Anda di halaman 1dari 21

Penatalaksanaan gigitan ular

Anna Seleska
Emergency Physician
RS Hermina Yogya
Latar belakang
• Gigitan ular adalah neglected medical
emergency
• Asia tenggara dan Australia adalah area
dengan jenis ular berbisa terbanyak
Venomous snakes can also be recognized by
• their triangular-shaped heads,
• elliptical pupils,
• fangs,
• and the presence of a pit between the eye and
nostril
• Tanda gejala
envenomasi
• Neurotoxic
PENATALAKSANAAN

• Siapakah yang harus mendapat antivenom?


prehospital

• DO NO HARM!
• Tenangkan pasien
• Hindari melakukan tatalaksana yang tidak
perlu : tourniquets, menghisap luka, cross
incision
• Pressure Bandage Immobilisation (PBI)
• elasticated bandage dipasang tidak terlalu
ketat namun tidak longgar (ideal pressure 60
– 70 mmHg)
• Penggunaan PBI setelah 4 jam setelah gigitan 
tidak efektif lagi
• Lakukan imobilisasi seluruh badan  posisi ideal
dengan recovery position
• Jika gigitan di badan, berikan tekanan lokal di area
gigitan sambil imobilisasi
• Jangan cuci luka atau lakukan cross incision
• PBI jangan dilepas hingga pasien diperiksa
menyeluruh dan tidak ada bukti envenomasi atau
pasien telah menerima antivenom (PBI dilepas
setelah separuh antivenom masuk)
Transport
• The patient requires a hospital that has the following:
• A doctor that can manage snakebites and potential
complications (e.g. anaphylaxis)
• 24 hours laboratory capability
• Adequate stocks of antivenom or capability of this
being transported to the hospital in a timely fashion
• If the above is not met, initial management may occur
at the first site and then retrieval services will transfer
out. If envenomation is clinically evident then
antivenom maybe brought out by the retrieval
services and started en-route to the next hospital.
antivenom
• BIOFARMA :
• Neurotoxic
• Naja sputatrix (ular kobra)
• Bungarus fasciatus (ular welang)

• Hematotoxic
• Calloselasma rhodostoma/ Agkistrodon
rhodostoma (ular tanah/ Malayan pit viper)
• Tidak ada dosis ideal
• Diberikan hingga target terapi tercapai
• Dosis anak dan dewasa sama
• Hematotoxic  dengan gangguan koagulasi
darah  6 jam sekali
• Neurotoxic  dengan tanda paralysis  2 jam
sekali
• 2 vial dilarutkan dalam 250 – 500 cc NaCl 0.9%
atau D5% (atau 5 – 10 cc/kgBB)
• diberikan dalam 1 jam (60 – 80 tts/menit)
• Evaluasi keberhasilan terapi
• Mencegah
anafilaksis pada
pemberian SABU
Konsultasi dan Monitoring
RECS Indonesia
Borang penatalaksanaan kasus gigitan ular
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai