Anda di halaman 1dari 12

RESUME PEMBELAJARAN

MATA KULIAH TEORI SOSIAL


& TEORI SOSIAL KRITIS
Salsa Billa Aulia
B72219072
Mata Kuliah Teori Sosial & Teori Sosial Kritis
C3/PMI
Materi 1
FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN
◦ ONTOLOGI (Hakikat/bentuk)  NATURAL SCINCES
◦ EPISTEMOLOGI (Teori)  SOCIAL SCIENCES
◦ AKSIOLOGI (Manfaat)  HUMANIORA
Definisi-definisi dari sebuah kata
◦ LOGIS (Suatu hal yang dapat dicerna dengan akal)
◦ RASIONAL (Suatu hal yang dilakukan sesuai dengan kenyataan dan benar adanya)
◦ OBJEKTIF (Suatu yang sifatnya mendasar tanpa memihak kepada siapapun)
◦ SISTEMATIS (Sebuah hubungan yang teratur, logis dan berurutan)
◦ TENTATIF (Suatu ketidakpastian yang masih dapat berubah-ubah lagi)
◦ OBJEK MATERIAL (Kajian mengenai hubungan antar manusia)
◦ OBJEK FORMAL (Kajian yang fokusnya pada bahasan manusia yang terlibat)
Definisi-definisi dari sebuah kata
◦ POSTULAT (Suatu hal yang sudah teruji kebenarannya untuk menarik kesimpulan)
◦ ASUMSI (Suatu landasan untuk berfikir)
◦ PROPOSISI (Suatu hal yang berfungsi untuk menilai benar/salah)
◦ HIPOTESIS (Suatu jawaban yang masih mengambang kebenarannya)
◦ KONSEP (Suatu pola/rancangan terhadap suatu hal)
◦ TEORI (Suatu hal yang mendasari suatu ilmu)
Definisi-definisi dari sebuah istilah
◦ STRUKTUR SOSIAL (Sebuah tatanan sosial yang ada di masyarakat)
◦ PERUBAHAN SOSIAL (Sebuah proses yang ada di lapisan masyarakat)
◦ PERILAKU SOSIAL (Semua tingkah laku yang dilakukan masyarakat)
◦ DINAMIKA SOSIAL (Proses bergeraknya lapisan sosial)
◦ DIFERENSIASI SOSIAL (Pembeda pada setiap lapisan sosial)
◦ REKAYASA SOSIAL (Proses perubahan sosial yang melibatkan orang lain)
◦ MIGRASI SOSIAL (Perpindahan masyarakat dalam jumlah yang besar secara masal)
◦ PARADIGMA (Cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang ada di muka bumi ini)
Materi II
MENUJU PARADIGMA PENELITIAN SOSIOLOGI YANG INTEGRATIF
◦ Tujuan: Penelitian ini bertujuan melakukan pembebasan dengan cara meningkatkan kesadaran kritis dan
kemampuan politik masyarakat dan perubahan sosial merupakan target utama. Karena tujuan penelitian ini lebih
bersifat to go beyond the conventional method, yang dilakukan tidak hanya sekedar mendeskripsikan, menganalisis
dan menyimpulkan, tetapi tindakan repolitisasi masyarakat.
◦ Kesimpulan: Pandangan Guba (2000), Habermas (1989), Burrel dan Morgan (1994) serta Ritzer (2003), terdapat
kesamaan dalam hal subyektivitas yang dimaknai sebagai hermeneutika. Fakhan Konstruktivisme dan
Partisipatorisnya Guba sejalan dan berkesesuaian dengan paradigma Ilmu sosial-hermenutis ala Habermas,
interpretif ala Burrel dan Poloma, serta paradigma definisi sosial menurut Ritzer. Adapun aspek teori-teori
obyektif yang berupaya mendominasi tingkah laku manusia muncul dalam bentuk positivisme Guba, ilmu empiris
analitis ala Habermas, atau paradigma fungsionalis ala Burrel dan Morgan, naturlistiknya Poloma, atau paradigma
fakta sosial dan perilaku sosial menurut Ritzer.
Materi III
PENGANTAR TEORI-TEORI PIP JONES
◦ Kajian mengenai bagaimana kita dapat berinteraksi satu sama lain, dan apa yang terjadi ketika kita
berinteraksi, adalah salah satu ikhwal paling mendasar yang menarik dalam kehidupan manusia. Cukup
aneh barangkali, belum terlalu lama berselang sejak kira-kira permulaan abad ke-19 dan seterusnya
suatu minat khusus dalam aspek sosial keberadaan manusia yang intrinsik ini digarap secara serius.
Sebelum masa itu, dan bahkan setelah itu, lapangan minat lain mendominasi analisis kehidupan manusia.
Dua pendekatan non-sosial mengenai perilaku manusia yang paling bertahan lama adalah eksplanasi
“naturalistik” dan “individualistik”.
◦ Teori Naturalistik/Alamiah
Pola praktik “alamiah” ini menyebabkan praktik yang berlawanan seperti tidak mau menikah, atau
menikah karena alasan lain yang bukan cinta, menjadi tidak alamiah. Mengapa demikian? Jika perilaku
manusia adalah produk disposisi yang melekat (terkandung) secara alamiah pada manusia lalu mengapa
ada penyimpangan yang cukup besar jumlahnya itu? Kita bisa menggambarkan cukup tersebarnya pola-
pola kelakuan yang “tidak alamiah” itu hingga dalam skala besar, dalam program genetika besar.
◦ Teori Individualistik
Teori ini sangat sering digunakan. Sebagai contoh, berhasil tidaknya pendidikan seringkali diasumsikan
semata-mata cerminan dari kecerdasan: anak yang cerdas akan sukses, yang tidak cerdas gagal. Namun
pengkajian yang lebih cermat menunjukkan bahwa eksplanasi ini kurang tepat. Dengan kata lain,
kecerdasan tidak bisa ditentukan semata-mata oleh jenis pekerjaan, meskipun ada benarnya bahwa
pencapaian dalam pendidikan pada batas tertentu dapat dipengaruhi oleh latar belakang anak.
Materi iv
FILSAFAT SEBAGAI ILMU KRITIS
◦ Buku ini berisi mengenai hal-hal yang memiliki 1 fokus yaitu: filsafat yang dalam arti sesungguhnya dan
secara spesifik: filsafat yang kritis.
◦ Buku ini berisikan 15 bab, 5 bab diawal merupakan karngan yang bersifat sistematik yang membahas
fungsi filsafat dan etika. Pada bab-bab itu pula dijelaskan bahwa filsafat juga selalu merupakan kritik dan
bahwa kritik tersebut merupakan salah satu fungsi terpenting dalam hidup masyarakat.
◦ Sementara 10 bab diakhir membahas mengenai sejarah filsafat, salah satu bab diantaranya dianggap
berkenalan dengan alam pikiran Rousseau.
Materi v
FILSAFAT KRITIS (MEMPERTIMBANGKAN KRITIK KARL AMERIKS TERHADAP KRITIK
IMMANUEL KANT ATAS METAFISIKA)
◦ Buku ini memaparkan latar belakang sekaligus kekayaan filsafat kritis yang telah dirumuskan oleh
Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman (1724 ‐1804). Ia adalah salah seorang filsuf terbesar di dalam
sejarah filsafat. Pemikirannya mempengaruhi situasi politik, ekonomi, filsafat, dan ilmu
pengetahuan secara sangat mendalam, bahkan sampai sekarang. Kita tidak bisa membayangkan
bentuk ilmu pengetahuan, filsafat, maupun tata politik dunia sekarang ini, jika Immanuel Kant tidak
pernah lahir.
◦ Di sisi lain buku ini juga membahas pemikiran Karl Ameriks, salah seorang penafsir Kant di Eropa, yang
sebelumnya telah mengajukan kritik terhadap pemikiran Kant. Buku ini adalah salah satu kajian pertama
tentang epistemologi Immanuel Kant di Indonesia. Buku ini diterbitkan untuk mengawali penelitian
mendalam terhadap pemikiran Immanuel Kant, sekaligus memperkenalkan pemikiran Kant kepada
khalayak luas di Indonesia.
MATERI VI
TEORI KRITIS MADZHAB FRANKFURT
◦ Mazhab Frankfurt merupakan kumpulan beberapa pemikir Jerman yang mengangap bahwa pemikiran Marx telah
didistorsi oleh Engels dan para pemikir Lenin-Marxis yang diakibatkan oleh kegagalan revolusi kaum pekerja di Eropa
Barat setelah Perang Dunia I dan oleh bangkitnya Nazisme di negara yang secara ekonomi, teknologi, dan budaya maju
yaitu Jerman.
◦ Sebagai sebuah aliran pemikiran kontemporer, madzhab Frankfurt telah memberikan sumbangsih yang tak kalah
pentingnya denganpemikiran–pemikiran kontemporer lainnya. Dimulai dari konteks historis berkembangnya aliran
tesebut, yang berkembang di eropa barat akibat situasi perang dunia ke II memaksa orang-orang yang tergabung di dalam
madzhab tersebut untuk merevisi ulang alur pemikiran marx untuk menjelaskan situasi yang mereka alami. Perjalanan
tersebut mengakibatkan mereka untuk mensintesiskan pemikiran Marx dengan teori psikoanalisinya Sigmund Freud. Akan
tetapi walaupun demikian mereka tetap berpedoman kepada alur pemikiran filosofis idealisme Jerman, yang dimulai dari
pemikiran kritisi ideal Immanuel Kant sampai pada puncak pemikiran kritis historis dialektisnya Hegel. Imbas dari
kolaborasi tersebut melahirkan teori kritis yang mengedepankan pencerahan yang menyadarkan orang terhadap proses
penindasan dan ekploitasi manusia dalam tatanan sosial
MATERI VII
MINDMAPS
◦ The Oxford Guide to Effective Argument and Critical Thinking by Colin Swatridge
Teori Sosial & TSK\Mindmap Tugas 8 Oxford By Colin.pdf
◦ Critical Thinking An Exploration of Theory and Practice by Jeniffer Moon
◦ Teori Sosial & TSK\Mindmap Tugas 8 Critical Thinking Jeniffer Moon.pdf

Anda mungkin juga menyukai