Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN

PERUSAHAAN, ANALISIS DU-


PONT,ANALISIS HORIZONTAL DAN
VERTIKAL, DAN ANALISIS KINERJA
DENGAN METODE EVA

OLEH
I MADE ADNYANA,SE,MM,Dr (c)
 ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN
PERUSAHAAN
 Rasio-rasio keuangan memberikan indikasi
tentang kekuatan keuangan dari suatu
perusahaan.
 Untuk mengatasi kekurangan dari analisis
rasio maka perlu dikombinasikan berbagai
rasio agar menjadi suatu model prediksi
yang berarti.
 Untuk tujuan tersebut digunakan dua
teknik statistik yaitu analisis regresi dan
analisis diskriminan.
 Analisis regresi menggunakan data masa
lampau untuk memprediksi nilai yang akan
datang dari suatu variabel dependent,
sedangkan analisis diskriminan
menghasilkan suatu indeks yang
memungkinkan klasifikasi dari suatu
pengamatan menjadi satu dari bebearapa
pengelompokan yang bersifat a priori.
 Pada dasarnya, analisis diskriminan terdiri
dari tiga tahap: (1) menyusun klasifikasi
kelompok yang bersifat mutually exclusive
setiap kelompok dibedakan dengan suatu
probability distribution dan ciri-cirinya, (2)
mengumpulkan data untuk pengamatan
dalam kelompok, (3) menurunkan
kombinasi linier dari ciri-ciri tersebut yang
paling baik mendiskriminasikannya
(membedakan) di antara kelompok-
kelompok.
 Edward I Altman di New York University
pada pertengahan tahun 1960 mengguna-
kan analisis diskriminan dengan menyusun
suatu model untuk memprediksi
kebangkrutan perusahaan.
 Dalam studinya, setelah menyeleksi 22
rasio keuangan, Altman menemukan 5
rasio yang dapat dikombinasikan untuk
melihat perbedaan antara perusahaan
yang bangkrut dan tidak bangkrut.
 Fungsi diskriminan Z (Zeta) yang ditemu-
kannya adalah:
Z= 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 +
0,006 X4 + 0,999 X5
X1 = Modal kerja/Total Aktiva (%)
X2 = Laba ditahan?Total Aktiva (%)
X3 = EBIT/Total Aktiva (%)
X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri/T.A (%)
X5 = Penjualan/Total Aktiva (kali)
 Kemudian, dia membuat apa yang
disebutnya sebagai versi empat variabel,
yaitu: X1 = Modal kerja/ Total Aktiva, X2=
Laba ditahan/Total Aktiva, X3= EBIT/TA,
X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri/Total utang
 Versi ini dapat dipergunakan untuk
perusahaan publik maupun perusahaan
pribadi.
 Z skor hasil kreasi Altman ini telah teruji
keandalannya sehingga bertahan sampai
sekarang.
 Untuk menghitung Z skor, dapat dilakukan
dengan menghitung angkaangka ke empat
rasio yang disebut Altman dari laporan
keuangan.
 Kalikan nilai-nilai rasio tersebut dengan
koefisien-koefisien yang diturunkan Altman dan
tambahkan hasilnya.
 Rumus Z skor yang telah dikembangkan oleh
Altman adalah :
Z = 6,56 (X1) + 3,26 (X2) + 6,72 (X3) +
1,05 (X4)
bila Z > 2,6 keadaan perusahaan baik. Bila Z<
1,10, kebangkrutan bisa terjadi, Z mencapai titik
1,70 persahaan berada dlm keadaan abu-abu.
 Rasio X1 = Modal kerja/TA, mengukur likuiditas
dengan membandingkan aktiva likuid bersih
dengan total aktiva.
 Rasio X2 = Laba ditahan/TA, mengukur
kemampulabaan kumulatif dari Perush.
 Rasio X3 = EBIT/TA, mengukur
kemampulabaan, yaitu tingkat
pengembalian dari aktiva, yang dihitung
dengan membagi EBIT tahunan
perusahaan dengan TA pada neraca akhir
tahun.
 Rasio X4= Modal sendiri/Total Utang,
merupakan kebalikan dari rasio utang per
modal sendiri (DER) yang lebih terkenal.
Nilai modal sendiri yang dimaksud adalah
nilai pasar modal sendiri, yaitu jumlah
saham perusahaan dikalikan harga pasar
perlembar sahamnya.
 ANALISIS DU PONT
 Analisis Du Pont merupakan pendekatan
terpadu terhadap analisis rasio keuangan.
 Bagan du pont mula-mula dikembangkan
oleh manajemen du pont corporation
untuk pengendalian divisi.
 ROA = Net Profit Margin X Total Asset T.O
NPM = Laba Bersih/ Penjualan X
Penjualan/ Total Aktiva
 NPM = Laba bersih/ Total Aktiva.
 Sistem Du Pont sering digunakan untuk
mengendalikan divisi, prosesnya disebut
dengan pengendalian terhadap tingkat
pengembalian investasi (ROI).
 Jika ROI untuk divisi tertentu berada
dibawah angka yang ditargetkan, melalui
sistem du pont dapat sitelusuri sebab-
sebab terjadinya penurunan ROI.
 ANALISIS HORIZONTAL DAN
VERTIKAL
 Analisis Horizontal (Perbandingan
Laporan Keuangan)
 Analisis Horizontal adalah analisis dengan
cara membandingkan neraca dan laporan
laba rugi beberapa tahun terakhir secara
berurutan. Maksudnya memperoleh
gambaran mengenai perubahan-
perubahan yang terjadi baik dalam neraca
maupun Laporan laba rugi, sehingga
dapat diperoleh gambaran beberapa tahun
tahun terakhir apakah telah terjadi
kenaikan atau penurunan.
 Analaisis Vertikal (Per komponen)
Analisis vertikal(Common – size statement)
adalah analisis yang dilakukan dengan
jalan menghitung proporsi pos-pos dalam
neraca dengan suatu jumlah tertentu dari
neraca atau proporsi dan unsur-unsur
tertentu laporan laba rugi dengan jumlah
tertentu dari laporan laba rugi.
 Bila analisis didasarkan pada suatu dasar
yang dianggap sebagai basis disebut
analisis indeks.
 Analisis vertikal dan analisis indeks, yang
menganalisis tren laporan keuangan
dalam bentuk persentase selama waktu
tertentu, berguna bagi analisis untuk
mendapat pandangan yang tajam tentang
pergerakan dana dan memperbandingkan
laporan-laporan keuangan untuk
perusahaan yang berbeda ukurannya.
 ANALISIS KINERJA DENGAN METODE
EVA
 EVA (Economic Value Added) Adalah salah
satu cara untuk menilai kinerja keuangan.
 EVA merupakan indikator tentang adanya
penambahan nilai dari suatu investasi.
 EVA yang positif menunjukkan bahwa
manajemen perusahaan berhasil
meningkatkan nilai perusahaan bagi
pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan
manajemen keuangan memaksimumkan
nilai perusahaan.
 Istilah EVA mula-mula dipopulerkan oleh
STERN STEWARD, MANAGEMENT
SERVICE, YAITU sebuah perusahaan
konsultan di Amerika Serikattahun 1990
an.
 Stern Steward menghitung EVA dengan
cara mengurangi laba operasi setelah
pajak dengan total biaya modal.
 EVA dapat dirumuskan :
EVA = EBIT – PAJAK- BIAYA MODAL
 EVA dapat ditingkatkan dengan cara:
1. Memperoleh lebih banyak laba tanpa
menggunakan lebih banyak modal. Cara
yang populer dalam hal ini adalah
memotong biaya-biaya, bekerja dengan
biaya produksi dan pemasaran yang
lebih rendah agar memperoleh margin
laba yang lebih besar.
2. Memperoleh pengembalian(return) yang
lebih tinggi dari pada modal atas
investasi baru. Bila EVA > 0 terjadi
proses nilai tambah perusahaan. Bila
Bila EVA = 0 menunjukan posisi impas
perusahaan, bila EVA < 0, berarti total
biaya modal perusahaan lebih besar dari
pada laba operasi setelah pajak yang
diperolehnya, sehingga kinerja keuangan
perusahaan tersebut tidak baik.
 SOAL
PT.ABDI adalah sebuah perusahaan
manufaktur yang khusus memproduksi
alat-alat pemintal yang bisa digunakan
dalam industri tekstil. Neraca ringkas PT
ABDI pada 31 Desember 2009 dan 2010
diperlihatkan sebagai berikut (dalam
jutaan Rupiah).
AKTIVA 2009 2010
Kas 260 250
Surat berharga 875 750
Piutang dagang 1.250 1.000
Persediaan 1.775 1.500
Total Aktiva Lancar 4.160 3.500
Peralatan dan mesin 8.050 9.000
Dikurangi Penyusutan 2.000 2.500
peralatan & mesin,net 6.050 6.500
Total Aktiva 10.210 10.000
Kewajiban & Modal
Utang dagang 435 300
Utang Bank(20%) 550 500
Biaya2 akrual 50 50
Pajak yg harus dibayar 675 650
Jml Kewajiban lancar 1.710 1.500
Obligasi hipotik(10%) 2.600 2.500
Utang J.P.(15%) 1.000 1.000
Saham biasa (50jt) 3.000 3.000
Laba ditahan 1.900 2.000
Total Modal 4.900 5.000
Total Kew.& Modal 10.210 10.000
laporan laba rugi 31 Desember 2010
Penjualan 15.000
HPP 12.775
Laba Kotor 2.225
Dikurangi beban operasi:
Beban penjualan 110
Beban Ad.& umum 200
Beban sewa beli 140
Laba Operasi Kotor 1.775
Penyusutan 500
Laba operasi bersih 1.275
Pendapatan & beban2 lain 75
EBIT 1.350
dikurangi beban bunga:
Bunga utang bank 100
Bunga Obligasi 250
Bunga Utang J.P. 150
Laba sebelum Pajak 850
Pajak penghasilan 40% 340
EAT 510
 Laporan Laba ditahan 31 Des. 2010
adalah sebagai berikut :
Saldo laba ditahan 31/12,2009 1.900
Ditambah: laba bersih 2010 510
Dikurangi: dividen 410
Salso laba ditahan 31/12,2010 2.000
Analisislah kinerja PT. ABDI :
1. Analisis kesehatan keuangan
perusahaan.
2. Analisis Du Pont.
3. Analisis horizontal dan vertikal
4. Analisis kinerja dengan EVA.

Anda mungkin juga menyukai