Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN SEROSIS HATI


DEFINISI
Gagal hati adalah kondisi ketika sebagian
besar organ hati mengalami kerusakan,
sehingga tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Kondisi ini
bisa terjadi bertahap dalam
waktu bertahun-tahun, atau terjadi
seketika. Gagal hati harus segera
ditangani karena berisiko
menyebabkan kematian.
GEJALA
Mudah mengalami memar dan
perdarahan
Kulit dan mata menguning
Penumpukan cairan di perut
Muntah darah atau BAB berdarah
 (berwarna hitam)
Kesadaran berkabut dan bicara kacau
Tidak sadarkan diri
PATOFIOLOGI
Sirosis hati adalah penyakit hati kronik
yang dicirikan oleh distori arsitektur hati
yang normal, penyakit ini ditandai oleh
adanya peradangan difus dan manahun
pada hati, dikuti oleh proliferasi jaringan
ikat, degenerasi, dan regenerasi sel-sel
hati, sehingga timbul kekacauan dalam
susunan parenkim hati.
PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Terapi
RASIONAL PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
Riwayat kesehatan masa lalu dan riwayat saat
ini.
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat tumbuh kembang
Riwayat social ekonomi
Riwayat psikologi dan riwayat sehari
2. Pemeriksaan fisik
Kesadaran dan keadaan umum pasien
Tanda – tanda vital dan pemeriksaan fisik
Kepala – kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Kenaikan kadar enzim transaminase –
SGOT, SGPT
Albumin akan merendah karena
kemampuan sel hati yang
kurang/berkurang, dan juga globulin yang
naik
• Pemeriksaan CHE (kolinesterase)
• Kadar elektrolit
• Pemanjangan masa protrombin merupakan
petunjuk adanya penurunan fungsi hati.
• Peningggian kadar gula darah
• Pemeriksaan marker serologi
2. Pemeriksaan lainya
Radiologi
Esofaguskopi
Ultra sonografi
Radiografi Gastro intestinal bagian atas
Pemeriksaan angiografi untuk
mengidentifikasi tempat perdarahan arteri
yang nyata.
CT scan
Radio isotof hati mengidentifikasi adanya
massa pada hati
Biopsi jaringan hati yang rusak
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
◦ Gangguan volume cairan; lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan terganggunya mekanisme
pengaturan (penurunan plasma protein)
◦ Resiko gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh
b/d intake yang tidak adekuat
(anoreksia,nausea/vomitus)
◦ Resiko tinggi injuri (perdarahan) berhubungan dengan
ketidaknormalan profil darah dan gangguan absorsi vit
K
◦ Terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai
proses penyakit, prognosis dan penatalaksanaannya
berhubungan dengan terbatasnya informasi
Rasional Rencana Asuhan Keperawatan
1. Gangguan volume cairan; lebih dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan terganggunya
mekanisme pengaturan (penurunan plasma
protein)
INTERVENSI
Monitor intake dan output cairan
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
pembatasan cairan dan diet.
 Tingkatkan dan dorong oral hygiene dengan sering.
Monitor edema, dan asites
 Monitor peningkatan JVP, auskultasi bunyi jantung dan paru.
 Monitor BB tiap hari, dengan alat, waktu dan pakaian yang
sama. jika memungkinkan.
Kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan
mental, adanya gelisah
KOLABORASI
 Berikan plasma albumin (TE 3x 500 cc/8 jam) sesuai
terapi
 Monitor hasil pemeriksaan ureum & kreatinin serum.
 Monitor hasil pemeriksaan natrium, kalium serum.

Berikan Diuretik (furosemid 1 X 40 mg


intravena (sesuai terapi)
 Berikan obat inotropik positif (digoxin 1 x 25 mg)
2. Resiko gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan
tubuh b/d intake yang tidak adekuat
(anoreksia,nausea/vomitus)
INTERVENSI
Kaji intake diet, Ukur pemasukan diit,
timbang BB tiap minggu
 Anjurkan pasien untuk istirahat/bedrest
 Berikan makanan sedikit dan sering sesuai dengan diet
 Tawarkan perawatan mulut (berkumur/gosok gigi)
dengan larutan asetat 25 % sebelum makan. Berikan
permen karet, penyegar mulut diantara makan.
Identifikasimakanan yang disukai
termasuk kebutuhan cultural.
 Motivasi pasien untuk menghabiskan diet, anjurkan
makan-makanan lunak
 Berikan bahan penganti garam pengganti garam yang
tidak mengandung amonium.
KOLABORASI
 Berikan diet 1700 kkal (sesuai terapi) dengan tinggi
serat dan tinggi karbohidrat.
 Pemasangan NGT

Berikan obat sesuai dengan


indikasi:Tambahan vitamin, thiamin, besi,
asam folat dan Enzim pencernaan
 Kolaborasi pemberian antiemetik
3. Resiko tinggi injuri (perdarahan) berhubungan
dengan ketidaknormalan profil darah dan
gangguan absorsi vit K
INTERVENSI
Kaji tanda-tanda dan gejala perdarahan GI (mis:periksa semua
skret yang keluar, obs warna feses, muntahan dan cairan yang
keluar dari NGT).
Observasi adanya petekie, ekimosis dan perdarahan dari
satu/lebih sumber dan bagian lain
Monitor/Awasi tanda-tanda vital (nadi, TD, CVP bila ada).
Perhatikan perubahan tingkat kesadaran (Catat perubahan
mental/tingkat kesadaran).
Hindari pengukuran suhu rectal, hati-hati memasukkan selang GI.
Dorong untuk menggunakan sikat gigi halus, hindari mengejan.
Gunakan jarum kecil untuk injeksi, tekan lebih lama pada bagian
bekas suntikan.
Hindarkan penggunaan produk yang menggunakan aspirin
KOLABORASI
Awasi Hb/Ht dan factor pembekuan
darah.
Berikan obat sesuai order (Vitamin K
injeksi, Pelunak feses: lactural).
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
◦ Penjelasan tentang pengertian, penyebab,
pengobatan dan komplikasi serosis hati.
◦ Cara tentang pemenuhan nutrisi. Terutama
pembatasan masukan Natrium dan cairan
lainnya.
◦ Cara pengukuran input dan out put cairan
◦ Menganjurkan pasien untuk mengikuti
jadawal yang telah dibuat bersama perawat
dan pasien terhadap aktifitas dan istirahat yang
dilakukan
EVALUASI
Gangguan volume cairan
Resiko gangguan nutrisi
Resiko tinggi injuri (perdarahan)
Terbatasnya pengetahuan (kebutuhan
belajar) mengenai proses penyakit,
PROSEDUR YANG KURANG TEPAT

Pasien tidak dipasang kateter dan harus


dilakukan pengukuran balance cairan,
Monitoring intake dan output cairan
SOAP pada 3 hari saat kita tidak ada ditempat,
tidak dapat dipantau karena perawat ruangan
tidak melakukan SOAP dengan baik.
ANALISA PENGALAMAN

Membuat kontrak dengan pasien.


Melakukan tindakan keperawatan.
Melakukan terminasi.
EVIDENCE UNTUK PENELITIAN LEBIH LANJUT

◦ Perlu dilakukan riset tentang pengaruh pemberian


makanan saat terjadi perdarahan Gastro intestinal dan
kapan pemberian nutrisi dini yang harus diberikan
pada pasien-pasien post perdarahan gastrointestinal
dan bagaimana pengaruhnya pemeberian nutrisi dini
pada pasien dengan post perdarahan GI.
◦ Perlu dilakukan pengkajian yang mendalam
efektifitas penhitungan balance cairan yang lebih
efektif yang dapat dilakukan oleh pasien atau
keluarga secara mandiri
◦ Pengaruh retresi/pembatasan cairan terhadap prosuksi
urine yang berkaitan dengan gangguan fungsi hati

Anda mungkin juga menyukai