Anda di halaman 1dari 16

STRUKTUR BAJA 1

MATERIAL BAJA

PRIMA SUKMA YUANA, ST.


STANDAR
PERENCANAAN
BAJA
PROPERTI MEKANIK MATERIAL BAJA

Properti mekanik baja diperoleh


dari uji laboratorium.
Salah satu pengujiannya adalah
UTM (Universal Testing Machine)
Prosedur pengujian harus
memenuhi standar ASTM
(Amerika) , ISO (Eropa), atau JIS
(Jepang)
Untuk Pengukuran
Elongasi

Extensometer
(optional)

Dari hasil uji tarik diperoleh data :


- kuat tarik (fu)
- kuat leleh (fy)

Extensometer dipasang untuk antisipasi pengaruh slip.

Sehingga nilai E dapat diperoleh secara akurat.

Jika hasil yang diperoleh akurat, maka dapat digunakan


untuk memprediksi karakter daktilitas.
Berikut diperlihatkan kurva perilaku material beberapa baja menurut Standard
Australia (AS 4100)


𝑃  𝜀 = 𝐿 − 𝐿
𝜎  =
𝐴 𝐿

L’ = Pertambahan panjang
STANDAR MUTU MATERIAL BAJA
ASTM - AMERIKA
CEN - EROPA

JIS - JEPANG
AS/NZS – AUSTRALIA dan NEW ZEALAND

SNI - INDONESIA
FILOSOFI PERENCANAAN

Ada 2 filosofi perencanaan:


1. Tegangan Kerja (Elastis)
2. Keadaan Batas (Plastis)
PERENCANAAN ELASTIS
(TEGANGAN KERJA)

Menurut filosofi ini, elemen struktural harus direncanakan


sedemikian rupa hingga tegangan yang dihitung akibat
beban kerja tidak melampaui tegangan ijin yang telah
ditetapkan.

• 
Dalam perencanaan elastis, nilai beban kerja tidak dikalikan
dengan faktor beban, dan kapasitas penampang tidak
dikalikan dengan faktor reduksi kekuatan.
Berapa Nilai SF???

Faktor keamanan (SF) adalah


PERBANDINGAN ANTARA KEKUATAN NOMINAL DENGAN BEBAN RENCANA NOMINAL (R/S).

• 
Kelebihan beban dianggap 30% lebih besar, dan
Kapasitas dianggap berkurang 15%
PERENCANAAN PLASTIS
(KEADAAN BATAS)

Metode ini dikenal juga dengan metode LRFD (Load &


Resistance Factor Design)
Keadaan batas adalah istilah umum yang berarti
“Suatu keadaan pada struktur bangunan dimana
bangunan tidak lagi bisa memenuhi fungsi yang
direncanakan”
PERENCANAAN PLASTIS
(KEADAAN BATAS)

Perarturan Perencanaan Struktur Baja Indonesia mengikuti


metode LRFD, dimana perlu dilakukan peninjauan Kuat Perlu
Ru hasil kombinasi beban LRFD dan Kuat Nominal Rn dari
setiap elemen struktur.
Perencanaan dianggap memenuhi syarat jika kuat perlu lebih
•   dari kuat rencana
kecil

Dalam perencanaan plastis, nilai besarnya beban kerja


dikalikan dengan faktor beban, dan kapasitas penampang
dikalikan dengan daktor reduksi kekuatan.
Perencanaan plastis menunjukkan bahwa baja dapat
menahan beban di atas tegangan leleh.
Dan jika mendapat beban berlebih, struktur dapat
mendistribusikan beban karena adanya sifat daktilitas baja.
Perlu dicatat bahwa tujuan perhitungan dengan metode
LRFD bukanlah untuk mendapatkan penghematan
melainkan untuk memberikan reliabilitas yang seragam
untuk semua struktur baja.

Contoh: faktor DL dan LL tidak disamakan


SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai