Anda di halaman 1dari 16

Sistem Pengisian

KELOMPOK I

Anggota
Juniferi Ronaldo
Aldi Rejeki Pane
Piter Jones Nainggolan
Bagus Aji Pratama
Sistem Pengisian
Pembahasan

Pengertian Fungsi Sistem Komponen Sistem


Sistem Pengisian Pengisian Pengisian

Cara Kerja
Sistem
Pengisian
A. Pengertian Sistem Pengisian
Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus listrik yang
nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan tersebut dan sekaligus
mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yang kita ketahui baterai pada automobile
berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagian–bagian
kelistrikan. Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan semua tenaga
yang diperlukan secara terus menerus oleh mobil. Sistem pengisian akan memproduksi tenaga
listrik untuk mengisi baterai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian–bagian
kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja.
B. Fungsi Sistem Pengisian
Sistem pengisian pada kendaraan secara umum berfungsi untuk mengisi kembali muatan baterai yang telah
digunakan oleh beban pemakai.Sistem pengisian bekerja pada tiga tahap:
a. Pada saat menjalankan awal mesin, bateai menyulai seluruh bebab.
b. Selama operasi puncak : baterai membantu alternator menyuplai arus.
c. Selama operasi normal: alternator menyuplai kebutuhan arus dan pengisian kembali muatan baterai
C. Komponen Sistem Pengisian
1. Alternator
Fungsi alternator adalah untuk merubah energi mekanis yang didapatkan dari motor menjadi tenaga
listrik. Energi mekanik dari motor disalurkan sebuah puli, yang memutarkan rotor dan menghasilkan
arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak- balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah
oleh diode-diode. Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet listrik,
stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang menyearahkan arus.
Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor untuk menghasilkan
kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan
sebuah kipas untuk mendinginkan rotor, stator dan diode.
Kontruksi alternator bagian-bagianya terdiri dari
1) Pully
Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.
2) Kipas
Fungsi kipas untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada alternator.
3) Rumah bagian depan dan belakang
Dibuat dari aluminium tuang. Rumah bagian depan sebagai dudukan bantalan depan, dudukan
pemasangan alternator pada mesin, dan dudukan penyetel kekencangan sabuk penggerak. Biasanya untuk
rumah bagian belakang juga sebagai tempat dudukan bantalan belakang dan dudukan terminal-terminal
keluaran, dudukan plat-plat diode dan dudukan rumah sikat.
4) Rotor
Rotor merupaka bagian yang berputar didalam alternator, pada rotor terdapat kumparan rotor (rotor coil)
yang berfungdi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada rotor berfungsi
sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik
kekumparan rotor. Rotor terdiri dari kutub kutub magnet, inti field winding dan slip ring. Beberapa
model/tipe termasuk mensupport lahar dan satu atau dua kipas didalamnya. Rotor digerakkan atau
diputar didalam alternator dengan putaran tali kipas mesin. Rotor yang terdiri kutub kutub magnet, field
winding, dan Slip ring, bagian bagian ini padat bersambungan pada sumbu rotor, field winding
dihubungkan kepada slip ring dimana carbon brush dapat bergerak. Ada dua lahar yang terdapat dirotor,
satu di bagian bawah slip ring, dan satunya berada dibagian atas sumbu rotor.Field Winding Rotor
Menciptakan lapangan magnet yang disebabkan oleh arus yang mengalir melewati slip ring. Magnet
tersebut disatu disisi menjadi kutub selatan, dan disisi lain menjadi kutub utara.
5) Stator
Pada gambar dibawah terlihat gambar kontruksi dari stator coil. Kumparan stator adalah bagian yang diam dan
terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu ujung-ujungnya dijadikan satu. Pada gambar dibawan ini terlihat
teori gambar kontruksi stator. Kontruksi ini disebut hubungan “Y” at tengah yang menjadi satu adalah pusat
gulungan dan bagian ini disebut titik netral (neutral point) pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus
bolak-balik (AC) tiga phase.
6) Dioda (rectifaer)
Diode digunakan sebagai penyearah tegangan. Diode mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC sehingga aki
menerima listrik yang benar. Rangkaian Dioda bertanggung jawab atas konversinya tegangan AC ke tegangan
DC. 6 atau 8 diode digunakan untuk mengubah tegangan stator AC ke tegangan DC. Setengah dari diode
tersebut digunakan dalam kutub positif dan setengahnya lagi dalam kutub negatif.
7) Carbon brush
Sikat-sikat arang / carbon brush berhubungan dengan cincin- cincin gesek yang dipasangkan pada rumah
bagian belakang, atau menyatu dengan regulator tegangan di dalam alternator yang dipasangkan pada plat
dudukan diode.
2. Regulator
Regulator menaikan dan merurunkan arus yang mengalir ke rotor untuk mengatur tegangang dibangkitkan
oleh alternator. Regulator terdiri dari titik kontak, magnetic koil dan resistor. Tegangan dan arus keluaran
alternator bervariasi tergantung pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output)
alternator. Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga putaran alternator, selanjutnya beban,
(lampu-lampu, wiper, sistem AC Mobil dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi pengisian
baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan tegangan standard (tegangan sistem) diperlukan
pengaturan tegangan oleh regulator tegangan yang mengatur tegangan keluaran pada setiap perubahan
putaran dan beban. Pada tegangan sistem 12 volt tegangan regulasi antara 14,4 –14,8 volt, untuk tegangan
sistem 24 volt tegangan regulasi pada 28 volt.
D. Cara Kerja
a. Alternator yang menggunakan regulator
1) Cara kerja saat Kunci Kontak ON
Arus medan mula mengalir dari B+ baterai > kunci kontak > terminal IG regulator > titik kontak PL1 >
titik kontak PL0 > terminal F regulator > terminal F alternator > sikat > slip ring > kumparan medan/rotor
> slip ring > terminal E alternator > masa, > kumparan medan menjadi magnet.
Arus lampu kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai > kunci kontak > lampu kontrol pengisian >
terminal L regulator > titik kontak P0 > titik kontak P1 > terminal E regulator > masa, >> lampu menyala.
D. Cara Kerja
a. Alternator yang menggunakan regulator
2) Cara kerja Saat Mesin Hidup Sampai Kecepatan sedang
Alternator lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk pengisian baterai dan beban kelistrikan
mobil.Arus medan mengalir dari B+ alternator > kunci kontak > terminal IG regulator > titik kontak PL1 >
titik kontak PL0 > terminal F regulator > terminal F alternator > sikat > slip ring > kumparan medan/rotor
> slip ring > terminal E alternator > masa.
Arus dari terminal N alternator mengalir ke kumparan relai tegangan melalui terminal N regulator
kemudian ke masa, yang mengakibatkan kontak gerak P0 tertarik ke titik kontak diam P2
menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke kumparan regulator dan akibatnya lampu
pengisian padam karena tidak ada beda potensial antara lampu kontrol dan terminal L regulator.
D. Cara Kerja
a. Alternator yang menggunakan regulator
3) Cara kerja saat Mesin Kecepatan Tinggi
Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah naik diatas 14,4 volt, yang
berarti juga tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik. Akibatnya
kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar yang mampu menarik kontak PL0 hingga
melayang (berada di tenggah-tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan melewati tahanan R
tetapi karena kecepatanya sudah tinggi maka tegangan keluaran alternator akan tetap 14,4 volt. Bila
kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator juga bertambah naik hingga 14,8 volt.
Pada tegangan tersebut kemagnetan pada inti kumparan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga
menempel pada titik kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan keluaran alternator
turun > kontak gerak PL0 lepas kembali > arus medan besar lagi > tegangan keluaran naik lagi > kontak
gerak PL0 menempel lagi pada PL2 > demikian seterusnya terjadi putus hubung antara kontak gerak PL0
dan kontak PL2 sehingga tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt.
D. Cara Kerja
a. Alternator yang menggunakan regulator
3) Cara kerja saat Mesin Kecepatan Tinggi
Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah naik diatas 14,4 volt, yang
berarti juga tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik. Akibatnya
kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar yang mampu menarik kontak PL0 hingga
melayang (berada di tenggah-tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan melewati tahanan R
tetapi karena kecepatanya sudah tinggi maka tegangan keluaran alternator akan tetap 14,4 volt. Bila
kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator juga bertambah naik hingga 14,8 volt.
Pada tegangan tersebut kemagnetan pada inti kumparan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga
menempel pada titik kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan keluaran alternator
turun > kontak gerak PL0 lepas kembali > arus medan besar lagi > tegangan keluaran naik lagi > kontak
gerak PL0 menempel lagi pada PL2 > demikian seterusnya terjadi putus hubung antara kontak gerak PL0
dan kontak PL2 sehingga tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt.

Anda mungkin juga menyukai