BATANG TARIK
Material baja mempunyai kemampuan sama dalam memikul gaya tarik atau
gaya tekan. Mutu bahannya juga relatif tinggi, sehingga dimensi struktur
cenderung langsing. Untuk struktur seperti itu, pemakaian material baja
hanya efisien untuk batang tarik.
Oleh karena itu, elemen struktur baja yang terlihat “relatif langsing”
terhadap elemen lainnya dapat dipastikan akan berfungsi sebagai batang
tarik.
Contoh:
KOLOM
KABEL PENUNJANG
BATAS KELANGSINGAN
Karena mutu sangat tinggi, dimensi batang tarik bisa sangat langsing. Secara
teoritis, kondisi kelangsingan hanya diperhitungkan untuk elemen tekan, untuk
mengantisipasi tekuk. Batang tarik secara teoritis tidak mengalami tekuk, oleh
karena itu AISC (2010) tidak membatasi kelangsingan, hanya disarankan .
permasalahan lagi.
Meskipun demikian, pilihan seperti itu hanya efektif jika elemen rod
hanya menerima gaya tarik selama masa layannya saja.
CONTOH
PERENCANAAN
ATAP
(CANOPY)
Jika kita menggunakan rod, sambungan dapat dibuat lebih besar dari
batang tarik itu sendiri.
Namun strategi memperbesar bagian sambungan tidak selamanya efektif.
Terutama apabila digunakan penampang dengan ukuran besar. Sehingga
perlu strategi lain untuk sistem sambungannya misalnya dengan
pemasangan baut.
Perilaku keruntuhan fy dan fu tidak sama, oleh sebab itu diberikan faktor
keamanan (berbeda.
KUAT TARIK NOMINAL
Kuat tarik rencana , ditentukan dari nilai terkecil dari dua kondisi
keruntuhan yang terjadi:
Untuk Las, An = Ag
2. Efektifitas Sambungan
Kondisi ini tentu akan menimbulkan aliran tegangan tidak merata yang
disebut efek shear lag dan harus diperhitungkan karena mempengaruhi
kinerja batang tarik.
KONSEP VISUAL PERENCANAAN BATANG
TARIK
Gambar di atas memperlihatkan kinerja batang tarik ditentukan oleh
material baja (diagram tegangan-regangan) yang dalam hal ini adalah
parameter fy dan fu.
2
𝑔
Diagonal
4 = 𝑠
(menentukan)
Diameter Imajiner Baut = 24 mm
a-b-c
2
𝐴𝑛 =( 90 − 26 ) ∙ 10=640 𝑚𝑚
a-b-c
2
𝐴𝑛 =( 90 − 26 ) ∙ 10=640 𝑚𝑚
d-e-f-g
522
𝐴𝑛 =( 90 − 2∙ 26 ) ∙10+ ∙10
( 4 ∙3 0 )
¿ 605 𝑚𝑚2
a-b-c
2
𝐴𝑛 =( 90 − 26 ) ∙ 10=640 𝑚𝑚
d-e-f-g
302
𝐴𝑛 =( 90 − 2∙ 26 ) ∙10+ ∙ 10
( 4 ∙ 45 )
¿ 430 𝑚𝑚 2
Pola Staggered tidak sebidang
Diameter baut = 20 mm
Sehingga diameter imajiner baut = 20 + 2 + 2 = 24 mm
a-b-d-e
2
𝐴𝑛 =2867 − 2∙ 24 ∙ 12=2291 𝑚𝑚
a-b-c-d-e
352 35 2 2
𝐴𝑛 =( 2867 −3 ∙ 24 ∙ 12 )+ ∙12+ ∙ 12= 2118 𝑚𝑚
( 4 ∙5 0 ) ( 4 ∙ 88 )
LATIHAN HITUNG KAPASITAS
BATANG TARIK