Teknik Listrik Terapan
Teknik Listrik Terapan
PENGENALAN KUBIKEL 20 KV
03 DAN KOMPONEN
KOMPONENNYA
-
06 PRAKTEK
KUBIKEL 20 KV
PENGOPERASIAN
www.pln.co.id |
Hasil Belajar
www.pln.co.id |
Definisi Listrik Arus Bolak - Balik
Listrik Arus bolak - balik ialah listrik (arus atau tegangan) yang berubah –
ubah arah dan nilainya terhadap waktu.
www.pln.co.id |
Karakteristik Arus Bolak Balik
Tegangan Atau Arus
V atau I
+ Nilai
Nilai
Efektif
Efektif
Perubahan
positip
Waktu
(t)
Nilai
Nilai Nilai
Nilai Perubahan
sesaat
sesaat Maksimum
Maksimum negatip Amplitudo
Amplitudo
1 Perubahan
-
Periode
Periode (T)
(T)
Tegangan Arus
Nilai Maksimum Vm Vm
www.pln.co.id |
Listrik Arus Bolak-balik 3 Fasa
V
V1
0
t
V
V2
0 V3
t
1200
V 1200 V1
V3
1200
0
V2
t
www.pln.co.id |
Hubungan Bintang
• EL = EF
• IL = IF
www.pln.co.id |
Hubungan Delta
• EL= EF
• IL = IF
www.pln.co.id |
Daya Listrik 3 Phasa
• EL = EF • EL= EF
• I L = IF • IL = I F
P 3 Ø = P 1 + P2 + P3
= (IF1 x VF1 x Cos 1) + (IF2 x VF2 x Cos 2)+ (IF3 x VF3 x Cos 3)
Bila Tegangan dan Beban Seimbang :
P 3 Ø = 3 x IF x VF x Cos
Atau :
P 3 Ø = x IL x VL x Cos
www.pln.co.id |
Segitiga Daya 1 Fasa
S ( DAYA SEMU ) : V x I ( VA )
www.pln.co.id |
Segitiga Daya 3 Fasa
S ( DAYA SEMU ) : √3 V x I ( VA )
www.pln.co.id |
Segitiga Daya 3 Fasa
Faktor Daya =
Faktor Kerja ialah sudut yang dibentuk antara vektor arus dengan vektor tegangan.
www.pln.co.id |
Beban pada Arus Bolak-balik
Beban resistip (R) Beban induktip (Xl) Beban kapasitip (Xc)
Energi listrik diubah menjadi energi Energi listrik yang diserap diubah Energi listrik yang diserap
panas atau mekanik menjadi medan magnet menghasilkan energi reaktip
Daya yang diserap berupa daya Daya yang diserap berupa daya Daya yang diserap berupa daya
semu seluruhnya diubah menjadi semu seluruhnya diubah menjadi semu seluruhnya diubah menjadi
daya aktip ( P ) = Watt daya reaktip induktip (QL) = VAR daya reaktip kapasitip (Qc) = VAR
Ternasuk beban resistip murni
Ternasuk beban induktip murni Ternasuk beban reaktip murni
adalah lampu pijar, setrika listrik,
adalah reaktor dan kumparan adalah kapasitor
heater
Gelombang sinusioda arus Gelombang sinusioda arus Gelombang sinusioda arus
berhimpit dengan tegangan ketinggalan 90 terhadap tegangan mendahului 90 terhadap tegangan
( = 0 dan cos = 1 ) ( = 90 ; cos = 0) ( = 90 ; cos = 0)
R = ρ.L/A
XL = 2π.f.L XC = 1/ 2π.f.C
Rt2 = Rt1 { l + αt1 (t2 – t1) }
www.pln.co.id |
Hubungan Antara Z , R dan jX
Z = R + jXL Z = R + jXC
Z jXtC
jXtL Z
R
jXC jXC > jXL
jXC
www.pln.co.id |
Rumus & Hukum Dasar Arus Bolak Balik
I I3
2. Hukum Kirchoff I, 1 I1 I 2 I 3 I 4 I 5
jumlah arus masuk = jumlah arus keluar I4 atau
I1 I 2 I 3 I 4 I 5 0
I2 I5
l
R
A
Keterangan :
R = hambatan peghantar ()
r = hambatan jenis (m)
l = panjang penghantar (m)
A = luas penampang (m2)
www.pln.co.id |
Hambatan Seri
• Hambatan satu dengan hambatan lainnya disusun secara berurutan.
Rs R1 R2 R3 ... Rn
www.pln.co.id |
Hambatan Paralel
• Hambatan satu dengan hambatan lainnya disusun secara berdampingan.
• Tiap hambatan bertemu pada satu titik percabangan.
www.pln.co.id |
Rumus-rumus Dasar : Arus Bolak Balik 1 Fasa
2 V
I Z cosθ Z
2
V Cosθ
√ Z cosP θ
Z
P
I V cos θ V cos θ
P I
P V Z V
I cos θ I
√ P.Z
cos θ P
2
V cos θ
P
I.Z 2
I cos θ
www.pln.co.id |
Rumus-rumus Dasar : Arus Bolak Balik 3 Fasa
2 √3V
√3I Z cosθ Z
2
√3V Cosθ
√ P
√3Z cos θ
Z
P
√3I V cos θ √3V cos θ
P I
P V Z √3V
√3I cos θ I
√ P.Z
√3cos θ P
2
√3V cos θ
P
√3I.Z 2
√3I cos θ
www.pln.co.id |
Gejala Korona
Pelepasan listrik (Partikel Discharge) mencakup :
1. Internal discharge (pelepasan didalam)
2. Surface discharge (pelepasan dipermukaan)
3. Corona discharge (pelepasan korona)
www.pln.co.id |
Gejala Korona
• Internal Discharge
Proses pelepasan listrik di dalam rongga atau lubang yang
terbentang dalam suatu dielektrik atau ujung penghantar termasuk
di dalam media cair maupun padat.
• Surface discharge
Proses pelepasan listrik dipermukaan penghantar, tunggal tanpa
isolasi.
• Corona discharge
Salah satu gejala tegangan tinggi yang biasanya timbul
dipermukaan penghantar akibat tegangan melbihi tegangan
kritisnya yang terlihat melingkar seperti cahaya berwarna ungu
dengan diiringi suara mendesis & diikuti bau (seperti bau ozon).
www.pln.co.id |
Terjadinya Korona
Korona terjadi karena adanya ionisasi, yaitu adanya kehilangan elektron dari
molekul udara, bila disekitarnya terdapat medan listrik maka elektron-elektron
bebas mengalami gaya yang mempercepat geraknya, sehingga terjadi tabrakan
antar molekul, akibatnya timbul ion-ion dan elektron-elektron baru yang semakin
lama semakin banyak bila gradien tegangan cukup besar.
r3 TINGKAT ENERGI KE 3
www.pln.co.id |
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Korona
• Tekanan Udara
Tekanan udara rendah Nilai Ekritis menjadi rendah Lebih banyak
korona.
• Kelembaban
Kelembaban yang tinggi mengakibatkan lebih banyak korona.
• Suhu
Suhu yang tinggi Tekanan udara rendah Nilai Ekritis menjadi rendah
Lebih banyak korona.
• Kawat/Konduktor
Penampang, Konfigurasi, hambatan jenis dan keadaan permukaannya
www.pln.co.id |
Sifat Buruk Korona Terhadap Lingkungan
• Membangkitkan material korosif seperti ozone dan nitrogen oxides yang
menjadi nitric acid pada kondisi kelembaban tinggi.
• Korona menyebabkan kerusakan pada peralatan.
• Radio interference (RI/RFI) terutama pada gelombang AM.
• Audio noise.
www.pln.co.id |
Efek yang Ditimbulkan oleh Korona
• Penurunan kualitas peralatan
• Menimbulkan kerusakan fisik pada komponen
• Menyebabkan interferensi radio
• Menimbulkan audio noise
• Indikasi akan kemungkinan kerusakan
• Indikasi akan pemasangan peralatan yang tidak sesuai
• Indikasi dari efektifitas pembersihan
• Indikasi kemungkinan terjadinya flashover atau trip
www.pln.co.id |
Rugi-rugi Korona (Pk)
Pk = (f + 25)
keterangan :
δ = Faktor kerapatan udara
f = frekuensi (Hz)
r = Jari-jari kawat (cm)
D = Jarak antara kawat (cm) mo = 1.00 untuk kawat yang permukaannya halus
V = Tegangan fasa ke netral (kVrms) = 0.93 - 0.98 untuk kawat kasar
Vd = Tegangan disruptif kritis (kVrms) = 0.83 - 0.87 untuk kawat berbelit 7
mo = Faktor ketidakteraturan untuk terjadinya korona = 0.80 - 0.85 untuk kawat berbelit 19,37 dan 61|
www.pln.co.id
Tegangan Lebih (Surja Hubung & Surja Petir)
Tegangan lebih yang timbul didalam sistem kelistrikan secara luas dapat dibagi
menjadi 2 (dua) :
• Dari dalam system
• Dari luar sistem
• Transient
Dari dalam
Sistem • Dinamis
(Surja Hubung) • Statis
Tegangan
Lebih
Dari luar
Sistem • Sambaran petir
(Surja petir)
www.pln.co.id |
Tegangan Lebih Surja Hubung
Tegangan Lebih Transient
• Mempunyai frekwensi yang tidak ada hubungannya dengan frekwensi dari sistemnya danberlangsung
hanya beberapa cycle.
• Disebabkan oleh operasi PMT untuk beban induktif / kapasitif
• Hubungan ke tanah antara satu fasa dari hantarannya pada sistem pentanahan netral yang terisolir.
Tegangan Lebih Dinamis
• Terjadi pada frekwensi yang sama dengan frekwensi dari sistemnya dan berlangsung beberapa detik
• Disebabkan pada waktu pemutusan beban dari generator yang menyebabkan over speed atau bila
beban itu tiba-tiba dipindahkan / hilang.
www.pln.co.id |
Penyebab Terjadinya Tegangan Lebih Switching
www.pln.co.id |
Penyebab Terjadinya Tegangan Lebih Switching
www.pln.co.id |
Penyebab Terjadinya Tegangan Lebih Switching
www.pln.co.id |
Tegangan Surja Switching
Switching On Pada Induktor
Vektor Tegangan Berpegang Kepada Polaritas Batere
• Sifat dari induktor : pertahankan kondisi seperti sebelum dikenai perubahan
• sebelum saklar ditutup di “L“ tidak ada arus
• Saat saklar ditutup (t = 0) di “L“ tidak ada arus
• saat saklar ditutup (t = 0) Tegangan VAB = 0 , atau
• Saat saklar ditutup (t = 0) Tegangan VAC = VBC = VBAT
• Saat saklar ditutup (t = 0) Tegangan di terminal “L” sudah ada, tetapi arus
pada “L” belum ada I lag V beberapa saat kemudian, arus pada “L” mulai
mengalir.
• Pada induktor terdapat nilai “R” DAN “L”
• Konstanta waktu untuk induktor mencapai nilai arus max ± 5L/R (*)
• Setelah konstanta waktu itu dilampaui, arus max pada induktor : I =
(*) Ref : Vademekum Elektronika • Arahnya seperti : arah vektor tegangannya
www.pln.co.id |
oleh : Wasito, anggota IEEE
Tegangan Surja Switching
Switching Off Pada Induktor
Vektor Tegangan Berpegang Kepada Arah Vektor Di Sumber
• Sebelum saklar dibuka di “L“ ada arus : I =
• Dari sifat induktor : yang pertahankan kondisi seperti sebelum dikenai
perubahan
• Saat saklar dibuka (t = 0) pada “L” dikenai perubahan
• Arus “I” di dalam lilitan induktor tidak segera berhenti mengalir tetapi masih
pertahankan aliran arus di “L” dengan arah dari “B” ke “C”.
• Beberapa saat konstanta waktu induktor untuk memutuskan arus ≈ 0 ± 5L/R
• Karena induktor pada kondisi itu membentuk rangkaian terbuka : arah arus di
“L” men-generate tegangan sesaat : - E = L yang arah vektornya dan dalam
waktu 5L/R, tegangan itu hilang.
www.pln.co.id |
Tegangan Surja Switching
Kaitan Teori Switching Off Pada Induktor dengan Operasi Instalasi PLN
Gangguan hubung singkat fasa A - C :
Arus gangguan mengalir di belitan trafo fasa C - A
• Tindakan pencegahan :
o Gunakan kubikel dengan index protection yang memadai.
o Pemeliharaan kubikel dengan teratur.
o Buat tekanan ruangan dimana kubikel terpasang lebih tinggi dari tekanan
udara luar (mencegah debu / polutan masuk ke ruangan).
www.pln.co.id |
Tegangan Surja Switching
Kenaikan Tegangan Kerja Sewaktu Gangguan Tanah
• Kenaikan tegangan fasa yang sehat sewaktu gangguan
satu fasa ketanah terjadi dalam waktu yang sangat
cepat, perhatikan tegangan fasa biru di gambar sebelah.
• Hal ini bisa membuat terjadinya flashover di isolator
atau di dalam kubikel yang juga membahayakan /
terbakar.
• Tindakan pencegahan yang sama dapat diterapkan pada
kondisi seperti ini.
• sistem proteksi yang memadai, terutama sumber DC
yang tidak gagal dapat menghindari kejadian
kebakaran kubikel
www.pln.co.id |
Tegangan Lebih Surja Petir
• Sebab dari dalam sistem
Tegangan lebih yang timbul dari luar sistem disebabkan karena adanya pelepasan muatan-
muatan diatmosfir, dan tidak ada hubungannya dengan sistemnya, contohnya Surja Petir.
• Efek sambaran langsung dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada mahluk hidup,
kebakaran dan ledakan bila menyambar struktur/bangunan/instalasi yang tidak diproteksi.
www.pln.co.id |
Gelombang Surja (Lighting & Switching)
Voltage Voltage
Puncak Puncak
1,0 e 1,0 e
Ekor
0,9 Ekor
0,5 0,5
0,1
Waktu
0 T1
Kaki Waktu
Tf Tt
T2
www.pln.co.id |
Gelombang Surja (Lighting & Switching)
www.pln.co.id |
Terjadinya Busur Listrik
Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian sistem tenaga listrik maka pada PMT
(Circuit Breaker) akan terjadi busur api, hal tersebut terjadi karena pada saat kontak PMT
dipisahkan, beda potensial diantara kontak akan menimbulkan medan elektrik diantara kontak
tersebut.
Pelepasan beban
Cara peredaman busur listrik :
1. Peredaman dengan pemutusan cepat
2. Peredaman dengan ujung pelindung
3. Peredaman dengan tiupan magnet
4. Peradaman dengan minyak
5. Peredaman dengan gas udara
6. Peredaman dengan hanpa udara
www.pln.co.id |
Efek Panas Akibat Arus Listrik
• Arus listrik yang mengalir di penghantar menyebabkan pada penghantar
tersebut mengambil daya listrik dan diubah menjadi panas
• Besarnya panas yang timbul adalah sebanding dengan kwadrat arus, besarnya
tahanan yang dilalui arus dan lamanya waktu arus mengalir, atau dengan
rumus :
o Daya yang terserap :
P = I2 . r . t Watt jam
o Daya listrik diubah menjadi panas :
Q = 0,24 . I2 . r . T Kalori
atau
Q = 0,24 . V . I . t Kalori
www.pln.co.id |
Konduksi
• Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa disertai
perpindahan bagian-bagian zat itu.
• Perpindahan kalor dengan cara konduksi pada umumnya terjadi pada zat
padat.
• Suatu zat dapat menghantar kalor disebut konduktor, seperti berbagai jenis
logam.
• Sedangkan zat penghantar kalor yang buruk disebut isolator, pada umumnya
benda-benda non logam.
RADIASI???
www.pln.co.id |
Pembumian
Pembumian adalah penghubungan suatu titik sirkit atau penghantar yang bukan
bagian sirkit, dengan bumi melalui cara menanam penghantar / batang logam
(Ground Rod) ke dalam tanah sebagai pengaman dari arus lebih yang berbahaya
bagi manusia maupun peralatan elektronik.
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
Pada sistem distribusi dikenal ada 2 ( dua ) jenis sistem pembumian, yaitu :
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
Tujuan Pentanahan Titik Netral Sistem
a. Menghilangkan/mengurangi gejala-gejala busur api pada suatu sistem.
b. Membatasi tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa yang
sehat).
c. Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran tenaga
listrik.
d. Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh
penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike ground fault).
e. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan
dalam menentukan lokasi gangguan.
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
Menurut SPLN 2 :1978, SPLN 12:1978 dan SPLN 26:1980 untuk jaringan 20kV PLN
dimungkinkan tiga macam pembumian yang dapat dipilih :
a. Pembumian melalui resistansi tinggi (500 ohm) PLN Distribusi Jatim.
b. Pembumian langsung sepanjang jaringan (pembumian efektif) untuk sistem distribusi 4
kawat PLN Distribusi Jateng dan DIY
c. Pembumian melalui resistansi rendah (12-40 ohm) PLN Distribusi Jabar, Distribusi
Jaya & Luar Jawa.
• Tahanan rendah 12 ohm dan arus gangguan tanah maksimum 1000 ampere dipakai
pada jaringan kabel tanah
• Tahanan rendah 40 ohm dan arus gangguan maksimum 300 ampere dipakai pada
jaringan saluran udara dan campuran saluran udara dengan kabel tanah
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
Metoda Pentanahan Titik Netral :
• Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding).
• Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding).
• Pentanahan langsung (effective grounding).
• Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah
(resonant grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen
(Petersen Coil).
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
1. Netral Grounding System (Sistem Pentanahan/Pembumian Titik Netral
Sistem)
Contoh/ Ilustrasi Gangguan pada tahanan pentanahan yang tinggi.
Gangguan
4 ohm
Badan motor
Motor
Listrik Sumber 415 volt, 240 volt
terhadap tanah
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
Pengertian Pentanahan Peralatan
• Pentanahan peralatan adalah pentanahan yang menghubungkan body/
kerangka/ bagian dari peralatan listrik terhadap ground (tanah).
• Pentanahan ini pada kerja normal tidak dilalui arus.
Pentanahan
TRAFO DAYA
Peralatan
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
• Tahanan Pentanahan adalah :
besarnya tahanan pada kontak/hubung antara masa (body) dengan tanah.
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
• Harga pentanahan makin kecil makin baik. Untuk perlindungan personil
dan peralatan perlu diusahakan tahanan pentanahan lebih kecil dari 1 Ohm.
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
Pengaruh Tahanan Pentanahan yang Besar Terhadap Sistem Tenaga Listrik
a. Makin besar tahanan pentanahan, tegangan sentuh makin besar
b. Makin besar tahanan pentanahan pada tiang transmisi, makin besar
tegangan puncak tiang
c. Makin besar tahanan pentanahan pada tiang tranmisi, makin banyak
jumlah Isolator yang harus dipasang (jumlah isolator makin panjang).
d. Tahanan pentanahan mempengaruhi penampilan saluran (line
Performance).
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
2. Grounding Equipment (Pentanahan/Pembumian Peralatan)
Pengaruh Tahanan Pentanahan yang Kecil Terhadap Sistem Tenaga Listrik
a. Mengurangi tegangan pada puncak tiang
b. Mengurangi tegangan pada kawat penghantar
c. Mengurangi tegangan pada isolator
d. Mengurangi gangguan sampai beberapa gawang
e. Mengurangi waktu berlangsungnya tegangan merusak (Break Down
voltage).
www.pln.co.id |
Fungsi Pembumian Berdasarkan Sistem
• Mengalirkan arus gangguan
• Membuang arus muatan statis ke bumi
• Menstabilkan jeseimbangan tegangan
• Mengamankan terhadap bahaya tegangan sentuh atau tegangan langkah
• Memproteksi peralatan dari tegangan lebih / arus lebih
www.pln.co.id |
Jenis Pembumian Sistem
• Sistem pembumian Pengaman (Sistem PP atau Sistem TT), yaitu
menghubungkan titik netral pada sistem tenaga listrik di sumbernya dan BKT
(kerangka) perlengkapan maupun instalasi.
• Sistem Pembumian Netral Pengaman (Sistem PNP atau Sistem TN), yaitu
menghubungkan semua BKT perlengkapan maupun instalasi dengan
penghantar proteksi ke titik sistem tenaga listrik di sumbernya.
• Pada sistem PP bekerjanya alat proteksi tergantung dari besarnya nilai tahanan
pembumiannya, semakin besar nilai arus alat proteksi, maka nilai
pentanahannya harus kecil. Sedangkan pada sistem PNP penghantar proteksi
(penghantar pentanahan) digabungkan dengan penghantar netral.
www.pln.co.id |
Sistem Pembumian Pengaman (PP=TT)
RA
www.pln.co.id |
Sistem Pembumian Pengaman (PP=TT)
www.pln.co.id |
Pengukuran Tahanan Pentanahan (Earth Tester)
Kegunaan : berfungsi untuk mengukur tahanan pentanahan / pembumian.
www.pln.co.id |
Tahanan Isolasi
• Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran
(kabel) yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran
dengan tanah (ground).
• Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi
rangkaian dan perlengkapan listrik, sebagai dasar/syarat pengoperasian dan
pengendalian keselamatan.
• Besarnya tahanan isolasi minimal suatu sirkit instalasi adalah 1.000 kali
tegangan kerja instlasi tersebut dalam satuan Ohm
www.pln.co.id |
Nilai Tahanan Isolasi Sirkit / Peralatan Listrik
Adapun untuk mengetahui standart harga minimal hasil pengukuran tahanan
isolasi suatu peralatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan
sbb :
R = x U x 2,5 (Ohm)
www.pln.co.id |
Pengukuran Tahanan Isolasi (Insulation Tester)
Insulation Tester berfungsi mengukur tahanan isolasi.
www.pln.co.id |
Breaking dan Making Capacity
• Making Capacity adalah arus
maksimum yang mampu diterima oleh
Cicuit Breaker pada saat menutup
dalam keadaan hubung singkat antar
fasa. Nilai dari arus making
dinyatakan dalam satuan kA
• Breaking Capacity adalah arus
maksimum dalam RMS yang mampu
diputus oleh circuit breaker. Nilai dari
arus breaking dinyatakan dalam satuan
kA. Biasanya nilainya adalah 2,5 x
Arus Breaking = Arus making.
www.pln.co.id |
DC Supplay pada Sistem Pembumian
Gambar Rangkaian Rectifier Supplay DC untuk Kontrol
www.pln.co.id |
DC Supplay pada Sistem Pembumian
Contoh Gambar Block Penempatan Wiring pada Terminal Masing-masing
www.pln.co.id |
DC Supplay pada Sistem Pembumian
Contoh Gambar Koneksi pada Terminal
www.pln.co.id |
Terima Kasih