Anda di halaman 1dari 15

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


MANADO

MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN
SISTEM KARDIOVASKULAR
Disusun Oleh :
Kelompok II

FRANSISKA N. AUSA (1814201181)


AFELIA DANDEL (1814201024)
LALA M. DUNDO (1814201004)
FRENGKI TURIAN (1614201470)

MK : Manajemen Kegawatdaruratan
Dosen : Ns. Yanerith Purba, S.Kep., M.Kep
Sistem kardiovaskular pada prinsipnya terdiri
dari jantung, pembuluh darah, dan saluran
limfe. System ini berfungsi mengangkut
oksigen, nutrisi dan zat-zat lain untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh serta
membawa bahan-bahan hasil akhir
metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh.
.

A NG
ELAK
A R B
LAT

Penyakit Kardiovaskular merupakan penyakit


yang paling mematikan di dunia dan meningkat
setiap tahunnya, henti jantung dan henti nafas
merupakan kondisi kegawatdaruratan dari
penyakit jantung yang sering terjadi. Maka dari
itu diperlukan respon time yang cepat dan tepat
dalam melakukan penanganan
ARITMIA JANTUNG

Pengertian c. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh


Aritmia jantung atau gangguan irama jantung, digitalis, quinidin dan obat-obat anti
merupakan kondisi denyut jantung yang tidak aritmia lainnya.
menentu atau tidak teratur (menjadi terlalu cepat d. Gangguan keseimbangan elektrolit
atau terlalu lambat). (hiperkalemia, hipokalemia).
e. Gangguan pada pengaturan susunan
saraf autonom yang mempengaruhi
kerja dan irama jantung.
Etiologi f. Ganggguan psikoneurotik dan susunan
Etiologi aritmia pada umumnya disebabkan saraf pusat.
oleh : g. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).
a. Peradangan jantung, misalnya demam h. Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
hipotiroidisme).
reumatik, peradangan miokard (miokarditis
i. Gangguan irama jantung karena
karena infeksi). kardiomiopati atau tumor jantung.
b. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis j. Gangguan irama jantung karena penyakit
koroner atau spasme arteri koroner), degenerasi (fibrosis sistem konduksi
misalnya iskemia miokard, infark miokard. jantung).
KLASIFIKASI PATOFISIOLOGI
a. Takikardia adalah suatu keadaan detak jantung Apabila terjadi perubahan tonus susunan
terlalu cepat . Aritmia jantung saat denyut jantung
di atas 100 denyut per menit. Terdapat tiga macam
saraf pusat otonom atau karena suatu
aritmia jantung jenis takikardia yaitu: penyakit di Nodus SA sendiri maka
1) Sinus takikardia merupakan irama jantung teratur dapat terjadi aritmia. Dalam keadaan
namun berdebar-debar ( laju gelombang 100 X per normal, pacu untuk deyut jantung
menit). dimulai di denyut nodus SA dengan
2) Takikardia atrial atau supraventrikular (SVT) SVT
terjadi ketika jantung berdenyut cepat yang dimulai
irama sinur 70-80 kali per menit,
dari ruangan jantung sebelah atas. kemudian di nodus AV dengan 50 kali
3) Takikardia ventrikel. Takikardia ventrikel terjadi per menit, yang kemudian di hantarkan
ketika jantung berdenyut cepat yang dimulai dari pada berkas HIS lalu keserabut purkinje.
ruangan jantung sebelah bawah, yaitu di ventrikel Sentrum yang tercepat membentuk pacu
(bilik jantung).
b. Bradikardia terjadi ketika detak jantung terlalu
memberikan pimpinan dan sentrum
lambat. Aritmia bradikardia terdiri dari: yang memimpin ini disebut pacemaker.
1) Sinus bradikardi adalah detak jantung kurang dari
60 per menit,irama teratur.
2. Pemasangan Alat Picu Jantung atau Implantable Cardioverter
PERTOLONGAN PERTAMA PADA Defibrillator (ICD)
ARITMIA JANTUNG Alat ini dipasang di dalam dada bagian
atas pengidap. Jadi, ketika terjadi
Manuver Vagal perubahan ritme jantung, alat ini
• Tindakan memperlambat aritmia jantung dengan dapat segera mendeteksi dan
menstimulasi nervus vagus. mengirimkan sengatan listrik pendek
ke jantung guna membuat ritme
• Stimulasi nervus vagus akan melepaskan
jantung menjadi normal kembali.
asetilkolin yang akan menurunkan denyut jantung
• Termasuk : menahan napas, batuk, meletakan air
dingin di wajah. 3. Kardioversi
Metode yang satu ini biasanya
dilakukan bila aritmia sudah tidak
bisa lagi ditangani dengan obat-
PENANGANAN obatan. Dalam proses kardioversi,
dokter akan memberikan kejutan
1. Pemberian Obat-Obatan listrik ke dada pengidap untuk
Salah satu jenis obat yang biasanya diberikan dokter membuat denyut jantung kembali
untuk pengidap aritmia adalah obat penghambat normal..
4. Metode Ablasi
beta. Obat tersebut bermanfaat untuk menjaga
denyut jantung tetap normal. Selain obat Bila lokasi penyebab terjadinya
aritmia sudah diketahui, maka
penghambat beta, obat-obatan lain yang juga sering dokter biasanya akan menganjurkan
digunakan untuk mengatasi aritmia, antara lain untuk melakukan metode ablasi.
aspirin, warfarin, rivaroxaban, dan dabigatran yang Prosedur ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah kateter dengan
dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah panduan X-ray melalui pembuluh
dan stroke. darah di kaki.
JANTUNG KORONER

ETIOLOGI
PENGERTIAN • Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya
penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah
tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung
suatu kelainan yang disebabkan oleh
yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang
penyempitan atau penghambatan parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang.
pembuluh arteri yang mengalirkan darah Hal ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan
ke otot jantung dan merupakan kelainan berakhir dan berakhir dengan kematian (Hermawatirisa,
mikroardium yang disebabkan oleh 2014).
insufisiensi aliran darah koroner. • Dari faktor risiko tersebut ada yang dikenal dengan faktor
Penyebab paling utama PJK adalah risiko mayor dan minor. Faktor risiko mayor meliputi
dislipidemia. Dislipidemia merupakan hipertensi, hiperlipidemia, merokok, dan obesitas
faktor resiko yang utama penyakit sedangkan faktor risko minor meliputi DM, stress, kurang
jantung. Perubahan gaya hidup olahraga, riwayat keluarga, usia dan seks. Menurut D.wang
masyarakat erat hubungannya dengan (2005) faktor risiko SKA pada wanita meliputi : Obesitas,
riwayat keluarga, diabetes mellitus, penggunaan kontrasepsi
peningkatan kadar lipid (Irmalita, 2015).
oral yang disertai dengan riwayat merokok, kolesterol,
merokok.
KLASIFIKASI

Acutte Coronary Angina Pektoris


Syndrome (ACS) Stabil (APS)
PATOFISIOLOGI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER

1. Tirah baring, posisi setengan duduk dengan bantal tinggi (tubuh bagian atas lebih
tinggi 20 – 30 derajat) untuk persiapan segera membawa ke IGD-RS terdekat.
2. Hindari dari penderita dari gerakan mendadak dan aktifitas apapun seperti
berbicara banyak, mengejan ( mengedan)
3. Jika penderita mengeluh nyeri hebat, dapat dibantu menguranyi dengan
pemberian obat-obatan golongan nitrat ( isosorbide dinitrate, cedocard, nitral
atau fasorbid) diberikan dibawah lidah, dapat diberikan beberapa kali hingga
penderita mendapat pertolongan di RS
4. segera telpon ke layanan Kesehatan terdekat agar penderita segera mendapat
pertolongan

Terapi Farmakologis

 Terapi anti iskemik : untuk mengurangi iskemia dan mencegah terjadinya


kemungkinan yang lebih buruk seperti, infarkmiokard atau kematian.
 Nitrat : mengurangi kebutuhan oksigen dan meningkatkan suplai oksigen.
 Antagonis kalsium mengurangi influlks kalsium yang melalui membrane sel.
Obat ini menghambat kontraksi miokard dan otot polos pembuluh darah
HENTI JANTUNG

PENGERTIAN ETIOLOGI
• Adanya jejas di jantung karena serangan jantung
• Henti jantung terjadi ketika jantung terdahulu
mendadak berhenti berdenyut, • Penebalan otot jantung (cardiomyopathy)
mengakibatkan penurunan sirkulasi • Seseorang sedang menggunakan obat-obatan
efektif. Semua kerja jantung dapat untuk jantung
terhenti, atau dapat terjadi kedutan • Kelistrikan yang tidak normal
otot jantung yang tidak sinkron • Pembuluh darah yang tidak normal
(fibrilasi ventrikel). (Hackley, • Penyalahgunaan obat
Baughman, 2009).

• Henti jantung adalah istilah yang PATOFISIOLOGI


digunakan untuk kegagalan jantung
dalam mencapai curah jantung yang Kebanyakan korban henti jantung
adekuat akibat terjadinya asistole diakibatkan oleh timbulnya aritmia yaitu
atau disritmia (biasanya fibrilasi fibrilasi ventrikel (VF), takhikardi
ventrikel). (Blogg Boulton, 2014) ventrikel (VT), aktifitas listrik tanpa nadi
(PEA), dan asistol (Kasron, 2012).
PENANGANAN LANJUTAN
PERTOLONGAN PERTAMA
PADA HENTI JANTUNG 1. Minum Obat, Obat yang direkomendasikan
seperti beta blocker ( penekan kolesterol),
angiotensin-converting enzyme (ACE)
Tahap Pertama adalah identifikasi inhibotors, dan calcium channel blockers
henti jantung mendadak dan pemberian 2. Angioplasti Koroner merupakan prosedur
bantuan BHD dengan RJP, defibrilasi, untuk membuka arteri coroner agar aliran
dan aktivasi emergency response system darah Kembali lancer. Dokter akan
(EMS) menggunakan kateter berujung balon ke
pembuluh darah dan mungkin menempatkan
Langkah-Langkah Resusitasi Jantung stent (ring jantung)
Paru Menutut AHA (2010) : 3. Implantable Cardioverter-defibrillator
1. Periksa Kesadaran (ICD) merupakan alat yang digunakan
2. Posisi Korban untuk memonitor sekaligus mengirimkan
3. Evaluasi jalan nafas kejutan energi rendah jika ada perubahan
4. Mengeluarkan benda asing pada irama jantung.
5. Periksa nafas 4. Prosedur operasi jantung, penanganan
6. Berikan bantuan nafas cardiac arrest meliputi operasi bypass
7. Periksa Nadi jantung, ablasi kateter jantung dan operasi
8. Kompresi Jantung luar korektif untuk mengembalikan aliran darah
9. Defibrilasi / AED (Automated dan irama jantung tetap normal.
External Defibrillator)
JURNAL TREND DAN ISSUE

Judul : Emergency Medical Service (Ems) Pada Out-of Hospital Cardiac Arrest
(OHCA) Berbasis Aplikasi Internet
Penulis : Ismail Fahmi dan Tuti Afriani
Pembahasan : Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem
layanan emergency medical system berbasis aplikasi internet ini digunakan dan
seberapa besar manfaat layanan ini bagi pasien dengan Out-of Hospital Cardiac
Arrest melalui pendekatan studi literature.
Hasil penelitian :
Lanjutan… • Rantai keselamatan dalam melakukan CPR pada kasus henti OHCA adalah
penolong harus mampu mengidentifikasi tanda klinis henti jantung, atau
secara sederhananya penolong mampu mengenali bahwa korban membutuhkan
bantuan dari Emergency Medical Services (EMS) dan segera meminta
bantuan dengan mengkases nomor EMS setempat.
• Keuntungan dari sistem aplikasi EMS ini dari sistem lain adalah sistem ini
sepenuhnya terkomputerisasi dari awal sampai akhir dan sangat
komprehensif melibatkan semua komponen, juga sistem ini mampu
mengidentifikasi dan memilah rumah sakit yang sesuai dengan kondisi pasien,
serta memungkinkannya komunikasi tentang kondisi pasien antara ambulans
dan rumah sakit yang dituju.6
• Kemungkinan Penerapan di Indonesia.
• Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.19 Tahun 2016 tentang
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu bahwa untuk mewujudkan
peningkatan mutu pelayanan dalam penanganan korban/pasien gawat darurat
diperlukan suatu sistem penanganan korban/pasien yang dilakukan secara
terpadu dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai pihak. Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu yang selanjutnya disingkat SPGDT
adalah suatu mekanisme pelayanan Korban/Pasien Gawat Darurat yang
terintegrasi dan berbasis call center dengan menggunakan kode akses
telekomunikasi 119 dengan melibatkan masyarakat Berdasarkan SK Menteri
Kesehatan tersebut, kemungkinan penerapan sistem EMS berbasis internet
ini sangat mungkin dilakukan di Indonesia.
Kesimpulan

• Out-of Hospital Cardiac Arrest (OHCA)


merupakan keadaan henti jantung yang
terjadi di luar rumah sakit, yang memerlukan
pertolongan dan response time yang cepat.
Untuk meningkatkan response time dan
kemampuan korban untuk tetap survive maka
dibutuhkan layanan Emergency Medical
Service( EMS) yang baik.
• Pengembangan EMS berbasis aplikasi
internet merupakan salah satu solusi untuk
meningkatkan response time penolong maupun
ambulans gawat darurat dalam memberikan
bantuan.
• Aplikasi EMS berbasis internet ini memiliki
kemungkinan besar diterapkan di Indonesia,
dimana Sistem penanggulangan gawat darurat
terpadu sudah ada dan memiliki peraturan
yang jelas.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai