Anda di halaman 1dari 15

Penyuluhan atau Promosi

kesehatan
Dampak Penggunaan Ponsel Pintar (Smartphone) Pada
Kalangan Pelajar dan Mahasiswa

Nama : Sarlomo Barasa


NIM : 2001013
Sejarah Ditemukannya Ponsel Pintar
Ponsel cerdas pertama dinamakan Simon; dirancang oleh IBM pada 1992 dan
dipamerkan sebagai produk konsep tahun itu di COMDEX, sebuah pameran komputer di 
Las Vegas, Nevada. Ponsel cerdas tersebut dipasarkan ke publik pada tahun 1993 dan
dijual oleh BellSouth. Tidak hanya menjadi sebuah telepon genggam, ponsel cerdas
tersebut juga memiliki kalender, buku telepon, jam dunia, tempat pencatat, surel,
kemampuan mengirim dan menerima faks dan permainan. Telepon canggih tersebut
tidak mempunyai tombol-tombol. Melainkan para pengguna menggunakan layar sentuh
untuk memilih nomor telepon dengan jari atau membuat faksimile dan memo dengan
tongkat stylus. Teks dimasukkan dengan papan ketik “prediksi” yang unik di layar. Bagi
standar masa kini, Simon merupakan produk tingkat rendah, tetapi fitur-fiturnya pada
saat itu sangatlah canggih.
Lanjutan…
Tujuan dan manfaat Smartphone
Kehadiran dari smartphone ini memang mampu memberi berbagai manfaat dan
kemudahan bagi penggunanya, khususnya bagi mahasiswa. Berdasarkan pra survei
ditemukan bahwa ada yang menggunakan smartphone untuk hal yang positif yakni
dengan banyaknya fasilitas pendukung di dalamnya serta mampu terkoneksi dengan
jaringan internet, mahasiswa merasa perlu untuk memiliki smartphone dan
menggunakannya untuk mencari tugas kuliah, serta dalam penelitian sebelumnya
dijelaskan bahwa pemanfaatan smartphone oleh mahasiswa sudah berjalan dengan baik
ketika mereka menggunakannya untuk mengakses beberapa informasi edukasi seperti;
Portal akademik, Artikel ilmiah, Informasi beasiswa, Wikipedia.org, Detik.com,
Googlebooks, dan Ejournal.
Lanjutan…
Dijelaskan juga bahwa pemanfaatan smartphone dalam mengakses informasi edukasi
bisa mempermudah mahasiswa dalam menunjang studi dibangku kuliah (Juraman.
2014). Selain itu, melalui smartphone juga mahasiswa dapat mengakses informasi
mengenai administrasi akademik seperti mengecek Kartu Hasil Studi (KHS) maupun
untuk mengisi Kartu Rencana Studi (KRS), dan beberapa hal mengenai penambahan
wawasan atau pengetahuan-pengetahuan umum lainnya, dapat di akses melalui
smartphone.
Terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini, peran smartphone sangat berpengaruh
besar dalam proses belajar mengajar, bisa itu guru atau dosen yang mengajari melalui
google meet atau pun google classroom dan tentunya memiliki dampak masing-
masing.
Dampak Positif Adanya Smartphone
1.Mempermudah komunikasi, jarak yang jauh tidak lagi menjadi alasan tidak bisa berkomunikasi,
dengan adanya smartphone jarak sejauh apapun tetap dapat berkomunikasi.
2.Media hiburan, bisa dengan bermain game atau menonton video yang dapat menghilangkan
kebosanan dan kejenuhan.
3.Meningkatkan pengetahuan, pengetahuan selain dari buku bisa ditemukan dari internet
contohnya google dan e-journal
4.Meningkatkan kenyamanan dalam belajar
5.Tersedianya teknologi yang lebih canggih
6.Mempertajam kemampuan mengingat murid
7.Meningkatkan kemampuan dalam mengatur waktu
Dampak Negatif Penggunaan
Smartphone
1. Gangguan mata
2. HP penuh dengan kuman, seperti bakteri dan virus
3. Mengganggu siklus tidur
4. Membuat sendi jempol jadi kaku
5. Memicu sakit leher
6. Memicu risiko kanker otak
7. Mengganggu kesehatan mental
Contoh Kasus
Penggunaan smartphone dikalangan mahasiwa fakultas ilmu sosial dan ilmu
politik universitas riau.
Berdasarkan Jenis Kelamin : Responden terbanyak yang berjenis kelamin
perempuan yakni sebanyak 28 orang atau 56%. Sementara responden yang
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 22 orang atau sebanyak 44%. Hal ini
menunjukan bahwa perempuan lebih loyal terhadap suatu barang atau
produk sehingga mengharus kan mereka memiliki smartphone.
Contoh Kasus
Berdasarkan Jurusan : Yang menjadi responden terbanyak dalam
penelitian ini adalah mahasiswa jurusan sosiologi yaitu sebanyak 13 orang
atau 26% dan mahasiswa jurusan hubungan internasional yaitu sebanyak 13
orang atau 26%. Responden yang jurusan ilmu komunikasi penulis
mendapatkan sebanyak 9 orang atau 18% dan responden yang jusrusan ilmu
pemerintahan penulis mendapat sebanyak 5 orang atau 10% sedangkan
mahasiswa jurusan administrasi publik yaitu sebanyak 6 orang atau 12% dan
mahasiswa jurusan administrasi bisnis sebanyak 4 orang atau 8%.
Contoh Kasus
Berdasarkan Tahun Angkatan : Tahun angkatan 2011 lah responden paling banyak
dalam penelitian ini, responden yang berada pada tahun angkatan 2011 yaitu
sebanyak 22 orang atau 44%. Karena penulis juga angkatan tahun 2011 maka dari itu
penulis banyak mendapatkan responden angkatan 2011 baik dari jurusan sosiologi
maupun dari jurusan lainnya. Sedangkan responden yang angkatan 2010 yaitu
sebanyak 11 orang atau 22%. Karena angkatan 2010 sudah tidak ada teori lagi
mereka hanya duduk-duduk diprodi sambil menunggu dosen untuk bimbingan, untuk
mengisi waktu luang nya mereka bermain smartphone sehingga pada saat itu penulis
langsung menjadikan mereka sebagai responden dalam penelitian ini.
Contoh Kasus
Berdasarkan Status Kuliah : Dari 50 orang yang menjadi responden dalam
penelitian ini hanya 10 orang responden saja yang berstatus kuliah sambil bekerja
atau sebanyak 20% saja. Sedangkan responden yang berstatus hanya kuliah saja yaitu
sebanyak 40 orang atau 80%, alasan responden yang berstatus kuliah saja yaitu
mereka untuk saat ini hanya fakus pada kuliah saja tanpa terfikir untuk bekerja
walaupun jam masuk kuliah mereka tidak terlalu padat maka pada saat luang itu lah
mereka sering menggunakan smartphone untuk mengisi waktu luang mereka. Jom
FISIP Volume 2 No. 1-Februari 2015 Page 7 Smartphone sangat penting bagi mereka
karena menurut mereka smartphone bisa menjadi teman saat mereka suntuk.
Kesimpulan Dari Contoh Kasus
Sebanyak 80% responden mengatakan alasan responden menggunakan smartphone adalah untuk
pergaulan dan gaya hidup. Mereka mengatakan dengan memiliki smartphone maka mereka bisa
mengikuti apa saja yang terjadi di dunia maya. 4. Sebanyak 38 orang responden mengatakan bahwa
smartphone berfungsi sebagai alat informasi dan komunikasi sama hal nya seperti telfon seluler
biasanya. Sedangkan yang mengatakan bahwa smartphone berfungsi sebagai gaya hidup, sedangkan
sebanyak 12 orang responden.
Responden sebagian besar berdasarkan waktu penggunaan smartphone responden rata-rata setiap hari
nya diatas 5 jam. Kebanyakan responden mengatakan bahwa saat bosan ataupun saat tidak ada kegiatan
mereka mengggunakan smartphone. Kegiatan yang dilakukan dismartphone pun berbagai macam, ada
yang chatting, browsing, ataupun mendowload. Sehingga tanpa terasa waktu yang mereka habiskan
cukup banyak untuk bermain smartphone tersebut.
Bagaimana cara mengurangi penggunaan
smartphone?
Caranya dimulai dari diri sendiri dengan membulatkan tekad dan niat dalam mengurangi penggunaan smartphone. Berikut cara mengurangi
penggunaan smartphone yaitu :
• Hapus Aplikasi, Salah satu yang membuat kamu kecanduan gadget adalah aplikasi di dalamnya, salah satunya adalah media sosial.
• Matikan semua notifikasi, Cara lain yang bisa dilakukan adalah mematikan semua notifikasi dari aplikasi jejaring sosial yang ter-install di
smartphone kamu.
• Mematikan Gadget 1 Jam Sebelum Tidur, Biasanya, seseorang akan memainkan gadget-nya sebelum tidur. Tak jarang kebiasaan ini justru
membuat mereka sulit untuk tidur.
• Berlakukan waktu Bebas Smartphone, Batasi diri kamu dari 'keintiman' bersama dengan gadget. Kamu tidak akan memerlukan perangkat
tersebut jika sedang berada di meja makan, kamar mandi, membaca buku atau pun menonton film.
• Ganti Gadget dengan Buku,Budaya membaca saat ini memang sudah banyak ditinggalkan orang. Mereka lebih senang membaca apapun
yang ada di dunia maya dibandingkan dengan membaca buku.
• Kembangkan potensi atau bakat yang ada pada diri seperti bermain sepak bola ataupun bermain music
• Lebih banyak berkomunikasi dengan orangtua dan teman-teman dan upayakan agar tidak memeagang smartphone pada saat berkomunikasi.
Saran penggunaan smartphone
Usia di bawah 4 tahun: tidak butuh smartphone.
Usia 4-6 tahun: smartphone bisa berbahaya pada usia ini. Otak masih berkembang dan keterampilan sosial dapat
terpengaruh. Anak kemungkinan berpotensi kecanduan teknologi dengan memiliki telepon pada usia ini.
Usia 7-9 tahun: otak masih dalam tahap perkembangan yang serius, dan semua teknologi memiliki pengaruh yang besar pada
usia ini. Jadi, masih tidak butuh smartphone.
Usia 10-12 tahun: para ahli merekomendasikan anak-anak sudah bisa memiliki telepon hanya untuk menghubungi orang tua
mereka. Ini masih bukan usia yang tepat untuk smartphone, atau setidaknya bukan yang memiliki akses internet.
Di atas usia 12 tahun: sebaiknya remaja masih harus menunggu hingga usia 16 tahun untuk menggunakan smartphone.
Sebaiknya batasi atau hilangkan akses internet hingga anak setidaknya berusia 16.
Syarat pertama, anak-anaknya harus sudah duduk di bangku sekolah menengah. Syarat kedua, anak-anaknya sudah bisa
mengendalikan diri mereka sendiri.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai