Anda di halaman 1dari 20

Hukuman Disiplin Menurut PP 53 /2010 ttg Disiplin PNS

1
Proses Penjatuhan Hukuman Disiplin
Indikasi • Terdapat pegawai yang terindikasi melakukan pelanggaran terhadap
Pelanggara peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil
n

• Atasan langsung memanggil pegawai ybs untuk dilakukan pemeriksaan


Pemeriksaa • Dalam hal ancaman hukuman disiplin adalah tingkat sedang/berat maka
n dapat dibentuk Tim Pemeriksa.

• Apabila menurut hasil pemeriksaan kewenangan untuk menjatuhkan


Penjatuhan hukuman disiplin kepada PNS adalah:
• atasan langsung yang bersangkutan maka atasan langsung tersebut wajib
Hukuman
menjatuhkan hukuman disiplin
• pejabat yang lebih tinggi maka atasan langsung tersebut wajib melaporkan
secara hierarki disertai berita acara pemeriksaan

Upaya • Pengajuan keberatan ke atasan pejabat yang


Administratif menerbitkan hukuman disiplin untuk jenis hukuman
tertentu (Sedang dan Berat);
• Tanggapan pejabat yang menghukum PL 6 hari
• Keputusan keberatan PL 21 hari

Selesai
PELANGGARAN KEWAJIBAN MASUK KERJA DAN
MENAATI JAM KERJA
NO TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN KETIDAKHADIRAN KETERANGAN
1. HUKUMAN DISIPLIN RINGAN
a. Teguran Lisan 5 hari
b. Teguran Tertulis 6 – 10 hari 5 – 15 hari
c. Pernyataan Tidak Puas secara Tertulis 11 – 15 hari

2. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG


a. Penundaan Kenaikan Gaji Berkala 1 Th. 16 – 20 hari
b. Penundaan Kenaikan Pangkat 1 Th. 21 – 25 hari 16 – 30 hari
c. Penurunan Pangkat 1 tingkat selama 1 Th. 26 – 30 hari

3. HUKUMAN DISIPLIN BERAT


a. Penurunan Pangkat 1 tingkat selama 3 Th. 31 – 35 hari
b. Pemindahan dlm rangka Penurunan Jabatan 1 36 – 40 hari 31 atau lebih
tingkat.
c. Pembebasan Jabatan 41 – 45 hari
d. Pemberhentian dgn hormat/tidak dgn hormat 46 hari atau lebih

Catatan :
 Masa pelanggaran disiplin dihitung secara kumulatif mulai Januari s/d Desember tahun berjalan (Pasal
14).
 Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh
setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja (Penjelasan Pasal 3 angka 11)
TATA CARA PEMANGGILAN

1. PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dipanggil secara tertulis


oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Pemanggilan kepada PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
paling lambat 7 hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
3. Apabila pada tanggal yang seharusnya yang bersangkutan diperiksa tidak
hadir, maka dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 hari kerja sejak
tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada pemanggilan
pertama pemeriksaan.
4. Apabila pada tanggal pemeriksaan tersebut PNS yg bersangkutan tidak
hadir juga maka pejabat berwenang menghukum menjatuhkan Hukuman
Disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan
pemeriksaan.
TATA CARA PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan dilakukan secara tertutup dan hasilnya


dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
2. Apabila menurut hasil pemeriksaan kewenangan untuk
menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada PNS tersebut
merupakan kewenangan:
a. Atasan langsung yang bersangkutan maka atasan langsung
tersebut wajib menjatuhkan Hukuman Disiplin.
b. Pejabat yang lebih tinggi maka atasan langsung tersebut
wajib melaporkan secara hieraki disertai BAP)
3. Khusus untuk pelanggaran disiplin dengan ancaman
hukuman berupa hukuman disiplin sedang dan berat dapat
dibentuk Tim Pemeriksa.
Lanjutan..............

4. Tim yang bertugas melakukan pemeriksaan sebagaimana


dimaksud pada angka 3 terdiri dari atasan langsung, unsur
kepegawaian, unsur pengawasan (Inspektorat) atau pejabat
lain yang ditunjuk.
5. Tim yang bertugas melakukan pemeriksaan tidak boleh
berpangkat atau memangku jabatan yang lebih rendah dari PNS
yang diperiksa.
6. Istilah Keberatan diubah dengan Upaya Administrasi untuk
mengakomodasi Undang-Undang PTUN, yang terdiri atas
Keberatan dan Banding administratif.
Lanjutan..............

Pasal 27 PP 53 Tahun 2010

Dalam rangka kelancaran pemeriksaan, PNS yang diduga melakukan


pelanggaran disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi hukuman disiplin
tingkat berat dapat dibebaskan sementara dari tugas jabatannya oleh
atasan langsung, dengan ketentuan:
1. berlakunya sejak yang bersangkutan diperiksa sampai dengan
ditetapkannya keputusan hukuman disiplin.
2. tetap diberikan hak-hak kepegawaiannya.
Dalam hal atasan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
ada, maka pembebasan sementara dari jabatannya dilakukan oleh
pejabat yang lebih tinggi.
Lanjutan..............

Pasal 30 PP 53 Tahun 2010


1. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata melakukan
beberapa pelanggaran disiplin, PNS yang melanggar
hanya dapat dijatuhi satu jenis hukuman disiplin yang
terberat.
2. PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian
melakukan pelanggaran yang sifatnya sama, dijatuhi
jenis hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman
disiplin terakhir yang pernah dijatuhkan.
3. PNS tidak dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali atau
lebih untuk satu pelanggaran disiplin.
Penjatuhan hukuman disiplin terhadap pegawai yang melanggar
ketentuan jam kerja tidak dilakukan secara berjenjang

Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
Adanya arahan dari Menteri Keuangan terkait kedisiplinan pegawai
sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam
dalam surat Nomor
Nomor S-2012/SJ/2012
S-2012/SJ/2012 tanggal
tanggal 15
15
Oktober 2012

Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
Adanya arahan dari Menteri Keuangan terkait kedisiplinan pegawai
sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam
dalam surat Nomor
Nomor S-2012/SJ/2012
S-2012/SJ/2012 tanggal
tanggal 15
15
Oktober 2012

Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
Tujuan
Agar terhadap PNS di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diduga
melakukan pelanggaran disiplin dapat dilakukan penanganan oleh atasan
langsung PNS yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sehingga tidak merugikan hak-hak PNS yang bersangkutan dan
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) serta
memberikan kepastian hukum.

Ruang Lingkup

Diberlakukan untuk proses pemeriksaan oleh atasan langsung atas dugaan


pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS (termasuk CPNS) di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak

Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
KETENTUAN YANG DIATUR
Batas Waktu Pemeriksaan

Administratif • paling lama 2 (dua) bulan

Non Administratif • paling lama 4 (empat) bulan

sejak tanggal diterimanya:


1. data pelanggaran jam kerja dari pejabat yang menangani daftar
hadir elektronik;
2. surat instruksi untuk melakukan pemeriksaan; atau
3. data atau laporan atas dugaan pelanggaran disiplin PNS oleh
atasan langsung.

Pengertian pelanggaran terkait administratif dan pelanggaran terkait


nonadministratif mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
214/PMK.01/2011.
Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
Penanganan Terkait Pelanggaran Jam Kerja
 PNS yang telah tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah (termasuk
akumulasi pelanggaran jam kerja) selama 3 (tiga) hari kerja dipanggil untuk
dilakukan pembinaan dan menuangkannya dalam Berita Acara
Pembinaan/Upaya Pembinaan.
 PNS yang telah tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah (termasuk
akumulasi pelanggaran jam kerja) selama 5 (lima) hari kerja dipanggil untuk
dilakukan pemeriksaan atas pelanggaran Pasal 3 angka 11 Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
 Dalam hal jumlah hari PNS yang bersangkutan tidak masuk kerja tanpa
alasan yang sah telah mencapai 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih,
maka atasan langsung PNS yang bersangkutan memberikan rekomendasi
hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
(disampaikan secara spesifik dengan didasarkan atas pertimbangan yang
objektif).
 Apabila menurut hasil pemeriksaan ternyata terperiksa tidak terbukti
melakukan pelanggaran disiplin maka pemeriksa harus membuat surat
tentang tidak terbuktinya pelanggaran disiplin dimaksud.
 Apabila menurut hasil pemeriksaan ternyata kewenangan untuk menjatuhkan
hukuman disiplin kepada PNS tersebut merupakan kewenangan pejabat yang
lebih tinggi, maka pemeriksa wajib melaporkan secara hierarki melalui
laporan kewenangan penjatuhan hukuman disiplin.

Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
Laporan mengenai tidak terbuktinya pelanggaran
disiplin PNS

Laporan untuk
menyampaikan
hasil
Hasil Tidak terbukti
pemeriksaan
pemeriksaan bersalah
dimaksud kepada
Direktur Jenderal
Pajak

Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
Contoh-contoh formulir terkait dengan pemeriksaan atasan langsung

Berita Acara Pembinaan Pegawai

Berita Acara Upaya Pembinaan Pegawai

Laporan Mengenai Tidak Terbuktinya


Pelanggaran Disiplin

Berita Acara Ketidakhadiran dalam


Pemeriksaan

Laporan Hasil Pemeriksaan

Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
PENYAMPAIAN HUKUMAN DISIPLIN

 Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan keputusan


pejabat yang berwenang menghukum.
 Keputusan disampaikan secara tertutup oleh pejabat yang
berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk kepada
PNS yang bersangkutan serta tembusannya disampaikan kepada
pejabat instansi terkait.
 Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja sejak keputusan ditetapkan.
 Dalam hal PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada saat
penyampaian keputusan hukuman disiplin, keputusan dikirim
kepada yang bersangkutan.
Upaya Administratif
1. Diajukan kepada atasan Pejabat yang menghukum dan tembusannya kepada Pejabat yang menghukum;
2. Hanya dapat dilakukan terhadap jenis hukuman disiplin berupa Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
(satu) tahun dan Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun yang bukan dijatuhkan oleh Menteri;
3. Diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari, terhitung mulai tanggal keputusan hukuman disiplin
diterima;
3. Pejabat yang menghukum memberikan tanggapan paling lama 6 hari sejak menerima tembusan keberatan;
Keberatan 4. Atasan pejabat yang berwenang menghukum wajib mengambil keputusan dalam jangka waktu 21 hari kerja
sejak menerima keberatan dalam hal lebih maka keputusan hukuman disiplin batal demi hukum;
5. Atasan Pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat, memperingan, memperberat, atau
membatalkan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum;
6. Keputusan atasan pejabat yang berwenang menghukum bersifat final dan mengikat.

1. Diajukan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian dan tembusannya kepada Pejabat yang
menghukum;
2. Hanya dapat dilakukan terhadap jenis hukuman disiplin berupa Pemberhentian Dengan hormat dan
Banding Pemberhentian Tidak dengan Hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh Menteri;
Administratif 3. Gaji tetap dibayarkan dalam hal Pegawai tetap melaksanakan tugas;
4. Penentuan dapat tidaknya pegawai melaksanakan tugas diatur (Menteri) dengan mempertimbangkan
dampat terhadap lingkungan kerja (berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
502/KMK.01/2010 kewenangannya dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Pajak).
18
Ketentuan Terhadap Pegawai yang sedang Mengajukan
Upaya Administratif

1. PNS yang mengajukan keberatan atau banding administratif:


 tidak diberikan kenaikan pangkat;
 tidak diberikan kenaikan gaji berkala; dan
 tidak dapat disetujui untuk pindah instansi;
sampai dengan ditetapkannya keputusan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap.

2. Apabila keputusan pejabat yang berwenang menghukum dibatalkan, dapat


dipertimbangkan kenaikan pangkat dan/atau Kenaikan Gaji Berkala-nya.

3. PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukan


pelanggaran disiplin atau sedang mengajukan upaya administratif tidak dapat
disetujui untuk pindah instansi.

Anda mungkin juga menyukai