Y (CTG)
METODE
PENGUKURAN
Persalinan
Inpartu
Akan dilakukan induksi persalinan
Akan dilakukan akselerasi persalinan
Gerakan janin berkurang
SYARAT PEMERIKSAAN CTG:
• Frekuensi dasar
• Variabilitas
2. Reaktifitas
• Akselerasi
• Deselerasi
3. Gerakan janin
4. Kontraksi uterus
NORMAL
TAKIKARDI
BRADIKARDI
VARIASI IRAMA DASAR
• Variabilitas denyut jantung janin adalah gambaran osilasi yang tidak teratur, yang
tampak pada rekaman denyut jantung janin.
• Variabilitas denyut jantung janin terjadi akibat keseimbangan interaksi dari sistem
simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardioselerator)
Penurunan variabilitas :
• Janin tidur (keadaan fisiologi dimana aktivitas otak berkurang)
• Kehamilan preterm (SSP belum sempurna)
• Janin anensefalus (korteks serebri tidak sempurna)
• Blokade n.vagus
• Kelainan jantung bawaan
• Pengaruh obat-obatan narkotik, diazepam, MgSO4, dan sebagainya.
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 224-25 P.
VARIABILITAS
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 225 P.
VARIABILITAS
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 225-26 P.
https://geekymedics.com/how-to-read-a-ctg/- diakses tanggal 19 februari 2021
AKSELERASI
Respon simpatetik, dimana terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung janin, suatu respon
fisiologik.
Ciri-ciri akselerasi normal :
+ Amplitudo > 15 dpm
+ Lamanya sekitar 15 detik
+ Terjadi min. 2x dalam 20 menit
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 226 P.
AKSELERASI SERAGAM
(UNIFORM)
AKSELERASI
AKSELERASI BERVARIASI
(VARIABLE)
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 226 P.
https://geekymedics.com/how-to-read-a-ctg/- diakses tanggal 19 februari 2021
DESELERASI
Deselerasi Dini:
Ciri-ciri:
+ Timbul dan menghilang bersamaan/sesuai dengan kontraksi uterus. Gambaran ini
seolah merupakan cermin kontraksi uterus
+ Penurunan amplitudo max. 20 dpm
+ Durasi <90 detik
+ Frekuensi dasar dan variabilitas masih normal
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 227 P.
DESELERASI DINI
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 228 P.
DESELERASI VARIABEL
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 228 P.
DESELERASI LAMBAT
• Ciri:
+Timbul sekitar 20 – 30 detik setelah kontraksi dimulai
+Berakhir sekitar 20 – 30 detik setelah kontraksi menghilang
+Durasi: <90 detik (rata – rata 40 – 60 detik)
+Terjadi setelah puncak kontraksi dan melewati panjang kontraksi uterus, seringkali dengan
lambat kembali ke frekuensi dasar
+Frekuensi dasar DJJ biasanya normal atau takikardi ringan, namun pada hipoksia berat dapat
menjadi bradikardi.
+Umumnya terjadi pada pasien dengan DM, IUGR atau bentuk lain dari insufisiensi plasenta
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Saifuddin AB. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2016. 229 P.
DESELERASI LAMBAT