SISTEM MANAJEMEN
BIAYA UNTUK
EFFISIENSI
KELOMPOK 3
Anggota Kelompok 5 :
Activity Based
Management Just In Time (JIT)
Lean
Biaya Kualitas
Production/Manufact
(Cost of Quality)
uring
01
Activity Based
Management
Activity Based Management merupakan suatu sistem yang
terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen
untuk meningkatkan “customer value” serta keuntungan
yang akan diperoleh perusahaan dengan peningkatan value
tersebut bagi konsumen dengan pendekatan manajemen
Biaya Kualitas
(Cost of Quality)
Biaya Kualitas
(Cost of Quality)
Salah satu konsep konkrit penerapan operating activity based management adalah konsep
biaya kualitas. Konsep biaya kualitas ini disarankan dipergunakan oleh perusahaan-
perusahaan yang mengaplikasikan program gusus kendali mutu (GKM). Tujuan dari
proses GKM adalah untuk menghasilkan barang yang berkualitas. Berkualitas dalam hal
ini berarti memproduksi barang yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
perusahaan, Proses pembuatan barang yang berkualitas tersebut dilakukan dengan konsep
zero defect, yaitu proses produksi harus menghasilkan barang yang sesuai dengan
spesifikasi tersebut. Salah satu tujuan dari penerapan konsep GKM adalah untuk
meningkatkan laba perusahaan.
Biaya Kualitas
(Cost of Quality)
Jika perusahaan dapat memproduksi barang dengan konsep zero defect, maka banyak
biaya-biaya yang tidak memiliki nilai tambah akan dapat dihilangkan perusahaan. Hal ini
akan mengakibatkan penurunan biaya dan peningkatan laba perusahaan. Selain itu,
dengan memproduksi barang berkualitas, maka konsumen akan puas, yang pada akhirnya
akan meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan. Biaya kualitas dipergunakan untuk
melakukan monitoring secara finansial terhadap program GKM perusahaan, apakah
sudah berjalan dengan baik atau tidak. Tanpa biaya kualitas, monitoring terhadap
keberhasilan GKM perusahaan hanya dilihat dari dua sisi, yaitu sisi perbaikkan waktu
dan sisi perbaikkan kualitas. Dengan adanya konsep biaya kualitas, maka seperti yang
telah diterangkan sebelumnya, konsep perbaikkan proses perusahaan dapat dilihat secara
lengkap dari tiga sisi, yaitu biaya, waktu, dan kualitas.
Biaya Kualitas
(Cost of Quality)
Biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan dapat dibagi menjadi empat bagian besar,
yaitu :
1. Biaya pencegahan (prevention costs)
2. Biaya pemeriksaaan (appraisal costs)
3. Biaya kegagalan internal (internal failure costs)
4. Biaya kegagalan eksternal (external failure costs)
Dari keempat biaya tersebut, biaya pencegahan dan biaya pemeriksaan dapat digolongkan
sebagai biaya pengendalian (control costs), sedangkan biaya kegagalan internal dan
eksternal akan digolongkan sebagai biaya kegagalan (failure costs).
Biaya Kualitas (Cost of Quality)
Biaya kegagalan internal
(internal failure costs)
Biaya kegagalan internal (internal failure costs) adalah biaya yang
terpaksa dikeluarkan oleh perusahaan, karena perusahaan
Biaya pencegahan memproduksi barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi, namun
kondisi barang yang tidak baik tersebut ditemukan sebelum barang
(prevention costs) tersebut sampai ke tangan konsumen akhir.
Contoh biaya dari golongan ini adalah biaya pengerjaan ulang
Biaya pencegahan (prevention costs) adalah biaya yang (rework). Pengerjaan ulang terpaksa dilakukan karena perusahaan
dikeluarkan perusahaan untuk mencegah agar pada awalnya memproduksi barang yang tidak sesuai dengan
perusahaan tidak memproduksi barang yang tidak spesifikasi, sehingga harus diperbaiki lagi sehingga menjadi
sesuai dengan spesifikasi. Biaya-biaya ini dikeluarkan sempurna, agar dapat dijual dengan harga normal. Contoh lainnya
misalnya untuk melakukan pelatihan terhadap orang- adalah biaya inspeksi ulang. Biaya inspeksi ulang tidak akan
orang, membeli mesin yang lebih handal, melakukan dimasukkan sebagai appraisal costs, karena biaya inspeksi ulang
perawatan berkala yang konsisten, dan sebagainya. terjadi disebabkan perusahaan pada awalnya tidak memproduksi
barang sesuai dengan spesifikasi.
Biaya pemeriksaaan
(appraisal costs)
Biaya pemeriksaan (appraisal costs) adalah biaya yang dikeluarkan
Biaya kegagalan eksternal
untuk mencegah agara barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi (external failure costs)
yang sudah terlanjur diproduksi oleh perusahaan agar jangan
Biaya kegagalan eksternal (external failure costs) pada dasarnya
sampai diproses lebih lanjut. Contoh dari biaya ini adalah biaya
memiliki konsep yang sama dengan biaya kegagalan internal.
untuk melakukan aktivitas pemeriksaan bahan mentah. Pemeriksaan
Bedanya, barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi tersebut
bahan mentah dilakukan agar jangan sampai bahan mentah yang
baru ditemukan setelah sampai ketangan konsumen akhir.
tidak sesuai dengan spesifikasi dipakai untuk produksi, karena jika
Contoh dari biaya dalam kategori ini adalah biaya untuk
sampai bahan mentah tersebut dipakai, pasti akan menghasilkan
menangani keluhan pelanggan, biaya garansi, dan sebagainya.
output yang buruk juga. Hampir segala bentuk pemeriksaan atau
inspeksi akan dimasukkan dalam kategori biaya ini.
Biaya Kualitas
(Cost of Quality)
Monitoring terhadap pergerakan biaya kualitas dapat dilakukan melalui
perbandingan rasio dari satu periode ke periode lainnya. Rasio-rasio
yang akan dibuat adalah:
1. Total biaya kualitas/penjualan
2. Biaya pencegahan/penjualan
3. Biaya pemeriksaan/penjualan
4. Biaya kegagalan internal/penjualan
5. Biaya kegagalan eksternal/penjualan
Biaya Kualitas
(Cost of Quality)
Dari ke semua rasio tersebut, prioritas jangka pendek dari program GKM
adalah untuk menurunkan rasio biaya kegagalan eksternal/penjualan. Rasio
ini tidak boleh meningkat, namun dari periode-ke periode harus selalu turun.
Hal ini penting, karena jika sampai barang yang tidak sesuai dengan
spesifikasi itu sampai ketangan konsumen akhir, maka konsumen akan
menjadi tidak puas. Jika konsumen tidak puas, maka akan berdampak buruk
terhadap penjualan masa depan perusahaan, karena bukan hanya konsumen
saja yang tidak akan membeli produk-produk perusahaan, namun juga pada
pihak-pihak lain yang mendapat cerita ketidakpuasan dari konsumen tersebut.
Biaya Kualitas
(Cost of Quality)
Rasio biaya pencegahan/penjualan biasanya diawal-awal program GKM akan
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan perusahaan harus melakukan
investasi awal yang cukup besar untuk membangun sistem GKM tersebut
Namun setelah beberapa periode, rasio ini akan menurun dan mencapai
tingkatan yang stabil. Dalam tahap awal GKM biasanya rasio biaya
pemeriksaan/penjualan juga akan meningkat. Hal ini disebabkan karena
program GKM membutuhkan waktu untuk berjalan dengan baik, sehingga
untuk memastikan bahwa barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi
tersebut agar jangan sampai ke tangan konsumen, maka persentase barang
yang diinspeksi akan ditingkatkan.
Biaya Kualitas
(Cost of Quality)
Jika sistem GKM sudah berjalan dengan baik, dan jumlah barang tidak sesuai spesifikasi
yang dihasilkan perusahaan makin lama makin berkurang, hak ini diindikasikan dari
biaya kegagalan internal dan eksternal yang terus menurun. Jika demikian adanya, maka
biaya pemeriksaan kemudian juga dapat diturunkan. Dalam kondisi zero defect yang
sempurna, maka perusahaan sama sekali tidak akan mengeluarkan biaya pemeriksaan,
biaya kegagalan internal, mapupun biaya kegagalan eksternal, karena ketiga kategori
biaya- biaya tersebut berasal dari aktivitas-aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah.
Pada akhirnya, biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan hanya merupakan biaya
pencegahan.
Biaya Kualitas Tersembunyi
(Hidden Quality Cost)
Penerapan konsep biaya kualitas ini akan semakin mudah dilakukan apabila perusahaan sudah
memiliki sistem activity based costing. Hal ini disebabkan penggolongan berdasarkan charts of
accounts perusahaan akan menyulitkan penggolongan biaya menjadi keempat biaya kualitas
tersebut. Contohnya, dalam charts of accounts perusahaan yang ada adalah biaya gaji, namun untuk
analisis biaya kualitas maka biaya gaji tersebut harus dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan. Jika sudah diketahui biaya masing-masing aktivitas, baru dapat
digolongkan mana yang masuk dalam golongan biaya pencegahan, pemeriksaan, kegagalan internal
ataupun kegagalan eksternal. Dengan demikian, salah satu konsep penerapan konkrit dari operating
activity based management adalah model biaya kualitas ini.
Biaya Kualitas Tersembunyi
(Hidden Quality Cost)
Metode Pengukuran
Metode Riset Pasar
Metode Multipler
diasumsikan bahwa total biaya kualitas merupakan Riset pasar melalui survei pelanggan,
multiplikasi dari beberapa ukuran biaya kegagalan
dapat diperoleh informasi penting
sehingga untuk mengestimasikan biaya kegagalan total
dapat dilakukan dengan mengalikan dengan mengenai dampak produk yang tidak
menggunakan suatu angka pengali yang ditentukan berkualitas terhadap kerugian
dengan biaya kegagalan total terobservasi perusahaan. Berapa peluang penjualan
Biaya kegagalan eksternal total = k x biaya kegagalan
yang hilang, berapa biaya yang harus
eksternal terobservasi dikeluarkan perusahaan karena
Contoh : penanganan pengaduan dari pelanggan
perusahaan Trigold berhasil menghitung biaya kegagalan
yang tidak puas, dan sebagainya. Hasil
eksternal terobservasi tahun 2012 sebesar Rp2.000.000.
Bedasarkan data tahun-tahun sebelumnya k ditentukan riset pasar ini selanjutnya dijadikan
sebesar 4, maka tahun 2012 biaya kegagalan eksternal dasar untuk estimasi external failure
total ditentukan sebesar Rp8.000.000 (4 x Rp2.000.000). costs.
Biaya Kualitas Tersembunyi
(Hidden Quality Cost)
Metode Taguchi Quality Loss Function
Rumus-rumus yang akan dipakai untuk menghitung hidden quality loss dalam konsep ini adalah:
dimana:
k = besaran konstanta yang tergantung dari struktur biaya kegagalan eksternal perusahaan
y = nilai aktual dari karakteristik yang diobservasi
T = target nilai dari karakteristik yang diobservasi
L = kerugian karena kualitas
●
Sedangkan konstanta k dapat diperoleh dengan rumus berikut:
dimana:
c = merupakan kerugian yang dialami perusahaan pada lower atau upper specification limit
d = jarak dari batasan (limit) terhadap target nilai
03
JUST IN TIME
Just In Time
Elemen – elemen
Just In Time
Pengertian Tingkat Persediaan Minimal
Pembenahan Tata Letak
JIT (just-in-time) adalah suatu sistem
yang memusatkan pada eliminasi aktivitas Pabrik
pemborosan dengan cara memproduksi Arus Lini
produk sesuai dengan permintaan Pengurangan Setup Time
konsumen dan hanya membeli bahan Kendali Mutu Terpadu
sesuai dengan kebutuhan produksi. Tujuan Tenaga Kerja Terpadu
strategis JIT adalah :
Meningkatkan laba
Memperbaiki posisi persaingan
perusahaan.
Just In Time Keuntungan
● Seluruh system yang ada dalam
perusahaan dapat berjalan lebih efisien
Kelemahan ● Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih
sedikit untuk memperkerjakan para
Satu kelemahan sistem JIT adalah, staffnya
tingkatan order ditentukan oleh data ● Barang produksi tidak harus selalu di
permintaan historis. Jika permintaan cek, disimpan atau diretur kembali.
naik melebihi dari rata-rata ● kertas kerja dapat lebih simple.
● Penghematan yang telah di lakukan
perencanaan historis maka inventori
dapat digunakan untuk mendapat profit
akan habis dan akan mempengaruhi
yang lebih tinggi misalnya, dengan
tingkat pelayanan konsumen. mengadakan promosi tambahan.
Just In Time
Lean Production
Lean Production