Anda di halaman 1dari 30

 Mu’tazilah

• Manusia bebas berkehendak, memiliki kemampuan dengan ikhtiar dan


kudrah-nya untuk berusaha sendiri, dan Allah tidak ikut campur dalam
perbuatan manusia. (Washil bin Atha’)

 JABARIYAH
• Manusia tidak memiliki kekuasaan untuk memilih, ia harus pasrah.
Pahala, siksa, dan amal sudah ditetapkan Allah.(Jahm bin Sofyan)

 AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH


• Manusia mempunyai kebebasan berkehendak berkuasa dan
berpengetahuan namun hanya batas tertentu. Pada “batas” itulah Allah
menentukan jadi-tidaknya perbuatan hamba-Nya.
Seorang Bapak penggembala kerbau, setiap
bulannya ia menerima upah Rp. 500.000,-

Kisah #1
Bunga,
seorang pramuria

perbulan ia mendapatkan
kurang lebih Rp 3juta
hidup adalah pilihan
Pandangan Qadla & Qadar
awal pembahasan qadla dan qadar
qadla dan qadar tidak berkaitan dengan :

– Penciptaan
apakah suatu perbuatan di ciptakan Allah atau manusia ?
– Ilmu Allah
– Iradah Allah
– Lauhul Mahfudz
landasan pembahasan yang benar

karena topik yang dibahas mengenai


perbuatan manusia, maka landasan
pembahasan yang tepat adalah “perbuatan
manusia itu sendiri”, yang bisa diindera,
dipikirkan, direnungkan dan kemudian
disimpulkan dengan pasti dan memuaskan
akal.
peristiwa dan perbuatan manusia

1 area yang manusia

“menguasainya”

area yang manusia

“dikuasai Nya”
A
2 B
lingkaran 2 (qadla)
• Segala kejadian yang terjadi di area 2
ini (area yang manusia dikuasai
olehnya) dinamakan Qadla.
• Karena manusia tdk memiliki
peranan, maka seseorang hanya
diwajibkan beriman pada Qadla,
yakni Qadla itu berasal dari Allah
SWT.
• Manusia tidak akan dihisab
(diakherat) atas segala qadla yang
A
2 B terjadi padanya.
qadar
• semua perbuatan di lingkaran 1 & 2,
1 semuanya adalah dari benda menimpa
benda.
• pada setiap benda Allah swt ciptakan
khasiyat (ciri khas); manusia tidak
memiliki peranan dalam menentukan
khasiyat-khasiyat pada benda, dan tidak
mampu untuk menghilangkan khasiyat-
khasiyat tersebut.
• Mukjizat  hanya pada nabi dan rasul.
A
2 B
qadar
• selain pada benda allah swt juga menciptakan
dalam diri manusia kebutuhan jasmani dan
naluri; semuanya pun memiliki khasiyat-khasiyat
tertentu.
• manusia tidak memiliki peranan dalam
pengadaan khasiyat dan tidak mampu
menghilangkan khasiyat pada kebutuhan
jasmani dan naluri.
• karena manusia tidak memiliki peranan apapun
dalam khasiyat benda maupun dalam diri
manusia, maka manusia diwajibkan iman bahwa
seluruhnya itu datang dari allah swt.

inilah yang dinamakan beriman pada qadar .


manusia diberi kebebasan

memilih
mengerjakan atau
meninggalkannya
akal manusia
Allah SWT menciptakan pula dalam diri manusia potensi Akal yang memiliki tabiat mampu
memahami dan mempertimbangkan.

“Telah Kami tunjukan kepadanya dua jalan hidup (baik dan buruk) (TQS. Al Balad
[90] : 10)

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan


ketakwaannya” (TQS Asy Syam [91] : 8)
akal manusia

Oleh karena itu manusia bertanggung jawab penuh atas


perbuatannya.

“Setiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah


diperbuatnya” (TQS. Al Mudatstsir [74] : 38)
ilmu Allah

Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi bagi allah swt.
namun
ilmu-nya tidak memaksa manusia melakukan perbuatan.
iradah (kehedak) Allah

Iradah Allah manusia diberi kebebasan untuk


melakukan perbuatan ataupun meninggalkannya.
lauhul mahfudz

perlambang luasnya ilmu Allah.


wasalam
Pemuda asal Patani
Dipenjara Malaysia karna
melintas batas negara
sedang muroja’ah.
Yang direkama sipir penjara

Anda mungkin juga menyukai