Anda di halaman 1dari 32

HIGIENE INDUSTRI

( INDUSTRIAL HYGIENE
)

Anggi Isnani Parinduri, SKM., M.K.M


◻ Higiene industri 🡪 higiene perusahaan; higiene
okupasi; higiene kerja

◻ Higiene industri adalah ilmu dan seni yang


mencurahkan perhatian pada pengenalan, penilaian
dan pengendalian faktor-faktor bahaya lingkungan,
sehingga masyarakat tenaga kerja dan masyarakat
umum terhindar dari efek samping kemajuan
teknologi berupa penyakit akibat kerja (PAK) dan
kecelakaan kerja (KK).
◻ Higiene industri
🡪 merupakan suatu upaya preventif dalam usaha
mengurangi risiko terjadinya masalah K3 di
sektor industri, dengan fokus pendekatan
Antisipasi, Rekognisi, Evaluasi dan
Pengendalian bahaya potensi yang diakibatkan
oleh faktor lingkungan kerja yang timbul di atau
dari tempat kerja.
Antisipasi Rekognisi
Kegiatan memprediksi potensi - Pengenalan/identifikasi terhadap
bahaya yang ada di tempat kerja bahaya yg ada di tempat kerja
- Melakukan pengukuran utk
menemukan keberadan bahaya di
tempat kerja

Evaluasi Pengendalian
- Melakukan pengukuran bahaya Kegiatan utk mengendalikan
di tempat kerja dgn metode yg bahaya di tempat kerja sehingga
spesifik keberadaannya tdk menimbulkan
- Melakukan evaluasi dan analisis dampak kesehatan bagi pekerja
risiko thdp semua bahay yg ada khusunya dan masyarakat
dgn menggunakan standar & umumnya
kriteria tertentu
Faktor-faktor di Lingkungan Kerja
1. FAKTOR FISIK: berupa suhu/tekanan panas, kebisingan,
penerangan, getaran, radiasi, dsb.
2. FAKTOR KIMIA: bahan kimia dalam bentuk gas, uap, larutan,
debu, dll.
3. FAKTOR BIOLOGIK: virus, bakteri, jamur, parasit, cacing,
tumbuhan/hewan.
4. FAKTOR ERGONOMI:
a. Mesin/alat yg tdk fisiologis
b. Aspek tata: sistem kerja, letak alat-alat tdk sesuai
c. Beban kerja: gizi kerja, penurunan ketahanan fisik
5. FAKTOR PSIKOLOGIS: hubungan sesama kerja, kejenuhan,
tekanan mental, stres dll.
Tujuan Higiene Industri
• Untuk menerapkan teknologi dilingkungan kerja,
sehingga paparan faktor fisik, kimia, biologi dan
ergonomi dapat diperkecil atau diminimalkan
• Memberikan perlindungan kesehatan pada tenaga
kerja melalui pendekatan secara teknis terhadap efek
samping penerapan teknologi proses produksi, agar
tercipta lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan
kesehatan, sehingga terwujud tenaga kerja yang sehat
selamat sejahtera dan mampu bekerja produktif dan
efisien
• Penerapan higiene industri ada 3 aspek utama
1. Pengenalan lingk. kerja
2. Evaluasi/penilaian lingk. kerja
3. Kontrol/pengendalian lingk. kerja
Pengenalan Lingkungan Kerja
Pengenalan lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengetahui
secara kualitatif tentang faktor bahaya di lingkungan kerja.
Untuk itu perlu diketahui:
a. Flow diagram dari kegiatan proses dan operasi.
b. Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil samping,
hasil (produk) dan sisa produksi atau bahan buangan.
c. Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian operasi proses.
d. dll (majalah dan surat kabar, jurnal-jurnal teknik, keluhan
dari tenaga kerja).
Dalam pengenalan lingkungan kerja perlu diperhatikan hal-hal:
◻ Alat-alat teknis penanggulangan apa yang sudah
tersedia/dipergunakan.
◻ Bentuk bahan baku yang digunakan dan bagaimana
digunakan.
◻ Jumlah orang yang terpapar dan bekerja di tiap-tiap tahap
rangkaian proses.
Dengan demikian secara kualitatif dapat diidentifikasi
permasalahan-permasalahan di lingkungan kerja untuk setiap
tahapan maupun secara menyeluruh pada pelaksanaan kerja.
Pengenalan lingkungan kerja bermanfaat untuk:
a. Mengetahui proses secara kualitatif bahwa dalam
suatu tahap dan proses produksi pelaksanaan
pekerjaan timbul faktor secara potensial yang dapat
membahayakan.
b. Apabila diperlukan pengukuran, dapat secara tepat
dan tepat diketahui lokasi dimana faktor bahaya
tersebut serta alat dan metode yang dipakai.
c. Mengetahui secara kualitatif jumlah tenaga kerja
yang terpapar pada faktor bahaya tertentu.
Penilaian Lingkungan Kerja
◻ Penilaian lingkungan kerja dimaksudkan untuk
mengetahui secara kuantitatif tingkat bahaya dari
suatu faktor bahaya lingkungan kerja yang timbul.
Penilaian dapat dilakukan dengan pengukuran
pengambilan sampel secara langsung dan tidak
langsung (analisis laboratorium) di lingkungan
kerja.

◻ Hasil penilaian dibandingkan dengan Nilai Ambang


Batas (NAB)
Manfaat penilaian lingkungan kerja:
a. Sebagai dasar untuk menyatakan bahwa kondisi lingkungan
kerja memerlukan penerapan teknik pengendalian dan
penanggulangan.
b. Merupakan dasar untuk membantu mengkorelasikan kasus
kecelakaan dan penyakit dengan kondisi lingkungan kerja.
c. Merupakan dasar untuk merencanakan alat-alat
penanggulangan.
d. Sebagai dokumen untuk inspeksi sesuai dengan undang-
undang yang berlaku.
Pada prakteknya penilaian lingkungan kerja
meliputi:
1. Engineering surveilance
2. Legal surveilance
3. Epidemiologi dan penelitian medis
1. Engineering surveilance
🡪 pengecekan efektivitas alat-alat teknis
dalam mengurangi faktor bahaya lingkungan
kerja.
2. Legal surveilance
🡪 inspeksi kondisi lingkungan kerja untuk
memeriksa ditaatinya perundang-undangan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja
3. Epidemiologi dan penelitian medis
🡪 penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh
pemaparan faktor bahaya terhadap lingkungan kerja
kemudian faktor tersebut dihubungkan dengan
indikasi medis seperti monitoring biologi untuk
menentukan faktor-faktor bahaya (bahan kimia)
hasil metabolisme dalam spesimen biologis seperti
pemeriksaaan urine, darah, feces, dsb.
Agar diperoleh hasi yang representatif penilaian lingkungan
kerja mempertimbangkan hal-hal: Alat pendeteksi langsung
1. Alat dan metode yang sesuai
a. Alat pendeteksi langsung
contoh: Sound level meter, lux meter, Vibration meter,
psikometer, termometer bola, termometer kata.
b. Alat pengambil sampel
Impinger personal dust sampler, gas analyzer, gas
detector, gas air sampler.
c. Alat dengan sumber tenaga (batere)
d. Alat dengan sumber tenaga listrik
b. Lokasi pengukuran pengambilan sampel
Untuk faktor-faktor bahaya lingkungan kerja kimiawi
penentuan lokasi pengukuran/pengambilan sampel harus
berdasarkan ketentuan-ketentuan:
◻ Setinggi zona pernafasan
◻ Di tempat kerja
◻ Di sumber emisi
◻ Di tempat-tempat dimana tidak dilakukan pekerjaan
tetapi tenaga kerja sering hilir mudik.
c. Waktu
Waktu yang diperlukan untuk pengukuran/
pengambilan sampel tergantung dari beberapa hal:
◻ Metode alat yang dipakai
◻ Sensitivitas alat dan metode yang digunakan
◻ Kecepatan aliran udara dari alat yang dipakai.
Pengendalian Lingkungan Kerja
Sebagai penerapan metode teknik tertentu untuk
menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai
batas yang masih dapat ditolerir oleh manusia dan
lingkungannya.
Manfaat :
◻ Mengetahui secara kualitatif faktor bahaya pada
setiap tahapan dari rangkaian proses.
◻ Mengetahui secara kuantitatif besarnya faktor bahaya
di lingkungan kerja.
◻ Penerapan metode teknis untuk menurunkan faktor
bahaya.
Metode-metode teknis pengendalian/penanggulangan
lingkungan kerja:
a. Subtitusi
Mengganti bahan kimia berbahaya dengan bahan
kimia lain yang kurang berbahaya.
b. Ventilasi
Pengaliran udara bersih untuk menggantikan udara
kotor dalam lingkungan kerja.
c. Perubahan proses
perubahan sebagian atau seluruh proses sehingga
tenaga kerja terhindar dari faktor-faktor yang
membahayakan.
d. Pengeluaran setempat
pemasangan alat penyedot gas, uap, debu dari
sumber yang dikeluarkan dari lingkungan kerja.
e. Isolasi mesin
Memisahkan unit operasi yang berbahaya seperti
isolasi mesin, alat kerja denga intensitas kebisingan
tinggi, dsb.
f. Proteksi perseorangan sebagai alternatif terakhir
bila cara teknis sulit (tidak dapat dilakukan)
Hierarki Pengendalian K3
◻ Ada beberapa kelompok kontrol yang dapat
dibentuk untuk menghilangkan atau mengurangi
bahaya k3, yakni diantaranya:
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Pengendalian Teknik (Engineering Control)
4. Kontrol Administratif (Administrative
Control)
5. Alat Pelindung Diri (Personal Protective
Equipment)
1. Eliminasi
Yaitu menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja
atau memodifikasi desain untuk menghilangkan
bahaya
Contoh: memperkenalkan perangkat mengangkat
mekanik untuk menghilangkan penanganan bahaya
manual.
2. Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti
bahan, proses, operasi ataupun peralatan dari yang
berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.
Contoh:
◻ Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk
pasta
◻ Proses pengecatan spray dengan pencelupan
3. Pengendalian Teknik (Engineering Control)

Perancangan teknologi, pengendalian ini dilakukan


bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja
serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia,
dengan melakukan proses modifikasi dari suatu
peralatan.
Contoh:
◻ Pemasangan alat pelindung mesin / guarding
◻ Penambahan alat sensor otomatis
◻ Menambah ventilasi atau memasang exhaust fan di
ruang genset
4. Pengendalian Administratif (Administrative
Control)

Pengendalian dari sisi orang yg akan melakukan


pekerjaan, dgn dikendalikan metode kerja diharapkan
orang akan mematuhi, memiliki kemampuan dan
keahlian cukup utk menyelesaikan pekerjaan scr
aman.
Contoh:
◻ Pembuatan instruksi kerja, SOP
◻ Tanda-tanda keselamatan, tanda daerah berbahaya,
rambu-rambu
5. Alat Pelindung Diri (Personal Protective
Equipment)

Perancangan Alat-alat atau perlengkapan yang wajib


digunakan untuk melindungi dan menjaga
keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang
memiliki potensi bahaya atau risiko kecelakaan kerja.
APD yang digunakan harus sesuai dengan potensi
bahaya dan risiko pekerjaannya sehingga efektif
melindungi pekerja sebagai penggunanya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai