Anda di halaman 1dari 19

STRUKTUR BAJA 1

BATANG TARIK

PRIMA SUKMA YUANA, ST.


PENDAHULUAN

Material baja mempunyai kemampuan sama dalam memikul gaya tarik atau
gaya tekan. Mutu bahannya juga relatif tinggi, sehingga dimensi struktur
cenderung langsing. Untuk struktur seperti itu, pemakaian material baja
hanya efisien untuk batang tarik.

Pada batang tekan kapasitasnya ditentukan oleh tekuk (buckling).

Oleh karena itu, elemen struktur baja yang terlihat “relatif langsing”
terhadap elemen lainnya dapat dipastikan akan berfungsi sebagai batang
tarik.
Contoh:

KOLOM
KABEL PENUNJANG
BATAS KELANGSINGAN
 
Karena mutu sangat tinggi, dimensi batang tarik bisa sangat langsing. Secara
teoritis, kondisi kelangsingan hanya diperhitungkan untuk elemen tekan, untuk
mengantisipasi tekuk. Batang tarik secara teoritis tidak mengalami tekuk, oleh
karena itu AISC (2010) tidak membatasi kelangsingan, hanya disarankan .

Saran didasarkan pengalaman praktis segi ekonomis, kemudahan pembuatan,


dan resiko kerusakan. Selain itu elemen sangat langsing cenderung bergoyang
atau bergetar, dan membuat tidak nyaman bagi penghuninya.
Untuk antisipasi kelangsingan tersebut, struktur batang tarik dapat diganti
dengan menggunakan penggantung (hanger) atau penampang pejal (rod).

Melihat aplikasi batang

tarik dengan penampang

pejal (rod), kelangsingan

tentu tidak menjadi

permasalahan lagi.

Meskipun demikian, pilihan seperti itu hanya efektif jika elemen rod
hanya menerima gaya tarik selama masa layannya saja.
CONTOH

PERENCANAAN
ATAP
(CANOPY)

Saat kondisi pembebanan


tidak sesuai rencana

Bagaimanapun juga untuk elemen


struktur yang terlalu langsing maka
saat mendapat gaya tekan akan
mengalami tekuk (buckling).
Hal itu akan menyebabkan
kekakuan struktur menjadi hilang.
KONSEP PERENCANAAN

Hal yang mendasari perencanaan batang tarik adalah bagian sambungan.

Jika kita menggunakan rod, sambungan dapat dibuat lebih besar dari
batang tarik itu sendiri.
Namun strategi memperbesar bagian sambungan tidak selamanya efektif.
Terutama apabila digunakan penampang dengan ukuran besar. Sehingga
perlu strategi lain untuk sistem sambungannya misalnya dengan
pemasangan baut.

Adanya lubang pada baut, membuat lemah penampang. Apalagi di sekitar


baut akan munncul konsentrasi tegangan, yang menyebabkan tegangan
lebih tinggi dibanding bagian lain yang utuh. Adanya konsentrasi
tegangan tersebut menyebabkan kondisi inelastis mungkin terjadi di
posisi sambungan.
 
Adanya konsentrasi tegangan, dapat diatasi dengan pemasangan material
daktail. Perilaku daktail menyebabkan konsentrasi tegangan tidak
merusak lubang, hanya menyebabkan deformasi saat tegangan leleh
tercapai. Hal ini menyebabkan redistribusi tegangan (gaya) ke bagian
lubang baut yang belum leleh.

Konsep perencanaan batas menyebabkan elemen struktur dapat


diberdayakan sampai kondisi maksimum. Maka adanya perilaku strain
hardening material sambungan menjadi penting. Adanya strain hardening
menyebabkan kekuatannya dapat ditingkatkan sebesar tegangan batas (fu)
atau kuat tariknya.

Perilaku keruntuhan fy dan fu tidak sama, oleh sebab itu diberikan faktor
keamanan (berbeda.
KUAT TARIK NOMINAL
 
Kuat tarik rencana , ditentukan dari nilai terkecil dari dua kondisi
keruntuhan yang terjadi:

[1] penampang utuh


 
Keruntuhan leleh

[2] penampang berlubang (tempat sambungan)


 
Keruntuhan fraktur
U = faktor shear lag
KONSEP LUAS PENAMPANG
PENGARUH LUBANG DAN CARA PENYAMBUNGAN

Parameter An dan Ae tergantung dari sistem sambungan. Sehingga


perencanaan batang tarik dan perencanaan sambungan akan saling terkait.

1. Reduksi Luas Penampang

An = Luasan Ag setelah memperhitungkan luas baut

Untuk Las, An = Ag

2. Efektifitas Sambungan

Memperhitungkan kondisi shear lag.

Luas setelah memperhitungkan shear lag disebut luas efektif Ae


Untuk kemudahan pelaksanaan atau keterbatasan alat sambungnya, maka
bidang permukaan penampang batang tarik tersebut tidak semuanya
tersambung secara sempurna.

Kondisi ini tentu akan menimbulkan aliran tegangan tidak merata yang
disebut efek shear lag dan harus diperhitungkan karena mempengaruhi
kinerja batang tarik.
KONSEP VISUAL PERENCANAAN BATANG
TARIK
Gambar di atas memperlihatkan kinerja batang tarik ditentukan oleh
material baja (diagram tegangan-regangan) yang dalam hal ini adalah
parameter fy dan fu.

Bagian tengah ada lubang tapi semua elemennya tersambung sehingga


nilai U = 1

Bagian ujung adalah sambungan, sehingga U ≤ 1


PERHITUNGAN LUAS NETTO
(An)
Pemasangan baut dipasang
zigzag, agar dengan luasan yang
sama dapat memuat lebih
banyak baut.

2
  𝑔
Diagonal
4 = 𝑠

Kemungkinanan keruntuhan yang terjadi


CONTOH
Pelat
  baja dengan lebar 90 mm dan tebal 10 mm, dibebani dari dua sisinya.
Terdapat 5 lubang Ø22 mm secara staggered. Hitung An!
Jawab:
Diameter baut = Ø baut + 1/16 in + 1/16 in
= 22 mm + 2 mm + 2 mm = 26 mm
Tinjau potongan a-b-c :
Tinjau potongan d-e-f-g :

(menentukan)
Diameter Imajiner Baut = 24 mm

a-b-c
2
 𝐴𝑛 =( 90 − 26 ) ∙ 10=640 𝑚𝑚

a-b-c
2
 𝐴𝑛 =( 90 − 26 ) ∙ 10=640 𝑚𝑚
d-e-f-g
  522
𝐴𝑛 =( 90 − 2∙ 26 ) ∙10+ ∙10
( 4 ∙3 0 )
¿  605 𝑚𝑚2

a-b-c
2
 𝐴𝑛 =( 90 − 26 ) ∙ 10=640 𝑚𝑚
d-e-f-g
  302
𝐴𝑛 =( 90 − 2∙ 26 ) ∙10+ ∙ 10
( 4 ∙ 45 )
¿  430 𝑚𝑚 2
Pola Staggered tidak sebidang

Diameter baut = 20 mm
Sehingga diameter imajiner baut = 20 + 2 + 2 = 24 mm

a-b-d-e
2
 𝐴𝑛 =2867 − 2∙ 24 ∙ 12=2291 𝑚𝑚

a-b-c-d-e
  352 35 2 2
𝐴𝑛 =( 2867 −3 ∙ 24 ∙ 12 )+ ∙12+ ∙ 12= 2118 𝑚𝑚
( 4 ∙5 0 ) ( 4 ∙ 88 )
LATIHAN HITUNG KAPASITAS
BATANG TARIK

Anda mungkin juga menyukai