Anda di halaman 1dari 27

Inisiasi Tuton ke – 3

Mata Kuliah : Sistem Hukum Indonesia


Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : FHISIP
Penulis : Elizabeth Ghozali
Email : ibethghoz@gmail.com
Penelaah : Tiesnawatu W
Emai : tiesna@ecampus.ut.ac.id
Hukum Tata Negara
Istilah Hukum Tata
Negara
Bahasa Inggris  Constituional Law

staatsrecht in ruimere zin (dalam arti luas)


Bahasa Belanda : Staatsrecht
staatsrecht in engere zin (dalam arti sempit)

Bahasa Perancis : droit constituionel

Bahasa Jerman : verfassungrecht


Hukum Tata Negara (HTN)
Defenisi Hukum Tata
Negara
Van Vollenhoven:
HTN membicarakan masyarakat hukum atasan dan hubungannya menurut
hirakhis serta hak dan kewajibannya masing-masing.

Scholten:
HTN adalah hukum yang mengatur organisasi daripada negara.

Van der Pot


Hukum Tata Negara adalah hukum/peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang
diperlukan serta wewenangnya masing-masing, hubungannya satu dengan yang lainnya dan
hubungan dengan individu-individu (dalam kegiatannya).
Hukum Tata Negara
Defenisi Hukum Tata
Negara
Logemann Hukum Tata Negara mempelajari:
a. susunan dari jabatan-jabatan
b. penunjukkan mengenai pejabat-pejabat
c. tugas dan kewajiban yang melekat pada jabatan itu
d. kekuasaan dan wewenang yang melekat pada jabatan itu
e. batas wewenang dan tugas dari jabatan terhadap daerah dan orang-orang yang dikuasainya
f. hubungan antarjabatan
g. penggantian jabatan
h. hubungan antara jabatan dan pejabat

Wade and Phillip


HTN: mengatur alat-alat perlengkapan negara, tugas dan hubungan antara alat perlengkapan
negara tersebut.

Kesimpulan : HTNadalah salah satu bidang hukum yang


mempelajari hukum organisasi negara beserta
seluruh keputusan-keputusan yang diambil oleh
Negara.
Hukum Tata Negara
Kedudukan HTN & Hubungannya Dengan Ilmu
Lain
Van Vollenhoven mengemukakan bahwa:
“Hukum Administrasi Negara itu merupakan verlengstuk atau kelanjutan dari HTN”.

Hubungan antara HTN dengan Ilmu Negara adalah bahwa:


 Ilmu Negara merupakan dasar dalam penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur dalam
Hukum Tata Negara lebih lanjut.
 Ilmu negara mempelajari konsep, teori tentang negara yang merupakan dasar dalam mempelajari
Hukum Tata Negara.

Hubungan HTN dengan Ilmu Politik, bahwa:


HTN mempelajari peraturan-peraturan hukum yang mengatur organisasi kekuasaan negara,
sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut.
Setiap produk hukum merupakan hasil dari proses politik.
Menurut Bareents:
HTN ibarat sebagai kerangka manusia, sedangkan Ilmu Politik diibaratkan sebagai daging
yang membalut kerangka tersebut.
Sumber HTN Indonesia

Sumber HTN Indonesia

Sumber Hukum Materiil : Pancasila Sumber Hukum Formil

Hukum Per-UU-an Hukum


Traktat Doktrin
(UU No. 12 / 2011) Kebiasaan
Arti Penting Mengetahui Perundang-
undangan
Peraturan perundang-undangan menjalankan peran utama dan prioritas
dalam pembinaan hukum nasional, dasar pertimbangannya:

1. Ditinjau dari tradisi hukum yang berlaku, sistem hukum Indonesia termasuk pada tradisi
hukum kontinental. Tradisi hukum ini lebih mengutamakan peraturan perundang-undangan
(peraturan tertulis) sebagai dasar sistem hukumnya.
2. Pada saat ini, ada kecenderungan yang umum (baik pada tradisi hukum Kontinental
maupun Anglo Saxon) makin pentingnya peranan peraturan perundang-undangan.
3. Keadaan-keadaan khusus, seperti:
a. Keanekaragaman hukum yang berlaku (pluralistik). Khusus dalam hukum keperdataan,
masih terdapat keanekaragaman hukum.
b. Berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku dibuat pada masa pemerintahan
Hindia Belanda (BW, WvK, WvS, dsb)
c. Politik hukum nasional menghendaki hukum berperan sebagai sarana pembaharuan,
menunjang pembangunan dan pemersatu bangsa.
Asas-asas Dalam HTN Indonesia

1) Asas Negara Kesatuan


2) Sistem Pemerintahan Negara
3) Asas Demokrasi Konstitusional
4) Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara
5) Presiden Tidak Bertanggung Jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat
6) Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah Kuat
7) Menteri-menteri Negara Bukan Pegawai Negeri Biasa
Asas-asas Dalam HTN Indonesia

8) Asas Multi Tugas Presiden  Pasal 4, Pasal 5, Pasal 14 UUD 1945


9) Asas Kabinet Presidentil  Pasal 17 UUD 1945.
10) Asas otonomi Daerah  Pasal 18 UUD 1945
11) Asas Saling Mengawasi antara Kekuasaan Eksekutif dengan Kekuasaan
Legislatif  Pasal 20 ayat (1) dan (2), Pasal 21 ayat (1) dan (2), Pasal 22
ayat (1), (2), (3) serta Pasal 23 UUD 1945
12) Asas Saling Mengawasi antara Kekuasaan Eksekutif dengan Kekuasaan
Yudikatif  Pasal 14 UUD 1945.
13) Asas Negara Hukum
14) Asas Pancasila
KONSTITUSI
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Latin cum dan statuere.
 Cum artinya bersama dengan.
 Statuere artinya membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan/ menetapkan.
 Jadi Constituo (bentuk tunggal) atau constitusiones (bentuk jamak) adalah
menetapkan sesuatu secara bersama-sama atau segala sesuatu yang telah
ditetapkan.

Pengertian Konstitusi
Menurut C.F. Strong:
“Constitution is a collection of principles according to which the power of the government,
the rights of the governed, and the relations between the two are adjusted” (Konstitusi adalah
suatu kumpulan asas-asas yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan, hak-hak dari
yang diperintah, dan hubungan antara pemerintah dan yang diperintah).
KONSTITUSI
Pengertian Konstitusi
Menurut C.F. Strong:
“Constitution is a collection of principles according to which the power of the government,
the rights of the governed, and the relations between the two are adjusted” (Konstitusi
adalah suatu kumpulan asas-asas yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan, hak-hak
dari yang diperintah, dan hubungan antara pemerintah dan yang diperintah).

K.C. Wheare mengartikan konstitusi ke dalam dua pengertian.


a) Dalam arti luas, konstitusi adalah keseluruhan sistem pemerintahan dari suatu negara
(the whole system of government of a country) berupa kumpulan aturan yang
menerapkan dan mengatur tentang pemerintahan.
b) Dalam arti sempit, konstitusi adalah suatu kumpulan aturan yang disusun atau terjelma
dalam suatu dokumen formal atau suatu naskah. Tentu saja kumpulan aturan yang
dimaksud di sini adalah aturan pemerintah.
KONSTITUSI

Hakikat Konstitusi
Menurut Bagir Manan,
hakikat konstitusi tidak lain dari perwujudan paham tentang konstitusi atau
konstitusionalisme yaitu: pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan
jaminan terhadap hak-hak warganegara maupun setiap penduduk di pihak lain. Hak-hak ini
mencakup hak-hak dasar seperti hak untuk hidup, mempunyai milik, kesejahteraan (health)
dan kebebasan.

Menurut Rukmana Amanwinata, tujuan diadakannya konstitusi adalah untuk:


a) membuat awal yang baik dari sistem pemerintahan,
b) membatasi kekuasaan pemerintahan,
c) menjamin hak-hak yang diperintah,
d) merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat, dan
e) menjaga keseimbangan antara ketertiban, kekuasaan dan kebebasan dalam konteks
manusia hidup bernegara.
KONSTITUSI

Materi Muatan Konstitusi


Sri Soemantri dengan menyitir pendapat Steenbeek, mengemukakan tiga hal pokok isi suatu
konstitusi, yaitu:
1) adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganegara;
2) ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental;
3) adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental.
Dengan demikian menurut Sri Soemantri apa yang diatur dalam setiap konstitusi merupakan
penjabaran dari ketiga masalah pokok tersebut”.
Klasifikasi Konstitusi
K.C. Wheare berpendapat tentang macam-macam klasifikasi suatu konstitusi atau UUD sebagai
berikut:
a. Konstitusi tertulis dan bukan tertulis;
b. Konstitusi fleksibel dan rijid;
c. Konstitusi derajat tinggi dan tidak derajat tinggi;
d. Konstitusi serikat dan kesatuan;
e. Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer.
Macam-macam Sistem Pemerintahan

1. Parlementer
 Dalam sistem parlementer murni, ada kekuasaan eksekutif dan legislatif.
Eksekutif bertanggung jawab kepada legislatif atau parlemen dan parlemen
inilah yang membentuk eksekutif.
 Anggota legislatif atau parlemen dipilih oleh rakyat melalui pemilihan
umum.
 Jadi, ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer sebagai berikut:
o Kabinet dibentuk berdasarkan kekuatan yang menguasai parlemen dipilih
oleh Perdana Menteri.
o Anggota kabinet mungkin seluruhnya atau sebagian adalah anggota
parlemen.
o Perdana Menteri bersama kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.
o Kepala negara dengan saran Perdana Menteri dapat membubarkan
Parlemen.
Macam-macam Sistem Pemerintahan

2. Presidensial
 Dalam sistem pemerintahan presidensial murni, eksekutif (presiden) tidak
bertanggung jawab kepada legislatif atau parlemen.
 Dengan demikian presiden tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif dan
demikian pula presiden tidak dapat membubarkan parlemen.
 Keanggotaan parlemen dipilih oleh rakyat.
 Ciri-ciri sistem pemerintahan presidential sebagai berikut:
o Di samping mempunyai kekuasaan “nominal” sebagai Kepala Negara,
Presiden juga sebagai Kepala Pemerintahan.
o Presiden tidak dipilih oleh pemegang kekuasaan legislatif tapi langsung
oleh rakyat.
o Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif.
o Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif.
Macam-macam Sistem Pemerintahan
2. Kuasi
 Terbagi dua yaitu
o kuasi parlementer dan
o kuasi presidensial
 Dalam sistem ini, presiden mempunyai kekuasaan untuk membubarkan legislatif jika
bertentangan dengan konstitusi. Sebaliknya bila presiden melanggar UUD, legislatif pun
dapat menjatuhkan presiden.

Menurut Prof. Padmo Wahyono, sebelum amandemen UUD 1945 sistem pemerintahan negara
Indonesia adalah sistem MPR karena alasan-alasan sebagai berikut.
1) Penyelenggara negara berdasarkan kedaulatan rakyat adalah MPR.
2) Penyelenggara pemerintahan negara adalah kepala negara selaku mandataris MPR.
3) Penyelenggara negara pembentuk peraturan perundangan ialah mandataris MPR bersama-
sama dengan DPR sebagai bagian dari MPR.
4) Penentu terakhir dalam hal pengawasan jalannya pemerintahan ialah MPR.
5) Setelah dilakukan amandemen UUD 1945 maka sistem pemerintahan NKRI sekarang ini
lebih banyak memiliki ciri-ciri sistem pemerintahan presidensil seperti yang telah
dijelaskan di atas.
Perubahan Konstitusi
Arti Amandemen
 Dalam bahasa Inggris perkataan to amend berarti mengubah. Dari kata to amend
dapat ditimbulkan istilah amendment yang berarti perubahan atau amandemen.
 Dalam bahasa Belanda terdapat istilah wyzigen, veranderen, herzien, yang
merupakan kata kerja.
 Dalam kaitannya “mengubah konstitusi (UUD)” ditemukan bagian kalimat yang
menyatakan “to amend the constitution”, sedangkan perubahan undang-undang
dasar adalah “constitutional amendment”.
 Yang dimaksud dengan “mengubah UUD” adalah sebagai berikut:
a. menjadikan lain bunyi atau rumusan yang terdapat dalam konstitusi (UUD);
b. menambahkan sesuatu yang tidak (belum) terdapat dalam konstitusi (UUD);
c. yang tercantum dalam konstitusi; karena faktor-faktor tertentu dilaksanakan
berbeda (dengan yang tercantum di dalamnya)
 Dengan demikian “mengamandemen UUD,” sama dengan “mengubah UUD.”
Permasalahan yang berkaitan dengan perubahan
Konstitusi
 Ada tiga hal yang berkenaan dengan perubahan Konstitusi, yakni:
1) Prosedur dan mekanismenya;
2) Sistem perubahan; dan
3) Substansi yang akan diubah.

 Sistem yang dipergunakan oleh negara-negara dalam mengubah konstitusi pada


asasnya dapat dikemukakan dengan dua macam sistem, yaitu:
(1) apabila konstitusi diubah maka yang berlaku adalah konstitusi yang baru
secara keseluruhan.
(2) apabila konstitusi yang diubah maka konstitusi yang asli tetap berlaku.
Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen dari
konstitusi yang asli tadi.
Permasalahan yang berkaitan dengan perubahan
Konstitusi
 Menurut K.C. Wheare ada empat macam cara untuk mengubah konstitusi, yaitu:
a. Some Primary.
b. Perubahan yang diatur dalam konstitusi (formal Amandemen)
c. Judicial Interpretation
d. Usage and Convention.

 Menurut C.F. Strong, prosedur perubahan konstitusi ada empat macam, yakni:
a. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif,
akan tetapi menurut pembatasan-pembatasan tertentu;
b. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat melalui suatu referendum;
c. Perubahan konstitusi yang berlaku dalam negara serikat yang dilakukan oleh
sejumlah negara-negara bagian;
d. Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan
oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan
perubahan.
Permasalahan yang berkaitan dengan perubahan
Konstitusi
 Menurut K.C. Wheare, terdapat empat sasaran yang hendak dituju dalam usaha
mempertahankan konstitusi dengan jalan mempersulit perubahannya :
1) Agar perubahan konstitusi dilakukan dengan pertimbangan yang masak.
2) Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan pandangannya.
3) Untuk negara serikat agar kekuasaan negara serikat dan kekuasaan negara
negara bagian tidak diubah semata-mata oleh perbuatan-perbuatan masing-
masing pihak secara tersebndiri.
4) Agar hak-hak perseorangan atau kelompok minoritas (bahasan, agama atau
kebudayaan) mendapat jaminan.

Menurut George Jellinek, ada dua cara perubahan UUD atau konstitusi yaitu:
1) Verfaasungsanderung, yaitu cara perubahan konstitusi (UUD) yang dilakukan dengan
sengaja menurut cara yang disebutkan dalam UUD itu sendiri.
2) Verfaasungswandlung, yaitu perubahan konstitusi (UUD) yang dilakukan tidak
berdasarkan cara yang terdapat dalam UUD tersebut melainkan melalui cara-cara
istimewa, seperti revolusi, coup d’etat, convention, dan sebagainya.
KONSTITUSI

Perubahan Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia


 Pengaturan tentang mengubah UUD 1945 tercantum dalam Pasal 37.
 Ada tiga kaidah hukum yang terdapat di dalamnya:
1) tentang lembaga yang berwenang mengubah UUD1945;
2) tentang sahnya sidang-sidang (MPR) (kuorum/quorum) yang
mempunyai acara mengubah UUD 1945;
3) tentang sahnya keputusan mengenai perubahan UUD 1945.
 UUD 1945 berhasil diamandemen sebanyak 4 kali yaitu pada tahun 1999,
2000, 2001 dan 2002.
KELEMBAGAAN NEGARA
Pengertian Kelembagaan Pemerintahan
 Dalam praktek ketatanegaraan selama ini, istilah yang sering didengar untuk
menyebut “Kelembagaan Pemerintahan” adalah istilah “Lembaga Tertinggi
Negara” dan/atau “Lembaga Tinggi Negara”.

 Menurut Rukmana Amanwinata:


secara eksplisit UUD 1945 sebelum diamandemen tidak menyebutkan
dan pemaknaan tentang kelembaganegaraan atau lembaga negara,
berbeda dengan Konstitusi RIS (KRIS) 1949 dan Undang-Undang Dasar
Sementara (UUDS) 1950 yang jelas-jelas menyebutkan hal ini.

 Menurut Sri Soemantri:


istilah atau nama lembaga negara tidak ditemukan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 (maksudnya
sebelum diamandemen)
KELEMBAGAAN NEGARA
Pengertian Kelembagaan Pemerintahan
 Untuk pertama kali istilah lembaga negara, ditemukan dalam Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia No.
XIV/MPRS/1966, namun tidak temukan ketentuan tentang apa yang
dimaksud dengan lembaga-lembaga tersebut.
 Pengertian lembaga negara dapat diketahui setelah keluarnya Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. VI/MPR/1973.
 UUDS 1950 tidak mengenal istilah lembaga negara melainkan alat-alat
perlengkapan negara.
 Setelah amandemen UUD 1945 tidak ada lembaga tinggi dan tertinggi tetapi
yang muncul setelah amandemen UUD 1945 itu adalah istilah lembaga
negara seperti termuat dalam Pasal 24 ayat (1) dan Pasal II Aturan Peralihan
UUD 1945 setelah diamandemen
KELEMBAGAAN NEGARA

 Arief Hidayat menyatakan bahwa dalam khasanah ketatanegaraan dikenal dua bagian besar
mengenai keberadaan suatu organ/lembaga negara, yaitu:
(1) Organ/lembaga negara yang langsung disebut oleh konstitusi (UN MITTEBARE
ORGAN), dan
(2) Organ/lembaga negara yang tidak langsung disebut oleh konstitusi (MITTEBARE
ORGAN).
 Adapun yang menjadi kriteria dua macam organ ini yaitu berkenaan dengan apakah organ itu
pembentukannya langsung disebut secara eksplisit didalam konstitusi atau tidak:
o Untuk organ yang disebut pertama, konstitusi secara tegas menyebutnya, sebagai misal
Undang-Undang Dasar 1945 pasca amandemen menyebut MPR, DPR, DPD, Presiden,
MA, MK, BPK, Kementerian Negara, Bank Sentral, Komisi Yudisial, KPU, Pemda, TNI,
POLRI dan Dewan Pertimbangan Presiden.
o organ yang disebut kedua adalah organ yang pembentukannya dibentuk tergantung pada
organ yang disebut pertama, misalnya Komnas HAM, Komnas Anak, Dewan Pers, Komisi
Penyiaran Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan sebagainya
KELEMBAGAAN NEGARA

 Sebenarnya yang dimaksud dengan “Kelembagaan Pemerintahan “ itu lebih luas


pengertiannya dari sekedar Lembaga Tertinggi Negara dan Lembaga Tinggi Negara. Apalagi
setelah UUD 1945 di Amandemen, eksistensi Lembaga Tertinggi Negara itu ditiadakan.
 Tidak ada lagi satu lembaga yang kedudukkannya paling tinggi dibandingkan dengan
lembaga yang lain.
 Oleh karena itu yang dimaksud dengan Kelembagaan Pemerintahan adalah semua
lembaga yang eksistensinya tercantum dalam konstitusi negara atau peraturan
perundang-undangan yang lebih rendah baik tersirat maupun tersurat dalam rangka
menjalankan roda pemerintahan atau mempunyai fungsi pemerintahan.
 Dari batasan kelembagaan pemerintahan di atas, dapat diperinci hal-hal sebagai
berikut.
o Semua lembaga-lembaga yang disebut dalam konstitusi negara merupakan
kelembagaan pemerintahan dan disebut dengan istilah lembaga negara.
o Terdapat juga kelembagaan pemerintahan yang tidak disebut dalam konstitusi tetapi
diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah dari konstitusi.
o Kelembagaan yang tidak mempunyai fungsi pemerintahan walaupun disebut dan/atau
diatur dalam konstitusi atau peraturan perundang-undangan di bawahnya
KELEMBAGAAN NEGARA
 Dengan demikian terdapat dua macam kelembagaan pemerintahan :
(1) Kelembagaan pemerintahan dalam arti luas yaitu seluruh kelembagaan yang berfungsi
pemerintahan baik diatur oleh konstitusi dan/atau diatur oleh peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah dari konstitusi.
(2) Kelembagaan pemerintahan dalam arti sempit yaitu kelembagaan yang berfungsi
pemerintahan serta jelas-jelas tercantum dalam konstitusi negara. Kelembagaan
pemerintahan dalam arti sempit inilah yang disebut dengan istilah lembaga-lembaga
negara.
Menurut Jimly Asshiddiqie, lembaga-lembaga negara yang namanya tercantum dalam UUD
1945 sekarang ini adalah:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat 8. Pemerintah Daerah Propinsi dan
(MPR), Kabupaten/Kota,
2. Presiden (dan Wakil Presiden), 9. Bank Sentral,
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 10. Komisi Pemilihan Umum (KPU),
4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD), 11. Komisi Yudisial
5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), 12. DPRD Propinsi dan Kota/Kabupaten,
6. Mahkamah Agung (MA), 13. TNI dan Polri.
7. Mahkamah Konstitusi (MK),

Anda mungkin juga menyukai