Meeting 2 - Pondasi Dangkal
Meeting 2 - Pondasi Dangkal
ENGINEERING
Meet 2: “Shallow Foundation”
Building
Perancangan
Pondasi
Kegagalan Pondasi
- Gordon B. Hinckley-
Pondasi
Df
B
L
d
Shallow Foundation Deep Foundation
(Pondasi Dangkal) (Pondasi Dalam)
Penentuan Tipe Pondasi
Fase 1. Beban awal maka tanah di bawah pondasi turun disertai deformasi tanah
ke arah lateral, besarnya penurunan sebanding dengan besarnya beban bekerja. Tanah
masih dalam keseimbangan elastis dimana massa tanah yang terkompresi
mengakibatkan kenaikan kuat geser sehingga meningkatkan daya dukung
Fase 2 Penambahan beban selanjutnya maka baji tanah terbentuk tepat di dasar
pondasi dan deformasi plastis tanah menjadi semakin nampak. Gerakan
tanah ke arah lateral menjadi semakin diikuti retakan lokal dan geseran tanah di
sekeliling tepi pondasi. Dalam zona plastis, kuat geser tanah sepenuhnya berkembang
untuk menahan beban bekerja
7. Baji tanah terbentuk di dasar pondasi dalam kedudukan elastis bergerak Bersama
dasar pondasi
8. Pertemuan antara sisi baji dan dasar pondasi membentuk sudut gesek dalam tanah
Daya dukung ultimit pondasi dapat dihitung dengan formula sebagai berikut
A square foundation is 1.5 m x 1.5 m in plan. The soil supporting the foundation
has a friction angle of Ø = 20° and c = 15.2 kN/m2. The unit weight of soil, γ, is 17.8
kN/m3. Determine the allowable gross load on the foundation with a factor a safety
(FS) of 4. Assume the depth of the foundation (Df) to be one meter, and general shear
failure occurs in soil.
Solution
1. Tekanan overburden total (p) tekanan total dari berat material di atas dasar
pondasi total yaitu berat tanah dan air sebelum fondasi dibangun
2. Kapasitas dukung ultimit netto (Qun) nilai daya dukung pondasi saat
tanah akan mengalami keruntuhan geser
Qun = Qu – (Df x γ)
3. Tekanan fondasi total (q) tekanan total pada tanah di dasar fondasi
sesudah struktur selesai di bangun yaitu berat fondasi, str. Atas dan berat
tanah urug di atas dasar fondasi
4. Tekanan fondasi neto (qn) tambahan tekanan pada dasar fondasi,
akibat beban hidup dan beban mati dari strukturnya
qn = q – Df x γ
Definis Perancangan
7. Kapasitas dukung aman (safe bearing capacity) (qs), didefinisikan
sebagai tekanan fondasi total ke dalam tanah maksimum yang tidak
mengakibatkan risiko keruntuhan kapasitas dukung
q s = + D fγ
Case Study 2(a)
Case Study 2(b)
Fondasi pada Tanah Pasir
Tanah granuler (pasir & kerikil) tidak berkohesi (c= 0) maka dalam hitungan
kapasitas dukung di abaikan.
1. Tanah granuler memiliki permeabilitas yang besar, karena itu pada tiap tahap
pembebanan, air selalu terdrainase dari rongga pori tanah
Se = A1A2
Case Study 5(a)
Tanah dibawah muka air tanah merupakan kondisi jenuh dan memiliki poisson ratio = 0.50 D
Case Study 5(c)
Consolidation Settlement
Faktor besarnya
penurunan
Indeks
Besarnya Tebal lapisan, Angka Pori
Kemampatan,
beban, p Hc (e0)
Cc
Faktor Lamanya
Konsolidasi:
Koefisien
Tebalnya
Konsolidasi,
Lapisan, Hc
Cv
Consolidation Settlement
Dimana,
p0 = tekanan efektif akibat berat sendiri
Cc = compression index
Terzaghi mengemukakan teori untuk menganalisis waktu konsolidasi (primer) dengan anggapan
sebagai berikut:
Lapisan tanah lempung bersifat homogen
Lapisan tanah seluruhnya dalam kondisi jenuh air
Kemampatan yang terjadi hanya akibat perubahan volume saja
Kemampatan yang terjadi searah dengan beban yang bekerja
Koefisien konsolidasi bernilai konstan (tetap) selama proses berlangsung
Permeabilitas tanah mengikuti hukum Darcy
Penyelesaian:
1.0 m
A1
A2= 0.92
Clay
1.0 m
t = 24224000 sec
Clay
t