Anda di halaman 1dari 62

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

SINERGITAS PEMBENTUKAN PRODUK


HUKUM DAERAH

Sukoyo SUKSESKAN
Direktur PHD PILPRES DAN
PEMILU 2019 DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Pengantar

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Arah Kebijakan Otda
Percepatan Efesiensi dan
Kesejahteraan
Rakyat
1 2 Efektiifitas Peny
Pemda

1. Hubungan antara
1.Peningkatan pelayanan. pemerintah pusat dgn
2.Pemberdayaan dan peran daerah dan antar daerah,
serta masyarakat; dan 2. Potensi dan
3.Peningkatan daya saing keanekaragaman daerah;
daerah dan
dengan memperhatikan prinsip 3. Peluang dan tantangan
demokrasi, pemerataan, keadilan, persaingan global
dan kekhasan suatu daerah dalam dalam kesatuan sistem
sistem Negara Kesatuan Republik penyelenggaraan pem.
Indonesia negara DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Urusan Pemerintahan

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Urusan Pemerintahan

Urpem Otda

Urusan Pemerintahan adalah

kekuasaan pemerintahan yang menjadi


Otonomi Daerah adalah hak, wewenang,
kewenangan Presiden yang
dan kewajiban daerah otonom untuk
pelaksanaannya dilakukan oleh
mengatur dan mengurus sendiri Urusan
kementerian negara dan penyelenggara
Pemerintahan dan kepentingan
Pemerintahan Daerah untuk
masyarakat setempat dalam sistem
melindungi, melayani,
Negara Kesatuan Republik Indonesia
memberdayakan, dan menyejahterakan

masyarakat.
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Urusan Pemerintahan

Ps. 9 UU 23/14 DITJEN


OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Urusan Pemerintahan

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Urpem Absolut

1 3
2 4
5 6 DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Urpem Konkuren
WAJIB Non Yan Dasar PILIHAN

1. tenaga kerja;
2.pemberdayaan perempuan dan
Yan Dasar pelindungan anak;
3.pangan;
4.pertanahan; 1. kelautan dan
1. pendidikan; 5.lingkungan hidup; perikanan;
2. kesehatan; 6.administrasi kependudukan dan 2. pariwisata;
3. pekerjaan umum pencatatan sipil; 3. pertanian;
7.pemberdayaan masyarakat dan Desa; 4. kehutanan;
dan penataan ruang;
8.pengendalian penduduk dan keluarga
4. perumahan rakyat berencana;
5. energi dan
dan kawasan 9.perhubungan; sumber daya
permukiman; 10.komunikasi dan informatika; mineral;
5. ketenteraman, 11.koperasi, usaha kecil, dan menengah; 6. perdagangan;
ketertiban umum, 12.penanaman modal; 7. perindustrian;
dan pelindungan 13.kepemudaan dan olah raga; dan
14.statistik; 8. transmigrasi.
masyarakat; dan
15.persandian;
6. sosial. 16.kebudayaan;
17.perpustakaan; dan
18.kearsipan. DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Kreteria Urpem Yg Menjadi Kewenangan Pempus

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Kreteria Urpem Yg Menjadi Kewenangan
Daerah Prov

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Kreteria Urpem Yg Menjadi Kewenangan
Daerah Kab/Kota

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Kewenangan Pempus

NSPK NSPK

Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan


pemerintahan konkuren berwenang untuk:

 menetapkan norma, standar, NSPK berupa ketentuan peraturan


prosedur, dan kriteria (NSPK) perundang-undangan yang
dalam rangka penyelenggaraan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
urusan pemerintahan; dan sebagai pedoman dalam
 melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan urusan
pengawasan terhadap pemerintahan konkuren yang menjadi
penyelenggaraan Urusan kewenangan Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan yang menjadi yang menjadi kewenangan Daerah.
kewenangan Daerah. DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Kebijakan Daerah

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Kebijakan Daerah

Psl 17 UU Psl 17 UU
23/2014 23/2014

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Bentuk
Kebijakan
Daerah

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Pembinaan dan Pengawasan
Kebijakan Daerah

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat
Pasal 8 terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
(1) 8
Pasal Daerah provinsi dilaksanakan oleh menteri/kepala lembaga
(1) pemerintah nonkementerian

Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat


Pasal 8 terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
(2) 8
Pasal Daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur
(2) sebagai wakil Pemerintah Pusat.

Pasal 8 Pembinaan dan pengawasan secara nasional


(3) 8
Pasal dikoordinasikan oleh Menteri.
(3)
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Jenis Pembinaan Umum

1 6
2 7
3 8
4 9
5 10 DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Pembina Pemda

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Pembinaan oleh Gubernur
 Pembinaan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat.
 Dalam melakukan pembinaan, gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat dibantu oleh perangkat gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat.
 Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan
pembinaan yang bersifat umum dan bersifat teknis.

375 (1, 2 dan 3) UU


23/14
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Binwas Kebijakan Daerah
Pasal 1 (2) Oleh GWPP Ps. 1 (3)

Dalam melaksanakan pembinaan dan Dalam melaksanakan tugas, GSWP


pengawasan GSWP mempunyai tugas: GWPP mempunyai wewenang:
a.Mengoordinasikan pembinaan dan a.Membatalkan peraturan bup/wali
pengawasan penyelenggaraan TP di
PP 33/18 kota;
daerah Kab/kota b.Memberikan pengahargaan atau
b.Melakukan monev dan supervisi thd sanksi kepada bupati/wali kota
penyelenggaraan pemda kab/kota di terkait penyelnggaraan pemda;
wilayahnya; c.Menyelesaikan perselisihan dalam
c.Memberdakan dan memfasilitasi penuelenggaran fungsi
daerah kab/kota di wilayahnya; pemerintahan antardaerah
d.Melakukan evaluasi raperda kab/kota dalam 1 (daerah)
kab/kota tetang RPJPD, RPJMD, APBD, provinsi;
PAPBD, Pertg Jwban APBD, Tata d.Memberikan persetujuan
Ruang, Pajak Daerah dan Retribusi terhadap raperda kab/kota tentang
Daerah; pembentukan dan susunan
e.Melaukan pengawasan terhadap perangkat daerah kab/kota; dan
perda kab/kota; e.Melaksanakan wewenang lain
f.Melaksanakan tugas lain sesuai sesuai dengan ketentuan puuan
dengan ketentuan perundang- lainya.
undangan DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
GWPP
Ps. 1 (4)
PP 33/18
Selain melaksanakan pembinaan dan pengawasan
GSWP mempunyai tugas dan wewenang:
a.Menyelaraskan perencanaan pembangunan
antardaerah kab/kota dan antar daerag prov dan
daerah kab/kota di wilayahnya;
b.Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan antara daerah provinsi dan daerah
kab/kota dan antardaerah kab/kota yang ada di
wilayahnya;
c.Memberikan rekomendasi kepada pempus atas
usulan DAK pd daerah kab/kota
d.Memberikan persetujuan pembentukan instansi
vertikal di wilayah prov kec. Pemb instansi vertikal
absolut dan yang disebutkan dalam UU 45
e.Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai
dengan ketentuan puuan
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Peraturan Daerah

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Dasar Pembentukan Perda
UNDANG-UNDANG PERATURAN
PANCASILA
DASAR 1945 DAERAH

Alinea IV UUD 1945


1.Ketuhanan YME
2.Kemanusiaan yang Pasal 236 ayat (1) UU
adil dan beradab,  Pasal 18 ayat (6)
Pemerintahan daerah 23/14
3.Persatuan Ind Untuk
4.Kerakyatan yang berhak menetapkan
PERDA dan peraturan- menyelenggarakan
dipimpin oleh hikmat Otonomi Daerah dan
kebijaksanaan dalam peraturan lain untuk
melaksanakan Tugas Pembantuan,
permusyawaratan/per Daerah membentuk
waki;an,  otonomi dan tugas
pembantuan PERDA
5.keadilan sosial bagi
seluruh rakyat
Indonesia." 
PERDA

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Yurisdiksi Perda Provinsi

 Perda Prov hanya berlaku di Provinsi


 Perda Prov dapat berlaku di Kab/Kota apabila:
o Materi muatannya terkait urusan pemerintahan yang
penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota;
o Materi muatannya mengatur urusan pemerintahan
yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
kabupaten/kota; dan/atau
o Materi muatannya urusan pemerintahan yang
penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh Daerah Provinsi.
o Materi muatannya mengatur pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemda kab/kota
 Perda Kab/Kota hanya berlaku di Kab/Kota ybs
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Yurisdiksi Perda Kab/Kota

 Perda Kab/Kota hanya berlaku di Kab/Kota Ybs


 Perda Kab/Kota apabila:
o Materi muatannya terkait urusan
pemerintahan dalam wilayah Daerah
kabupaten/kota;
o Materi muatannya mengatur urusan
pemerintahan yang manfaat atau dampak
dalam kabupaten/kota; dan/atau
o Materi muatannya urusan pemerintahan yang
penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Daerah Kab/Kota.
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Materi Muatan Perda

1 Amanat Peraturan Perundang-Undangan


1 kepada Daerah untuk menetapkan Perda

2
Kewenangan Daerah Untuk
2 melaksanakan Urusan Pemerintahan
Daerah

3 Muatan lokal sesuai dengan ketentuan


3 peraturan perundang-undangan.

DITJEN
Ps. 237 UU 23/2014
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
PERKADA

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Sinergitas Pembentukan PHD

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Pengertian Sinergitas
Sinergi
1 2 Sinergitas

Sinergitas adalah kerjasama


Sinergitas berasal dari kata unsur atau bagian atau fungsi
sinergi (synergy). atau Instansi atau lembaga
Sinergi berarti kegiatan, yang menghasilkan suatu
hubungan, kerjasama atau tujuan lebih baik dan lebih
operasi gabungan besar daripada dikerjakan

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
UNSUR

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Sinergitas Pembentukan PHD

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Tahapan Pembentukan Perda

Tahapan
Pembentukan
Perda

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Sinergitas Pembentukan Rancangan Perda

Penyempurnaan
materi muatan
Ranperda

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Dlm Sigersitas PHD

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Sinergitas Tahap Perencanaan

 Dilakukan dlm program pembentukan


perda
 Diusulkan oleh DPRD dan KDH utk 1 tahun
berdasarkan skala prioritas
 Ditetapkan dg keputusan DPRD
 Ditetapkan setiap th sblm penetapan RAPBD

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Sinergitas Program Pembentukan Perda

1. Program Pembentukan perda dilakukan melalui suatu AK Perda.


2. AK Perda P dilakukan secara ilmiah, koprehensif dan sesuai standar
penyusunan produk hukum.
3. AK Perda berbasis Urusan
4. AK Perda dilakukan oleh Pemda dan DPRD.
5. Hasil AK Perda berupa program perda yang dibutuhkan
masyarakat pada kurun waktu tertentu.
6. Program Pembentukan Perda Kab/Kota, disampaikan kepada
Gub/Propemperda Prov kpd MDN untuk dilakukan pendalaman,
sesuai dg Surat MDN No. 180/9960/Otda, 21 Desember 2018
tentang Pembinaan dan pengawasanPembentukan PHD
danPerkada

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Sinergitas Penyusunan Rncangan Perda

1. Program Pembentukan perda dilakukan melalui suatu AK Perda.


2. AK Perda P dilakukan secara ilmiah, koprehensif dan sesuai standar
penyusunan produk hukum.
3. AK Perda berbasis Urusan
4. AK Perda dilakukan oleh Pemda dan DPRD.
5. Hasil AK Perda berupa program perda yang dibutuhkan
masyarakat pada kurun waktu tertentu.
6. Program Pembentukan Perda Kab/Kota, disampaikan kepada
Gub/Propemperda Prov kpd MDN untuk dilakukan pendalaman,
sesuai dg Surat MDN No. 180/9960/Otda, 21 Desember 2018
tentang Pembinaan dan pengawasanPembentukan PHD
danPerkada

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Sinergitas Penyusunan Rancangan
Perda
1. Penyusunan Rancangan Perda dilakukan oleh pemrakarsa,
melibatkan pakar dan praktisi yang berkompeten.
2. Penyusunan rancangan dilakukan berdasarkan program perda.
3. Materi muatan Perda berbasiskan urusan, muatan lokal atau
peraturan yg lebih tinggi.
4. Materi muatan harus sesuai kewenangan daerah.

KRUSIAL
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Sinergitas Pembahasan Ranc Perda

1. Pembahasan bersama Pemda dan DPRD thd Ranc Perda


2. Pembahasan dilakukan utk mendapatkan persetujuan
bersama
3. Pembahasan bersama dilakukan melalui tingkat
pembicaraan

KRUSIAL
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Sinergitas Dalam Fasilitasi Rancangan
Perda
 Fasilitasi merupakan proses pengkajian/pentelahaan
Rancangan Perda dari aspek materi muatan, kewenangan,
legal drafting dan regulasi terkait.
 Fasilitasi dilakukan dg melibatkan Instansi internal dan/atau
K/L.
 Hasil fasilitasi dapat berupa Ranc Perda diteruskan
pembahasannya, diturunkan dalam bentuk
Perkada/SE/Instrusi, ditolak

KRUSIAL
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Proses Fasilitasi • Yuridis
• Muatan
KOORDINASI DG
Materi
K/L • Suncang

Dilakukan dalam bentuk


rapat koordinasi/asistensi
atau mandiri

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Koordinator Harmonisasi Ranperda

Inisiatif DPRD Inisiatif Pemda

Pengharmonisasian, (2) Pengharmonisasian, pembulatan,


dan pemantapan konsepsi Rancangan
pembulatan, dan pemantapan
Peraturan Daerah Provinsi yang
konsepsi Rancangan Peraturan berasal dari Gubernur
Daerah Provinsi yang berasal dikoordinasikan oleh biro hukum dan
dari DPRD Provinsi dapat mengikutsertakan instansi
dikoordinasikan oleh alat vertikal dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan
kelengkapan DPRD Provinsi
pemerintahan di bidang hukum
yang khusus menangani (58:2).
bidang legislasi (58:1).

Pasal 58 UU 12/11
PP 12/18

Ps. 7 (1) Ps. 7 (2) Ps. 7 (3)

Rancangan Perda yang


berasal dari DPRD Rancangan Perda Dalam
merupakan yang berasal dari pengharmonisasian,
rancangan Perda Kepala Daerah pembulatan, dan
hasil merupakan pemantapan konsepsi
pengharmonisasia rancangan Perda hasil Rancangan Perda
n, pembulatan, dan pengharmonisasian, dapat melibatkan
pemantapan pembulatan, dan instansi vertikal
konsepsi yang pemantapan konsepsi kementerian yang
dikoordinasikan yang dikoordinasikan menyelenggarakan
oleh Bapemperda. oleh perangkat urusan pemerintahan
daerah yang di bidang hukum.
menangani bidang
hukum.
.
Permendagri 80/15

Ps. 30 (1) Ps. 30 (2)

Sekda Prov menugaskan Dalam pengkoordinasikan


kpd perangkat daerah yg pengaharmonisan,
membidangi hukum prov pembulatan, dan
utk mengkoordinasikan pemantaban konsepsi
pengaharmonisan, ranperda prov dapat
pembulatan, dan mengikutsertakan instansi
pemantaban konsepsi vertikal dan kementerian
ranperda prov yg menyelenggarakan
uusan pem di bid hukum

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Revisi Permendagri Nomor 80 Tahun 2015

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Pembatalan Peraturan
Kepala Daerah
Revisi Permendagri Nomor 80 Tahun 2015

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Putusan MK

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Dampak Putusan MK

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Pembatalan Peraturan Gubernur

• Gubernur menyampaikan ke MDN pergub


paling lambat 7 hari setelah ditetapkan
• Menteri melalui Direktur Jenderal Otonomi
Daerah melakukan pembatalan Peraturan
Revisi Gubernur.
Revisi
80 • Pembatalan Peraturan gubernur dilakukan oleh
80 tim yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri.
• Keanggotaan tim terdiri atas komponen lingkup
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian
terkait sesuai dengan kebutuhan.
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Tugas Tim Pengkajian
• Tim pembatalan Peraturan Gubernur mempunyai tugas melakukan kajian
terhadap Peraturan Gubernur yang dituangkan dalam berita acara.
• Kajian dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejak diterima oleh Tim.

Hasil Kajian

Sesuai Tidak Sesuai


1 2
Diterbitkan Surat MDN yg Pergub dibatalkan dengan
menjelaskan bahwa Pergub Keputusan MDN
telah sesuai
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Aspek Muatan Materi Yang Dikaji

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Anggota Tim Pengkajian

• Tim pembatalan Peraturan Gubernur dalam


melakukan kajian dapat melibatkan ahli/pakar
dan/atau Kementerian/Lembaga/instansi terkait sesuai
dengan kebutuhan.
Revisi • Ahli/pakar dan/atau Kementerian/Lembaga/instansi
Revisi
80 terkait mempunyai tugas: (1) memberikan saran dan
80 masukan paling lama 15 (lima belas) Hari sejak
Peraturan Gubernur diterima; (2) bertanggungjawab
bersama tim pembatalan terhadap keberatan yang
diajukan oleh Gubernur; dan (3) tugas lainnya yang
diperlukan

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Usul Pembatalan

1 2

3 4
5
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Tindak Lanjut Pembatalan

• Seluruh materi muatan Peraturan Gubernur, maka paling


lama 7 (tujuh) hari setelah keputusan pembatalan
diterima, gubernur harus menghentikan pelaksanaan
Peraturan Gubernur yang dibatalkan dengan
mengeluarkan surat kepada perangkat daerah dan
selanjutnya gubernur mencabut Peraturan Gubernur
Revisi dimaksud.
Revisi
80 • Sebagian materi muatan peraturan gubernur, paling lama
80 7 (tujuh) Hari setelah Keputusan pembatalan diterima
gubernur harus menghentikan pelaksanaan Peraturan
Gubernur yang dibatalkan dengan mengeluarkan surat
kepada perangkat daerah dan selanjutnya gubernur
merubah Peraturan Gubernur dimaksud

DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Sanksi Sanksi Sanksi Penundaan
Administrasi Evaluasi Ranperda

1 2
Pembahasan evaluasi Ranperda
•Sanksi administratif terhadap ditunda sampai dengan rekomendasi
gubernur berupa tindakan tertentu pembatan Pergub ditindaklanuti
terkait hak2 KDH Gubernur
•Apabila pelayanan publik
terganggu akibat pembatalan
Pergub, penyelenggara
pemerintahan dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan perUU
DITJEN
OTDA
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH KEMENDAGRI
Pembatalan PerBup/PerWal

DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Penutup

 Sinergitas pembentukan perda (perkada) perlu


dilakukan untuk menjamin kualitas rancangan
dan rancangan perkada.
 Sinergitas dilakukan pada setiap tahapan
pembentukan perda, yaitu perencanaan,
penyusunan, pembahadan dan fasilitasi
 Pemrakarsa perlu membangun sinergitas dengan
berbagai pihak, termasuk Bagian Hukum/Biro Hk
Prov agar sedari awal dapat penyempurnaan
pada aspek materi muatan, legal drafting, dan
kewenangan
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
MILESTONE PHD 2019

 Finalisasi Konsep AKPerda dan IKD


 Pedoman Tata Cara Fasilitasi, Verifikasi dan
Klarifikasi
 Pengundangan Revisi Permendagri 80/2015
 Roadmap Penyusunan Perda Masa Jabatan KDH
 dan anggota DPRD
 Pedoman Monitoring dan Evaluasi Perda
 Pengembangan Kompetensi SDM Bidang
Penyusunan Perda (Sosialisasi dan Bimtek)
 Penyusunan Standar Kompetensi Untuk
Pengembangan Kompetensi Teknis Pembentukan
Produk Hukum Daerah dan Uji Kompetensi serta
Sertifikasi
TERIMA
KASIH

SUKSESKAN
PILPRES DAN
PEMILU 2019

Anda mungkin juga menyukai