Anda di halaman 1dari 12

JOURNAL READING

Seborrheic Dermatitis and Dandruff: A Comprehensive Review

oleh
Agung Priasmoyo

Pembimbing:
dr. Teguh Aly’ansyah, M. Ked, Sp. DV

KEPANITERAAN KLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD ABDUL AZIS


SINGKAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
Identitas Jurnal
Pendahuluan

 Dermatitis Seboroik dan ketombe adalah permasalah kulit yang sering terjadi yang
mengacu pada area seboroik pada tubuh. Mereka dianggap memiliki kondisi dasar yang
sama dengan tanda gejala serta pengobatan yang serupa.
 Ketombe merupakan masalah pada kult kepala yang berupa gatal terkelupas tanpa ada
tampakan inflamasi
 Deramatitis seboroik mempengaruhi kulit kepala dan juga wajah, area retroaruticular, dada
bagian atas yang menyebabkan terkelupas, inflamasi, pruritus, dan juga bisa berupa tanda
eritema.
 Terkelupas pada dermatitis seboroik dan ketombe biasanya putih kekuningan, dan bisa
juga berminyak ataupun kering
Epidemiologi

 Dermatitis Seboroik merupakan penyakit pada kulit yang sering terjadi di US dan sleuruh
belahan dunia. DS terjadi pada 3 usia.
 3 bulan pertama kehidupan,
 Selama Pubertas,
 Pada usia dewasa dengan kisaran usia 40 – 60 tahun
 SD lebih sering terjadi pada pria daripada wanita
 SD lebih sering terjadi pada pasien dengan imunne-compromised, seperti HIV/AIDS
Etiologi
Manifestasi Klinis

 Tampak Plak Eritematosa, biasa disertai minyak


 Sisik berwarna putih kekuningan pada daerah banyak kelenjar sebasea seperti kulit kepala,
area retroauricular, wajah, dan dada bagian atas
 Penyebaran lesi merata dan simetris.
 Biasanya muncul pada waktu waktu tertencu seperti musim salju ataupun musim panas.
 Pada pasien dengan imunne-compromised, gejala dapat muncul lebih luas
Diagnosis Banding

 Psoriasis
 Dermatitis Atopik
 Tinea Capitis
 Rosacea
 Eritematosa Lupus Sistemik
Tatalaksana

 Tatalaksana pada SD berfokus pada mengurangi tanda tanda dari penyakitnya


 Tatalaksana yang paling sering diberikan adalah pemberian anti jamur secara topical dan
pemberian anti inflamasi.
 Terapi baru yang juga bisa diberikan adalah immune modulator seperti calcineurin
inhibitor topikal dan metronidazol, tapi hal ini masih menjadi kontroversial.
 Terapi alternatif yang telah dilaporkan adalah minyak dari tanaman teh.
 Terapi sistemik diberikan jika hanya lesi tersebar diseluruh tubuh dan pada kasus terapi
topikal yang tidak memberikan respon
Kesimpulan

 Dernatitis Seboroik dan ketombe merupakan spektrum berkelanjutan dari penyakit yang
sama yang timbul pada area seboroik tubuh.
 SD dan ketombe saling menimbulkan tanda dan gejala dan memiliki tatalaksanan yang
serupa.
 Faktor terjadinya berasal dari dalam maupun luar tubuh seperti jamur, kondisi kulit pasien,
sekresi sebasea, respon imun, dan interaksi antar semua faktor tersebut
 Tatalaksana efektif pada SD yaitu menghilangkan tanda dan gelaja dengan anti jamur dan
antiinflamasi
 Penelitian pada manusia dan hewan sedang dilakukan untuk menginvestigasi faktor
genetik dan biokimia sehingga dapat mengidentifikasi target baru dari pekembangan
pengobatan yang lebih effisien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai