Anda di halaman 1dari 74

1.

Teknik Listrik Terapan


Lingkup Bahasan / Mata Ajar

01 TEKNIK LISTRIK TERAPAN


04 PENGOPERASIAN DAN TROUBLE
SHOOTING PANEL KUBIKEL 20 KV

02 ALAT KERJA, ALAT UKUR DAN


PERALATAN K3 05 SOP DAN K3 PADA
PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

PENGENALAN KUBIKEL 20 KV

03 DAN KOMPONEN
KOMPONENNYA
-
06 PRAKTEK
KUBIKEL 20 KV
PENGOPERASIAN

www.pln.co.id |
Hasil Belajar

“Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta mampu memahami teknik


listrik terapan yang berhubungan dengan pekerjaan pengoperasian kubikel
20 kV dengan baik dan benar sesuai standar atau ketentuan yang berlaku di
PLN.”

www.pln.co.id |
Definisi Listrik Arus Bolak - Balik
Listrik Arus bolak - balik ialah listrik (arus atau tegangan) yang berubah –
ubah arah dan nilainya terhadap waktu.

www.pln.co.id |
Karakteristik Arus Bolak Balik
Tegangan Atau Arus
V atau I
+ Nilai
Nilai
Efektif
Efektif

Perubahan
positip
Waktu
(t)

Nilai
Nilai Nilai
Nilai Perubahan
sesaat
sesaat Maksimum
Maksimum negatip Amplitudo
Amplitudo

1 Perubahan

-
Periode
Periode (T)
(T)

  Frekuensi (f) = www.pln.co.id |


Nilai atau Harga pada Arus Bolak-balik

Tegangan Arus

Nilai Sesaat v = Vm . Sin ω t i = Im . Sin ω t

Nilai Maksimum Vm Vm

Nilai Rata-rata Vaverage = 0,637 Vm Iaverage = 0,637 Im

Nilai Efektif Veff = Ieff =

www.pln.co.id |
Listrik Arus Bolak-balik 3 Fasa
V
V1

0
t

V
V2

0 V3
t

1200
V 1200 V1
V3
1200

0
V2
t

www.pln.co.id |
Hubungan Bintang

 • EL = EF
• IL = IF

www.pln.co.id |
Hubungan Delta

 • EL= EF
• IL = IF

www.pln.co.id |
Daya Listrik 3 Phasa

•  EL = EF  • EL= EF
• I L = IF • IL = I F

 P 3 Ø = P 1 + P2 + P3
= (IF1 x VF1 x Cos 1) + (IF2 x VF2 x Cos 2)+ (IF3 x VF3 x Cos 3)
Bila Tegangan dan Beban Seimbang :
P 3 Ø = 3 x IF x VF x Cos 
Atau :
P 3 Ø = x IL x VL x Cos 
www.pln.co.id |
Segitiga Daya 1 Fasa

DAYA AKTIF ( WATT )


W
j
QDAYA REAKTIF ( VAR )
DAYA SEMU ( VA ) S

S ( DAYA SEMU ) : V x I ( VA )

P ( DAYA AKTIF ) : V x I x Cos j ( WATT )


Q ( DAYA REAKTIF ) : V x I x Sin j ( VAR )

www.pln.co.id |
Segitiga Daya 3 Fasa

DAYA AKTIF ( WATT )


W
j
Q DAYA REAKTIF ( VAR )
DAYA SEMU ( VA ) S

S ( DAYA SEMU ) : √3 V x I ( VA )

P ( DAYA AKTIF ) : √3 V x I x Cos j ( WATT )


Q ( DAYA REAKTIF ) : √3 V x I x Sin j ( VAR )

www.pln.co.id |
Segitiga Daya 3 Fasa

Daya Semu (S) Tegangan x Arus S=VxI


Daya Aktif (P) Tegangan x Arus Aktif P = V x Iaktif
P = V.Ia = V.I. COS 

Daya Reaktif (Q) Tegangan x Arus Reaktif Q = V x Ireaktif


Q = V.Ire = V.I. SIN 

Faktor Daya =

Faktor Kerja = = Cos 

Faktor Kerja ialah sudut yang dibentuk antara vektor arus dengan vektor tegangan.
www.pln.co.id |
Beban pada Arus Bolak-balik
Beban resistip (R) Beban induktip (Xl) Beban kapasitip (Xc)
Energi listrik diubah menjadi energi Energi listrik yang diserap diubah Energi listrik yang diserap
panas atau mekanik menjadi medan magnet menghasilkan energi reaktip
Daya yang diserap berupa daya Daya yang diserap berupa daya Daya yang diserap berupa daya
semu seluruhnya diubah menjadi semu seluruhnya diubah menjadi semu seluruhnya diubah menjadi
daya aktip ( P ) = Watt daya reaktip induktip (QL) = VAR daya reaktip kapasitip (Qc) = VAR
Ternasuk beban resistip murni
Ternasuk beban induktip murni Ternasuk beban reaktip murni
adalah lampu pijar, setrika listrik,
adalah reaktor dan kumparan adalah kapasitor
heater
Gelombang sinusioda arus Gelombang sinusioda arus Gelombang sinusioda arus
berhimpit dengan tegangan ketinggalan 90 terhadap tegangan mendahului 90 terhadap tegangan
(  = 0 dan cos  = 1 ) ( = 90 ; cos  = 0) ( = 90 ; cos  = 0)
R = ρ.L/A
XL = 2π.f.L XC = 1/ 2π.f.C
Rt2 = Rt1 { l + αt1 (t2 – t1) }

Z = R + jXL + jXc Ω/Ohm www.pln.co.id |


Impedansi Beban (Z)

R ( hambatan murni) : Lampu pijar, setrika listrik, heater


L ( hambatan induktif ) : Reaktor, kumparan
C ( hambatan kapasitif ) : Kapasitor

Sifat hambatan L ( XL ) dan C ( XC ) adalah saling bertentangan / meniadakan.

XL = 2π.f.L, dan XC = 1/ 2π.f.C


XL dan XC merupakan bagian imajiner dari impedansi Z

www.pln.co.id |
Hubungan Antara Z , R dan jX

Z = R + jXL Z = R + jXC

jXL jXL > jXC jXL


R

Z jXtC
jXtL Z

R
jXC jXC > jXL
jXC

www.pln.co.id |
Rumus & Hukum Dasar Arus Bolak Balik

1. Hukum Ohm, V = I x R Grafik perbandingan V-I pada


hukum Ohm

I I3
2. Hukum Kirchoff I, 1 I1  I 2  I 3  I 4  I 5
jumlah arus masuk = jumlah arus keluar I4 atau
I1  I 2  I 3  I 4  I 5  0
I2 I5

3. Hukum Kirchoff II,


E  ( IR )  0
Total beda potensial (tegangan) pada suatu
rangaian tertutup adalah nol.
www.pln.co.id |
Tahanan Resistan (Tahanan Murni)

Hambatan suatu penghantar sebanding dengan panjang


penghantar dan berbanding terbalik dengan luas
penampangnya.

l
R  
A

Keterangan :
R = hambatan peghantar ()
r = hambatan jenis (m)
l = panjang penghantar (m)
A = luas penampang (m2)

www.pln.co.id |
Hambatan Seri
• Hambatan satu dengan hambatan lainnya disusun secara berurutan.

• Besar hambatan pengganti dihitung dengan menggunakan rumus.

Rs  R1  R2  R3  ...  Rn

www.pln.co.id |
Hambatan Paralel
• Hambatan satu dengan hambatan lainnya disusun secara berdampingan.
• Tiap hambatan bertemu pada satu titik percabangan.

• Besar hambatan pengganti dihitung dengan menggunakan rumus.


1 1 1 1 1
    ... 
Rp R1 R2 R3 Rn

www.pln.co.id |
Rumus-rumus Dasar : Arus Bolak Balik 1 Fasa

2 V
I Z cosθ Z
2
V Cosθ
√ Z cosP θ
Z
P
I V cos θ V cos θ
P I
P V Z V
I cos θ I

√ P.Z
cos θ P
2
V cos θ
P
I.Z 2
I cos θ

www.pln.co.id |
Rumus-rumus Dasar : Arus Bolak Balik 3 Fasa

2 √3V
√3I Z cosθ Z
2
√3V Cosθ
√ P
√3Z cos θ
Z
P
√3I V cos θ √3V cos θ
P I
P V Z √3V
√3I cos θ I

√ P.Z
√3cos θ P
2
√3V cos θ
P
√3I.Z 2
√3I cos θ

www.pln.co.id |
Gejala Korona
Pelepasan listrik (Partikel Discharge) mencakup :
1. Internal discharge (pelepasan didalam)
2. Surface discharge (pelepasan dipermukaan)
3. Corona discharge (pelepasan korona)

www.pln.co.id |
Gejala Korona
• Internal Discharge
Proses pelepasan listrik di dalam rongga atau lubang yang
terbentang dalam suatu dielektrik atau ujung penghantar termasuk
di dalam media cair maupun padat.
• Surface discharge
Proses pelepasan listrik dipermukaan penghantar, tunggal tanpa
isolasi.
• Corona discharge
Salah satu gejala tegangan tinggi yang biasanya timbul
dipermukaan penghantar akibat tegangan melbihi tegangan
kritisnya yang terlihat melingkar seperti cahaya berwarna ungu
dengan diiringi suara mendesis & diikuti bau (seperti bau ozon).

www.pln.co.id |
Terjadinya Korona
Korona terjadi karena adanya ionisasi, yaitu adanya kehilangan elektron dari
molekul udara, bila disekitarnya terdapat medan listrik maka elektron-elektron
bebas mengalami gaya yang mempercepat geraknya, sehingga terjadi tabrakan
antar molekul, akibatnya timbul ion-ion dan elektron-elektron baru yang semakin
lama semakin banyak bila gradien tegangan cukup besar.
r3 TINGKAT ENERGI KE 3

r2 ORBIT KE 3 TINGKAT ENERGI KE 2


ORBIT KE 2 r2
TINGKAT ENERGI KE 1
r1
INTI r1
KULIT
INTI
Proses ionisasi dari atom :
A + E --------> A+ + 2E
Dimana :
A = Atom
A+ = Ion Positif
E = Elektron

www.pln.co.id |
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Korona
• Tekanan Udara
Tekanan udara rendah  Nilai Ekritis menjadi rendah  Lebih banyak
korona.
• Kelembaban
Kelembaban yang tinggi mengakibatkan lebih banyak korona.
• Suhu
Suhu yang tinggi  Tekanan udara rendah  Nilai Ekritis menjadi rendah 
Lebih banyak korona.
• Kawat/Konduktor
Penampang, Konfigurasi, hambatan jenis dan keadaan permukaannya

www.pln.co.id |
Sifat Buruk Korona Terhadap Lingkungan
• Membangkitkan material korosif seperti ozone dan nitrogen oxides yang
menjadi nitric acid pada kondisi kelembaban tinggi.
• Korona menyebabkan kerusakan pada peralatan.
• Radio interference (RI/RFI) terutama pada gelombang AM.
• Audio noise.

www.pln.co.id |
Efek yang Ditimbulkan oleh Korona
• Penurunan kualitas peralatan
• Menimbulkan kerusakan fisik pada komponen
• Menyebabkan interferensi radio
• Menimbulkan audio noise
• Indikasi akan kemungkinan kerusakan
• Indikasi akan pemasangan peralatan yang tidak sesuai
• Indikasi dari efektifitas pembersihan
• Indikasi kemungkinan terjadinya flashover atau trip

www.pln.co.id |
Rugi-rugi Korona (Pk)
 Pk = (f + 25)

 Untuk Cuaca Baik  Untuk Cuaca Basah


Vd = 21,1 δ mo r ln (kV) Vd = 16,9 δ mo r ln (kV)

keterangan :
δ = Faktor kerapatan udara
f = frekuensi (Hz)
r = Jari-jari kawat (cm)
D = Jarak antara kawat (cm) mo = 1.00 untuk kawat yang permukaannya halus
V = Tegangan fasa ke netral (kVrms) = 0.93 - 0.98 untuk kawat kasar
Vd = Tegangan disruptif kritis (kVrms) = 0.83 - 0.87 untuk kawat berbelit 7

mo = Faktor ketidakteraturan untuk terjadinya korona = 0.80 - 0.85 untuk kawat berbelit 19,37 dan 61|
www.pln.co.id
Tegangan Lebih (Surja Hubung & Surja Petir)
Tegangan lebih yang timbul didalam sistem kelistrikan secara luas dapat dibagi
menjadi 2 (dua) :
• Dari dalam system
• Dari luar sistem
• Transient
Dari dalam
Sistem • Dinamis
(Surja Hubung) • Statis
Tegangan
Lebih
Dari luar
Sistem • Sambaran petir
(Surja petir)

www.pln.co.id |
Tegangan Lebih Surja Hubung
Tegangan Lebih Transient
• Mempunyai frekwensi yang tidak ada hubungannya dengan frekwensi dari sistemnya danberlangsung
hanya beberapa cycle.
• Disebabkan oleh operasi PMT untuk beban induktif / kapasitif
• Hubungan ke tanah antara satu fasa dari hantarannya pada sistem pentanahan netral yang terisolir.
Tegangan Lebih Dinamis
• Terjadi pada frekwensi yang sama dengan frekwensi dari sistemnya dan berlangsung beberapa detik
• Disebabkan pada waktu pemutusan beban dari generator yang menyebabkan over speed atau bila
beban itu tiba-tiba dipindahkan / hilang.

Tegangan Lebih Statis


• Terjadi pada frekwensi yang sama dengan frekwensi sistemnya, dan bertahan sampai beberapa waktu
yang lama (relatif lama), gejala ini timbul bila hubungan satu fhasa ketanah terus berlangsug.
• Dapat terjadi demikian bila netral ditanahkan melalui kumparan peredaman busur api (are suppression
coil)

www.pln.co.id |
Penyebab Terjadinya Tegangan Lebih Switching

1. Penutupan saklar pada hantaran panjang yang terbuka

2. Penutupan kembali saklar pada hantaran panjang yang terbuka


Vo

3. Penutupan saklar pada transmisi dengan trafo tanpa beban


Vo

4. Pelepasan beban tiba - tiba pada ujung hantaran.

www.pln.co.id |
Penyebab Terjadinya Tegangan Lebih Switching

5. Pelepasan beban - tiba-tiba pada ujung hantaran yang diikuti dengan


pelepasan beban pada ujung pengirim

6. Pembukaan hantaran tanpa beban

7. Pelepasan trafo yang berbeban kosong

www.pln.co.id |
Penyebab Terjadinya Tegangan Lebih Switching

8. Pelepasan beban induktif dari trafo gulungan tertier

9. Pelepasan pada gardu antara

10. Gangguan satu fhasa ke tanah tanpa pembukaan pemutus

www.pln.co.id |
Tegangan Surja Switching
Switching On Pada Induktor
Vektor Tegangan Berpegang Kepada Polaritas Batere
 • Sifat dari induktor : pertahankan kondisi seperti sebelum dikenai perubahan
• sebelum saklar ditutup  di “L“ tidak ada arus
• Saat saklar ditutup  (t = 0) di “L“ tidak ada arus
• saat saklar ditutup  (t = 0) Tegangan VAB = 0 , atau
• Saat saklar ditutup  (t = 0) Tegangan VAC = VBC = VBAT
• Saat saklar ditutup  (t = 0) Tegangan di terminal “L” sudah ada, tetapi arus
pada “L” belum ada  I lag V  beberapa saat kemudian, arus pada “L” mulai
mengalir.
• Pada induktor terdapat nilai “R” DAN “L”
• Konstanta waktu untuk induktor mencapai nilai arus max  ± 5L/R (*)
• Setelah konstanta waktu itu dilampaui, arus max pada induktor : I =
(*) Ref : Vademekum Elektronika • Arahnya seperti : arah vektor tegangannya
www.pln.co.id |
oleh : Wasito, anggota IEEE
Tegangan Surja Switching
Switching Off Pada Induktor
Vektor Tegangan Berpegang Kepada Arah Vektor Di Sumber
 • Sebelum saklar dibuka  di “L“ ada arus : I =
• Dari sifat induktor : yang pertahankan kondisi seperti sebelum dikenai
perubahan
• Saat saklar dibuka (t = 0)  pada “L” dikenai perubahan
• Arus “I” di dalam lilitan induktor tidak segera berhenti mengalir tetapi masih
pertahankan aliran arus di “L” dengan arah dari “B” ke “C”.
• Beberapa saat konstanta waktu induktor untuk memutuskan arus ≈ 0  ± 5L/R
• Karena induktor pada kondisi itu membentuk rangkaian terbuka : arah arus di
“L” men-generate tegangan sesaat : - E = L yang arah vektornya dan dalam
waktu 5L/R, tegangan itu hilang.

www.pln.co.id |
Tegangan Surja Switching
Kaitan Teori Switching Off Pada Induktor dengan Operasi Instalasi PLN
Gangguan hubung singkat fasa A - C :
Arus gangguan mengalir di belitan trafo fasa C - A

Sewaktu relai bekerja mentripkan, arus gangguan di


belitan trafo turun mengikuti teori switching off, dimana
“L” nya adalah induktor trafo, sehingga tegangan sesaat
yang dibangkit kan antara ujung-ujung terminal belitan
trafo fasa C - A

Tegangan sesaat terutama tebing dimuka www.pln.co.id


yang bisa |
membuat flashover
Tegangan Surja Switching
Mengapa Tegangan Surja Switching sebabkan Flashover?
1. Sebenarnya isolasi sudah di design dan diuji (komisioning) tahan terhadap Surja Petir dan
Surja Switching.
2. Sewaktu operasi, tegangan kerja membakar debu (polutan) menjadi carbon yang mengotori
isolator.
3. Carbon yang melekat di isolator menjadi jembatan terjadinya flashover karena terbangkitnya
Surja Petir atau Surja Switching.
4. Pada awalnya hanya flashover yang membuat cacat active part saja tetapi terbentuk bagian
yang tajam akibat arcing.
5. Pada gangguan hubung singkat selanjutnya, flashover di titik yang sama sangat mudah terjadi
karena bagian yang tajam itu dan polusi carbon yang terus meningkat di permukaan isolator.
6. Bila dibiarkan terus, hubung singkat di jaringan yang sebenarnya sudah di clearkan oleh relai
pengaman. Tetapi hanya dengan terbangkitnya tegangan surja switching bisa buat flashover
besar yang membakar kubikel, bahkan bisa membakar semua kubikel yang ada.
www.pln.co.id |
Tegangan Surja Switching
Yang membahayakan dari tegangan surja bagi isolator

• Kenaikan tegangan yang sangat cepat membuat isolator seperti dikenai


pukulan mendadak (shock).
• Pada isolator yang terpolusi carbon atau ada bagian yang cacat, mudah
terjadi flashover atau menjadi break down.

• Tindakan pencegahan :
o Gunakan kubikel dengan index protection yang memadai.
o Pemeliharaan kubikel dengan teratur.
o Buat tekanan ruangan dimana kubikel terpasang lebih tinggi dari tekanan
udara luar (mencegah debu / polutan masuk ke ruangan).

www.pln.co.id |
Tegangan Surja Switching
Kenaikan Tegangan Kerja Sewaktu Gangguan Tanah
• Kenaikan tegangan fasa yang sehat sewaktu gangguan
satu fasa ketanah terjadi dalam waktu yang sangat
cepat, perhatikan tegangan fasa biru di gambar sebelah.
• Hal ini bisa membuat terjadinya flashover di isolator
atau di dalam kubikel yang juga membahayakan /
terbakar.
• Tindakan pencegahan yang sama dapat diterapkan pada
kondisi seperti ini.
• sistem proteksi yang memadai, terutama sumber DC
yang tidak gagal dapat menghindari kejadian
kebakaran kubikel

www.pln.co.id |
Tegangan Lebih Surja Petir
• Sebab dari dalam sistem
Tegangan lebih yang timbul dari luar sistem disebabkan karena adanya pelepasan muatan-
muatan diatmosfir, dan tidak ada hubungannya dengan sistemnya, contohnya Surja Petir.

• Efek sambaran langsung dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada mahluk hidup,
kebakaran dan ledakan bila menyambar struktur/bangunan/instalasi yang tidak diproteksi.

• Ketentuan peralatan hubung (switch gear) diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :


1. Switch gear yang electrically expose
Contoh : peralatan hubung atau transformer - transformer yang diapsang diluar (out
door) dan dihubungkan pada jaringan - jaringan transmisi
2. Switch gear yang electrically non expose
Contoh : perlatan yang tidak diperuntukan tahan terhadap gangguan-gangguan
luar (non expose) (instalasi dalam /in dor)
www.pln.co.id |
Efek Sambaran Petir

• Elektrical : Rata-rata besarnya arus petir adalah 30,000 amps


• Struktural : Dalam proses sambaran langsung, Daya puncak petir yang mendekati 100MW/m
dapat diperoleh dari akibat pelepasan petir.
• Efek sambaran tidak langsung : sambaran tidak langsung yang melalui surge dan transient
merupakan ancaman bagi sistem komputerisasi, komunikasi dan kontrol alarm.

www.pln.co.id |
Gelombang Surja (Lighting & Switching)

Voltage Voltage
Puncak Puncak
1,0 e 1,0 e
Ekor
0,9 Ekor

0,5 0,5
0,1
Waktu
0 T1
Kaki Waktu
Tf Tt
T2

www.pln.co.id |
Gelombang Surja (Lighting & Switching)

Karakteristik v - t dari tegangan tembus impuls :


(impuls s - o volt - time characteristic)

www.pln.co.id |
Terjadinya Busur Listrik
Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian sistem tenaga listrik maka pada PMT
(Circuit Breaker) akan terjadi busur api, hal tersebut terjadi karena pada saat kontak PMT
dipisahkan, beda potensial diantara kontak akan menimbulkan medan elektrik diantara kontak
tersebut.

Cara peredaman busur listrik :


1. Peredaman dengan pemutusan cepat 4. Peradaman dengan minyak
2. Peredaman dengan ujung pelindung 5. Peredaman dengan gas udara
3. Peredaman dengan tiupan magnet 6. Peredaman dengan hampa udara
www.pln.co.id |
Peredaman Busur Listrik
Terjadinya busur listrik

Pelepasan beban
Cara peredaman busur listrik :
1. Peredaman dengan pemutusan cepat
2. Peredaman dengan ujung pelindung
3. Peredaman dengan tiupan magnet
4. Peradaman dengan minyak
5. Peredaman dengan gas udara
6. Peredaman dengan hanpa udara
www.pln.co.id |
Efek Panas Akibat Arus Listrik
• Arus listrik yang mengalir di penghantar menyebabkan pada penghantar
tersebut mengambil daya listrik dan diubah menjadi panas
• Besarnya panas yang timbul adalah sebanding dengan kwadrat arus, besarnya
tahanan yang dilalui arus dan lamanya waktu arus mengalir, atau dengan
rumus :
o Daya yang terserap :
P = I2 . r . t Watt jam
o Daya listrik diubah menjadi panas :
Q = 0,24 . I2 . r . T Kalori
atau
Q = 0,24 . V . I . t Kalori
www.pln.co.id |
Konduksi
• Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa disertai
perpindahan bagian-bagian zat itu.
• Perpindahan kalor dengan cara konduksi pada umumnya terjadi pada zat
padat.
• Suatu zat dapat menghantar kalor disebut konduktor, seperti berbagai jenis
logam.
• Sedangkan zat penghantar kalor yang buruk disebut isolator, pada umumnya
benda-benda non logam.

RADIASI???

www.pln.co.id |
Pembumian
Pembumian adalah penghubungan suatu titik sirkit atau penghantar yang bukan
bagian sirkit, dengan bumi melalui cara menanam penghantar / batang logam
(Ground Rod) ke dalam tanah sebagai pengaman dari arus lebih yang berbahaya
bagi manusia maupun peralatan elektronik.

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
Pada sistem distribusi dikenal ada 2 ( dua ) jenis sistem pembumian, yaitu :
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
Tujuan Pentanahan Titik Netral Sistem
a. Menghilangkan/mengurangi gejala-gejala busur api pada suatu sistem.
b. Membatasi tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa yang
sehat).
c. Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran tenaga
listrik.
d. Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh
penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike ground fault).
e. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan
dalam menentukan lokasi gangguan.

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
Menurut SPLN 2 :1978, SPLN 12:1978 dan SPLN 26:1980 untuk jaringan 20kV PLN
dimungkinkan tiga macam pembumian yang dapat dipilih :
a. Pembumian melalui resistansi tinggi (500 ohm)  PLN Distribusi Jatim.
b. Pembumian langsung sepanjang jaringan (pembumian efektif) untuk sistem distribusi 4
kawat  PLN Distribusi Jateng dan DIY
c. Pembumian melalui resistansi rendah (12-40 ohm)  PLN Distribusi Jabar, Distribusi
Jaya & Luar Jawa.
• Tahanan rendah 12 ohm dan arus gangguan tanah maksimum 1000 ampere dipakai
pada jaringan kabel tanah
• Tahanan rendah 40 ohm dan arus gangguan maksimum 300 ampere dipakai pada
jaringan saluran udara dan campuran saluran udara dengan kabel tanah

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
Metoda Pentanahan Titik Netral :
• Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding).
• Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding).
• Pentanahan langsung (effective grounding).
• Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah
(resonant grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen
(Petersen Coil).

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
Contoh/ Ilustrasi Gangguan pada tahanan pentanahan yang tinggi.
Gangguan

4 ohm

Badan motor
Motor
Listrik Sumber 415 volt, 240 volt
terhadap tanah

Bagian logam yang


diketanahkan
20 ohm

Tahanan ke tanah yang sebenarnya

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
Pengertian Pentanahan Peralatan
• Pentanahan peralatan adalah pentanahan yang menghubungkan body/
kerangka/ bagian dari peralatan listrik terhadap ground (tanah).
• Pentanahan ini pada kerja normal tidak dilalui arus.

Pentanahan
TRAFO DAYA
Peralatan

Contoh Pemasangan Pentanahan Peralatan www.pln.co.id |


Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
Tujuan pentanahan peralatan adalah sebagai berikut :
• Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya bagi
manusia.
• Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun
lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran
atau ledakan pada bangunan atau isinya.
• Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari sistem.

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
• Tahanan Pentanahan adalah :
besarnya tahanan pada kontak/hubung antara masa (body) dengan tanah.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pentanahan :


o Tahanan jenis tanah
o Panjang elektroda pentanahan
o Luas penampang elektroda pentanahan

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
• Harga pentanahan makin kecil makin baik. Untuk perlindungan personil
dan peralatan perlu diusahakan tahanan pentanahan lebih kecil dari 1 Ohm.

• Untuk memahami mengapa tahanan pentanahan harus rendah, dapat


digunakan hukum Ohm yaitu:
E = I x R volt
dimana :
E = tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
R = Tahanan (ohm)
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
Exposur Tegangan (Voltage Exposure)
Jika ada kontak yang tidak disengaja antara bagian-bagian yang dilalui arus
dengan kerangka metal dari peralatan, maka kerangka metal itu menjadi
bertegangan yang sama dengan tegangan peralatan. Untuk mencegah
terjadinya tegangan kejut yang berbahaya kerangka peralatan metal peralatan
tersebut harus dihubungkan ke tanah melalui impedansi yang rendah.

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
Pengaruh Tahanan Pentanahan yang Besar Terhadap Sistem Tenaga Listrik
a. Makin besar tahanan pentanahan, tegangan sentuh makin besar
b. Makin besar tahanan pentanahan pada tiang transmisi, makin besar
tegangan puncak tiang
c. Makin besar tahanan pentanahan pada tiang tranmisi, makin banyak
jumlah Isolator yang harus dipasang (jumlah isolator makin panjang).
d. Tahanan pentanahan mempengaruhi penampilan saluran (line
Performance).

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
Pengaruh Tahanan Pentanahan yang Kecil Terhadap Sistem Tenaga Listrik
a. Mengurangi tegangan pada puncak tiang
b. Mengurangi tegangan pada kawat penghantar
c. Mengurangi tegangan pada isolator
d. Mengurangi gangguan sampai beberapa gawang
e. Mengurangi waktu berlangsungnya tegangan merusak (Break Down
voltage).

www.pln.co.id |
Fungsi Pembumian Berdasarkan Sistem
• Mengalirkan arus gangguan
• Membuang arus muatan statis ke bumi
• Menstabilkan jeseimbangan tegangan
• Mengamankan terhadap bahaya tegangan sentuh atau tegangan langkah
• Memproteksi peralatan dari tegangan lebih / arus lebih

www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
• Sistem pembumian Pengaman (Sistem PP atau Sistem TT), yaitu
menghubungkan titik netral pada sistem tenaga listrik di sumbernya dan BKT
(kerangka) perlengkapan maupun instalasi.
• Sistem Pembumian Netral Pengaman (Sistem PNP atau Sistem TN), yaitu
menghubungkan semua BKT perlengkapan maupun instalasi dengan
penghantar proteksi ke titik sistem tenaga listrik di sumbernya.
• Pada sistem PP bekerjanya alat proteksi tergantung dari besarnya nilai tahanan
pembumiannya, semakin besar nilai arus alat proteksi, maka nilai
pentanahannya harus kecil. Sedangkan pada sistem PNP penghantar proteksi
(penghantar pentanahan) digabungkan dengan penghantar netral.

www.pln.co.id |
Sistem Pembumian Pengaman (PP=TT)

RA

RA adalah nilai tahanan pembumian elektrode pentanahan dan penghantar


proteksi untuk BKT,besarnya tergantung dari besarnya nilai tahanan sistem
pentanahan di titik sumber, sehingga bila ada gangguan hubung singkat antara
penghantar fasa dan tanah, makaalat proteksi harus bekerja pada waktu yang
telah direncanakan.

www.pln.co.id |
Sistem Pembumian Pengaman (PP=TT)

Tegangan Efektip terhadap Tanah Waktu Pemutusan


(Volt) (detik)
120 0,8
230 0,4
277 0,4
400 0,2
> 400 0,1

www.pln.co.id |
Pengukuran Tahanan Pentanahan (Earth Tester)
Kegunaan : berfungsi untuk mengukur tahanan pentanahan / pembumian.

www.pln.co.id |
Tahanan Isolasi
• Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran
(kabel) yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran
dengan tanah (ground).
• Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi
rangkaian dan perlengkapan listrik, sebagai dasar/syarat pengoperasian dan
pengendalian keselamatan.
• Besarnya tahanan isolasi minimal suatu sirkit instalasi adalah 1.000 kali
tegangan kerja instlasi tersebut dalam satuan Ohm

www.pln.co.id |
Nilai Tahanan Isolasi Sirkit / Peralatan Listrik
 Adapun untuk mengetahui standart harga minimal hasil pengukuran tahanan
isolasi suatu peralatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan
sbb :

R = x U x 2,5 (Ohm)

R = Tahanan Isolasi minimal


U = Tegangan kerja peralatan
Q = Tegangan Insulation Tester yang digunakan
2,5 = Faktor keamanan (baru)
1000 = konstant (bilangan tetap)

www.pln.co.id |
Pengukuran Tahanan Isolasi (Insulation Tester)
Insulation Tester berfungsi mengukur tahanan isolasi.

www.pln.co.id |
Breaking dan Making Capacity
• Making Capacity adalah arus
maksimum yang mampu diterima oleh
Cicuit Breaker pada saat menutup
dalam keadaan hubung singkat antar
fasa. Nilai dari arus making
dinyatakan dalam satuan kA
• Breaking Capacity adalah arus
maksimum dalam RMS yang mampu
diputus oleh circuit breaker. Nilai dari
arus breaking dinyatakan dalam satuan
kA. Biasanya nilainya adalah 2,5 x
Arus Breaking = Arus making.

www.pln.co.id |
DC Supplay pada Sistem Pembumian
Gambar Rangkaian Rectifier Supplay DC untuk Kontrol

www.pln.co.id |
DC Supplay pada Sistem Pembumian
Contoh Gambar Block Penempatan Wiring pada Terminal Masing-masing

www.pln.co.id |
DC Supplay pada Sistem Pembumian
Contoh Gambar Koneksi pada Terminal

www.pln.co.id |
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai