Anda di halaman 1dari 22

MOMENTUM LINIER DAN

IMPULS
Momentum satu benda
Momentum : besaran yang merupakan perkalian massa
dan kecepatan atau P = m v
dengan P = momentum
v = kecepatan benda
Contoh 1 :
Sebuah mobil yang memiliki massa 1.250 kg berpindah
sejauh ∆r = 20 i – 10 j km dalam waktu
½ jam. Berapakah momentum rata-rata mobil tersebut!

Momentum rata-rata mobil : P = m v = 1250 x


(11,1 i – 5,6 j) = 13.875 i – 7000 j kg m/s
Momentum Sistem Benda
Misalkan sistem terdiri dari tiga partikel dengan momentum masing
- masing P1 ,P2 dan P3 . Momentum total sistem adalah
P = P1+ P2+ P3
Px = P1x + P2x+ P3x ; Py= P1y+ P2y+ P3y;
Pz = P1z+ P2z+ P3z
Contoh 2 :
Benda yang bermassa masing-masing 2 kg dan 3,5 kg bergerak
masing-masing dengan 3i + 2 j dan -5i + 4j m/s. Berapakah
momentum total sistem dua partikel tersebut !
Momentum masing-masing benda
P1 = m v1 = 6 i + 4 j kg m/s
P2 = m v2 = -17,5i + 14 j kg m/s
Momentum total sistem : P = P1 + P2 = -11,5 i + 18,0 j kg m/s
Impuls
Berdasarkan hukum II Newton, F = m a ;
F = ∆P/ ∆t
F = Gaya yang bekerja pada benda
∆P= Perubahan momentum benda
∆t =Lama perubahan momentum
∆P = F ∆t
Hasil perkalian F ∆t = I (impuls)
Contoh 3:
Sebuah benda jatuh ke lantai dengan kecepatan 10 m/s
kemudian dipantulkan kembali dengan kecepatan 8 m/s. Jika
massa benda adalah 0,8 kg dan lama tumbukan antara benda dan
lantai 0,2 s, Berpakah impuls yang dilakukan oleh lantai pada
benda dan gaya yang dilakukan lantai pada benda
Pembahasan :
Ambil arah ke bawah + dan ke atas –
Momentum benda sebelum tumbukan :
P1= m v1 = 8 kg m/s
Momentum benda setelah tumbukan :
P2= m v2 = -6, 4 kg m/s
Impuls (I) = P2 - P1 = -14,4 kg m/s
Gaya F = ∆P/ ∆t = -72 N
Hukum Kekekalan Momentum
Misalkan sistem yang terdiri dari sejumlah partikel
dan antar partikel terjadi tumbukan satu sama lain
Gaya tumbukan antar partikel merupakan gaya
internal dalam sistem, bukan merupakan gaya luar.
Akibatnya momentum sistem kekal jika tidak ada
gaya luar yang bekerja pada sistem.
Jumlah momentum sistem sistem sebelum dan
sesudah terjadi tumbukan selalu sama.
P1+ P2+ P3 = P’1+ P’2+ P’3
m1 v1 + m2v2 + m3v3 = m1 v’1 + m2 v’2 +m3 v’3
Contoh 4 :
Sebuah benda bermassa 0, 5 kg bergerak dengan
kecepatan v1 = 4i m/s. Benda kedua dengan massa 0,8
kg bergerak dengan kecepatan v2 = -4i + 3j m/s. Jika
setelah tumbukan benda pertama memiliki keceptan
v’1 =-2 i+ 1 j m/s. Tentukan kecepatan benda kedua
setelah tumbukan.
P1+ P2 = P’1+ P’2
P’2= P1+ P2 - P’1
= (2i) +(-3,2i+2,4j) – (-1,0i + 0,5j)
= - 0,2 i + 1.9 j kg m/s
v’2 = P’2 / m2 = -0,25 i +2,4 j m/s
Contoh 5:
Benda A massa 1 kg melakukan tumbukan berlawanan
arah dengan benda B yang massa 8 kg. Setelah tumbukan
kedua benda bersatu. Laju benda A sebelum tumbukan
adalah 20 m/s dan laju benda B sebelum tumbukan adalah
5 m/s. Laju kedua benda setelah tumbukan
Pembahasan :
Setelah tumbukan kedua menjadi satu v’1 =v’2 =v’
P = P’ = P1+ P2 = P’1+ P’2
m1 v1 + m2v2 = m1 v’1 + m2 v’2
m1 v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
v’ = -20/9 = -2,2 m/s
Tumbukan 2 Benda yang bergerak segaris
Tumbukan biasanya diikuti dengan munculnya
panas pada permukaan dua benda yang
melakukan kontak.
Panas tersebut berasal dari energi kinetik
benda yang mengalami tumbukan.
Akibatnya setelah tumbukan terjadi, energi
kinetik total lebih kecil dari energi total
sebelum tumbukan.
Jika K dan K’ = Energi kinetik sebelum dan
setelah tumbukan.
K = K’
½ m1v12 + ½ m2v22 = ½ m1 v1’2 + ½ m2 v2’2
K’ ≤ K
½ m1 v1’2 + ½ m2 v2’2 ≤ ½ m1v12 + ½ m2v22
Atau m1 v1’2 + m2 v2’2 ≤ m1v12 + m2v22
Atau – m2 (v22 -v2’2 )≤ m1 (v12 + v1 ‘2 ) *
Dengan menggunakan persamaan aljabar
(a2- b2) (a –b)(a +b), persamaan * menjadi
– m2 (v22 -v2’2)(v22 +v2’2) ≤m1(v12 - v1‘2)(v12 + v1
‘2)
– m2 (v22 -v2’2)(v22 +v2’2) ≤m1(v12 - v1 ‘2)(v12 + v1 ‘2)
– m2 (v22 -v2’2) m1(v12 - v1‘2)
Atau v2 + v2’ ≤ v1 + v1‘ Atau v2’ - v1‘ ≤ v1 – v2
Atau v2’ - v1‘ ≤ -(v2- v1)
 Koefisien Restitusi
 Untuk semua jenis tumbukan berlaku e ≤ 1
Tumbukan Elastis
Koefisien restitusi e = 1
Momentum total sebelum dan sesudah tumbukan sama besar.
Energi kinetik total sebelum dan sesudah tumbukan juga
sama (energi kinetik kekal)
Contoh tumbukan elastis : tumbukan antara dua bola biliar,
tumbukan antar partikel sub atom (elektron dan proton)
Tumbukan tidak elastis
Jika proses tumbukan memenuhi e < 1
Energi kinetik total setelah tumbukan lebih kecil
dari pada energi kinetik sebelum tumbukan.
Makin kecil nilai e, maka makin besar energi
kinetik yang hilang akibat tumbukan.
Contoh 6 :
Tentukan koefisien elastis tumbukan dua benda yang
bermassa1 kg dan 2 kg. Benda A bergerak kekanan
dengan kecepatan 40m/s, benda B juga bergerak
kekanan dengan kecepatan 10 m/s. Setelah tumbukan,
benda B bergerak ke kanan dengan kecepatan 25 m/s
Pembahasan :
P = P’ = P1+ P2 = P’1+ P’2
m1 v1 + m2v2 = m1 v’1 + m2 v’2
m1 v’1 = m1 v1 + m2v2 - m2 v’2
= 10 kg m/s
Kecepatan benda A setelah tumbukan :
v’1 = P’1 / m = 10 m/s
Koefisien Restitusi (e) = 0,5
•  
Tumbukan Benda dengan Lantai
Salah satu contohnya adalah tumbukan benda jatuh ke
bumi. Bumi tidak bergerak sebelum dan sesudah
tumbukan v2 = v’2 =0, sehingga
e =- v’1 / v1
 Jika benda dijatuhkan dari ketinggian h dengan
kecepatan awal Vo
Koefisien elastisitas dihitung dari kecepatan benda saat
akan menumbuk lantai dan tepat saat meninggalkan lantai
 Jika kecepatan awal (Vo) = 0, Kecepatan benda setelah
menumbuk lantai
v’1 = -
e =- = - =
Tumbukan Dua Dimensi
Kekekalan momentum dan energi juga dapat
diterapkan dalam tumbukan 2 atau 3 dimensi
Bola A massa mA bergerak dengan kecepatan vA1,
bola itu kemudian menumbuk bola B yang diam.
Setelah tumbukan kedua bola itu terpisah dengan
kecepatan vA2 dan vB2 . Tidak ada gaya yang
bekerja pada sistem kecuali gaya yang timbul dalam
proses tumbukan.
Komponen x dan y momentum keduanya kekal.
Jika diasumsikan sumbu x positif adalah dalam arah
vA1
•Momentum
  pada arah x
=
mA vA1x + mBvB1x = mA vA2x + mBvB2x
mA vA1x = mA vA2x + mBvB2x
Momentum pada arah y
=
mA vA1y + mBvB1y = mA vA2y - mBvB2y
0 = mA vA2y- mBvB2y
Pendulum Balistik
Pendulum Balistik atau disebut juga sebagai
bandul balistik ialah alat untuk mengukur
kecepatan peluru.
Peluru yang dilepaskan akan melakukan tumbukan
elastis dengan suatu benda yang massanya jauh
lebih besar dibandingkan massa peluru.
Momentum sistem setelah tumbukan sama dengan
momentum awal peluru, tetapi karena
kecepatannya yang kecil, maka kecepatan ini lebih
mudah ditentukan
Sebuah peluru dengan massa m bergerak
dengan kecepatan awal v mendekati sebuah
balok kayu yang digantung diam dengan
massa M.
Jika kita anggap waktu tumbukan sangat
singkat sehingga peluru berhenti didalam
balok sebelum balok mulai bergerak dari
posisinya langsung di bawah penggantungnya.
Maka tidak ada gaya luar total dan momentum
kekal.
•  
=
m v + MvM = m v’+ Mv’
m v = (m + M ) v’
v = (*)
Dalam hal ini v’= kecepatan balok dan peluru yang berada
didalam balok setelah tumbukan.
 Nilai v’ ditentukan dengan mengukur penyimpangan
maksimum beban dan peluru. Jika ketinggian maksimum h,
maka dengan hukum kekekalan energi mekanik diperoleh :
½ (M +m) v’2 + 0 = (M + m) g h + 0
atau v’ = (**)
Substitusi persamaan (*) ke (**) diperoleh kecepatan peluru
v ==v =
Pusat Massa
Simetri suatu benda berguna untuk menentukan
letak pusat berat.
Jadi pusat berat benda homogen : kubus, piringan
bundar, papan berbentuk persegi panjang berada
ditengah-tengahnya. Pusat berat selinder atau
kerucut terletak disumbu simetrinya.
Jika diketahui W = mg maka w1 = m1 g1,
w2 = m2 g2 dan seterusnya, sehingga persamaan
menjadi ...
Jika diasumsikan g=g1=g2 dstnya
Contoh
Tiga buah partikel diletakkan pada sistem koordinat xy sebagai
berikut : Massa 1 kg di titik (0,0) dan massa 2 kgdi (2,1) serta
massa 3 kg dititik (1,5). Dengan semua jarak diukur dalam
meter
Titik berat sistem ditentukan sebagai berikut

Jadi letak titik berat sistem adalah pada


koordinat (7/6 . 17/6)

Anda mungkin juga menyukai