Anda di halaman 1dari 38

Kebijakan Penyelenggaraan Haji

dan Umroh Tahun 1438H/2017M


Oleh :
H. Muslih, S.Pd, MA
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji & Umrah
Kantor Kementerian Agama Kota Blitar

Disampaikan pada Kegiatan


Sosialisasi Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 1438 H/ 2017 M
Blitar, 19 Juni 2017
KERANGKA PEMAPARAN
1 • Kebijakan Pendaftaran dan Dokumen Haji
2 • Kebijakan Pembinaan Haji dan Umroh
3 • Kebijakan Akomodasi, Transportasi dan
Perlengkapan Haji
4 • Kebijakan Pengelolaan Keuangan Haji
5 • Kebijakan Sistem Informasi Haji
Kebijakan Pendaftaran dan
Dokumen Haji
KUOTA HAJI JAWA TIMUR
• Kuota haji Indonesia mengacu kepada Keputusan KTT-OKI tahun 1987 di
Amman, Yordania yang memutuskan 1/1000 (satu perseribu) dari jumlah
penduduk Muslim suatu negara
• Kuota asal haji Indonesia sebanyak 211.000 orang, terdiri atas 194.000
untuk jamaah haji biasa dan 17.000 untuk jamaah haji khusus;
• Kuota Asal Haji Provinsi Jawa Timur sebanyak 34.165
• Pada Tahun 2013 s.d 2016 kuota jemaah haji dikurangi 20% menjadi
27.323 terkait dengan pembangunan perluasan Masjidil Haram
• Kuota Jawa Timur tahun 2017 dikembalikan ke kuota asal 34.165
ditambah 1.105 sehingga menjadi 35.270, yang diperuntukkan bagi
jemaah haji reguler sebanyak 35.035 dan TPHD 235.
PENDAFTARAN HAJI REGULER
• Pendaftar berusia minimal 12 tahun.
• Bagi yang sudah pernah haji baru diperbolehkan mendaftar kembali
10 tahun setelah pergi haji terakhir (tidak berlaku bagi
pembimbing).
• Gubernur dapat menambah persyaratan pendaftaran berupa surat
keterangan domisili.
• Tidak perlu persyaratan surat keterangan sehat dari dokter.
• Jemaah melakukan setoran awal di BPS-BPIH dan mendapat bukti
setor dg nomor validasi. Kemudian ke Kankemenag Kab/Kota untuk
mengisi SPPH dan mendapatkan nomor porsi, photo dan sidik jari.
KEBIJAKAN PENDAFTARAN HAJI... (lanjutan)
Ketentuan pendaftaran Pembimbing Ibadah:
• Mendapatkan rekomendasi dari Kelompok Bimbingan yg memiliki
ijin operasional yang masih berlaku;
• Memiliki sertifikat sebagai pembimbing yang dikeluarkan oleh
Kemenag;
• Memiliki jemaah minimal 45 orang yang dibuktikan dengan daftar
nominatif yang dilegalisir oleh Kementerian Agama Kabupaten/Kota;
• Nama pembimbing telah ditetapkan dalam SK Kepala Kantor
Kemenag Kab/Kota
KEBIJAKAN PELUNASAN HAJI REGULER
• • TAHAP
TAHAPI I- -(10
(10April
Aprils.d.
s.d.55Mei
Mei2017)
2017)
 Lunas tunda tahun sebelumnya;
Lunas tunda tahun sebelumnya;
 Jemaah nomor porsi masuk kuota tahun ini yang sudah berusia 18 tahun/sudah
Jemaah nomor porsi masuk kuota tahun ini yang sudah berusia 18 tahun/sudah
menikah
menikahdan
danbelum
belumpernah
pernahberhaji;
berhaji;
 Cadangan sebanyak 5% (1.752)
Cadangan sebanyak 5% (1.752)
• • TAHAP
TAHAPIIII––(22
(22Mei
Meis.d.
s.d.22Juni
Juni2017)
2017)
 Gagal sistem pelunasan tahap I;
Gagal sistem pelunasan tahap I;
 Masuk kuota tahun ini yang sudah berhaji;
Masuk kuota tahun ini yang sudah berhaji;
 Lansia 75 tahun (dapat dengan pendamping oleh suami/istri/anak kandung/adik
Lansia 75 tahun (dapat dengan pendamping oleh suami/istri/anak kandung/adik
kandung)
kandung)dandanpenggabungan
penggabungananak/orang
anak/orangtua
tuaatau
atausuami/istri.
suami/istri.Dengan
Denganketentuan
ketentuantelah
telah
terdaftar sebelum 1 Januari 2015.
terdaftar sebelum 1 Januari 2015.
• • PASCA
PASCATAHAP
TAHAPIIII
 Pengisian
Pengisiansisa
sisakuota
kuotaoleh
