Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA


DEMENSIA DENGAN TERAPI BERMAIN PUZZLE
DI PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA SUDAGARAN

Disusun oleh :
Sintya Aulia Damayanti
P1337420217019
BAB I
PENDAHULUAN

Demensia merupakan permasalahan yang ditandai dengan penurunan fungsi


Latar kognitif & perilaku yang mempengaruhi daya pikir. Prevalensi di Indonesia 1,2
Belakang juta, di Jawa Tengah 20,1%, sedangkan di Banyumas 23,8%.

Bagaimana asuhan keperawatan pada lanjut usia demensia dengan terapi


Rumusan bermain puzzle.
Masalah

Melakukan asuhan keperawatan pada lanjut usia demensia dengan terapi


Tujuan bermain puzzle.

Bagi institusi pendidikan, bagi perawat, bagi masyarakat


Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Klasifikasi Etiologi

Demensia merupakan keadaan dimana 1. Kerusakan sel otak


1. Demensia ringan 2. Faktor genetis
seseorang mengalami penurunan 2. Demensia sedang
kemampuan daya ingat, daya pikir, dan 3. Trauma pada kepala
3. Demensia berat 4. Gaya hidup tidak sehat
penurunan kemampuan tersebut
menimbulkan gangguan terhadap fungsi 5. Penyalahgunaan narkoba
Alat ukur : MMSE 6. Stres dan depresi akut
kehidupan sehari-hari (Aspiani, 2014)

Tanda gejala Penatalaksanaan Terapi bermain puzzle

1. Gangguan daya ingat Terapi bermain puzzle merupakan


2. Gangguan proses pikir abstrak 1. Terapi Farmakologi terapi yang digunakan untuk
3. Gangguan dalam judgement 2. Terapi Non merangsang fungsi kognitif yang
4. Afasia, apraksia, agnosia Farmakologi mengalami penurunan dengan cara
5. Perubahan kepribadian menyusun kepingan puzzle.
6. Kebingungan
Diagnosa
Pengkajian Intervensi
Keperawatan

1. Wawancara NOC : Kognisi


Demensia bd.
2. Pemeriksaan NIC : Stimulasi
Kerusakan memori
fisik kognisi

Implementasi Evaluasi

Mengimplementasikan
Mampu melakukan terapi
intervensi yang telah
bermain puzzle.
direncanakan
BAB III
METODE PENELITIAN

Desain Penelitian Pengumpulan Data Uji Keabsahan

Desain penelitian 1. Studi pustaka


2. Wawancara
Mencari tambahan
deskriptif 3. Observasi data

Subjek Penelitian Lokasi dan Waktu Analisis Data


Di panti pelayanan Dengan wawancara,
sosial lanjut usia menentukan diagnosa,
Kriteria inklusi
sudagaran, selama 3 menyusun rencana,
hari melakukan tindakan, evaluasi

Fokus Studi Definisi Operasional Etika Penelitian

Asuhan keperawatan 1. Demensia 1. Informed consent


pada lanjut usia dengan 2. Terapi bermain 2. Anonymity
terapi bermain puzzle puzzle 3. Confidentiality
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

KLIEN 1 KLIEN 2
Identitas Klien : Identitas Klien :
Nama : Ny. S Nama : Tn. S
Umur : 66 Tahun Umur : 70 Tahun
Jenis kelamin :Perempuan Jenis kelamin :Laki-laki
Status : Janda Status : Menikah
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Pasinggangan Alamat : Pancurawis
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

NY. S TN. S
• Penampilan cukup rapi • Penampilan cukup rapi
• Pembicaraan baik, intonasi • Pembicaraan nyambung,
jelas intonasi jelas
• Aktivitas motorik normoaktif • Aktivitas motorik normoaktif
• Alam perasaan tenang • Alam perasaan tenang
• Interaksi selama wawancara • Interaksi selama wawancara
kooperatif, kontak mata kooperatif
kurang
PERUMUSAN MASALAH

NY. S TN. S

Klien mengatakan sudah 2 tahun Klien mengatakan sejak 1 tahun


dirinya sering lupa meletakkan yang lalu sering kali lupa nama
barang, sulit mengingat nama temannya, sulit mengingat nama
orang lain dan khawatir sifat orang yang baru ditemuinya.
pelupanya bertambah parah. Skor MMSE 23.
Skor MMSE 22.

Berdasarkan hasil analisa data, maka masalah keperawatan yang muncul pada
Ny. S dan Tn. S adalah demensia
PERENCANAAN

NOC : NIC :
KOGNISI STIMULASI KOGNISI

Indikator Awal Tujuan 1. Informasikan klien terkait berita terkini


yang tidak mengancam.
Konsentrasi 3 5 2. Orientasikan klien terhadap waktu,
tempat dan orang.
Perhatian 3 5 3. Bicara pada klien.
4. Berikan stimulasi sensori yang terencana
Komunikasi jelas 4 5 dengan menggunakan stimulasi
sesuai usia kognitif :
latihan peningkatan memori dengan
Orientasi kognisi 3 5
terapi bermain puzzle.
Memori masa lalu 3 5 5. Dorong stimulasi kognisi.
6. Tanya pendapat dan opini klien daripada
Memori baru 3 5 hanya mencari jawaban-jawaban faktual.
7. Beri terapi farmakologi.
IMPLEMENTASI
NIC : STIMULASI KOGNISI

Implementasi diakukan pada kedua klien selama 3 kali


kunjungan yaitu pada 27-29 Februari 2020

Hari ke-1 :
BHSP, pemeriksaan MMSE, menginformasikan
demensia, terapi bermain puzzle.

Hari ke-2 :
Evaluasi kegiatan sebelumnya, mengorientasikan
klien terhadap tempat, waktu, orang dan terapi
bermain puzzle.

Hari ke-3 :
Evaluasi kegiatan sebelumnya, terapi bermain
puzzle, pemeriksaan MMSE.
EVALUASI

Setelah diakukan terapi bermain puzzle pada kedua


klien selama 3 kali kunjungan yaitu pada 27-29 Februari
2020 tidak terjadi perubahan fungsi kognitif yang
signifikan pada kedua klien.

Ny. S Tn. S

Skor MMSE setelah Skor MMSE setelah


dilakukan tindakan adalah 23, dilakukan tindakan adalah 25
yang berarti demensia ringan. yang berarti demensia ringan.
Hambatan
1. Klien jenuh apabila hanya menggunakan satu model puzzle saja.
2. Stimulasi kognisi perlu dilakukan secara berkelompok guna
meningkatkan hubungan klien dengan orang lain.
3. Untuk menghasilkan peningkatan kognitif atau memori yang optimal
dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Pemecahan Masalah

1. Pada pertemuan berikutnya diberikan model puzzle yang berbeda.


2. Mengajak teman-teman klien untuk ikut serta bermain puzzle.
3. Menganjurkan klien untuk melakukan stimulasi kognisi secara kontinyu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil pengkajian menunjukan bahwa Ny. S dan Tn. S memiliki


Pengkajian riwayat mudah lupa. Skor MMSE Ny. S 22, sedangkan Tn. S 23.

Diagnosa Diagnosa yang muncul sesuai dengan pengkajian adalah demensia.

Perencanaan tindakan keperawatan menggunakan NIC : Stimulasi


Perencanaan Kognisi.

Tindakan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yaitu dengan


Implementasi NIC : Stimulasi kognisi terapi bermain puzzle selama 3 kali

Terapi bermain puzzle terbukti dapat meningkatkan skor MMSE


Evaluasi walaupun tidak signifikan. Skor MMSE Ny. S 23, sedangkan Tn. S
25.
Saran

Institusi Pendidikan Perawat Lansia


Terapi bermain puzzle dapat digunakan Diharapkan perawat dapat
sebagai referensi mahasiswa Prodi DIII berperilaku sabar, tekun dan ramah
Keperawatan Purwokerto. saat merawat lansia.

Klien PPSLU
Dapat digunakan sebagai salah
Dapat melakukan terapi bermain
satu terapi stimulasi kognisi pada
puzzle secara tepat dan rutin.
klien demensia di PPSLU.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai