Anda di halaman 1dari 11

PNEUMONIA ASPIRASI

• Pneumonia aspirasi didefinisikan sebagai


inhalasi isi orofaring atau lambung ke dalam
larynx dan saluran pernafasan bawah.
• Beberapa sindrom pernafasan mungkin terjadi
setelah aspirasi, tergantung pada jumlah dan
jenis material aspirasi, frekuensi aspirasi dan
respon host terhadap material aspirasi.
PNEUMONIA ASPIRASI
• Pneumonitis aspirasi (Mendelson’s syndrome)
adalah jejas kimia yang disebabkan oleh
inhalasi isi lambung.
• Nama lain nya yaitu Anaerobic pneumonia,
aspirasi vomitus, pneumonia necrotizing,
pneumonitis aspirasi, pneumonitis kimia.
PNEUMONIA ASPIRASI
• Pada beberapa studi, 5-15% kasus pneumonia
merupakan pneumonia aspirasi.
• Pneumonia aspirasi terjadi paling sering pada pasien
dengan faktor predisposisi yang sudah ada seperti
stroke, kejang dan disfagia karena beberapa kasus.
• Pneumonia aspirasi adalah penyebab kematian paling
umum pada pasien dengan disfagia karena suatu
kondisi akibat gangguan neurologis, yang
mempengaruhi sekitar 300.000 sampai 600.000 orang
setiap tahun di Amerika Serikat
PNEUMONIA ASPIRASI
• Sedangkan aspirasi pneumonitis terjadi pada sekitar
10% pasien yang dirawat di rumah sakit setelah
overdosis obat.
• Ini juga merupakan komplikasi yang disebabkan oleh
anestesi umum, yang terjadi sekitar 1 dari 3000
operasi dengan anesthesia umumdan merupakan 10-
30% persen penyebab kematian yang terkait dengan
anestesi.
• Pneumonia aspirasi lebih sering dijumpai pada pria
daripada perempuan, terutama usia anak atau lanjut
PNEUMONIA ASPIRASI
• Terdapat 3 macam penyebab sindroma pneumonia
aspirasi, yaitu aspirasi asamlambung yang
menyebabkan pneumonia kimiawi, aspirasi bakteri
dari oral dan oropharingealmenyebabkan pneumonia
bakterial, Aspirasi minyak, seperti mineral oil atau
vegetable oil dapatmenyebabkan exogenous lipoid
pneumonia.
• Aspirasi benda asing merupakan
kegawatdaruratanparu dan pada beberapa kasus
merupakan faktor predisposisi pneumonia bakterial.
PNEUMONIA ASPIRASI
Kondisi yang mempengaruhi pneumonia aspirasi antara lain:
• Kesadaran yang berkurang, merupakan hasil ayang berbahaya dari reflex batuk dan
penutupan glottis.
• Disfagia dari gangguan syaraf
• Gangguan pada system gastrointestinal, seperti penyakit esophageal, pembedahan
yang melibatkan saluran atas atau esophagus, dan aliran lambung.
• Mekanisme gangguan penutupan glottis atau sfingter jantung karena trakeotomi,
endotracheal intubations (ET), bronkoskopi, endoskopi atas dan nasogastric
feeding (NGT)
• Anestesi faringeal dan kondisi yang bermacam-macam seperti muntahan yang
diperpanjang, volume saluran cerna yang lebar, gastrostomi dan posisi terlentang.
• Lain-lain: fistula trakeo-esofageal, pneumonia yang berhubungan dengan
ventilator, penyakit periodontal dan trakeotomi.
PNEUMONIA ASPIRASI
• Pneumonia aspirasi mengarah kepada konsekuensi
patologis akibat sekret orofaringeal,nanah, atau isi
lambung yang masuk ke saluran napas bagian bawah.
• Penyakit ini terjadi pada orang dengan level kesadaran
yang berubah karena serangan cerebrovascular
accident (CVA), CNS lesion mass, keracunan obat atau
overdosis dan cidera kepala.
• Kebanyakan individumengaspirasi sedikit secret
orofaringeal selama tidur, dan secret tersebut akan
dibersihkan secaranormal.
PNEUMONIA ASPIRASI
• Manifestasi klinis pneumonia aspirasi ini bervariasi dari yang ringan hingga
berat dengan syok sepsis atau hingga gagal nafas, semua itu tergantung
dengan faktor penjamu, beratnya aspirasi dan kuman yang menjadi
penyebabnya.
• Gejala klinis dapat berupa bronkopneumonia, pneumonia lobar, pneumonia
nekrotikans, atau abses paru dan dapat diikuti terjadinya empiema.
• Adapun gambaran klinis dari pneumonia aspirasi ini didukung dengan
adanya sputum berwarna kemerahan atau bisa juga kehijauan, dan sputum
tersebut berbau.
• Gejala klinis yang bisa ditemui juga dapat berupa gangguan menelan dan
gejala yang ada pada pneumonia yaitu demam, batuk,
• sesak, kesulitan saat inspirasi atau inspirasi memanjang, dan ada nafas
cuping hidung.
PNEUMONIA ASPIRASI
• Diagnosis pneumonia aspirasi harus dilihat dari gejala pasien dan
temuan daripemeriksaan fisik.
• Keterangan dari foto polos dada, pemeriksaan darah dan kultur
sputum yangjuga bermanfaat.
• Foto torak biasanya digunakan untuk mendiagnosis pasien di rumah
sakit danbeberapa klinik yang ada fasilitas foto polosnya.
• Namun, pada masyarakat (praktek umum),pneumonia biasanya
didiagnosis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik saja.
• Mendiagnosispneumonia bisa menjadi sulit pada beberapa orang,
khususnya mereka dengan penyakit penyertalainnya.
• Adakalanya CT scan dada atau pemeriksaan lain diperlukan untuk
membedakanpneumonia dari penyakit lain.
PNEUMONIA ASPIRASI
• Pasien dibaringkan setengah duduk. Pada pasien dengan disfagi dan atau
gangguan reflex menelan perlu dipasang selang nasogastrik.
• Bila cairan teraspirasi, trakea harus segera diisap untuk menghilangkan
obstruksinya.
• Lakukan maneuver Heimlich untuk mengeluarkan aspirasi bahan padat,
bila bahan yang teraspirasi tidak dapat dikeluarkan segera lakukan
trakeotomi (krikotirotomi).
• Pengeluaran bahan yang tersangkut, biasanya dilakukan dengan
bronkoskopi.
• Berikan oksigen nasal atau masker bila ada tanda gagal napas berikan
bantuan ventilasi mekanik.
• Lakukan postural drainage untuk membantu pengeluaran mukus dari
paru-paru
PNEUMONIA ASPIRASI
• Pneumonia aspirasi (PA) dengan tipe yang didapat di masyarakat
diberikan penisilin atau sefalosporin generasi ke 3, ataupun
klindamisin 600 mg iv/ 8 jam bila penisilin tidak mempan atau alergi
terhadap penisilin.
• Bila PA didapatkan di rumah sakit diberikan antibiotika spectrum luas
terhadap kuman aerob dan anaerob, misalnya aminoglikosida
dikombinasikan dengan sefalosporin generasi ke 3 atau 4, atau
klindamisin.
• Perlu dipertimbangkan pola dan resistensi kuman di rumah sakit
bersangkutan.
• Dilakukan evaluasi hasil terapi dan resolusi terhadap terapi
berdasarkan gambaran klinis bakteriologis untuk memutuskan
penggantian atau penyesuaian antibiotik (AB).

Anda mungkin juga menyukai