Anda di halaman 1dari 32

CARDIOTOKOGRAPH

Y (CTG)
METODE
PENGUKURAN

+ Internal → Pemeriksaan denyut nadi langsung dari kulit kepala janin


dengan memecahkan sedikit membran dari ketuban

+ Eksternal → Pemeriksaan frekuensi denyut nadi melalui Doppler


ultrasound, bersamaan dengan tekanan otot rahim.
DEFINISI
Kardiotokografi (KTG) adalah seperangkat alat elektronik yang dapat dipergunakan
dalam memantau kesejahteraan janin melaluai penilaian denyut jantung janin (DJJ),
kontraksi uterus, dan gerak janin dalam waktu bersamaan.
INDIKASI
PEMERIKSAAN CTG
Kehamilan
Kehamilan dengan komplikasi
Kehamilan dengan berat badan janin rendah
Oligohidramnion
Polihidramnion

Persalinan
Inpartu
Akan dilakukan induksi persalinan
Akan dilakukan akselerasi persalinan
Gerakan janin berkurang
SYARAT PEMERIKSAAN CTG:

 Usia kehamilan mulai 28 minggu


 Ada persetujuan tindak medik dari
pasien (secara lisan)
 Punktum maksimum denyut
jantung janin (DJJ) diketahui
PROSEDUR PEMERIKSAAN
+ Kosongkan kandung kemih
+ Ibu berbaring telentang dan nyaman
+ Lakukan pemeriksaan leopold II dan punktum maksimum DJJ
+ Hitung DJJ selama satu menit
+ Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah punktum
maksimum.
+ Pastikan kontraksi rahim sudah terdeteksi, lakukan reset pada saat tidak ada kontraksi
uterus
+ Pastikan DJJ terdeteksi jelas, tidak terputus-putus
+ Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yang
telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama perekaman
KTG
+ Hidupkan komputer dan kardiotokograf
+ Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang ingin dicapai)
+ Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)
+ Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
Hasil pemeriksaan KTG

1. Denyut jantung janin dasar (basal fetal heart rate)

• Frekuensi dasar

• Variabilitas

2. Reaktifitas

• Akselerasi

• Deselerasi

3. Gerakan janin
4. Kontraksi uterus
NORMAL
TAKIKARDI
BRADIKARDI
VARIASI IRAMA DASAR

 Dalam jangka waku singkat


variasi irama antara 10-15 dpm.
 Variabilitas yang berkurang dalam
jangka panjang dikatagorikan fetal
distress.
VARIABILITAS DENYUT JANTUNG JANIN

• Variabilitas denyut jantung janin adalah gambaran osilasi yang tidak teratur, yang
tampak pada rekaman denyut jantung janin.
• Variabilitas denyut jantung janin terjadi akibat keseimbangan interaksi dari sistem
simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardioselerator)

Penurunan variabilitas :
• Janin tidur (keadaan fisiologi dimana aktivitas otak berkurang)
• Kehamilan preterm (SSP belum sempurna)
• Janin anensefalus (korteks serebri tidak sempurna)
• Blokade n.vagus
• Kelainan jantung bawaan
• Pengaruh obat-obatan narkotik, diazepam, MgSO4, dan sebagainya.

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 224-25 P.
VARIABILITAS

JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG

• Gambaran osilasi kasar dan


• Perbedaan interval antar denyut
jelas
• Rata-rata 2-3 dpm
• Rata-rata siklus 3-6 kali/menit

Berdasarkan amplitudo fluktuasi osilasi,


variabilitas jangka Panjang dibedakan menjadi :
• Normal : bila amplitudo antara 6-25 dpm
• Berkurang : bila amplitudo antara 2-5 dpm
• Menghilang : bila amplitudo < 2 dpm
• Saltatory : bila amplitudo > 25 dpm

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 225 P.
VARIABILITAS

Variabilitas Jangka Pendek


Variabilitas Jangka Pendek

Variabilitas Jangka Panjang


Variabilitas Jangka Panjang
VARIABILITAS

Variabilitas jangka pendek


menghilang, sedangkan variabilitas
jangka panjang tampak dominan
maka dikatakan sebagai gambaran
sinusoidal. Menggambarkan :

+ Hipoksia janin yang berat


+ Anemia kronik
+ Fetal eritroblastosis
+ Rh-sensitized
+ Pengaruh obat-obat

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 225-26 P.
https://geekymedics.com/how-to-read-a-ctg/- diakses tanggal 19 februari 2021
AKSELERASI
Respon simpatetik, dimana terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung janin, suatu respon
fisiologik.
Ciri-ciri akselerasi normal :
+ Amplitudo > 15 dpm
+ Lamanya sekitar 15 detik
+ Terjadi min. 2x dalam 20 menit

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 226 P.
AKSELERASI SERAGAM
(UNIFORM)

Akselerasi sesuai dengan kontraksi uterus

AKSELERASI
AKSELERASI BERVARIASI
(VARIABLE)

Akselerasi sesuai dengan gerakan atau


rangsangan pada janin

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 226 P.
https://geekymedics.com/how-to-read-a-ctg/- diakses tanggal 19 februari 2021
DESELERASI
Deselerasi Dini:
Ciri-ciri:
+ Timbul dan menghilang bersamaan/sesuai dengan kontraksi uterus. Gambaran ini
seolah merupakan cermin kontraksi uterus
+ Penurunan amplitudo max. 20 dpm
+ Durasi <90 detik
+ Frekuensi dasar dan variabilitas masih normal

Sering terdapat pada proses persalinan spontan dan disebabkan oleh


penekanan kepala janin oleh jalan lahir  Hipoksia

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 227 P.
DESELERASI DINI

https://geekymedics.com/how-to-read-a-ctg/- diakses tanggal 19 februari 2021


DESELERASI VARIABEL
+ Ciri:
+ Gambarannya bervariasi baik saat timbul, lamanya, amplitudo maupun bentuknya
+ Saat dimulai dan berakhirnya deselerasi berlangsung dengan cepat dan penurunan
frekuensi dasar DJJ bisa mencapai 60 dpm.
+ Biasanya terjadi akselerasi sebelum atau sesudah deselerasi
+ Dianggap berat jika memenuhi rule of sixty (deselerasi mencapai 60 dpm atau lebih
dibawah frekuensi dasar DJJ (<120 dpm) dan durasi > 60 detik)
+ Jika terjadi berulang dan terlalu sering atau memanjang  Waspada hipoksia janin
berlanjut.

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 228 P.
DESELERASI VARIABEL

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 228 P.
DESELERASI LAMBAT

• Ciri:
+Timbul sekitar 20 – 30 detik setelah kontraksi dimulai
+Berakhir sekitar 20 – 30 detik setelah kontraksi menghilang
+Durasi: <90 detik (rata – rata 40 – 60 detik)
+Terjadi setelah puncak kontraksi dan melewati panjang kontraksi uterus, seringkali dengan
lambat kembali ke frekuensi dasar
+Frekuensi dasar DJJ biasanya normal atau takikardi ringan, namun pada hipoksia berat dapat
menjadi bradikardi.
+Umumnya terjadi pada pasien dengan DM, IUGR atau bentuk lain dari insufisiensi plasenta

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 229 P.
DESELERASI LAMBAT

https://geekymedics.com/how-to-read-a-ctg/- diakses tanggal 19 februari 2021


DESELERASI MEMANJANG

Deselerasi Memanjang (Prolonged Deceleration) :


deselerasi selama 60 – 90 detik atau lebih di bawah
denyut jantung janin rata-rata. Paling sering
diasosiasikan dengan prolaps tali pusat erat dan
deselerasi variabel berat yang progresif.

Anda mungkin juga menyukai