Anda di halaman 1dari 4

Penyerapan disaluran cerna

-Partikel yang berhenti di permukaan hidung atau mulut cenderung menembus


kedalam saluran cerna setelah penelanan pertama atau penelanan kedua pada
tahap epurasi paru
-Penyerapan ini terutama penting untuk aerosol tanpa air. Senyawa tertentu ( is
oproterenol atau kromoglikat) akan dimetabolisme dan ditiadakan dengan cara
yang sama, baik bila disemprotkan atau ditelan. Hal ini memperlihatkan penting
nya penelenan partikel. Sebaliknya penyerapan isoproterenol melalui trakea lebi
h bermakna dibandingkan penyerapan melalui saluran cerna
-aerosol murni dengan partikel yang sangat halus dapat mengangkut bahan ob
at 30-40 kali lebih banyak daripada aerosol polidespersi, dan hanya sejumlah k
ecil yang dapat menimbulkan efek sistemik setelah perlintasan melalui paru. Se
baliknya, efek peengobatan pada permukaan yang ditimbulkan oleh aerosol mu
rni adalah 5 kali lebih kecil dibandingkan aerosol larutan dengan volume 10 kali
lebih besar.
-Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan aerosol murni dimungkinkan untuk mem
pelajari paru hewan tatau manusia secara in situ seperti pada organ terpisah.
Jaringa Organ Terpisah
Efek sediaan aerosol telah dipelajari pada berbagai jaringan dan
organ terpisah dari saluran napas:

 Sel-sel jaringan paruterpisah, dalam keadaan sehat atau sakit(penelitian terh


adap gas atau aerosol pencemaran)
 Hancura jaringan
 Cincin trakea, kantong trakea
 Paru terpisah(katak)
 Jaringan silia (paru atau bukan paru, misalnya palatum katak)
 Getah bronkus, setelah aspirasi in situ ,atau setelah pengeluaran lendir, atau
musin lambung dari bayi yang digunakan sebagai subyek
 Surfaktan alveolar.
Evaluasi Ketersediaanhayati
Sebelum melakukan penilaian yang tepat ten
tang ketersediaanhayati sedian aerosol,perliu di
ketahiu dengan pasti beberapa parameter zat ak
tif yaitu:

• Stabilitas fisiko-kimia dan stabilitas terapetik dari


partikel aerosol yang halus.
• Daerah depo dan peranannya untuk menghasilka
n efek terapetik yng sesuai dan terukur.
• Laju penyerapan, metabolism dan atau pemersih
an untuk menghindari efek sekunder.
• Pengaruh bahan tambahan dalam sediaan terhad
ap partikel.
Subyek Hewan
• merupakan hasil penelitian dengan subyek kelinci dari s
uatu larutan feri klorida yang terbagi halus yang dapat di
identifikasi dalam bronkus kelinci melalui reaksi kalium fe
rosianat.
• Penelitian pertama tersebut dilanjutkan dengan percobaa
n lainnya yang mempelajari ketahanan saluran udara, te
kanan internal, dan juga pembuktian toksisitas dari baha
n obat tertentu (SO2) yang digunakan untuk mengencerk
an secret bronkus.
• Pada penelitian yang menggunakan subyek hewan harus
hati-hati dalam menarik kesimpulan dan menghubungkan
dengan manusia karena perbedaan anatomi fisiologi ant
ara dua spesies, walaupun beberapa pengarang menunj
ukkan adanya persamaan kurva depo antara hewan pen
gerat kelinci dan manusia.

Anda mungkin juga menyukai