PENGUSUL :
NO
NO NAMA FRAKSI
ANGGOTA
1. Hj. Ledia Hanifa, S.Si., M.Psi.T. A-427 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
2. Dr. Hj. Netty Prasetiyani, S.S., M.Si. A-436 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
3. Hj. Endang Maria Astuti, S.Ag.,S.H.,M.H. A-304 Fraksi Partai Golongan Karya
4. Dr. Ir. H. Sodik Mudjahid, M.Sc. A-80 Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya
5. Dr. M. Ali Taher, S.H., M.Hum. A-510 Fraksi Partai Amanat Nasional
Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah. Dengan demikian Ketahanan Keluarga merupakan salah satu
bentuk perwujudan amanat konstitusi dan harus diatur dalam bentuk Undang-Undang.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia;
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
Pasal 28G ayat (1)
“Setiap orang berhak atas perlindungan diri, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan diri dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu merupakan hak asasi.”
Pasal 28H ayat (1)
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Penduduk dan
Pembangunan Keluarga hanya memuat dua materi Perkembangan penduduk dan
Pembangunan Keluarga. Secara umum, sebagian besar pasal-pasal membahas
perkembangan penduduk. Materi pembangunan keluarga dibahas dalam satu bab
yang terdiri dari dua pasal. (Bab VII, Pasal 47 dan 48) yang menunjukkan
pengaturan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 lebih banyak berfokus pada
perkembangan penduduk daripada Pembangunan Keluarga.
URGENSI RUU KETAHANAN KELUARGA
POKOK-POKOK PENGATURAN RUU
Ketahanan Keluarga adalah kondisi dinamik keluarga dalam mengelola sumber daya
fisik maupun non fisik dan mengelola masalah yang dihadapi, untuk mencapai tujuan
yaitu keluarga berkualitas dan tangguh sebagai pondasi utama dalam mewujudkan
Ketahanan Nasional.
POKOK-POKOK PENGATURAN RUU
BAB II ASAS, PRINSIP, DAN
TUJUAN
Asas
Penyelenggaraan Ketahanan Keluarga harus memperhatikan asas keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kekeluargaan, pencegahan, kemanusiaan,
keadilan, keseimbangan, kemanfaatan, perlindungan, partisipatif, harmonisasi, dan non
diskriminatif.
Prinsip
Ketahanan Keluarga harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yaitu
pemeliharaan dan penguatan nilai keluarga, penguatan struktur dan keberfungsian
keluarga, keluarga sebagai basis dan titik sentral kegiatan pembangunan, pemberdayaan
dan kemandirian keluarga, dan keberpihakan pada keluarga.
POKOK-POKOK PENGATURAN RUU
BAB III RENCANA INDUK KETAHANAN
KELUARGA
Rencana Induk Ketahanan Keluarga merupakan perencanaan Ketahanan Keluarga
secara nasional yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah nasional pedoman dalam Penyelenggaraan Ketahanan
Keluarga. Selain itu, juga dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan Ketahanan
Keluarga di daerah.
PENGASUHAN ANAK
Pengasuhan Anak dilaksanakan oleh Keluarga sebagai tempat pertama dan utama
untuk membina dan membentuk karakter Anak agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, berwawasan kebangsaan dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pengasuhan Anak dilakukan oleh Orang Tua kandung, kecuali jika jika ada alasan
dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan demi kepentingan terbaik bagi Anak
dan merupakan pertimbangan terakhir.
Pengasuhan Anak meliputi masa pra kelahiran Anak dan masa pasca kelahiran Anak.
POKOK-POKOK PENGATURAN RUU
PENGAMPUAN
Setiap anggota keluarga yang telah dewasa dapat mengajukan hak atas pengampuan
anggota keluarganya yang telah dewasa, yang dilaksanakan berdasarkan penetapan
pengadilan. Anggota keluarga yang diberi hak pengampuan wajib memelihara, merawat,
mendidik, mengarahkan dan membimbing serta melakukan perlindungan, sesuai fisik
dan psikis anggota keluarga yang berada di bawah pengampuannya, berdasarkan norma
agama, etika sosial, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
POKOK-POKOK PENGATURAN RUU
Masyarakat berperan serta dalam Ketahanan Keluarga sebagai sumber, pelaksana, dan
pengguna hasil. Peran masyarakat dalam Ketahanan Keluarga dilaksanakan oleh perorangan,
lembaga pendidikan, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga
swadaya masyarakat, organisasi profesi, lembaga sosial, dan pelaku usaha.
POKOK-POKOK PENGATURAN RUU