KONTRAK
Landasan
Hukum
Kontrak
Pengertian
Kontrak/Perjanjian
Menurut Pasal 1313 KUHPerdata :
10
Essensialia: Unsur-unsur yang selalu harus
ada dalam suatu kontrak
Naturalia: Unsur-unsur yang oleh undang-
undang diatur, tetapi para pihak dapat
menyingkirkan atau menggantinya
Accidentalia: Unsur-unsur yang ditambahkan
oleh para pihak
11
Asas-Asas Hukum Kontrak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yg dimaksud dgn asas adalah
hukum dasar atau dasar dari sesuatu yg menjadi tumpuan berpikir dan
berpendpt atau cita-cita.
Pada bagian lain disebutkan bahwa pengertian asas sama dgn pengertian
Principle dlm bahasa Inggris, atau pengertian Leer dlm bahasa Belanda
dimana keduanya mempunyai arti sebagai teori atau ajaran pokok.
Menurut Prof. Sudikno Mertokusumo, yg dimaksud dgn asas hukum adalah
suatu pikiran dasar yg bersifat umum yg melatarbelakangi pembentukan
hukum positif.
dgn demikian asas hukum tsb pada umumnya tidak tertuang di dlm peraturan
yg kongkrit. Hal ini disebabkan sifat dari asas tsb adalah abstrak dan umum.
13
Bellefroid
Norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh ilmu hukum tidak
diperasalkan dari aturan-aturan yang lebih umum
Van Eikema Hommes
Bahwa Asas-asas hukum itu tidak dapat dianggap sebagai norma-norma hukum
yang konkrit, akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar umum atau petunjuk
yang berlaku
Prof. Sudikno Mertokusumo
14
Asas ini berhubungan dengan saat lahirnya perjanjian
15
Prof. Eggens :
Perkataan sudah mengikat itu adalah tuntutan kesusilaan.
Kalau perkataan itu dipercaya, maka manusia itu diangkat
martabatnya setinggi-tingginya
Prof. Subekti :
16
Perjanjian perdamaian = harus tertulis
17
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata :
18
1. Bebas untuk membuat atau tidak membuat perjanjian
19
dgn adanya asas kebebasan berkontrak menyebabkan
timbulnya berbagai macam perjanjian dlm masyarakat
sesuai dgn apa yg dibutuhkan oleh masyarakat.
20
Pasal 1337 KUHPerdata
21
Asas ini berkaitan dengan akibat perjanjian.
Diatur dalam Pasal 1338 ayat (1) dan (2)
Konsekuensinya :
Pihak ke 3 dilarang mencampuri isi perjanjian itu termasuk
hakim
Asas ini juga disebut Asas kepastian hukum, karena mereka
yang membuat perjanjian itu mempunyai keyakinan bahwa
apa yang diperjanjikan itu dijamin pelaksanaannya.
22
dgn adanya asas pacta sunt servanda berarti para pihak
harus mentaati perjanjian yg telah mereka buat seperti
halnya mentaati UU, maksudnya apabila diantara para
pihak ada yg melanggar perjanjian tsb, maka pihak tsb
dianggap melanggar UU, yg tentunya akan dikenai sanksi
hukum.
23
Asas ini berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian.
Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata “perjanjian harus
dilaksanakan dengan iktikad baik.”
Berarti : para pihak tidak hanya terikat pada kata-kata
dalam perjanjian itu dan tidak hanya terikat pada ketentuan
undang-undang tetapi juga harus memperhatikan norma
kepatutan dan keadilan dalam pelaksanaannya agar dalam
perjanjian tidak ada kesewenang-wenangan.
24
Kepatutan di dlm perjanjian dimaksudkan agar jangan sampai
pemenuhan kepentingan salah satu pihak terdesak, tetapi harus
ada keseimbangan antara berbagai kepentingan pihak-pihak yg
bersangkutan.
25
Iktikad baik mempunyai dua pengertian yaitu:
26
b) Itikad baik dlm arti Obyektif
27
Pasal 1338 ayat (3) KUH Pdt memberikan suatu kekuasaan
pada hakim untuk mengawasi pelaksanaan perjanjian agar
jangan sampai pelaksanaannya tsb melanggar norma-
norma kepatutan dan keadilan, namun, tentu saja ada batas
– batasnya.
28
Penafsiran kontrak harus didasarkan pada iktikad baik
29
Diatur dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPerdata
Pasal 1315 KUHPerdata :
30
Pasal 1317 KUHPerdata
31
Syarat Sahnya Perjanjian
1. Kesepakatan
SYARAT SUBJEKTIF
2. Kecakapan
SYARAT OBJEKTIF
33
34
Akibat Hukum Perjanjian
yang Sah
Kekuatan Mengikatnya
Perjanjian
Suatu perjanjian tidak dapat
ditarik kembali selain dengan
sepakat kedua belah pihak, atau
karena alasan-alasan yang oleh
undang-undang dinyatakan
cukup untuk itu.
Kesepakatan
Yaitu adanya pertemuan dua kehendak atau
persesuaian dua kehendak atas adanya offerte
(penawaran) dan acceptasie (penerimaan).
- undang-undang,
- kesusilaan, dan
- ketertiban umum.
TAK TERPENUHINYA
SYARAT…
Tiada Sepakat Jika Ada Cacad
Kehendak
Pasal 1324 ayat (1) KUHPer menjelaskan
bahwa yang dimaksud dgn paksaan ialah
apabila perbuatan tersebut dapat menimbulkan
rasa takut bagi orang yang berfikiran sehat, juga
menimbulkan rasa takut dan ancaman bagi
dirinya maupun harta kekayaannya.
43
Pasal 1322 KUHPer menyatakan bahwa kekhilafan tidak
mengakibatkan batalnya suatu perjanjian selain apabila kekhilafan itu
terjadi mengenai hakikat barang yang menjadi pokok perjanjian.
error in substantia
yaitu kekeliruan yang berkaitan dengan hakikat karakteristik suatu
benda
44
Penipuan ini terjadi apabila salah satu pihak dgn sengaja
memberikan keterangan yg palsu atau tidak benar disertai dgn
tipu muslihat untuk membujuk pihal lawan agar memberikan
perijinannya. Apabila tidak dilakukan tipu muslihat tsb maka
pihak yg lain tidak akan membuat perjanjian tsb.
45
Terjadi bila salah satu pihak dalam perjanjian berdasarkan
keunggulannya di bidang ekonomi atau status sosialnya
melakukan tekanan pada pihak lain sedemikian rupa, sehingga
pihak lain terpaksa menutup perjanjian yang memberatkan atau
merugikan.
Putusan Tentang Penyalahgunaan Keadaan
1.Putusan M.A.R.I No. 3421/K/PDT/1985 Tanggal 4 Maret 1987
Tentang Kasus Buku Pensiunan
2.Arrest HR 25 Mei 1964 Nederland Jurisprudentie (NJ) Tahun
1965 No. 104
untuk berprestasi;
61
Overmacht → Risiko (beban menanggung kerugian)
Risiko: kewajiban untuk memikul jika terjadi suatu peristiwa diluar kesalahan salah
satu pihak yg