akan selalu membuat perekonomian berada dalam titik seimbang patut dipersoalkan lagi. Beberapa kritik Keynes yang sudah kita seperti dalam hubunggannya dengan tenaga kerja, tabungan , investasi telah mematahkan asumsi-asumsi tersebut. Ini juga berarti Keynes bisa memperlihatkan pentingnya pemikiran-pemikiran yang tidak melulu deduktif-logis seperti yang biasa digunakan para pendahulunya. Premis-premis yang diajukan oleh Keynes lebih dekat dengan keadaan sesungguhnya. Kedua, Dalam pemikiran Keynes, Investasi mendapat peran yang istimewa. Karena dengan asumsi bahwa tabungan relatif stabil, sedangkan pendapatan selalu bertautan dengan tabungan maka jalan yang dapat dipilih adalah investasi. Hanya saja investasi tergantung dengan perkiraan pengusaha tentang menguntungkan atau tidaknya sector yang akan dia investasikan. Dan ketiga, dengan melihat pemikiran Keynes bahwa pemerintah harus campur tangan, di sini kita bisa melihat bahwa pemikiran Keynes adalah sebuah sintesis yang apik antara Smith-Ricardo dan Marx. Namun tentunya harus kita sadari bahwa ilmu selalu berjalan dan berproses. Dalam jaman-jaman berikutnya banyak pemikiran Keynes yang juga dikritik dan dibenarkan. Tetapi walaupun bagitu, kita tetap harus mengakui peran penting Keynes, terutama dalam bidang untuk memajukan pentingnya peran pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan fiskal. DAFTAR PUSTAKA Deliarnov. 2010. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers Sastradipoera, Komaruddin. 2007. Sejarah Pemikiran Ekonomi. Bandung: Kappa-Sigma Soule, George. 1994. Pemikiran para Pakar Ekonomi Terkemuka. Yogyakarta: Kanisius Zimmerman, L. J. 1955. Sejarah Pendapat-Pendapat tentang Ekonomi. Terjemahan K. Siagian. Bandung: Sumur Bandung TERIMA KASIH