Anda di halaman 1dari 19

DISKUSI TOPIK

ASMA
oleh
Agung Priasmoyo
I4061192056

Pembimbing:
dr. Fitri Fatimah

Stase Ilmu Kedokteran Komunitas


UPT Puskesmas Kampung Bangka 
Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2021
Definisi

 Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan
elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, yang menimbulkan
gejala episodik berulang dan mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk
terutama malam atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan
napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan
Etiologi

Intrinsik Ekstrinsik Gabungan


Epidemiologi

 Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma.
Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya.0
 Di Indonesia, prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 %5
(3-8%2 dan 5-7%7) penduduk Indonesia menderita asma.
Patogenensis
Proses Terjadinya Asma
Proses
Imunologik
Spesifik &
non
Spesifik
Faktor Risiko
Faktor Lingkungan
• Alergen didalam ruangan (tungau, debu rumah,
kucing, alternaria/jamur)
Faktor Risiko Genetik • Alergen di luar ruangan (alternaria, tepung sari)
• Hiperreaktivitas • Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna
• Atopi/Alergi bronkus makanan, kacang, makanan laut, susu sapi, telur)
• Faktor yang memodifikasi • Obat-obatan tertentu (misalnya golongan aspirin,
penyakit genetic NSAID, beta-blocker dll)
• Jenis Kelamin • Bahan yang mengiritasi (misalnya parfum, household
• Ras/Etnik spray dll)
• Ekspresi emosi berlebih
• Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
• Polusi udara di luar dan di dalam ruangan
• Exercise induced asthma, mereka yang kambuh
asmanya ketika melakukan aktivitas tertentu
• Perubahan cuaca
Diagnosis
 Anamnesis
- Bersifat episodik,seringkali reveribel dengan atau tanpa pengobatan
- Gejala berupa batuk,sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
- Gejala/timbul/memburuk terutama malam/dini hari
- Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
- Respons terhadap pemberian bronkodilator
 Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :
- Riwayat keluarga (atopi)
- Riwayat alergi / atopi
- Penyakit lain yang memberatkan
- Perkembangan penyakit dan pengobatan
Diangsosis (cont)

Pemeriksaan Fisik
 Temuan khas pada asma adalah suara mengi pada pasien asma.
 Pada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar normal walaupun pada
pengukuran objektif (faal paru) telah terdapat penyempitan jalan napas,
edema dan hipersekresi dapat menyumbat saluran napas, maka sebagai
kompensasi penderita bernapas pada volume paru yang lebih besar untuk
mengatasi menutupnya saluran napas. Hal itu meningkatkan kerja pernapasan
dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak napas, mengi dan hiperinflasi.
 Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu ekspirasi paksa.
Diagnosis (Cont)

Spirometri
 Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan kapasiti vital
paksa (KVP) dilakukan dengan manuver ekspirasi paksa melalui prosedur
yang standar.
 Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/KVP<75% atau
VEP1<80% nilai prediksi.
Derajat Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten Gejala kurang dari 1x/minggu Kurang dari 2 kali dalam sebulan APE > 80%

Asimtomatik
Persisten ringan -Gejala lebih dari 1x/minggu tapi Lebih dari 2 kali dalam sebulan APE >80%
kurang dari 1x/hari

-Serangan dapat menganggu


Aktivitas dan tidur
Persisten sedang -Setiap hari, Lebih 1 kali dalam seminggu APE 60-80%

-serangan 2 kali/seminggu, bisa


berahari-hari.

-menggunakan obat setiap hari

-Aktivitas & tidur terganggu


Persisten berat - gejala Kontinyu Sering APE <60%

-Aktivitas terbatas

-sering serangan
Penatalaksanaan
Tujuan dari
penatalaksanaan Meredakan penyempitan saluran respiratorik
secepat mungkin

Mengurangi hipoksemia

Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal


secepatnya

Rencana re-evaluasi tatalaksana jangka panjang


untuk mencegah kekambuhan.
Penatalaksanaan Medikamentosa
Bronkodilator Obat Pengontrol
• Short Acting Beta2 • Inhalasi
Agonist Glukokortikosteroid
• Methylxanthine • Leukotriene Receptor
Antagonisr (LTRA)
• Long Ancting Beta2
Agonist (LABA)
Anticholinergics Kortikosteroid • Teofilin Lepas Lambat
Edukasi

meningkatkan meningkatkan
membantu pasien
pemahaman keterampilan
agar dapat
(mengenai penyakit (kemampuan dalam
melakukan
asma secara umum penanganan asma
penatalaksanaan dan
dan pola penyakit sendiri/asma
mengontrol asma
asma sendiri) mandiri)
Pencegahan
Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi

Menghindari kelelahan

Menghindari stress psikis

Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin

Olahraga renang, senam asma


Kesimpulan
Asma adalah inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan peranan banyak sel dan elemen
seluler.Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsivitas jalan napas yang menimbulkan
gejala episodik berulang : mengi, sesak napas; dada terasa berat, dan batuk –batuk khususnya pada
malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,
bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.

Secara etiologis, asma adalah penyakit yang heterogen, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
genetik (atopik, hipereaktivitas bronkus, jenis kelamin, dan ras) dan faktor-faktor lingkungan (infeksi
virus, pajanan dari pekerjaan, rokok, alergen, dan lain-lain).

Kontrol pemeriksaan diri harus secara teratur dilakukan agar asma tidak menjadi berat dan
pengobatan yang paling baik adalah menghindari faktor pencetusnya.
Daftar Pustaka

1. Direktorat Jenderal PPM & PLP, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Departemen
Kesehatan RI ;2009; 5-11. 

2. Kartasasmita CB. Epidemiologi Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi
Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h.71-83.  

3. O’Byrne P, Bateman ED, Bousquet J, Clark T, Paggario P, Ohta K, dkk. Global Initiative For Asthma. Medical Communications
Resources, Inc ; 2006.

4. Nataprawira HMD. Diagnosis Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak.
edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h.105-18.

5. John M. Weiler, Sergio Bonini, Robert Coifman, Timothy Craig, Luı´s Delgado, Miguel Capa o-Filipe. Asthma & Immunology Work
Group Report : Exercise-induced asthma. Iowa City, Iowa, Rome and Siena, Italy, Millville, NJ, Hershey, Pa, Porto, Portugal, and
Colorado Springs, Colo : American Academy of Allergy : 2007

6. Supriyatno B, Wahyudin B. Patogenesis dan Patofisiologi Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting.
Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h.85-96. 

7. S Makmuri M. Patofisologi Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak.
edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h.98-104.
8. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.2004
9. Pusponegoro HD, Hadinegoto SRS, Firmanda D, Pujiadi AH,Kosem MS, Rusmil K, dkk, penyunting.
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta : Badan Penerbit IDAI; 2005.
10. Supriyatno B, S Makmuri M. Serangan Asma Akut. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB,
penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h.120-32.
11. Rahajoe N. Tatalaksana Jangka Panjang Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB,
penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h.134-46.
12. Suherman SK. Ascobat P. Adrenokortikotropin, Adrenokortikosteroid, Analog Sintetik dan Antagonisnya.
dalam: Gunawan SG, penyunting. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008.
h. 496-500.
13. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo
2007

14. Rahajoe N. Deteksi dan Penanganan Jangka Asma Anak. dalam : Manajemen Kasus Respiratorik Anak
Dalam Praktek Sehari-hari. Edisi pertama. Jakarta : Yapnas Suddharprana; 2007.h. 97-106.

Anda mungkin juga menyukai