1. Alkohol primer(1°) yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C
primer yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain
contohnya etanol.
2. Alkohol sekunder(2°) yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada
atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain contohnya 2-
propanol.
3. Alkohol tersier(3°) adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak pada
atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain.
SIFAT ALKOHOL
SIFAT FISIKA
Alkohol mengandung gugus polar yaitu gugus
hidroksi (-OH) yang bersifat hidrofilik dan juga
mengandung gugus nonpolar yaitu gugus alkil (-R)
yang bersifat lipofilik. ketika alkohol mempunyai
jumlah rantai karbon yang kecil, maka alkohol akan
bersifat polar dan akhirnya dapat larut dalam air.
Alkohol monovalen dengan atom C 1-10 pada suhu
kamar berupa cairan dengan bau dan rasa yang
spesifik sedangkan dengan atom C >10 berupa zat
padat yang tidak berwarna dan tidak berbau
Alkohol bercabang, titik didihnya lebih rendah dari pada rantai lurus dengan jumlah
atom C yang sama. Alkohol polivalen, makin banyak gugus OH maka TD dan TL
makin tinggi. Makin banyak atom C, maka makin tinggi indeks biasnya.
a. Suhu
- Pada suhu kamar, alkohol bersuku rendah akan berwujud cair, sedangkan yang
bersuku tinggi berwujud padat.
b. Titik didih dan titik leleh
- Alkohol dengan suhu makin tinggi akan mempunyai titik didih dan titik leleh
yang makin tinggi.
c. Kelarutan
- Alkohol larut dalam air, tetapi kelarutannya berkurang jika suku makin tinggi.
- Khusus untuk metanol, etanol, dan propanol larut dalam air pada
semuaperbandingan.
d. Daya hantar listrik
- Alkohol merupakan senyawa nonelektrolit
Sifat Kimia
Gugus fungsi -OH dapat melepaskan proton
pada larutan dan dengan demikian alkohol bersifat
asam. Karena gugus -OH dapat digantikan, reaksi
dalam alkohol dapat diklasifikasikan menjadi
reaksi yang melibatkan hidrogen asam dan
yang melibatkan gugus hidroksi.
a. Ikatan hidrogen
- Antarmolekul alkohol terdapat ikatan hidrogen.
b. Kepolaran
- Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH.
- Kepolaran alkohol akan makin kecil jika suhunya makin
tinggi.
c. Kereaktifan
- Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.
- Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan
mengunakan oksidator, tetapi alkohol tersier tidak.
PEMBUATAN
ALKOHOL
Reaksi subtitusi nukleofilik
Reaksi antara suatu alkil halida dan ion hidroksida adalah suatu
reaksi substitusi nukleofilik. Bila alkil halida primer dipanasi
dengan natrium hidroksida dalam air, terjadi reaksi dengan jalan
SN2. Alkohol primer dapat diperoleh dengan rendemen baik oleh
teknik ini. Karena alkil halida sekunder dan tersier mungkin juga
menghasilkan produk-produk eliminasi, maka halida ini umumnya
tidak berguna untuk mensintesis alkohol.
CH3CH2CH2Br + OH- kalor -> CH3CH2CH2 OH + Br
1-bromopropana 1-propanol
Suatu alkil halida primer suatu alkohol primer
Reaksi Grignard
n―propanol 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer,
atom H dan gugus OH yang terlepas berasal dari atom-atom
C yang berdekatan. Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol
sekunder, atom H yang terlepas berasal dari atom C yang
terikatpada rantai C terpanjang.
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi
yang berbeda-beda, tergantung pada jenis alkoholnya.
Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang,
seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam dapat
digunakan untuk mengidentifikasialkohol primer,
alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
Alkohol dengan oksidator kuat seperti NA 2Cr2O7 +
H2SO4 dapat mengalami reaksi oksidasi. Hasil yang
diperoleh dari reaksi oksidasi berbeda-beda
tergantung pada jenis alkoholnya.
4. Reaksi Esterifikasi