olehjemaah
jemaahhaji
hajicadangan
cadangansudah
sudahmelunasi
melunasi
DOKUMEN & VISA JEMAAH
• Tetap menggunakan paspor 48 halaman.
• Penggantian biaya pembuatan paspor untuk jemaah haji reguler
yang berangkat.
• Pemberian visa oleh Kedutaan Besar Arab Saudi sesuai dengan
jumlah jemaah dan petugas haji yang telah disepakati antara
Kementerian Agama RI dan Kementerian Haji Arab Saudi.
• Proses pemvisaan dg sistem E-Hajj : (1).Kontrak layanan, termasuk
data pembayaran (2).Data perorangan jemaah (3).Pemaketan dg
melakukan mapping jemaah terkait layanan / group, akomodasi
Makkah, Madinah dan katering Armina.
PERLENGKAPAN JEMAAH
• Jemaah mendapatkan gelang identitas. Untuk meningkatkan
keamanan dan sebagai antisipasi terlepasnya gelang dimaksud,
dilakukan modifikasi spesifikasi gelang identitas jemaah haji dengan
kunci pengait.
• Setelah melakukan pelunasan, jemaah mendapatkan souvenir yg
diadakan oleh BPS-BPIH berupa bahan batik haji, kain ihram (bagi
jemaah haji pria) dan mukena (bagi jemaah haji wanita).
• Perubahan spesifikasi bahan mukena dari polyester menjadi katun.
• Perubahan finishing tulisan “Indonesia” pada kain ihram, semula
berwarna menjadi putih dengan efek emboss.
Kebijakan Pembinaan Haji dan
Umroh
BIMBINGAN JEMAAH
1. Bimbingan jemaah haji dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, baik secara
perseorangan maupun kelompok (KBIH).
2. Pelaksanaan bimbingan manasik haji diarahkan pada terwujudnya kemandirian jemaah.
yaitu, suatu kondisi jemaah haji yang mampu melaksanakan manasik dan perjalanan haji
dengan benar sesuai syariat agama Islam. Mereka tidak tergantung pada pembimbing dan
pihak lain dalam melaksanakan ibadah haji sehingga terhindar berbagai upaya yang dapat
merugikan jemaah haji.
3. Bimbingan secara langsung diberikan di tingkat Kecamatan/KUA sebanyak 4 kali
pertemuan dan di tingkat Kabupaten/Kota sebanyak 2 kali pertemuan.
4. Kementerian Agama akan mengoptimalkan peran Ketua Regu (Karu) dan Ketua
Rombongan (Karom) melalui program Bimbingan manasik berbasis Karu/Karom
5. Karu/Karom akan mendapat bimbingan secara khusus dengan ruang lingkup yang lebih
luas selain bimbingan manasik tingkat KUA dan di Kabupaten/Kota), dengan harapan
Karu/Karom dapat menjadi garda terdepan dalam menjawab berbagai persoalan dan
sebagai fasilitator penggerak kualitas jemaah menuju jemaah haji mandiri serta mampu
mengambil Keputusan-keputusan ketika menghadapi persoalan di lapangan
PETUGAS HAJI
1. Rekrutmen dilakukan untuk memenuhi kebutuhan petugas haji
sebanyak ± 164 orang yang terdiri 82 TPHI dan 82 TPIHI.
2. Pola rekrutmen dilaksanakan secara ketat, baik di
Kabupaten/Kota, Kanwil maupun di Pusat
3. Materi test terdiri dari tes kompetensi dan wawancara. Mereka
yang dinyatakan lulus harus mengikuti pembekalan/pelatihan
terintegrasi.
4. Pelaksanaan test diawasi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian
Agama, agar diperoleh petugas yang memiliki kompetensi dan
dedikasi yang tinggi.
Kebijakan Akomodasi, Transportasi
dan Perlengkapan Haji
RENCANA PERJALANAN HAJI (RPH)
(BERDASARKAN KALENDER UMMUL QURO` ARAB SAUDI
TAHUN1438H / 2017M
1 Tgl 27 Juli 2017 : CJH masuk Asrama
2 Tgl 28 Juli 2017 : Pemberangkatan Kloter Pertama
3 Tgl 26 Agustus 2017 : Pemberangkatan Kloter Terakhir
5 Tgl 26 Agustus 2017 : Closing Date (Pukul 24.00 WAS)
6 Tgl 30 Agustus 2017 : Hari Tarwiyah
7 Tgl 31 Agustus 2017 : Pelaksanaan WUKUF (hari Kamis)

8 Tgl 6 September 2017 : Awal Kedatangan Kloter pertama


9 Tgl 6 Oktober 2017 : Akhir Kedatangan Kloter Terakhir
Masa Operasional Pemberangkatan&Pemulangan = 30 Hari
Gelombang I = 15 hari, Gelombang II = 15 hari
Masa Tinggal Jamaah di Arab Saudi = 41 hari
ANGKUTAN UDARA JAMAAH HAJI EMB. SURABAYA
Saudi Arabian Airlines, dengan Jenis Pesawat Boeing 747-400
berkapasitas 450 seat
Kebijakan Pemberangkatan dan pemulangan
1. Pemberangkatan Jemaah haji Gelombang 1 dari
Embarkasi Surabaya menuju Bandara AMAA Madinah,
sedangkan pemberangkatan Jemaah haji Gelombang 2
dari Embarkasi Surabaya menuju Bandara KAIA Jeddah.
2. Pemulangan Jemaah haji Gelombang 1 dari Bandara
KAIA Jeddah menuju Debarkasi Surabaya, sedangkan
pemulangan Jemaah haji Gelombang 2 dari Bandara
AMAA Madinah menuju Debarkasi Surabaya
Kewajiban Pihak Penerbangan
• Pelayanan transportasi darat (orang dan barang) dari asrama haji embarkasi
sampai kembali lagi ke asrama haji debarkasi
• Memberikan 1 set giveway (1 buah koper yang dapat diisi maksimal 32 kg, 1
tas jinjing yang dapat diisi maksimal 7 kg dan 1 tas paspor).
• Memberikan Air zamzam 5 liter saat di asrama haji debarkasi.
• Ekstracover bagi yang meninggal selama dalam tanggung jawab pihak
penerbangan (selain travel insurance).
• Pelayanan strecher case sampai ke provinsi pada pasca operasional.
• Penimbangan dan pengangkutan bagasi dari pemondokan ke bandara
dilaksanakan oleh pihak penerbangan.
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN JEMAAH HAJI
• Perlindungan bagi jemaah haji reguler dengan premi asuransi jiwa diajukan
sebesar Rp.100.000,- dari dana optimalisasi BPIH.
• Perlindungan bagi petugas haji melalui asuransi jiwa bagi petugas haji dengan dana
APBN.
• Proses klaim asuransi dilakukan oleh Ditjen PHU sesuai data jemaah wafat.
• Penguatan perlindungan bagi jemaah haji dengan penambahan petugas dari unsur
TNI/POLRI.
• Penguatan perlindungan terkait dengan dokumen/paspor jemaah haji, Pemerintah
juga akan memberangkatkan petugas dari unsur Ditjen Imigrasi Kemenkumham.
• Pelayanan kesehatan jemaah haji khusus selama di Arab Saudi dapat dilakukan
pada Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit Arab Saudi.
Kebijakan terkait Istitho’ah Kesehatan
1. Pemeriksaan dan penetapan status istitha’ah kesehatan jemaah haji
dilakukan di kabupaten/kota.
2. Pengecekan kehamilan dan pemberian vaksin meningitis paling
lambat 2 minggu sebelum jemaah masuk asrama haji.
3. Kartu vaksinasi meningitis menjadi peryaratan untuk penerbitan
SPMA. Dengan demikian tidak ada lagi pemberian vaksin meningitis
dilakukan setelah jemaah masuk asrama haji. Disini perlu koordinasi
antara Dinas Kesehatan dengan Kankemenag Kab/Kota.
4. Penjelasan mengenai penetapan status tidak laik berangkat
sepenuhnya menjadi tanggung jawab PPIH Embarkasi Bidang
Kesehatan (sesuai tusi dan kompetensi).
PENYEDIAAN KONSUMSI DI MADINAH
1. Selama di Madinah jemaah diberikan makanan :
 Konsumsi selama di Madinah sebanyak-banyaknya 18 kali makan
 Diberikan snack pagi : croisant isi dan cup cake
 Diberikan 1 paket kelengkapan minuman : gula, krimer, kopi dan teh
2. Waktu distribusi :

 Makan siang jam 11.00 sd 14.30 WAS;

 Makan malam jam 17.00 sd 21.00 WAS;


 Snack sarapan pagi didistribusikan pada saat distribusi makan malam
 Paket kelengkapan minuman dibagikan paling lambat 2 hari setelah
jemaah haji tiba di Madinah
PENYEDIAAN KONSUMSI DI MAKKAH
1. Diberikan makan siang dan malam, serta makan selamat datang dan/atau
selamat jalan sebanyak 25 kali dan snack pagi ;
2. Jemaah tidak dapat makan H-4 wukuf ( 5 Zulhijjah sd 15 Zulhijjah )
3. Makan selamat datang dan selamat jalan diberikan bagi jemaah haji yang
datang dan berangkat dari dan/atau ke Madinah;
4. Menu makan siang terdiri dari: nasi, lauk 2 macam, sayuran, buah, dan air
mineral;
5. Menu makan malam terdiri dari: nasi, lauk 1 macam, sayuran, buah, dan air
mineral;
6. Waktu distribusi :
- makan siang jam 08.00 sd 11.00 WAS;
- makan malam jam 16.30 sd 21.00 WAS;
- snack sarapan diberikan bersamaan dengan distribusi makan malam;

21
PENYEDIAAN KONSUMSI DI ARMINA
1. Di Arafah diberikan 4 kali makan (malam, pagi, siang, malam), di Muzdalifah 1 kali snack dan
di Mina 11 kali makan (pagi, siang, malam) termasuk paket kelengkapan konsumsi dan air
mineral tambahan;
2. Paket kelengkapan konsumsi disajikan dalam kemasan kotak plastik dengan tutup
transparan;
3. Menu makan pagi dan malam terdiri dari: nasi, lauk 1 macam, sayuran, buah, dan air
mineral;
4. Menu makan siang terdiri dari: nasi, lauk 1 macam, sayuran, buah, jus dan air mineral;
5. Waktu distribusi :
 Makan pagi jam 06.00 sd 08.00 WAS
 Makan siang jam 11.00 sd 14.30 WAS;
 Makan malam jam 17.00 sd 21.30 WAS (kecuali tanggal 9 Dzulhijjah, diberikan paling
lambat jam 17.00);
 Paket kelengkapan konsumsi di Arafah;
 Paket snack Muzdalifah pada saat di Arafah;
6. Jemaah haji diberikan tambahan air mineral sebanyak 4 botol @330 ml pada saat
kedatangan di Arafah.
Kebijakan Pengelolaan
Keuangan Haji
SUMBER PENDANAAN
PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
1. Dana Dari Jamaah Haji (BPIH)
adalah dana yang disetorkan langsung oleh jamaah haji yang dipergunakan untuk
membiayai komponen tertentu (Tiket pesawat PP, Pemondokan di Mekkah & Living cost)
dalam penyelenggaraan ibadah haji (direct cost)
2. Dana Optimalisasi / Jasa Setoran Awal BPIH
adalah dana yang diperoleh dari hasil optimalisasi/manfaat setoran awal BPIH (indirect
cost) yang dipergunakan membiayai komponen yang tidak dibayar jamaah haji
3. Dana APBN
adalah dana yang dialokasikan pada DIPA Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umroh yang digunakan untuk mendukung penyelenggaraan ibadah haji, baik ditanah air
maupun Arab Saudi
4. Dana APBD
Dana yang bersumber dari Pemerintah Daerah Tk. I maupun Tk. II
5. Dana Pelayanan Kesehatan
Adalah dana Kesehatan yang ada pada Kementerian Kesehatan
SUMBER PENDANAAN
PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
1. DIRECT COST 2. INDIRECT COST
Adalah Biaya yang Adalah Biaya yang dibebankan dari
dibebankan langsung kepada hasil optimalisasi dana setoran awal
jamaah yang digunakan untuk BPIH yang digunakan untuk
penyelenggaraan ibadah haji. penyelenggaraan ibadah haji
Besarannya ditetapkan (Pasal 23 ayat 1 dan 2).
Presiden dalam bentuk Besaran komponen Indirect cost ini
“Perpres” atas usul diusulkan Menteri Agama ke DPR
Pemerintah (melalui Menteri untuk mendapatkan persetujuan
Agama setelah disetujui oleh
DPR RI (Pasal 21 ayat 1).
BPIH EMBARKASI SURABAYA
TAHUN 1438H/2017M
JAMAAH HAJI
N
O
KOMPONEN PAGU
RATA-RATA SUMBER PEMBIAYAAN TPHD
Dana Optim. Beban Jamaah

1 Tiket PP, Airport Tax


dan Passanger Rp. 26.919.750 - Rp. 26.919.750 Rp. 26.919.750
service charge

2 Pemondokan Rp. 15.618.750 Rp. 12.227.250 Rp. 3.391.500 Rp. 15.618.750


Mekkah
3 Pemondokan Rp. 3.034.500 Rp. 3.034.500 Rp. 0,- Rp. 3.034.500
Madinah
4 Living Cost Rp. 5.355.000 - Rp. 5.355.000 Rp. 5.355.000
Jumlah Rp. 50.928.000 Rp. 15.261.750 Rp. 35.666.250 Rp. 50.928.000

Selain utk membayar Pemondokan di Madinah dan selisih pemondokan di Mekkah, Dana Optimalisasi Setoran Awal juga utk membayar :
Biaya makan di Mekkah-Madinah, penggantian paspor, pelaksanaan bimbingan manasik, transportasi shalawat, upgrade tenda Arafah,
akomodasi & makan selama di Asrama Haji, asuransi jiwa, perlengkapan haji (gelang/DAPIH), intensif Karu/Karom, dls

@info_hajijatim
BESARAN BPIH REGULER 1438H/2017M
SEMUA EMBARKASI
RATA2 : Rp. 34.890.312 RATA2 : Rp. 50.152.062
NO EMBARKASI JAMAAH TPHD

1 ACEH Rp. 31.040.900,- Rp. 46.302.650,-


2 MEDAN Rp. 31.707.400,- Rp. 46.969.150,-
3 BATAM Rp. 32.125.650,- Rp. 47.387.400,-
4 PADANG Rp. 32.840.450,- Rp. 48.102.200,-
5 PALEMBANG Rp. 32.958.750,- Rp. 48.220.500,-
6 JAKARTA Rp. 34.306.780,- Rp. 49.568.530,-
7 SOLO Rp. 35.664.700,- Rp. 50.926.450,-
8 SURABAYA Rp. 35.666.250,- Rp. 50.928.000,-
9 BANJARMASIN Rp. 37.705.900,- Rp. 52.967.650,-
10 BALIKPAPAN Rp. 38.039.150,- Rp. 53.300.900,-
11 MAKASAR Rp. 38.972.250,- Rp. 54.234.000,-
12 LOMBOK Rp. 38.239.100,- Rp. 53.500.850,-
RINCIAN KOMPONEN DIRECT COST
TAHUN 2017, DIGUNAKAN UNTUK :
1. Biaya Penerbangan sebesar : Rp. 26.143.812, digunakan untuk : Biaya Tiket, airport tax dan
passanger service

2. Pemondokan di Mekkah Rata-rata : SAR 4.375 setara Rp. 15.618.750,-


Jamaah hanya membayar : SAR 950 setara Rp. 3.391.500
adapunnya selisih nya SAR 3.426 setara Rp. 12.227.250,- dibayar dana optimalisasi

3. Living cost sebesar : 1.500 Riyal setara Rp. 5.355.000


living allowance (uang saku) sebesar 1.500 riyal diberikan jamaah haji di asrama haji saat mau
berangkat ke Bandara Juanda

 Jumlah total DIBAYAR JAMAAH : Rp. 34.890.312,-


(1 riyal Saudi = Rp. 3.570 (tiga ribu lima ratus tujuh puluh rupiah)
RINCIAN KOMPONEN INDIRECT COST BPIH
TAHUN 1438H/2017M
KOMPONEN INDIRECT COST SEBESAR : Rp. 5.486.881.475.537
(lima triliyun empat ratus delapan puluh enam milyar delapan ratus delapan puluh satu juta empat ratus tujuh puluh lima ribu lima
ratus tiga puluh tujuh rupiah)
Digunakan untuk :
1. Biaya Pelayanan Jamaah di Arab Saudi: Rp. 4.735.588.353.090,-
(Empat triliyun tujuh ratus tiga puluh lima milyar lima ratus delapan puluh delapan juta tiga ratus lima puluh tiga ribu sembilan
puluh rupiah)
2. Biaya Pelayanan Jamaah di Dalam Negeri : Rp. 270.182.591.077,-
dua ratus tujuh puluh milyar seratus delapan puluh dua juta lima ratus sembilan puluh satu ribu tujuh puluh tujuh rupiah)
3. Biaya Operasional Haji di Arab Saudi : Rp. 274.045.591.470,-
(dua ratus tujuh puluh empat milyar empat puluh lima juta lima ratus sembilan puluh satu ribu empat ratus tujuh puluh rupiah)
4. Biaya Operasional Haji di Dalam Negeri : Rp, 167.064.939.900,-
Seratus enam puluh tujuh milyar enam puluh empat juta sembilan ratus tiga puluh sembilan ribu sembilan ratus
rupiah)
5. Safe guarding: Rp. 40.000.000.000 (empat puluh millyar rupiah)
untuk mengantisipasi selisih kurs, force majeure, dan kemungkinan timbulnya biaya tidak terduga yang terkait dengan pelayanan
langsung kepada Jemaah Haji
PENGGUNAAN KOMPONEN INDIRECT COST BPIH
TAHUN 1438H/2017M
A. BIAYA LANGSUNG KEPADA JAMAAH HAJI
1. Biaya selisih sewa pemondokan jamaah di Mekkah (@Rp. 12.227.250,-)
2. Biaya pemondokan jamaah di Madinah (@ SAR 850)
3. Makan Jamaah di Arab Saudi (di Mekkah 25 kali, di Madinah 18 kali)
4. Biaya Manasik Haji Tingkat KUA & Kab/Kota (8 kali pertemuan @75.000,-)
5. Akomodasi Jamaah di Arab Saudi (waktu tinggal selama 41 hari)
6. Biaya Penerbitan Paspor (@Rp. 360.000)
7. Upgrade tenda di Arafah (SAR 200)
8. General Service Jemaah
9. Badal Haji dan pemulangan jamaah sakit ke Indonesia pasca operasional haji
10. Konsumsi Jamaah Haji di Embarkasi
11. Akomodasi Jemaah Haji di Embarkasi
12. Upgrade Naqabah (Transportasi)
13. Pengadaan dan Pendistribusian DAPIH
14. Pengadaan dan Pengiriman Gelang Identitas Jamaah
15. Buku Paket Manasik dan Pengiriman ke Provinsi
16. Insentif Ketua Rombongan (Karom)
17. Insentif Ketua Regu (Karu)
18. Asuransi Jiwa dan Kecelakaan
B. BIAYA TIDAK LANGSUNG (Operasional Dalam dan Luar Negeri)
a) Biaya Operasional Asrama Haji Embarkasi
b) Peningkatan Fasilitas dan Rehabilitasi Asrama Haji
c) Operasional, pemeliharaan infrastruktur Sistem Keuangan
d) Pembinaan dan Bimbingan Jamaah dan Petugas Haji
e) Konsumsi Petugas Kloter di Embarkasi
f) Akomodasi Petugas Kloter di Embarkasi
g) Penguatan Tata Kelola Pelayanan Haji di Luar Negeri
h) Sistem Informasi Pelaksanaan Haji
i) Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan BPIH
j) Penyiapan Pelaksanaan Transportasi Udara dan Perlindungan Jamaah
k) Rakor Persiapan Penyelenggaraan Haji
l) Media Center Haji Dalam Negeri
m) Operasional Penyelenggaraan Haji
n) Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Haji
o) Akomodasi di Arab Saudi
p) Sewa Bus Petugas Non Kloter,Temus, dan Stiker Masyair
q) Sewa Kantor, Gudang dan Tempat Pelayanan
r) Media Center Haji
s) Biaya Penunjang PPIH
t) GSF, KSA untuk Petugas
Kebijakan Sistem
Informasi Haji
1. Jemaah membuka tabungan dan melakukan
setoran awal di BPS-BPIH
8 5
Kanwil Kemenag
6 7 2. BPS-BPIH melakukan transaksi pembayaran
Provinsi setoran awal ke rekening Menteri Agama
3. Siskohat menerbitkan nomor validasi pada bukti
setoran awal
4. BPS BPIH memberikan bukti setoran awal ke
jemaah
5. Jemaah membawa bukti setoran awal dan
persyaratan lainnya ke Kankemenag Kab/Kota
6. Kankemenag Kab/Kota melakukan pengambilan
Siskohat foto dan sidik jari
7. Siskohat menerbitkan nomor porsi
8. Kankemenag menerbitkan SPPH yang berisi
nomor porsi ke jemaah
4 1 2 3

Cabang BPS
BPIH
1. Jemaah datang ke PIHK
2. PIHK melakukan input data jemaah ke Siskohat
12 9
Kanwil Kemenag
10 11 3. Siskohat mengenerate nomor registrasi
Provinsi 4. PIHK memberikan tanda bukti registrasi
5. Jemaah melakukan pembayaran ke BPS-BPIH
6. BPS-BPIH melakukan transaksi pembayaran
setoran awal ke rekening Menteri Agama
1 2 7. Siskohat menerbitkan nomor validasi pada bukti
setoran awal
8. BPS BPIH memberikan bukti setoran awal ke
4 3 jemaah
PIHK Siskohat 9. Jemaah membawa bukti setoran awal dan
persyaratan lainnya ke Kanwil Kemenag Provinsi
10. Kanwil Kemenag melakukan pengambilan foto
dan sidik jari
6 7 11. Siskohat menerbitkan nomor porsi
8 5
12. Kanwil Kemenag menerbitkan SPPH yan berisi
nomor porsi ke jemaah

Cabang BPS
BPIH
Kebijakan Teknis Siskohat
35

Jaringan
o Siskohat tidak lagi menyediakan jaringan di Kanwil
o Seluruh Kankemenag disediakan jaringan Siskohat, kecuali yang
statusnya masih pemekaran atau belum siap. Bagi kab pemekaran yang
sudah siap, disediakan fasilitas VPN
o Embarkasi hanya disediakan jaringan selama masa operasional dan
dapat ditambah dengan koneksi VPN jika diperlukan
Perangkat
o Semua kankemenag sudah dialokasikan anggaran peremajaan di tahun
2016
o Maintenance perangkat dilakukan di Kanwil
Aplikasi
o Satuan kerja dapat mengajukan penambahan fitur, penyempurnaan
aplikasi yang sifatnya minor dengan pengajuan resmi
36

Evaluasi Sistem Pendaftaran

Belum menjalankan prosedur pengecekan


transaksi saat terjadi time-out
Terdapat data setoran awal berisi data orang
tua, sementara jemaah adalah anaknya
o Rekening dibuat joint QQ
o Data CIF berisikan data orang tua
o Bank seharusnya membuat “penyimpangan” dengan
mengisi juga data anak
o Setoran awal harus berisi data anak
Jemaah salah Kab/kota domisili
Komponen Siskohat untuk Pendaftaran
37

Infrastruktur
o Jaringan Siskohat atau VPN Siskohat
o Jaringan BPS-BPIH dengan Siskohat
Perangkat Keras
o Komputer
o Kamera
o Fingerprint
Perangkat lunak
o Aplikasi pendaftaran di Kankemenag Kab/Kota dan
Kanwil
o Monitoring Pendaftaran
o Switching Siskohat
Demikian – Terima Kasih
&
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai