Anda di halaman 1dari 16

Askan Reparasi Ptosis

Konsep penyakit

Definisi

Ptosis adalah kondisi dimana pelpebra


superior menurun sehingga posisi kelopak
dibawah kedudukan normal pelpebra
superior yaitu 2 mm dari tepi limbus atas
dan pelpebra inferior berposisi di tepi
limbus bawah
Etiologi

Klasifikasi
ptosis yang • miogenik
komprehensi • neurogenik
f
• traumatikal dan
berdasarkan
etiologi mekanikal.
yaitu:
Etiologi

Penyebab ptosis yang paling umum adalah degenerasi otot yang berkaitan
dengan usia, berikut adalah penyebab umum ptosis lainnya:
 Melemahnya saraf dan otot
 Stroke
 Diabetes
 Myasthenia Gravis
 Horner’s Syndrom
 Beberapa jenis cedera atau trauma pada mata atau kelopak mata
 Operasi katarak
 Tumor otak atau mata
 Kanker saraf
BAB I
Ptosis miogenik kongenital
terjadi akibat disgenesis atau malformasi dari
perkembangan otot levator palpebra yang
mengalami fibrosis.
Ptosis neurogenik
disebabkan oleh defek inervasi seperti pada palsi
nervus kranialis III, marcus gunn jaw winking dan
sindrom Horner
Ptosis mekanikal
terjadi pada jaringan parut kelopak mata, tumor dan
enoftalmos. Ptosis mekanikal juga dapat terjadi
karena kelainan kongenital seperti neurofibroma
dan hemangioma
Tanda Dan Gejala
Berikut adalah beberapa tanda dan gejala umum ptosis:
 Kelopak mata kendur yang menutupi sebagian besar mata
 Tatapan lelah di mata
 Rasa pegal dan sakit ringan di mata dan area sekitar mata
 Mata terasa kering
 Mata berair yang berlebihan
 Kebutuhan untuk memiringkan kepala ke belakang atau mengangkat dagu Anda ke
atas atau kebutuhan untuk menaikkan alis Anda untuk melihat ke depan dengan
jelas
 Sakit kepala migrain yang terjadi bersamaan dengan peningkatan kelopak mata
yang tampak menurun.

BAB I
Tindakan

Tindakan / Pengebatan Ptitosis


Perawatan yang tepat dari ptosis akan bervariasi
pada jenis ptosis yang Anda derita dan keparahan
kondisi. Operasi plastik yang dikenal sebagai
Blepharoplasty dapat dianggap membalikkan
kelompak mata yang terkulai jika telah menjadi
parah dan mengganggu pengelihatan.
 

BAB I
Pertimbangan anestesi

Definisi anestesi
Anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa
sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh (Morgan, 2011)
Jenis anestesi
 GA
 RA
 LA
Rencana anestesi

 Rencana anestesi general anestesi intubasi.


 Anestesi intravena
Obat anestesi intervena seperti Barbiturat, Etionamidate, dan Propofol
menurunkan CBF dan cerebral metabolisme. Menurunnya CBF maka
TIK juga akan menurun. Ketamin sebaiknya dihindari dari pada pasien
dengan kenaikan TIK, sebab ketamin meninggikan CBF,CMRO2,dan
TIK.
 Anestesi inhalasi
Isoflurane:
Merupakan obat anestesi inhalasi terbaik dalam bedah saraf.
Menurunkan CMRO2 sampai 50% → proteksi otak. Untuk regional
iskemik lebih bagus Pentotal.
Peningkatan ICP pada isoflurane → dilawan oleh hipokapni atau
barbiturat
BAB I
askan

Pengkajian
Pengkajian adalah tahap pertama dari proses asuhan kepenataan
anestesiologi. Pada tahap pengkajian, dilakukan proses
pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan, status fungsional, dan pola respon
klien pada saat ini dan waktu sebelumnya. Penata anestesi akan
mengumpulkan dan mangenalisis seluruh informasi tentang
status kesehatan klien. Pengkajian meliputi 2 tahap, yaitu
mengumpulkan dan verivikasi data dari sumber primer (klien)
dan sumber sekunder (kelarga, tenaga kesehatan, rekam medis),
serta analisis seluruh dara sebagai dasar untuk menegakkan
masalah kesehatan, mengidentifikasi berbagai masalah
kesehatan, mengidentifikasi berbaga masalah yang saling
berhubungan
Resiko Komplikasi Anestesi
Gangguan kardiovaskuler: Penurunan curah
jantung, Hipotensi, hipertensi
Gangguan respirasi: Pola nafas tidak efektif, apnue
Gangguan termoregulasi: Hipotermi,hipertermi
Gastrointestinal: Rasa mual dan muntah
Nyeri: Proses kontraksi Terputusnya kontinuitas
jaringan
Resiko Jatuh: Efek obat anestesi, Blok pada saraf
motorik
Ansietas :Ketakutan dan ketidaktahuan
Masalah kesehatan
Pre anestesi
 Ansietas
 Resiko Cedera Anestesi

Intra anestesi
 Resiko PK Disfungsi Respirasi
 Resiko PK Disfungsi Kardiovaskuler
 Resiko PK Disfungsi Termoregulasi
 Resiko PK Disfungsi Gastrointestinal

 Resiko trauma pembedahan


Pasca anestesi
 Resiko PK Disfungsi Respirasi
 Resiko PK Disfungsi Kardiovaskuler
 Resiko PK Disfungsi Termoregulasi

 Resiko PK Disfungsi Gastrointestinal


 Resiko Jatuh
 Nyeri Pasca Operasi
Intervensi, implementasi dan evaluasi
 Menyiapkan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
perencanaan teknik anestesi
 Membantu pelaksanaan anestesi sesuai dengan program
kolaboratif spesialis anestesi - Pre oksigenasi - Induksi -
Intubasi - Rumatan anestesi
 Membantu pemasangan alat monitoring non invasif dan
invasif
 Monitoring kardiovaskuler
 Monitoring respirasi
 Monitoring suhu
 Mengatasi penyulit yang timbul
 Pemeliharaan jalan napas
 Pengakhiran tindakan anestesi : reverse dan ekstubasi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai