Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PPI

tim ppi puskesmas ngrambe


26 desember 2018
PENGERTIAN

 PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada
pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan
 Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections)
yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga
infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan
terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN, yaitu

 rumah sakit
 Puskesmas dan jejaringnya
 Klinik
 praktik mandiri tenaga kesehatan
LATAR BELAKANG

 Healthcare Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah


kesehatan diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Negara
berkembang 20x lebih rentan dibandingkan negara maju.
 kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan
secara konsisten melaksanakan program PPI
 petugas dan pengambil kebijakan perlu memahami konsep dasar penyakit
infeksi dan perkembangannya TERKINI, diperlukan pedoman agar yankes
BERMUTU dan dapat jd ACUAN semua fihak shg -------- hasilnya patient
safety dan berdampak pada efisiensi pada manajemen fasilitas pelayanan
kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan.
TUJUAN RUANG LINGKUP

meningkatkan kualitas pelayanan di  kewaspadaan isolasi,


fasilitas pelayanan kesehatan,  penerapan PPI terkait HAIs berupa bundles,
sehingga melindungi sumber daya surveilans HAIs, pendidikan dan pelatihan serta
manusia kesehatan, pasien dan penggunaan anti mikroba yang bijak. monitoring
melalui Infection Control Risk Assesment (ICRA),
masyarakat dari penyakit infeksi yang audit dan monitoring lainya secara berkala.
terkait pelayanan kesehatan.
 Dalam pelaksanaan PPI, Rumah Sakit,
Puskesmas, Klinik, Praktik Mandiri wajib
menerapkan seluruh program PPI sedangkan
untuk fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
penerapan PPI disesuaikan dengan pelayanan
yang di lakukan pada fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut.
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI

 Berdasarkan sumber infeksi, maka infeksi dapat berasal dari


masyarakat/komunitas (Community Acquired Infection) atau dari rumah sakit
(Healthcare-Associated Infections/HAIs).
 Penyakit infeksi yang didapat di rumah sakit beberapa waktu yang lalu
disebut sebagai Infeksi Nosokomial (Hospital Acquired Infection).
 Saat ini penyebutan diubah menjadi Infeksi Terkait Layanan Kesehatan atau
“HAIs” (Healthcare- Associated Infections) dengan pengertian yang lebih luas,
yaitu kejadian infeksi tidak hanya berasal dari rumah sakit, tetapi juga dapat
dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Tidak terbatas infeksi kepada
pasien namun dapat juga kepada petugas kesehatan dan pengunjung yang
tertular pada saat berada di dalam lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan.
Skema rantai penularan penyakit infeksi
Jenis HAIs yang paling sering terjadi

Faktor Risiko HAIs


 Ventilator associated
pneumonia (VAP)
 Umur: neonatus dan orang lanjut
 Infeksi Aliran Darah (IAD) usia lebih rentan.
 Infeksi Saluran Kemih (ISK)  Status imun yang
 Infeksi Daerah Operasi (IDO) rendah/terganggu (immuno-
compromised): penderita dengan
penyakit kronik, penderita tumor
ganas, pengguna obat-obat
imunosupresan.
 Gangguan/Interupsi barier
anatomis
 Implantasi benda asing
 Perubahan mikroflora norma
kewaspadaan universal
 Pada tahun 1983, Centers for Disease Control (CDC) menerbitkan Pedoman untuk Kewaspadaan
Isolasi di Rumah Sakit . Satu bagian, “Tindakan Pencegahan Darah dan Cairan Tubuh,” mendorong
petugas layanan kesehatan di rumah sakit untuk mematuhi tindakan pencegahan ini ketika seorang
pasien diketahui atau diduga terinfeksi oleh patogen yang ditularkan melalui darah seperti HIV atau
Hepatitis B.
 CDC menindaklanjuti dengan “Rekomendasi untuk Pencegahan Penularan HIV dalam Pengaturan
Perawatan Kesehatan” pada Agustus 1987. Rekomendasi tahun 1987 ini mendorong penggunaan
tindakan pencegahan darah dan cairan tubuh untuk semua pasien terlepas dari status infeksi
mereka.
 Perluasan tindakan pencegahan untuk semua pasien disebut sebagai "Tindakan Pencegahan
Universal." Di bawah pedoman ini, darah dan cairan tubuh semua pasien dianggap berpotensi
menular. Universal Precautions menetapkan penggunaan sarung tangan dan pelindung wajah dan
menghindari paparan dengan jarum dan instrumen lain setelah digunakan ketika potensi untuk
kontak dengan darah dan cairan tubuh telah diantisipasi. Pentingnya sering mencuci tangan adalah
inti dari rekomendasi ini.
 Pada tahun 1987, seperangkat aturan yang dikenal sebagai Isolasi Zat Tubuh (BSI) telah
ditambahkan. Ini memperluas konsep peralatan perlindungan pribadi untuk memasukkan celemek
plastik dan penutup untuk rambut dan sepatu untuk menjaga semua zat tubuh lembab dari rambut,
kulit, pakaian, dan selaput lendir. BSI melampaui hanya membuang jarum dalam wadah tahan
tusukan untuk menempatkannya dalam wadah tahan tusukan. Tangan harus dicuci bersih sebelum
serta setelah perawatan pasien dan memakai sarung tangan. Isolasi Zat Tubuh menggunakan gaun
rumah sakit, sarung tangan medis, penutup sepatu, kacamata keselamatan, dan masker bedah atau
respirator N95. Namun, tidak ada interpretasi atau penggunaan yang konsisten dalam BSI atau
tindakan pencegahan universal
Kewaspadaan standar
Waktu telah berubah sejak Kewaspadaan Universal pertama kali ditetapkan. Abad ke-21 telah
menyaksikan penyakit dahsyat dari virus Ebola, flu burung, virus West Nile, SARS, virus Zika dan
perang biologis serta flu pandemi dari generasi sebelumnya. Sarung tangan saja tidak sepenuhnya
melindungi profesional kesehatan atau pasien. Bahkan penyakit yang biasanya ditularkan melalui
kontak dapat aerosol dengan air liur dan sekresi pernapasan. Mengairi luka bisa berisiko percikan
cairan. Masker respirator dapat terkontaminasi. Saat ini, pejabat kesehatan masyarakat harus
bersiap menghadapi kontak dan penularan melalui udara serta risiko yang ditularkan melalui
darah.
Pada tahun 1996, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menetapkan istilah " Kewaspadaan
Standar ." Ini memperluas fokus pada pencegahan, menerapkan prinsip-prinsip untuk semua pasien
terlepas dari diagnosis atau status infeksi yang diduga. Pedoman ini mempertimbangkan risiko
penularan penyakit dari sumber yang diakui dan tidak dikenal.
Dalam istilah yang paling sederhana, Kewaspadaan Standar mencakup mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien, baik memakai sarung tangan maupun tidak. Mereka melibatkan
penggunaan sarung tangan bersih ketika menyentuh darah, cairan tubuh, dan barang-barang yang
terkontaminasi, serta gaun yang bersih dan tidak steril serta masker, pelindung mata atau
pelindung wajah jika terjadi percikan atau semprotan. Peralatan dan linen yang kotor ditangani
dengan hati-hati untuk mencegah cedera akibat peralatan yang digunakan.
Langkah-langkah ini adalah praktik pencegahan infeksi minimum yang berlaku untuk semua
perawatan pasien, terlepas dari pengaturan perawatan kesehatan atau apakah seorang pasien
diketahui atau diduga membawa penyakit. Ada atau tidak adanya "budaya keselamatan" (juga
dikenal sebagai iklim keselamatan) yang mempromosikan tindakan pencegahan standar dalam
pengaturan medis adalah komponen utama dalam setiap kasus malpraktek medis
KEWASPADAAN STANDAR,

KOMPONEN UTAMA:

 kebersihan tangan,
 Alat Pelindung Diri (APD),
 dekontaminasi peralatan perawatan pasien,
 kesehatan lingkungan,
 pengelolaan limbah,
 penatalaksanaan linen,
 perlindungan kesehatan petugas,
 penempatan pasien,
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI
Sebagai TAMBAHAN Kewaspadaan Standar yang dilaksanakan sebelum pasien
didiagnosis dan setelah terdiagnosis jenis infeksinya.

JENIS kewaspadaan berdasarkan transmisi sebagai berikut:


 Melalui kontak
 Melalui droplet
 Melalui udara (Airborne Precautions)
 Melalui common vehicle (makanan, air, obat, alat, peralatan)
 Melalui vektor (lalat, nyamuk, tikus)

Suatu infeksi dapat ditransmisikan lebih dari satu cara.


BUNDLES HAIs
 Arti: Bundle berarti kb. 1 buntel(an). 2 ikat. 3 berkas
 Bundles HAIs artinya serangkaian cara terstruktur dalam pelayanan kes yg
harus dilakukan utk mencegah HAIs
 Dilakukan pada 4 jenis infeksi yg paling sering terjadi. Disini kita hanya akan
membahas bundles pada 3 jenis infeksi yaitu
 Infeksi Aliran Darah (IAD), yaitu central line care bundles
 Infeksi Saluran Kemih (ISK) yaitu CAUTI care bundles
 Infeksi Daerah Operasi (IDO) yaitu surgical care bundles
KEGIATAN SURVEILANS
Melakukan Kegiatan Surveilans HAIs :
 IADP,
 ISK/ CAUTI
 VAP/
 ILO/IDO
PENDIDIKAN/ PELATIHAN /SOSIALISASI

 Seluruh staf
 Dokter, Perawat
 Petugas kesehatan lainnya
 PPDS/Mahasiswa
 Pengunjung
 Pedagang sekitar RS
PEMBENTUKAN TIM PPI

 untukmenyelenggarakan tata kelola PPI yang baik


agar mutu pelayanan medis serta keselamatan
pasien dan pekerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan terjamin dan terlindungi
 TimPPI bertugas melaksanakan kegiatan kegiatan
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi, dan pembinaan &
melakukan laporan kepada Kapus
ORGANISASI PPI

TERDIRI DARI

 DOKTER/DOKTER GIGI
 PERAWAT/BIDAN
 LABORAT
 SANITASI
 CLEANING SERVICE
 LAUNDRY
Tugas dan Tanggung jawab Tim
 Membuat dan evaluasi kebijakan PPI
 Sosialisasi Kebijakan PPI
 Membuat SOP PPI
 menyusun dan evaluasi program PPI dan Diklat PPI
 investigasi KLB
 Rekomendasi pengembangan cara pencegahan HAIs
 Konsultasi ttg PPI
 Usulan Alat dan bahan sesuai prinsip PPI
 Usulan Diklat dg materi PPI
 Pertemuan berkala, evaluasi kebijakan
 Menerima laporan Tim PP dan Rekomendasi pada kapus
Lanjutan.....
 Koordinasi unit terkait
 Menyusun kebijakan K3
 Turut menyusun kebijakan Clinical governance dan patient safety
 Evaluasi manajemen PPI sesuai dg kebijakan PKM
 Rekomendasi konstruksi dan renovasi bangunan, alat dan bahan
kesehatan sesuai prinsip PPI
 Monitoring Prosedur perawatan
 Investigasi dan mengatasi KLB
KUNCI KEBERHASILAN PPI
 DUKUNGAN MANAJEMEN
 STRUKTUR ORGANISASI
 PERAN & FUNGSI IPCN
 OTORITAS TIM PPI
 FASILITAS
 KOMITMEN SELURUH KARYAWAN PUSKESMAS INGIN MAJU & BERSEDIA
MENERIMA HAL YG DIANGGAP BARU
 MAYARAKAT PENGGUNA LAYANAN YG KOOPERATIF
 KESADARAN, KEPEDULIAN DAN TANGGUNG JAWAB INDIVIDU
KESIMPULAN
 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi atau HAIs harus dilaksanakan setiap
saat, dimanapun, kapanpun oleh siapapun yang memberikan layanan
kesehatan
 Program PPI meliputi Kewaspadaan Isolasi, Pencegahan Infeksi pada
Pemasangan Alat Kesehatan, Kegiatan surveilans, serta Penggunaan
Antimikroba Rasional serta Pendidikan dan Pelatihan
 Keberhasilan PPI harus ada dukungan manajemen, keterlibatan dan komitmen
seluruh personil.
Daftar pustaka

 Permenkes no 27 tahun2017
 https://alnconsulting.com/universal-vs-standard-precautions/
Terimakasih......

Anda mungkin juga menyukai