KEBIJAKAN

REFORMASI BIROKRASI (RB)

Drs. FIRDAUS HAZAIRIN

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN

PENDIDIKAN, PELATIHAN
KOTA BANJARBARU
1
REFORMASI MENJADI TUNTUTAN DAN KEBUTUHAN
BANGSA DAN NEGARA

• POLITIK
• HUKUM
• EKONOMI
• SOSIAL BUDAYA
• HANKAM, DLL

• BIROKRASI

2
HASIL REFORMASI YANG DILAKUKAN PADA
TAHAB AWAL (1998-2004)
TELAH BERHASIL MELETAKKAN LANDASAN
POLITIK, HUKUM, DAN EKONOMI BAGI
KEHIDUPAN DEMOKRASI DI INDONESIA
BERBAGAI PERUBAHAN DALAM SISTEM
PENYELENGGARAAN NEGARA,
REVITALISASI LEMBAGA 2 NEGARA DAN
PEMILU
REFORMASI BIDANG EKONOMI MEMBAWA
KONDISI EKONOMI SEMAKIN BAIK DAN
BERHASIL MELALUI KRISIS DENGAN BAIK

3
 HAKEKAT REFORMASI ADALAH
PERUBAHAN/TRANSFORMASI YANG MENDASAR

• TERENCANA DAN REALISTIK

• SISTEMIK
• STRATEGIS
• BERTAHAP DAN BERKELAN JUTAN
• KONSISTEN
• SEBAGAI GERAKAN NASIONAL
• HASIL TERUKUR

4
 TUJUAN REFORMASI
BIROKRASI
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL :
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU ADIL
DAN MAKMUR

RPJMN 2005 – 2025

(UU NO. 17 TAHUN 2007)

5
MAKNA REFORMASI BIROKRASI

• PERUBAHAN BESAR PARADIGMA DAN

TATAKELOLA PEMERINTAHAN
• PERTARUHAN BANGSA
• RIBUAN PROSES
• MENATA ULANG PROSES
• MEREVISI DAN MEMBANGUN REGULASI
• MEMODERNKAN PRAKTIK MANAJEMEN
• MENYESUAIKAN TUGAS DAN FUNGSI

6
 REFORMASI BIROKRASI
• SUDAH MENJADI KOMITMEN PEMERINTAH :
 PRIORITAS NASIONAL I (RPJMN 2010-2014)
 WAJIB DILAKS OLEH SELURUH APARATUR PEMERINTAH

• TELAH DITETAPKAN :
 GDRM 2010-2025
 RMRB 2010-2014
 9 PEDOMAN RB

• DIORGANISIR DENGAN BAIK :

NASIONAL : - KOMITE PENGARAH RB
- TIM RBN DIBANTU UPRBN
- TIM INDEPENDEN
- TIM QA (QUALITY ASSURANCE)
PUSAT DAN DAERAH : TIM RBI (PUSAT DAN DAERAH)
7
BERBAGAI KELEMAHAN BIROKRASI SAAT INI
 POSISI DAN DAYA SAING PEMERINTAHAN YANG BAIK INDONESIA
BELUM SEJAJAR DENGAN NEGARA MAJU BAIK REGIONAL MAUPUN
GLOBAL
 MASIH BANYAK YANG HARUS DISELESAIKAN DALAM MEWUJUDKAN
PEMERINTAHAN YANG BEBAS KKN
 BANYAK PERATURAN PERUNDANGAN YANG TUMPANG TINDIH, MULTI
TAFSIR
 PERLU PEMBENAHAN KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
 KAPASITAS KELEMBAGAAN/EFEKTIFITAS PEMERINTAHAN
TERTINGGAL DENGAN NEGARA LAIN
 PELAYANAN PUBLIK YANG BERKUALITAS BELUM SEPENUHNYA
TERSEDIA MERATA
 JAMINAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI NEGERI BELUM MEMADAI
 KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA BIROKRASI BELUM
OPTIMAL

8
JIKA RB BERHASIL
 KURANG/HILANG KKN
 NEGARA MEMILIKI MOST IMPROVED BUREAUCRACY
 MUTU PELAYANAN MENINGKAT
 EFISIENSI DIBERBAGAI ASPEK PELAKSANAAN TUGAS PEM.
 BIROKRASI YANG ANTISIPATIF, PROAKTIF, EFEKTIF SEHINGGA
MAMPU MENGHADAPI DINAMIKA PERUBAHAN LINSTRA DAN
GLOBALISASI

JIKA RB GAGAL
• KETIDAKMAMPUAN PEMERINTAH DALAM MENGAHADAPI DINAMIKA
PERUBAHAN DAN KOMPLEKSITAS MASALAH ABAD 21:
• HILANGNYA/BERKURANG KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP
PEMERINTAH SEHINGGA MENGANCAM KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN
NASIONAL

9
VISI REFORMASI BIROKRASI

MENJADI PEMERINTAHAN KELAS DUNIA

 PROFESIONAL
 BERINTEGRITAS TINGGI GOOD GOV.
 MELAYANI (PRIMA) &
 DEMOKRATIS CLEAN GOV.
 EFESIEN TAHUN 2025
 AKUNTABEL

……………………………………………………………
TANTANGAN ABAD 21
10
MISI REFORMASI BIROKRASI
 MENYEMPURNAKAN/PEMBENTUKAN PERUNDANG-
UNDANGAN
 MENATA DAN PENGUATAN ORGANISASI,
TATALAKSANA, MENEJEMEN SDM APARATUR,
PENGAWASAN, AKUNTABILITAS, KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK, MINDSET DAN CULTURESET
 MENGEMBANGKAN MEKANISME KONTROL YANG
EFEKTIF PENGELOLAAN SENGKETA
 MENGELOLA SENGKETA ADMINSTRASIF SECARA
EFEKTIF DAN EFESIEN

11
 AREA PERUBAHAN
REFORMASI BIROKRASI
1. MIND SET DAN CULTURE SET
2. SISTEM
 REGULASI
 ORGANISASI
 TTL
 SDM
 PENGAWASAN
 AKUNTABILITAS KINERJA
 PELAYANAN PUBLIK

• TETAPKAN DAN LAKS PROGRAM SESUAI 8 AREA PERUBAHAN :

 TARGET TERUKUR
 MANFAAT NYATA
• LAKUKAN MONEV DAN LANGKAH PERBAIKAN PROGRAM KE DEPAN

12
 PROFIL BIROKASI YANG DIINGINKAN
• ASPEK SDM
PROFESIONAL DENGAN KARAKTERISTIK :

ADAPTIF, BERINTEGRITAS, BERKINERJA TINGGI, BERSIH

DAN BEBAS KKN, MAMPU MELAYANI MASYARAKAT,
NETRAL, SEJAHTERA, BERDEDIKASI, DAN MEMEGANG
TEGUH NILAI-NILAI DASAR DAN KODE ETIK APARATUR
NEGARA
• ASPEK KELEMBAGAAN DAN TATALAKSANA
EFISIEN/FLAT SESUAI KEBUTUHAN, EFEKTIF DAN
TRANSPARAN

13
 UKURAN KEBERHASILAN RB

• TIDAK ADA KORUPSI;

• TIDAK ADA PELANGGARAN/SANKSI;
• APBN DAN APBD BAIK;
• SEMUA PROGRAM SELESAI DENGAN BAIK;
• SEMUA PELAYANAN DAN PERIZINAN SELESAI DENGAN
CEPAT DAN TEPAT;
• KOMUNIKASI DENGAN PUBLIK BAIK;
• PENGGUNAAN WAKTU (JAM KERJA) EFEKTIF DAN
PRODUKTIF;
• PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT SECARA
KONSISTEN DAN BERKELANJUTAN;
• HASIL PEMBANGUNAN NYATA.

14
 PRINSIP-PRINSIP RB

• OUCOME ORIENTED
• TERUKUR
• EFESIEN DAN EFEKTIF
• REALISTIK
• KONSISTEN
• SENERGI
• INOVATIF
• KEPATUHAN
• DIMONITOR

15
 9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

RENCANA AKSI
a. Evaluasi dan Penataan Organisasi;
b. Evaluasi dan Penataan Jabatan Struktural Eselon III,
1 IV dan V pada unsur pelaksana dan penunjang
Program
(pelaksanaan secara selektif dan bertahap);
Penataan Struktur Birokrasi c. Evaluasi LPNK;
d. Evaluasi LNS Lanjutan;
e. Evaluasi UPT (Unit Pelaksana Teknis) Eselon II.

16 16
 9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

RENCANA AKSI
a. Analisis dan pemetaan jabatan;
b. Kebijakan minus growth (penerimaan CPNS lebih
2 kecil dari jumlah PNS yang pensiun setiap tahun);
Program c. Kebijakan Pembatasan dan/atau pengurangan
Penataan Jumlah, dan Belanja pegawai;
distribusi PNS d. Monitoring dan Evaluasi Redistribusi/Realokasi
PNS;
e. Kebijakan Pemberian Pensiun Dini secara Sukarela.

17
 9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

RENCANA AKSI
a. Kebijakan Seleksi CPNS melalui:
 Kerjasama dengan Konsorsium PTN (Perguruan
Tinggi Negeri) untuk seleksi CPNS;
3  Penggunaan Computer Assisted Test (CAT) untuk
Program seleksi CPNS.
Sistem Seleksi CPNS dan b. Kebijakan Promosi PNS:
 Penguatan Assesment Center untuk promosi
Promosi PNS secara Terbuka;
jabatan dan diklat (penjenjangan dan/atau
fungsional).
c. Kebijakan Pengisian Lowongan jabatan secara
terbuka antar instansi baik tingkat nasional
maupun regional.

18
 9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

RENCANA AKSI
a. Penetapan Standar Kompetensi jabatan;
b. Mutasi dan Rotasi sesuai kompetensi secara
perodik;
c. Peningkatan Kemampuan PNS berbasis
kompetensi dengan membangun Sistem Nasional
4
Program Diklat PNS berbasis kompetensi;
d. Sertifikasi Kompetensi Profesi;
Profesionalisasi PNS e. Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri;
f. Pengukuran Kinerja individu;
g. Penguatan Jabatan Fungsional :
 Penambahan Jumlah Jabatan Fungsional;
 Penetapan Pola Karier Jabatan Fungsional;
 Peningkatan Kemampuan Jabatan Fungsional;
dan
 Peningkatan Tunjangan Jabatan Fungsional.

19
 9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

RENCANA AKSI
5
Program a. e-Office;
b. e-Planning;
Pengembangan Sistem
Elektronik Pemerintah c. e-Budgetting;
(E-Government); d. e-Procurement;
e. e-Performance.

20
 9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

RENCANA AKSI
a. Peningkatan Pelayanan Perizinan:
a.1. Kejelasan Biaya dan Persyaratan Perizinan.
a.2. Penyederhanaan Deregulasi Perizinan:
 Penguatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
 Pembatasan waktu pengurusan izin.
6 b. Penguatan Budaya Pelayanan Prima melalui:
Program
 Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan
Peningkatan Pelayanan Publik; Publik dan Maklumat Pelayanan (melalui
implementasi UU tentang Pelayanan Publik
dengan pembentukan perwakilan Komisi
Ombudsman di daerah-daerah);
 Pemeringkatan Pelayanan Publik seluruh K/L
dan Pemda;
 Survei IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat);
 Pengelolaan Pengaduan Masyarakat.

21
 9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

RENCANA AKSI
a. Pelaporan Harta Kekayaan PNS:
 Perluasan Wajib lapor;
 Sebagai dasar dalam kenaikan pangkat dan promosi
jabatan.
b. Pelaksanaan proyek di awal tahun;
(menghindari hibernasi birokrasi)
7 c. Kebijakan pengelolaan keuangan negara:
Program  Larangan pemindahan keuangan ke rekening pribadi;
 Penertiban pembuatan rekening untuk penampungan
Peningkatan transparansi dan sementara (Escrow Account);
 Whistle blower system;
akuntabilitas aparatur
 Penguatan PPATK;
 Penguatan Peranan APIP dalam pengawasan dan pencegahan
korupsi;
d. Pelaporan secara komprehensif dan diintegrasikan (beberapa
jenis pelaporan yang sekarang ada, dalam kajian untuk
diintegrasikan);
e. Peningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan dari instansi
pemerintah (SAKIP).

22
 9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

RENCANA AKSI
a. Perbaikan Struktur Penggajian;
b. Pemberian Tunjangan Berbasis Kinerja secara
8 bertahap:
Program  Remunerasi melalui pelaksanaan reformasi
Peningkatan Kesejahteraan birokrasi secara substansial (ada keinginan kuat
untuk melakukan perubahan);
Pegawai Negeri;  Remunerasi berdasarkan kinerja individu.
c. Penyempurnaan Sistem Pensiun;
d. Peningkatan jaminan Kesehatan bagi aparatur dan
pensiunan.

9 RENCANA AKSI
Program a. Kebijakan Efisiensi Penggunaan Fasilitas Kedinasan;
Efisiensi Penggunaan Fasilitas, b. Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja;
Sarana dan Prasarana Kerja c. Pendayagunaan fasilitas pemerintah yang ada;
PNS d. Efisiensi perjalanan dinas.

23
 MANAJEMEN SDM APARATUR
DASAR HUKUM
UU No. 8 Tahun 1974 jo UU No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

KONDISI SDM APARATUR ASPEK MANAJEMEN SDM KONDISI YANG

SAAT INI APARATUR: DIHARAPKAN

1. Total PNS sebanyak 4.376

Orang
1. Perencanaan Pegawai
2. Jml, kualitas, distribusi dan 2. Pengadaan Pegawai
komposisi pegawai belum (rekruitmen, seleksi) PNS:
sesuai dg kebutuhan riil 3. Penempatan dalam jabatan 1. BERSIH
organisasi. (fungsional, struktural)
4. Penyusunan Pola Karier 2. PROFESIONAL
3. Animo masyarakat untuk (KOMPETEN/M
menjadi CPNS sangat besar Pegawai PELAYANAN
UMPUNI) MASYARAKAT
(kualitasnya tidak sesuai 5. Pengelolaan kinerja
dengan kebutuhan riil) pegawai 3. MELAYANI
6. Pengembangan kualitas 4. SEJAHTERA
4. Penempatan pegawai dalam pegawai
jabatan belum berdasarkan
7. Penegakan Disiplin
kompetensi (politisasi Pegawai
birokrasi)
8. Remunerasi
5. Kinerja PNS rendah dan tidak 9. Pemberhentian dan/
disiplin. pemensiunan
6. Penghasilan belum adil &
layak sesuai dgn beban kerja
dan tanggung jawabnya LINGKUNGAN STRATEGIS:
NASIONAL REGIONAL GLOBAL 24
Penyempurnaan Sistem Pensiun
25
 PROGRAM PERCEPATAN
REFORMASI BIDANG SDM APARATUR

PROGRAM RENCANA AKSI

1. Penataan jumlah dan distribusi a. Analisis dan pemetaan jabatan

PNS
b. Kebijakan minus growth (penerimaan
CPNS lebih kecil dari jumlah PNS
yang pensiun setiap tahun)

c. Kebijakan pembatasan dan/ atau

pengurangan belanja pegawai

d. Monitoring dan evaluasi redistribusi

/realokasi PNS

e. Kebijakan pemberian pensiun dini

secara sukarela
26
 PROGRAM RENCANA AKSI

a. Kebijakan seleksi CPNS melalui :

2. Sistem seleksi CPNS
 Kerjasama dengan konsorsium PTN
(Perguruan Tinggi Negeri) untuk
seleksi CPNS
 Penggunaan Computer Assisted Test
(CAT) untuk seleksi CPNS

3. Promosi PNS secara terbuka a. Kebijakan promosi PNS

 Penguatan Assesment Center
untuk promosi jabatan, diklat
penjenjangan dan/ atau fungsional

b. Kebijakan pengisian lowongan jabatan

secara terbuka antar instansi baik
tingkat nasional maupun regional
27
 PROGRAM RENCANA AKSI

4. Profesionalisasi PNS a. Penetapan standar kompetensi jabatan

b. Peningkatan kemampuan PNS berbasis

kompetensi (Diklat)

c. Sistem Nasional Diklat PNS berbasis

kompetensi

d. Sertifikasi kompetensi profesi

28
e. Mutasi dan rotasi sesuai kompetensi
secara periodik

f. Pengukuran kinerja individu

g. Penguatan jabatan fungsional :

 Penambahan jumlah jabatan
fungsional
 Penetapan pola karier jabatan
fungsional
 Peningkatan kemampuan jabatan
fungsional
 Peningkatan tunjangan jabatan
fungsional

29
 PROGRAM RENCANA AKSI

5. Penguatan sistem disiplin dan a. Penguatan sistem disiplin dan Etika SDM
Etika SDM Aparatur Aparatur

b. Laporan Harta Kekayaan PNS

6. Peningkatan Kesejahteraan
a. Perbaikan struktur penggajian
Pegawai Negeri

b. Pemberian tunjangan berbasis kinerja

secara bertahap

7. Penyempurnaan Sistem Pensiun a. Penyempurnaan sistem pensiun

b. Peningkatan jaminan kesehatan bagi

aparatur dan pensiunan
30
31