Anda di halaman 1dari 38

TB PARU

Dokter Pembimbing : dr. Rudi Satriawan, Sp.P


Khairina Nurul Fauziah 20204010080
Identitas Pasien
◦ Nama : Tn.RS
◦ Jenis kelamin : Laki-laki
◦ Usia : 22 tahun
◦ Pekerjaan : Beternak kelinci
◦ Alamat : Kemutuk Tempuran, Kab Magelang
◦ Tanggal masuk RS : 26 Januari 2021
◦ Berat Badan : 53 Kg
◦ Tinggi badan : 165 cm
Anamnesis
Keluhan Utama :
Batuk sejak 2 bulan yang lalu

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien mengeluh batuk sudah 2 bulan awalnya batuk kering kemudian lama-lama batuk
berdahak dan batuk berdarah selama 1 hari ketika ke IGD. Demam naik turun selama 2 bulan.
Mual disertai muntah. Ketika malam hari juga sering berkeringat dingin. Nafsu makan juga
menurun, nyeri perut, nyeri dada sebelah kanan ketika bernafas disertai sesak nafas. BAB dan
BAK normal
Riwayat Penyakit
PENYAKIT RPD RPK
Keluhan serupa (-) (-)
Hipertensi (-) (-)
Diabetes mellitus (-) (-)

Penyakit ginjal (-) (-)


Penyakit jantung (-) (-)
Riwayat Personal Sosial
Lingkungan rumah pasien bersih, sanitasi baik, dan ventilasi
cukup
Riwayat merokok (+) 1 bungkus/hr sudah 8 tahun dan belum
berhenti
Keluarga tidak ada yang pernah terkena TB, tetapi teman pasien
ada yang batuk lama dan belum sembuh hingga sekarang
Status gizi cukup
Pemeriksaan Lab Darah Rutin, 25
Januari 2021
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL Ket
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.8 (L) g/dL 13-18
JUMLAH SEL DARAH
Leukosit 25 (H) 103/uL 4.0 – 11.0
Eritrosit 4.3 (L) 106/uL 4,50-6,50
Hematokrit 35.5 (L) % 40,00-54,00
Angka Trombosit 231 103/uL 150 – 450
DIFF COUNT PERSENTASE
Netrofil Segmen 85 (H) % 40 – 75
Limfosit 8 (L) % 20 – 45
Monosit 13 % 2 – 10
Eosinofil 0 (L) % 1–6
Basofil 0 % 0–1
CALCULATED
MCV 82.9 fL 76 – 96
MCH 29.9 pg 27,5 – 32,0
MCHC 36.1 (H) g/dL 30,0 – 35,0
ELEKTROLIT
mEq/L
NATRIUM 134 (L) 136-146
mEq/L
KALIUM 4 3.5-5.1
mEq/L
KLORIDA 99 96-106
FUNGSI GINJAL
UREUM 37.4 mg/dL 16.6-48.5
KREATININ 1.37 (H) mg/dL 0.51-0.95
Hasil TCM negatif
Follow Up
26/1/2021 27/1/2021
S Batuk (+) dahak (+) darah (-) mual (+) muntah (-)
keringat dingin (+)
Batuk (+) dahak (+) darah (-) sesek < keringat dingin (+) mual
(+) muntah (+)

O Td: 98/62, HR: 99, RR: 18, T: 36,5


KU: sedang,CM
Td:105/83, HR: 68, RR: 20, T: 36
KU: sedang,CM
Kepala: CA-/- SI -/- Kepala: CA-/- SI -/-
Thorak: SDV +/+, WHZ -/- RH -/- Thorak: SDV +/+, WHZ -/- RH+/-
Abd: Supel, BU (+) N, NTE(-) Abd: Supel, BU (+) N, NTE(+)
Ext: Akral hangat (-) Ext: Akral hangat (-)
Ro Thorax : Pneumonia
TCM : negatif

A Hemoptoe dd TB paru TB paru

P Inf ciprofloxacin 200 mg/12 jam


Inj Kalnex 500 mg/8 jam
Inf ciprofloxacin 200 mg/12 jam
Inj Kalnex 500 mg/8 jam
Inj Lansoprazole 1A/24 jam Inj Lansoprazole 1A/24 jam
Inj Ondansetron 8 mg/12 jam Inj Ondansetron 8 mg/12 jam
Antasid Syr 3x1 C Antasid Syr 3x1 C
Codein 3x1 Codein 3x1
FDC Intensif 1x3
TCM Sputum
Follow Up
28/1/2021 29/1/2021
S Sesek (+) batuk (+) dahak (+) darah (-) keringat dingin
(+) pusing (-) cegukan (+)
Sesek (-) batuk < mual (+) muntah (-) pusing (+) cegukan (+)
keringat dingin (-)

O Td: 108/61, HR: 68, RR: 19, T: 36


KU: sedang,CM
Td: 109/70 , HR: 60 , RR:17 , T: 36
KU: sedang,CM
Kepala: CA-/- SI -/- Kepala: CA-/- SI -/-
Thorak: SDV +/+, WHZ -/- RH -/- Thorak: SDV +/+, WHZ -/- RH -/-
Abd: Supel, BU (+) N, NTE(-) Abd: Supel, BU (+) N, NTE(-)
Ext: Akral hangat (+) Ext: Akral hangat (+)

A TB paru TB paru

P Inf ciprofloxacin 200 mg/12 jam


Inj Kalnex 500 mg/8 jam
Inf ciprofloxacin 200 mg/12 jam
Inj Kalnex 500 mg/8 jam
BLPL

Inj Lansoprazole 1A/24 jam Inj Lansoprazole 1A/24 jam


Inj Ondansetron 8 mg/12 jam Inj Ondansetron 8 mg/12 jam
Antasid Syr 3x1 C Antasid Syr 3x1 C
Codein 3x1 Codein 3x1
Methilprednisolon 62,5 mg/8 jam Methilprednisolon 62,5 mg/8 jam
Pamol 4x500 mg Pamol 4x500 mg
FDC Intensif 1x3 FDC Intensif 1x3
DEFINISI TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis Paru adalah suatu infeksi pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini menyebar melalui inhalasi droplet nuklei, kemudian masuk ke saluran
napas dan bersarang di jaringan paru.
Patogenesis
Klasifikasi TB
Lokasi Hasil uji
Anatomi kepekaan OAT
TB Paru • Mono Resistant
TB Ekstra • Poli Resistant
Paru • Multi Drug
Resistant
Riwayat Pengobatan • Extensive Drug
• Kasus Baru Resistant
• Kasus Kambuh • Resistant
• Kasus Gagal Rifampicine
Pengobatan
• Kasus Mangkir (loss to Status HIV
follow up) • HIV Positif
• Riwayat pengobatan • HIV Negatif
sebelumnya tidak • Status HIV tidak
diketahui diketahui
Patogenesis
Cara Penularan
Batuk/bersin  pasien menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei percik
renik  3000 percikan dahak

Menghirup udara yang mengandung droplet nuclei

Tingkat penularan pasien TB BTA + = 65%, TB BTA


negatif dengan hasil kultur positif= 26%, TB dengan
hasil kultur negatif dan foto Toraks positif= 17%.
Infeksi TB vs Penyakit TB (TB
aktif)
Infeksi TB – organisme ada, tetapi bersifat dormant
(tidur), tdk dpt menginfeksi orang lain

Penyakit TB – orang tsb sakit dan dapat menularkan


penyakitnya ke orang lain

10% orang dgn infeksi TB akan menjadi penyakit TB

Setiap orang dgn TB aktif dapat menginfeksi 10-15


orang/ tahun
DIAGNOSIS TB
◦ Riwayat penyakit (anamnesis)
◦ Pemeriksaan Fisik
◦ Pemeriksaan Sputum
◦ Foto Toraks
◦ Tes Tuberkulin
◦ Kecurigaan
orang dengan gejala TB
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi: retraksi interkostal, diafragma dan mediastinum
 Palpasi: fremitus melemah  cavitas maupun infiltrat
 Perkusi: redup  infiltrat yang luas
 Auskultasi: suara nafas tambahan (ronkhi basah kasar)
Pemeriksaan Penunjang
◦ Laboratorium darah rutin (LED normal/meningkat, limfositosis)
◦ Foto toraks PA dan lateral:
◦ TB Paru Aktif: bayangan berawan/nodular di segmen apikal & posterior lobus atas paru & segmen superior lobus
bawah, cavitas t.u >1, dikelilingi bayangan opak berawan / nodular, bayangan bercak milier, efusi pleura
unilateral/bilateral
◦ TB inaktif: fibrotik, kalsifikasi, schwarte / penebalan pleura
◦ Destroyed lung: atelektasis, bronkiektasis / multicaviti & fibrosis paru
◦ Pemeriksaan Sputum BTA : BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS (sewaktu-pagi-sewaktu)

◦ Tes Mantoux/Tuberkulin: Setelah 48–72 jam tuberkulin disuntikkan maka diukur diameter dari pembengkakan
(indurasi) yang terjadi:
1. Pembengkakan (Indurasi) 0–5mm  negatif
2. Pembengkakan (Indurasi) 6–9mm  meragukan
3. Pembengkakan (Indurasi) 10-15mm positif
4. Pembengkakan (Indurasi) >15mm  positif kuat
◦ Pemeriksaan bakteriologi: pewarnaan Ziehl-Neelsen, biakan aspirasi pleura/biopsi, contoh urin pagi hari,
usapan laring, aspirasi lambung, LCS, biopsy hepar atau aspirasisumsum tulang
DIAGNOSIS TB
PARU

Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis yaitu


pemeriksaan langsung, biakan dan test cepat.

Dilakukan pemeriksaan 2 spesimen dahak idealnya dalam waktu 2


hari berturut2 yaitu sewaktu – pagi (SP)

Apabila hasil pemeriksaan negatif maka penegakan diagnosis TB


dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil px klinis dan
penunjang ( foto thoraks)
Klasifikasi pasien TB
Berdasarkan lokasi

• Tuberkulosis paru
• Tuberkulosis ekstra paru

Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

• Pasien tb baru
• Pasien pasien yg pernah di obati Tb
• Pasien kambuh
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow up)
• Lain-lain
◦ Pasien berdasarkan hasil uji kepekaan obat
 Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja
 Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain isoniazid (H) dan rifampisin
(F) secara bersamaan
 Multi Drug Resistan (TB MDR) : resistan terhadap isoniazid (H) dan rifampisin (F) secara bersamaan
 Extensive Drug Resistan (TB XDR) :TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT golongan
fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (kanamisin, kapreomiain, dan amikasin)
 Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap rifampisin
Paduan obat lini pertama dan
peruntukannya
Kategori 1
a. Pasien baru TB BTA positif
b. Pasien baru BTA negatif foto thorax mendukung TB
c. Pasien TB ekstra paru

Kategori 2 ( pasien BTA + yang sudah diobati sebelumnya)


d. Pasien kambuh
e. Pasien gagal pada pengobatan kategori 1 sebelumnya
f. Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat ( lost to follow-up)
Dosis Paduan OAT FDC
Perbandingan Teori dengan Kasus

Teori Kasus
Gejala Klinis Sesak nafas, batuk berdahak dan darah,
Batuk berdahak > 2 minggu, batuk disertai badan lemas,, mual dan nyeri di ulu hati,
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu berkeringat saat malam hari, demam meriang
makan menurun, berat badan menurun, > 1 bulan
malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas, demam meriang > 1 bln
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi: retraksi interkostal, diafragma  Inspeksi: retraksi interkostal (-)
dan mediastinum  Palpasi: fremitus melemah(-)
 Palpasi: fremitus melemah  cavitas  Perkusi: redup(-)
maupun infiltrat  Auskultasi: ronkhi basah kasar(+)
 Perkusi: redup  infiltrat yang luas
 Auskultasi: suara nafas tambahan
(ronkhi basah kasar)
Pemeriksaan Penunjang
Lab : limfositosis - Ro thorax: Pneumonia
Ro thorax: TB Pulmo - Tes sputum: (-)
Tes sputum: (+)
Teori Kasus
Terapi FDC Kategori I

FDC kategori I
Kesimpulan

◦ Telah dirawat pasien Tn. R selama 4 hari dengan diagnosis TB


Paru BTA (-) Kasus baru. Mendapat terapi, Inj ciprofloxacin 200
mg/12 jam, Inj Kalnex 500 mg/8 jam, Inj Lansoprazole 1A/24 jam,
Inj Ondansetron 8 mg/12 jam, Antasid Syr 3x1 C, Codein 3x1
Methilprednisolon 62,5 mg/8 jam, Pamol 4x500 mg, FDC 1 X 3.
Pulang dalam kondisi membaik dan dibawakan obat pulang,

Anda mungkin juga menyukai