Anda di halaman 1dari 35

Oleh: Drh. Hiswani, M.

Kes
Departemen Epidemiologi FKM-USU
 Kasus demam berdarah Dengue menjadi
masalah kesehatan masyarakat dengan
peninkatan kasus yang cukup singnifican
 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa
Barat januari 2019 ada 1.085 kasus dari data
tersebut 8 orang meninggal.
 Pada tahun 2018 tercatat 969 kasus dengan 4
orang meninggal
 Bedasarkan peraturan Mentri Kesehatan RI
No. 1501/Menkes/Per/X/2010 .

 KLB adalah timbul nya atau meningkat nya


kejadian kesakitan/kematian yang bermakna
secara Epidemiologi pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu.
 1.Dikatakan KLB apabila timbul nya suatu
penyakit menular yang sebelum nya tidak
ada atau tidak di kenal pada suatu daerah
 2.Peningkatan kejadian kesakitan terus-
menerus selama 3 kurun waktu dalam jam,
hari, atau minggu.
 3.Peningkatan nya dua kali atau lebih
dibandingan dengan periode sebelumnya
 4. Jumlah penderta baru dalam priode satu
bulan menunjukan kenaikan atau lebih di
bandingkan angka rata-rata perbulan dalam
tahun seelumnya
 5 Angka kematian CFR dalam satu kurun
waktu menunjukan kenaikan 50 persen
denga CFR Priode sebelumnya
 6. Angka Proporsi Penyakit menunjukkan
kenaikan 2x atau lebih di bandingkan priode
sebelumnya.
 Mencari daerah yang di duga ada kasus
penderita DBD.
 Melakukan survey jentik dan pencarian
penderita.
 Penyelidikan epidemiologi di radius 20 rumah
dari host indek, tempat2 umum dan sekolah
 Jika di temukan jentik dilakukan larvadisasi
selektif, Fogging, RADIUS 200 Meter,
Penyuluhan tentang Penyakit DBD
 Penyakit DBD Termasuk penyakit berbasis
lingkungan.
 Untuk penyebaran penyakit ini erat dengan
faktor-faktor determinan bedasarkan faktor
tempat , waktu dan orang.
 Penyelidikan yang sudah di lakukan di
tempat padat penduduk, tempat2 umum
sekolah ,tempat ibadah dll.
 Pemberantasan penyakit DBD dengan
gerakan 3 M, Larvasida, foging dll
 Penyelidikan epidemiologi mengaktifkan
petugas jumantik untuk mendapatkan jentik
nyamuk.
 Mengerakan masyarakat untuk melakukan
hidup bersih dan menjaga kesehatan
lingkungan.
 Mencari attack rate dan case fatality rate di
masyarakat setiap kejadian DBD.
 Dilaporkan ke Dinas kesehatan.
 Kasus penyakit DBD Pertama di temukan di
Manila tahun 1953.
 Kasus DBD DI indonesia pertama di temukan
di Surabaya tahun 1968.
 Kemudian terjadi penyebaran keseluruh
Indonesia.
 PUNCAK KASUS dbd terjadi pada tahun 1988
dengan jumlah kasus 47.573 orang dengan
kematian 1.527 orang
 PADA TAHUN 2000 depkes RI Mencatat231
kota di 30 Provinsi di Indonesia dinyatakan
Endemis DBD. IR 15,9 PER 100.ooo dan CFR
1,4 PER 100.

 Pada tahun 1998 di tetapkan sebagai KLB


Dengan IR 35 PER 100.000 Penduduk dan
CFR 2 PER 100.
 Penyakit DBD adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
melalui perantaraan Nyamuk Aedes Aegypti.
Dapat menyerang semua kelompok umur,
sampai saat ini kasusnya banyak pada anak-
anak, tetapi dlm dekade terakhir ini
terlihatnya adanya kecendrungan kenaikan
proporsi penderita pada orang dewasa.
 Virus Dengue yang sampai sekarang dikenal
ada 4 tipe yaitu: Tipe, 1,2,3,dan 4, termasuk
dalam group Anthropod Borne Virus
(Arbovirus).
 Penelitian di Indonesia menunjukkan Dengue
tipe-3 merupakan serotipe virus yang
dominan yang menyebabkan kasus yg berat.
 Penularan umumnya disebabkan oleh gigitan
nyamuk aedes aegypti miskipun dapat juga
ditularkan oleh nyamuk aedes Albopictus.
 Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir
diseluruh pelosok Indonesia, kecuali tempat-
tempat dg ketinggian lebih dari 1000 meter
atas permukaan laut.
 Demam, Penyakit ini didahului oleh demam
tinggi yang mendadak, terus menerus
berlansung 2-7 hari, kemudian turun secara
cepat.
 Tanda-tanda perdarahan yang disebabkan:
-Trombositopeni
- Gangguan Fungsi trombosit, terjadi
perdarahan disemua organ
 Jumlah trombosit dibawah 150.000/mm3
biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7 sakit.
 Pemeriksaan trombosit dilakukan minimal 2
kali. Pertama waktu pasien masuk rumah
sakit, hari ke5 dan hari ke-7.
 Anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut,
diare, konstipasi dan kejang
 Pada beberapa kasus terjadi kejang disertai
hiperpireksia dan penurunan kesadaran.
 Keluhan sakit perut yang hebat sering timbul
mendahului perdarahan gastrointestinal.
 Petechiae, purpura, Echymosis dan
perdarahan conjuntiva.
 Epistaxis, dan perdarahan gusi
 Hematemesis
 Hematuria
 SIFAT PEMBESARAN HATI
- Pembesaran hati dpt ditemukan pada
permulaan penyakit
- Pembesaran hati tidak sejajar dgn beratnya
penyakit
- Nyeri apabila ditekan, tampa ikhterus.
 Yang menentukan beratnya penyakit ialah:
-Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
-Menurunnya volume plasma darah
-Terjadinya Hipotensi
-Trombositopeni.
- Kerusakan umum sistem vaskuler akibat peninggian
pereabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein
plasma.
 Demam tinggi mendadak, tampa sebab jelas,
berlansung terus-menerus selama 2-7 hari.
 Tanda perdarahan.
 Pembesaran Hati
 Trombositopeni150.000mm3 atau kurang.
 Sulit diramalkan. Pasien pd msk rumah sakit
keadaannya baik dlm waktu singkat dapat
memburuk dan tdk tertolong.
 Sebaliknya pasien yang keadaan umumnya
sangat buruk dengan pengobatan yang
adekuat dapat tertolong.
 Pengobatan yang spesifik penyakit DBD
BELUM ADA.
 Dasar pengobatan penderita penyakit DBD
simptomatis adalah penggantian cairan
tubuh yang hilang karena kebocoran plasma.
 Penyakit DBD merupakan vektor-born
disease dan potensial terjadi KLB.
 Program Penanggulangan dilakukan oleh
unit Program P2M bersama program terkait.
 Surveilens DBD terutama ditujukan untuk
deteksi KLB dan monitoring program
penanggulangan.
 Kriteria Klinis DBD adalahditandai dengan
gejala klinis yang tidak khas.
 Terdapat kecendrungan diatesis hemoragik
dan resiko terjadi syok yg dapat berakibat
kematian.
 Hemostasis yang abnormal dan kebocoran
plasma.
 Demam Dengue: memiliki dua atau lebih
tanda-tanda:
- Demam mendadak dengan sakit kepala
bagian dahi.
- Nyeri belakang mata
- Nyeri otot dan sendi
- Timbul rash/ kemerahan.
 Demam Dengue adalah kasus yang
mempunyai hubungan epid dgn kasus pasti.
 DHF: Kasus dengan hitung jenis thrombocyt<
100000/mm3
 DSS: Kasus dengan kenaikan hematocrit 25%
atau lebih.
 Adalah kasus dengan gejala seperti dibawah
ini:
- Kenaikan titer 4 kali kadar antibodi IgH
- Ditemukan IgM (pada KLB).
- Dapat Isolasi virus dengue dari serum atau
spesimen otopsi.
 Desa rawan I (Endemis) yaitu desa yang dalam 3 tahun
terakhir selalu ada kasus DBD.
 Desa Rawan II (sporadis) yaitu desa yang dalam 3
tahun terakhir ada kasus DBD.
 Desa Rawan III (potensial) yaitu dalam 3 tahun tidak
ada kasus.
 Desa bebas yaitu desa yang tidak pernah ada kasus.
 Rumah Sakit, Laporan morbiditas dan
mortalitas bulanan penderita rawat inap dan
rawat jalan laporan rumah sakit melalui
laporan RL2a dan RL2b yang dirangkum pada
data sistem surveilans Terpadu Penyakit
(SSTP) Kabupaten/Kota atau Propinsi.
 Puskesmas
Laporan morbiditas puskesmas melalui laporan
SP2TP atau SP3.
 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
 Hasil Penyelidikan kasus di lapangan oleh petugas.
Penyelidikan kasus DBD di lapangan sangat penting
dan bermanfaat, karena kemungkinan akan
ditemukan faktor risiko terjadi penularan serta
didapatkan kasus.
 GRAFIK : Kasus DBD menurut UMUR, Waktu
bulan/Tahun dan KLASIFIKASI Diagnosa DBD.
 Tabel : Kasus dan kematian DBD menurut umur dan
klasifikasi diagnose untuk meningkatkan manajemen
kasus.
 Map:
- Insiden Rate/100.000 Populasi menurut area geografis
- Klasifikasi daerah rawan DBD
 Monitoring CFR untuk meningkatkan manajemen
kasus di rmh sakit.
 Monitor Insiden rate menilai dampak Program
 Dapat mendeteksi KLB agar segera dpt dilakukan
tindakan penanggulangan.
 Informasi Insiden rate menurut umur, Geografis untuk
mengetahui daerah rawan DBD.
 Penyelidikan Epid KLB akan mengetahui faktor
penyebab terjadinya KLB.
 DBD Merupakan penyakit menular akut yang
di tularkan oleh nyamuk aedes agepty dan
aedes albopictus
 Penyakit ini banyak di jumpai kasus nya
didaerah tropis sikklus nya sering di temukan
pada musim hujan
 Hampir 30 provinsi di Indonesia menjadi
daerah endemis DBD
 Pencegahan DBD Di mulai dari menjaga
kebersihan lingkungan, menjaga dengan
survey jentik di mulai dari rumah masing2
 Apabila di temukan gejala DBD segera
mencari pelayanan kesehatan untuk rawat
inap.
 Promosi kesehatan dan edukasi DBD sangat
berguna untuk meningkatkan pengetahuan
dari siswa dalam pemberantasan dan
ELIMINASI DBD.
TERIMAKASIH

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai