Anda di halaman 1dari 49

FOUNDATION

ENGINEERING
Meet 2: “Shallow Foundation”

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


Introduction

Building

Arstitek Struktural M/E

Str. Atas Str. Bawah

Data Topografi Soil Test

Perancangan
Pondasi
Kegagalan Pondasi

-The Lotus Riverside Apartment – Shanghai-


Pondasi

“Pondasi adalah struktur bangunan yang terletak pada bagian dasar


yang berfungsi meneruskan beban secara merata dari bagian
atas struktur (upper structure) ke lapisan tanah yang berada di
bawahnya tanpa mengakibatkan keruntuhan tanah dan settlement
tanah yang berlebihan”
“You can’t build a great a building on a weak foundation. You
must have a solid foundation if your’re going to have a strong
superstructure”

- Gordon B. Hinckley-
Pondasi

Df

B
L

d
Shallow Foundation Deep Foundation
(Pondasi Dangkal) (Pondasi Dalam)
Penentuan Tipe Pondasi

Kondisi Tanah Jenis Bangunan Waktu Konstruksi Cost/ Biaya


&
Kondisi sekitar
Tipe Pondasi

(a) Pondasi lajur


(b) Pondasi Tapak
(c) Pondasi Rakit
(d) Pondasi Sumuran
(e) Pondasi Tiang
Pondasi Dangkal

Pondasi Tapak Pondasi Rakit

Pondasi Jalur Pondasi Sumuran


Tipe Keruntuhan Pondasi
Vesic, 1963

(a) Keruntuhan geser umum (General Shear Failure)


(b) Keruntuhan geser local (Local Shear Failure)
(c) Keruntuhan penetrasi (Punching shear failure)
Fase Keruntuhan Pondasi

Fase 1. Beban awal maka tanah di bawah pondasi turun disertai deformasi tanah
ke arah lateral, besarnya penurunan sebanding dengan besarnya beban bekerja. Tanah
masih dalam keseimbangan elastis dimana massa tanah yang terkompresi
mengakibatkan kenaikan kuat geser sehingga meningkatkan daya dukung

Fase 2 Penambahan beban selanjutnya maka baji tanah terbentuk tepat di dasar
pondasi dan deformasi plastis tanah menjadi semakin nampak. Gerakan
tanah ke arah lateral menjadi semakin diikuti retakan lokal dan geseran tanah di
sekeliling tepi pondasi. Dalam zona plastis, kuat geser tanah sepenuhnya berkembang
untuk menahan beban bekerja

Fase 3 Kecepatan deformasi semakin bertambah seiring dengan penambahan


beban. Deformasi tersebut menyebabkan tanah keluar dan menyebabkan bidang
runtuh berbentuk lengkungan
Teori Kapasitas Dukung

Persyaratan dalam perancangan pondasi:

(a) Faktor Kemananan perancangan  FK = 3

(b) Batas penurunan pondasi  terkhusus Differential Settlement

(b) Differential Settlement


Daya Dukung Pondasi
Dangkal (1)
Terzaghi, 1943

Fundamental Analisis Kapasitas dukung Terzaghi :

1. Pondasi berbentuk memanjang tak terhingga

2. Tanah di bawah dasar pondasi homogen

3. Berat tanah di atas dasar pondasi terbagi merata sebesar p0 = Df x γ

4. Tahanan geser tanah di atas dasar pondasi diabaikan

5. Dasar fondasi kasar

6. Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung spiral dan linier

7. Baji tanah terbentuk di dasar pondasi dalam kedudukan elastis bergerak Bersama

dasar pondasi
8. Pertemuan antara sisi baji dan dasar pondasi membentuk sudut gesek dalam tanah

9. Berlaku prinsip Superposisi


Daya Dukung Pondasi
Dangkal (2)
Terzaghi, 1943

Daya dukung ultimit pondasi dapat dihitung dengan formula sebagai berikut

Qu = cNc + qNq + 0.5γBNγ (pondasi memanjang)

Qu = 1.3cNc + qNq + 0.4γBNγ (pondasi kotak)

Qu = 1.3cNc + qNq + 0.3γBNγ (pondasi bulat)


Dimana:
C =kohesi tanah (kN/m2)
γ = berat jenis tanah (kN/m3)
q = γ. Df = tegangan tanah (kN/m2)
Nc, Nq, Nγ = factor daya dukung tanah berdasarkan fungsi nilai sudut geser tanah, φ
Terzaghi Bearing Capacity
Factors
Case Study 1(a)

A square foundation is 1.5 m x 1.5 m in plan. The soil supporting the foundation
has a friction angle of Ø = 20° and c = 15.2 kN/m2. The unit weight of soil, γ, is 17.8
kN/m3. Determine the allowable gross load on the foundation with a factor a safety
(FS) of 4. Assume the depth of the foundation (Df) to be one meter, and general shear
failure occurs in soil.
Solution

1.0 m c = 15.2 kN/m2


Ø = 20° Cek nilai Nc, Nq, Nγ !
γ = 17.8 kN/m3
1.5 x 1.5 m

Qu = 1.3cNc + qNq + 0.4γBNγ (pondasi kotak)


Case Study 1(b)

qu = 1.3cNc + qNq + 0.4γBNγ


qu = 1.3(15.2)(17.7) + (1x17.8)(7.4) + 0.4(17.8)(1.5)(5)
qu =349.75 + 131.72 + 53.4 = 535 kN/m2

So, allowable load per unit area of the foundation:

 qall = = = 133.75 kN/m2

Thus, the total allowable gross load

Q = (133.759)B2 = (133.75)(1.5x1.5) = 300 kN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


Pengaruh air tanah

Hitungan kapasitas selalu mempertimbangkan permeabilitas tanah

Permeabilitas Tanah Kondisi Parameter

Rendah Lempun Jangka Pendek/ segera sesudah Undrained c & Ø


g selesai pelaksanaan
Tinggi Pasir Sesudah penerapan beban Drained c’ & Ø’
Definis Perancangan

1. Tekanan overburden total (p)  tekanan total dari berat material di atas dasar
pondasi total yaitu berat tanah dan air sebelum fondasi dibangun

2. Kapasitas dukung ultimit netto (Qun)  nilai daya dukung pondasi saat
tanah akan mengalami keruntuhan geser
Qun = Qu – (Df x γ)
3. Tekanan fondasi total (q)  tekanan total pada tanah di dasar fondasi
sesudah struktur selesai di bangun yaitu berat fondasi, str. Atas dan berat
tanah urug di atas dasar fondasi
4. Tekanan fondasi neto (qn)  tambahan tekanan pada dasar fondasi,
akibat beban hidup dan beban mati dari strukturnya
qn = q – Df x γ
Definis Perancangan

5. Kapasitas dukung ijin (Qall)  tekanan fondasi maksimum yang dapat


dibebankan pada tanah dengan acuan batas persyaratan keamanan pondasi
  6. Faktor kemanan (FS) dalam tinjauan kapasitas dukung ultimit neto,
didefinisikan sebagai:
FS =

 
7. Kapasitas dukung aman (safe bearing capacity) (qs), didefinisikan
sebagai tekanan fondasi total ke dalam tanah maksimum yang tidak
mengakibatkan risiko keruntuhan kapasitas dukung
q s = + D fγ
Case Study 2(a)
Case Study 2(b)
Fondasi pada Tanah Pasir

Tanah granuler (pasir & kerikil) tidak berkohesi (c= 0) maka dalam hitungan
kapasitas dukung di abaikan.

Qu = p0Nq+ 0.5γBNγ (pondasi memanjang)

Qu = p0Nq+ 0.4γBNγ (pondasi kotak)

Qu = p0Nq+ 0.3γBNγ (pondasi bulat)


Dimana:
B = lebar atau diameter fondasi (m)
L = Panjang pondasi (m)
Po = Dfγ = tekanan overburden pada dasar fondasi (kN/m2)
Df = kedalaman fondasi (m)
γ = berat volume tanah (kN/m3)
Nq, Nγ = factor-factor kapasitas dukung
Perancangan pondasi di atas tanah pasir

1. Tanah granuler memiliki permeabilitas yang besar, karena itu pada tiap tahap
pembebanan, air selalu terdrainase dari rongga pori tanah

2. Hitungan kapasitas dukung pasar selalu didasarkan pada kondisi


terdrainase (drained) dengan penggunaan parameter tegangan efektif (Ø’
>0 dan c’ = 0)

3. Kapasitas dukung fondasi pada tanah granular dipengaruhi


terutama oleh kerapata relative (Dr), muka air
Case Study 3(a)
Case Study 3(b)
Case Study 3(c)
Case Study 4(a)
Case Study 4(b)
Settlement

1. Immediate Settlement (Se)  penurunan yang terjadi pada saat pemberian


beban pada masa konstruksi atau segera setelah masa konstruksi selesai.

2. Consolidation Settlement (Sc)  penurunan yang terjadi akibat


berkurangnya volume tanah yang disebabkan mengalirnya air keluar dari
pori-pori tanah.
Modulus Young
Modulus Young

Pengujian Standard Penetration Test:


E = 766 NSPT (kN/m2)
Pengujian sondir, qc :
E = 2qc(kg/m2)
Pengujian unconfined, Cu :
NC Clay  E = 250 s/d 500 Cu (kg/cm2)
OC Clay  750 – 1200 Cu (kg/cm2)
Immediate Settlement

For Saturated Clay : u=0.5

 
Se = A1A2
Case Study 5(a)

Sebuah pondasi dangkal persegi yang mempunyai lebar B = 1m


dan Panjang L = 2m yang ditanam pada tanah lempung dengan
kedalaman D = 1 m. Tanah tersebut mempunyai modulus E =
75 kg/cm2. Ketebalan lapisan lempung H = 6 m dengan muka
air tanah tepat berada di dasar pondasi. Beban terpusat yang
bekerja pada kolom Q = 12 ton. Anda diminta untuk
menganalisis berapa penurunan segera pada pondasi tersebut!
Case Study 5(b)

Tanah dibawah muka air tanah merupakan kondisi jenuh dan memiliki poisson ratio = 0.50 D
Case Study 5(c)
Consolidation Settlement

“Dua hal penting dalam penurunan konsolidasi tanah


ialah mengenai faktor yang menyebabkan
besarnya penurunan dan lamanya proses berlangsung
dari tanah itu sendiri”
Consolidation Settlement

Faktor besarnya
penurunan

Indeks
Besarnya Tebal lapisan, Angka Pori
Kemampatan,
beban, p Hc (e0)
Cc

Faktor Lamanya
Konsolidasi:

Koefisien
Tebalnya
Konsolidasi,
Lapisan, Hc
Cv
Consolidation Settlement

Dimana,
p0 = tekanan efektif akibat berat sendiri

pav = tambahan tekanan efektif akibat

beban diatas lapisan kompresible


e0 = initial void ratio

Cc = compression index

Hc = tebal lapisan lempung


Overconsolidated Soil

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


Stress Distribution

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


Stress Distribution

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Waktu Konsolidasi

Terzaghi mengemukakan teori untuk menganalisis waktu konsolidasi (primer) dengan anggapan
sebagai berikut:
 Lapisan tanah lempung bersifat homogen
 Lapisan tanah seluruhnya dalam kondisi jenuh air
 Kemampatan yang terjadi hanya akibat perubahan volume saja
 Kemampatan yang terjadi searah dengan beban yang bekerja
 Koefisien konsolidasi bernilai konstan (tetap) selama proses berlangsung
 Permeabilitas tanah mengikuti hukum Darcy

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


Waktu Konsolidasi

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


Waktu Konsolidasi

Hubungan faktor waktu dengan derajat konsolidasi

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


Case Study 6(a)
q = 3,5 ton

Sebuah pondasi dangkal persegi yang mempunyai lebar B =


1.0 m
1.25 m dan Panjang L = 3.75 m yang ditanam pada tanah

E = 1050 kg/cm2 lempung dengan kedalaman D = 1 m. Cv = 0.0005 cm2/


1.25 x 2.5 m
sec. Hitung penurunan segera (Se) pondasi tersebut. Juga
12.0 m

hitung waktu yang diperlukan dalam penurunan konsolidasi

Clay tanah lempung tersebut.


Case Study 6(b)
q = 3,5 ton

Penyelesaian:
1.0 m

1.25 x 2.5 m E = 1050 kg/cm2 .9 2


=0
12.0 m

A1
A2= 0.92

Clay

    Se = 0.92 x 0.92 x = 0.00011 m


Se = A1A2
Se = 0.11 mm
Case Study 6(c)
q = 3,5 ton

Waktu penurunan Konsolidasi

1.0 m

1.25 x 2.5 m E = 1050 kg/cm2


U = 90%
12.0 m

  t = 24224000 sec
Clay
  t

Anda mungkin juga menyukai