Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN PERKEMBANGAN

BAYI RESIKO TINGGI


/ NIDCAP
Disusun oleh :
Anissa Umi Zaenab 20210109132
Armelia Nova Mawarsih20210109263
Arni Endah Priutami 20210109101
Arumningtyas Pawestri 20210109171
Chori Bagas Saputro 20210109191
Devi Ratna Puspita Sari20210109253
Najma Nuzul Afira 20210109193
Prajatiya Harwoko 20210109206
Virchanisa Sahra Afifah 20210109141
Latar Belakang
Periode bayi baru lahir merupakan masa yang kritis karena harus melakukan
proses adaptasi segera dengan lingkungan luar kandungan terutama yang
dialami bayi prematur.
Kelahiran bayi prematur memberi kontribusi yang besar terhadap angka
kematian bayi baru lahir, sekitar 35% bayi yang lahir adalah prematur (Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012).
Upaya perawatan ekstra untuk bayi prematur dan meminimalkan angka
kematian yang direkomendasikan WHO (2012) diantaranya kangaroo mother
care, inkubator, topi bayi, selimut dan menunda memandikan bayi untuk
mencegah kehilangan panas (hipotermia), menurunkan risiko infeksi, dan
menghindarkan bayi dari respiratory distress syndroma (RDS).
Kumpulan intervensi digabung dalam sebuah model asuhan perkembangan.
Berbagai model yang telah di- kembangkan antara lain: Newborn Individualized
Developmental Care and Assessment Program (NIDCAP), Infant Behavioral
Assessment and Intervention Program (IBAIP), Universal De- velopmental Care
(UDC), Integrated Develop- mental Care Model (IDCM) (Altimier & Phillips,
2013).
ANALISIS JURNAL
1. Skenario Klinis : Masalah yang sering muncul pada bayi adalah masalah gangguan ventilasi spontan, masal
ah pola nafas tidak efektif dan perubahan status hemodinamik. Pemberian posisi pasien adalah tindakan man
diri perawat. Perawat A akan melakukan tindakan evidence based practice mengenai tindakan tersebut

2. Pertanyaan Klinis : Bagaimana pengaruh posisi pronasi pada bayi premature terhadap perubahan status hem
odinamik yang terpasang ventilasi mekanik?

3. Analisis PICOS Population Bayi prematur dengan ventilasi mekanik (preterm infant)

Intervention Posisi pronasi (prone)

Comparison Posisi supinasi (supine)

Outcome Perubahan status hemodinamik, saturasi oksigen, frekuensi


pernafasan (physiological parameters)

Study design Studi eksperimen (experiment)


4. Strategi Searching : Dilakukan pencarian literatur dengan mesin pencari jurnal ilmiah pubmed dengan kata kunci: preterm infant,
prone, supine, physiological parameters, experiment

5. Evidence (Journal Article) : jurnal yang relevan yang berjudul Comparison of the effect of supine and prone positions on physiolog
ical parameters of preterm infants under nasal continuous positive airway pressure (N-CPAP ): a cross over clinical trial.

6. Literature Review :
Peneliti : Homa Babaei, Leila Mohammadi Pirkashani, Behzad Soleimani
Judul: Comparison of the effect of supine and prone positions on physiological parameters of preterm infants under nasal contin
uous positive airway pressure (N-CPAP ): A cross over clinical trial.
Tujuan: untuk mengindentifikasi perbandingan efektifitas posisi supinasi dan pronasi dalam terhadap status hemodinamik pada b
ayi prematur yang terpasang Nasal-Continuous Airway Pressure (N-CPAP).
Sampel : sebanyak 62 bayi prematur yang dirawat di NICU Imam Reza Hospital, Iran. Bayi prematur dengan sindrom gangguan
pernapasan yang terpasang N-CPAP.
Metode: Uji klinis cross-over Penelitian ini terdaftar di Iranian Registry of Clinical Trials (IRCT= 20101018004961N11).
Intervensi: Teknik intervensi dimana bayi ditempatkan secara acak pada salah satu dari dua posisi yaitu posisi pronasi dan supin
asi.
Hasil : Bayi prematur dengan sindrom gangguan pernafasan dengan N-CPAP, RR lebih rendah dan So2 lebih tinggi pada posisi
pronasi jika dibandingkan dengan posisi supinasi.
7. Critical Appraisal Analyzes
a. Analisis
1. Jenis Kelamin : sebanyak 30 (48,5%) bayi premature laki-laki dan 32 (51,5%) bayi premature
perempuan
2. Usia kehamilan : sebanyak 15 (24,2%) memiliki usia kehamilan rata-rata kurang dari 30 mingg
u, 41 (66,1%) memiliki usia kehamilan rata-rata antara 30 dan 35 minggu, dan 6 (9,7%) memili
ki usia kehamilan lebih dari 35 minggu
3. Berat badan : Berat lahir rata-rata bayi :1509. Berat minimum : 1000gram dan Berat maksimu
m : 2650 gram.
4. Saturasi oksigen : posisi pronasi dapat meningkatkan saturasi oksigen pada bayi premature s
ebesar 89,71.
5. Tingkat pernapasan : posisi pronasi tingkat pernapasan mempunyai rata-rata yaitu 55.61 lebih
rendah dibanding dengan posisi supinasi yang mempunyai rata-rata sebesar 57.77.
6. Denyut janntung : posisi supinasi mempunya rata-rata detak jantung 142 kali, sedangkan pad
a posisi pronasi terdapat rata-rata detak jantung 140 kali.
Pembahasan : Penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan posisi supinasi rata-ra
ta saturasi oksigen arteri lebih tinggi pada posisi pronasi. Saturasi oksigen yang lebih baik p
ada posisi tengkurap menunjukkan keefektifan diafragma yang lebih tinggi selama kontraks
i, menghasilkan lebih banyak kekuatan, meningkatkan ventilasi dan mengoptimalkan pertuk
aran gas. Hasil ini menunjukkan bahwa posisi tengkurap dapat menurunkan kebutuhan kon
sentrasi oksigen inspirasi yang tinggi pada bayi prematur yang mengalami gangguan pernaf
asan dengan pemasangan N-CPAP. Ini juga membantu dalam mencegah komplikasi yang d
isebabkan oleh konsentrasi oksigen inspirasi yang tinggi.

Rekomendasi : Perawat dapat menerapkan intervensi ini sebagai standar prosedur operasi
onal intervensi yang diberikan pada bayi prematur maupun pada bayi baru lahir yang dipas
ang ventilasi mekanis. Adapun waktu atau durasi pemberian posisi pronasi yaitu dalam rent
ang satu jam sampai dengan tiga jam.
Kesimpulan
Perubahan posisi berperngaruh terhadap nilai saturasi oksigen dan frekus
ensi pernafasan pada bayi prematur dengan gangguan ventilasi spontan.
Perubahan posisi tubuh memfasilitasi peningkatan fungsi paru-paru pada
bayi dengan bantuan ventilasi.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai