Anda di halaman 1dari 11

Assalamu’alaikum

wa rahmatullahi wa
barakatuh
KELOMPOK 1
• THEO OSCARAGATA JUWANA
• SULTAN NAUFAL NABHAN
• FAKHRI MOCHTAR
• AZHAR ZAYYAN
• KHOIRUL FATKHUL RIZKY
• ZIAN HAFIZUL HISAN
TATA CARA
PENGURUSAN
JENAZAH
Yang dilakukan saat sakaratul maut
Berdo’a untuknya dan tidak
berkata kecuali yang baik.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Mentalqin (menuntun) dengan
sallam bersabda: bacaan Laa ilaaha illallah.
‫ِت َفقُول ُوا َخيْ ًرا‬ َ ‫ِإ َذا َح َضرتُ ْمـ ال ْم ِر َ أ‬ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
َ ّ‫يضـ ْو ال َْمي‬ َ ْ ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah
‫ُون‬
َ ‫عل َى َما َت ُقول‬ َ ‫ون‬ َ ُ ‫َف ِإ َّن ال َْمل َا ِئك َ َة يُ َؤ ِ ّمن‬
Apabila kalian mendatangi orang Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sakit atau orang mati, maka bersabda:
janganlah berkata kecuali yang ‫ل َ ِ ّقن ُ ْوا َم ْوتَاك ُْم ال َ ِإل ََه ِإال َّ الله‬
baik, karena sesungguhnya Tuntunlah orang yang akan mati
malaikat mengamini yang kalian di antara kalian dengan bacaan
ucapkan. [HR Muslim, Al Baihaqi Laa ilaha illallah. [HR Muslim].
dan yang lainnya].
Tubuh Bau tubuh Kedua
Terhentinya menjadi yang kakinya
napas dingin berubah melemas

Tanda-Tanda Kematian

Kulit Terpisahnya
wajahnya telapak Hidung Kedua
menjadi tangan dari menjadi pelipisnya
lebih panjang lengan lunak lemas
SETELAH MENINGGAL DUNIA

Diwajibkan untuk segera dilunasi hutang-


Menutup kedua matanya hutangnya, baik hutang kepada
Allah maupun sesame manusia

segera menunaikan wasiatnya, karena untuk


Diperbolehkan untuk membuka dan
menyegerakan pahala bagi mayit
mencium wajah mayit

menutup seluruh tubuhnya, setelah Boleh bersedih tetapi tidak berlebihan karna
dilepaskan dari pakaiannya yang semula. Hal Allah tidak menyukai perbuatan yang
ini supaya tidak terbuka auratnya berlebihan

Bersegera untuk mengurusi jenasah

Diperbolehkan untuk menyampaikan kepada


orang lain tentang berita kematiannya.
MEMANDIKAN JENAZAH Tentang memandikan jenazah
 Hukum memandikan mayit adalah
Cara memandikan jenazah fardu kifayah
 Orang yang berhak memandikan
 Niat karena Allah SWT
mayit,ialah orang yang diberi
 Melepas seluruh pakaian yang
wasiat,terkadang berwasiat ingin
masih melekat
dimandikan oleh orang” yang
 Menggantinya dengan kain tebal
bertakwa
 Membersihkan rongga
 Diperbolehkan bagi suami istri
mulutnya,kuku”nya,serta seluruh
untuk memandikan pasangannya
tubuhnya dari Nazis
 Tidak diperbolehkan untuk
 Memulai memandikan dengan
mendatangi tempat pemandian
membersihkan anggota wudhunya
mayit,kecuali orang yang akan
dimulai dari sebelah kanan dan
memandikan dan yang akan
menyiramnya dengan rata hingga
membantu memandikan
3,5,7 kali
 Seorang muslim tidak boleh
 Hendaknya hati”,lembut,dan sopan
memandikan seorang kafir
 Pada akhir siraman hendaknya air
 Seorang yang mati syahid di medan
dicampur dengan wewangian
perang tidak boleh
seperti kapur barus atau daun
dimandikan,meskipun dia dalam
bidara
keadaan junub,bahkan dikubur
 Keringkan badan mayit dengan
dengan pakaian yang masih
handuk lalu beri wewangian,
melekat
Mengkafani jenazah
 Mengkafani jenazah hukumnya wajib
 Hendaklah memperbagus kafannya
 Biaya kain kafan diambil dari harta mayit,tetapi didahulukan untuk hutangnya
 Disunnahkan untuk mengkafani dengan 3 helai kain putih
 Apabila ada beberapa mayit, sedangkan kain kafannya kurang, maka beberapa
orang boleh untuk dikafani dengan satu kafan dan didahulukan orang yang
paling banyak hafalan Al Qur’annya, sebagaimana kisah para syuhada Uhud.
 Kafan seorang wanita sama seperti kafan seorang lelaki.
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: “Dalam hal ini telah ada hadits marfu’ (kafan
seorang wanita adalah lima helai kain, Pen). Akan tetapi, di dalamnya ada
seorang rawi yang majhul (tidak dikenal). Oleh karena itu, sebagian ulama
berkata: “Seorang wanita dikafani seperti seorang lelaki. Yaitu tiga helai kain,
satu kain diikatkan di atas yang lain.” Lihat Asy Syarhul Mumti’ (5/393) dan
Ahkamul Janaiz, 65.
 Dilarang menggunakn kain kafan yg mahal
 Dilarang menggunakan kain kafan yang tipis
MenYOLATKAN jenazah
 Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah berdasarkan keumuman
perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyalati
jenazah seorang muslim.
 Imam berdiri sejajar dengan kepala mayit lelaki dan bila mayitnya
wanita, imam berdiri di bagian tengahnya. Makmum berdiri di belakang
imam. Disunnahkan untuk berdiri tiga shaf (barisan) atau lebih
 Kemudian bertakbir yang pertama, membaca Al Fatihah setelah
ta’awwudz, tidak membaca do’a iftitah sebelum Al Fatihah. Kemudian
takbir yang kedua, membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, sebagaimana dalam tasyahhud. Setelah takbir yang ketiga,
membaca do’a untuk mayit
 Kemudian takbir yang keempat dan berhenti sejenak. Kemudian salam
ke arah kanan sekali salam.
Syaikh Ibnu Utsaimin menegaskan: “Pendapat yang benar, ialah tidak
masalah (jika) salam dua kali, karena hal ini telah tertera di sebagian
Part-2
 Disunnahkan mengangkat tangan pada setiap kali takbir
 Tidak diperbolehkan shalat jenazah pada tiga waktu yang dilarang
untuk mengerjakan shalat.Yaitu ketika matahari terbit hingga naik
setinggi tombak, ketika matahari sepenggalah hingga tergelincir dan
ketika matahari condong ke barat hingga terbenam
 Apabila seseorang masbuq setelah imam salam, maka dia meneruskan
shalatnya sesuai dengan sifatnya.
 Dalam menyalatkan mayit, disunnahkan dengan jumlah yang banyak
dari kaum muslimin. Semakin banyak jumlahnya, maka semakin baik.
Guru pengajar
Ahmad zulfa S,Ag

Editor
Fakhri Mochtar

Wallpaper
Theo Oscaragatha Juwana

Security
Sulthan Naufal Nabhan

Marbot
Khairul Fathul Rizqi

Cleaning Service
Zian Hafizul Hisan

THANKS TO :
Allah SWT
Bapak & Emak
Man 1 Bandarlampung
X MIA 3
Hostavixa

Anda mungkin juga menyukai