Anda di halaman 1dari 58

PENGELOLAAN PELAYANAN

KESEHATAN KERJA DI RS
(PPK)
05/19/2021 1
Pelayanan Kesehatan Kerja
adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
bagi SDM di RS secara paripurna dengan tujuan untuk
menongkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap SDM yang berdampak
posisitf bagi peningkatan produktifitas.

2
UNSUR PRODUKTIVITAS KERJA

1. Manusia (host)

3. Lingkungan Kerja

2. Beban Kerja
Ruang lingkup K3 di RS meliputi

1. Sarana hygiene industri yang memantau pengaruh


lingkungan kerja terhadap tenaga kerja (cahaya, bising,
suhu/iklim kerja dll.)
2. Sarana keselamatan kerja yang meliputi pengamanan pada
peralatan kerja, pemakaian APD, tanda / rambu peringatan
dan alat pemadam api dll.
3. Sarana kesehatan kerja yang meliputi MCU, gizi kerja,
kebersihan diri dan lingkungan dll.
4. Ergonomi yaitu kesehatan antara alat kerja dengan tenaga
lkerja. Dll.
STANDARD PELAYANAN K3 DI RS
Dilakukan secara terpadu  SMK3RS

A. Pelayanan Kesehatan Kerja antara lain


1. MCU (pra, selama, pasca)
2. Diklat Kes,Kerja
3. Meningkatkan kesehatan
4. Pengobatan, perawatan, rehabilitasi
5, Koordinasi dengan P2K3
6. Dan lain lain.
6. Melakukan surveillance kesehatan, kerja
7, Pemantauan lingkungan kerja dan
ergonomi
8. Evaluasi, pemantauan dan pelayanan

B. Pelayanan Keselamatan Kerja a.l :


1. Bin dan Was Sarana prasarana dan peralatan
2. Bin dan Was Lingkungan Kerja
3. Bin dan Was Sanitasi air
4. Bin.dan Was perlengkapan keselamatan kerja
5. Memberi rekomendasi perencanaan,
pembuatan tempat kerja.
6. Membuat system laporan kejadian dan
tindak lanjut
7. Membuat evaluasi, pemantauan dan
pelaporan kegiatan

Untuk mendukung penyelenggaraan K3 di RS, Rumah


Sakit dapat membentuk unit Pelayanan Kesehatan kerja
tersendiri atau terintegrasi dengan unit layanan rawat jalan
yang ada di RS yang ditujukan bagi SDM Rumah Sakit

Bertujuan untuk menurunkan kejadian dan prevalensi


penyakit pada SDM Rumah Sakit dari penyakit menular,
penyakit tidak menular, PAK dan KAK
Pelayanan Kesehatan Kerja di RS
Pelayanan kesehatan kerja bagi SDM RS secara komprehensif
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif

Tujuannya
 Meningkatkan dan pemeliharaan derajat kesehatan seluruh
pekerja rumah sakit disemua jenis pekerjaan
 Pencegahan gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan
 Perlindungan pekerja dari risiko, akibat faktor yg merugikan
kesehatan
 Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja
yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Bentuk Pelayanan kesehatan Kerja a.l
1. MCU sebelum kerja , berkala dan khusus
2. Pendidikan dan latihan / penyuluhan ttg kesehatan
kerja dan penyesuaian sikap dan cara kerja
3. Meningkatkan kesehatan badan dan kondisi
mental dan kemampuan kerja fisik
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi
5. Koordinasi dengan Tim pencegahan dan
pengendalian infeksi mengenai penularan terhadap
pekerja dan pasien
6. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan
ergonomi yang berkaitan dengan kesehatan kerja
7. Mengadakan surveillance kesehatan kerja
8. Membuat evaluasi dan laporan
9. Dan lain lain

10
Jenis Pelayanan
A. Kegiatan Promotif

1. Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang


mencukupi (extra fooding) bagi pekerja diarea
berisiko tinggi, dan petugas yg dinas bergilir
(sore, malam dan diluar hari kerja atau libur)
2. Pelaksanaan program kebugaran jasmani yg
terprogram (pengukuran kebugaran jasmani dan
latihan fisik terprogram), senam dan rekreasi.
3. Pembinaan mental/rohani

11
44. Pemenuhan gizi kerja, ASI dirumah sakit seperti

 Pengelolaan kantin bersih, sehat dan selamat /hygiene


sanitasi
 Periksaan kesehatan penjamah makanan(hygiene
perorangan)
 Pemantauan status gizi dan konseling gizi
 Tempat penitipan anak
 Pengelolaan ASI dirumah sakit (penyediaan ruang
ASI, pemberian makanan tambahan, dll)

12
B. Kegiatan Preventif
1. Pemberian imunisasi pada pekerja rumah sakit yang bekerja pada
area berisiko dan berbahaya, bagi tenaga kesehatan, tenaga non
kesehatan, serta SDM RS lainnya. (thypoid, hepatitis,
influenza,dll)
2. Pemeriksaan kesehatan calon pekerja, berkala, khusus dan purna
bakti sesuai risiko pekerjaan.
Langkah pemeriksaan kesehatan berdasarkan risiko pekerjaan
sbb:
 Identifikasi dan pemetaan populasi berisiko sesuai potensi dgn bahaya yang
ada
 Menentukan jenis pemeriksaan sesuai potensi bahaya kerjanya
 Melakukan pemeriksaan kesehatan
 Menentukan kelayakan kerja kondisi kesehatan pekerja(fit to work)
 Melakukan analisis hasil pemeriksaan kesehatan secara populasi dan
memberikan rekomendasi program kesehatan kerja dan perbaikan lingkungan
kerja.
3. 3. Pelaksanaan program fit to work dalam rangka penentuan
jenis pekerjaan yang sesuai dengan status kesehatan pekerja
rumah sakit termasuk program return to work

4. 4. Surveillance Medik
 Menganalisis hasil pemeriksaan sebelum bekerja, berkala,
khusus, data rawat jalan, rawat inap seluruh pekerja rumah
sakit
 Memberikan rekomendasi & tindak lanjut hasil analisis
(follow up)

14#66#2016 @ 05/19/2021
14
5. Surveillans lingkungan kerja (OH-IH Survaillens)
 Menilai, menganalisa dan mengevaluasi hasil IHPM
 Memberikan rekomendasi hasil evaluasi IHPM

6. Memantau kesehatan pekerja rumah sakit dan pekerja yang


bekerja pada tempat kerja yang mengandung potensi bahaya
tinggi, sesuai dengan peraturan perundang – undangan.
7. Bmtek K3 thd SDM

15
C. Kegiatan Kuratif
1. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi pekerja
rumah sakit yang menderita sakit
2. Melakukan diagnosis dan tatalaksana penyakit baik menular,
tidak menular, PAK, yaitu penyakit yang mempunyai beberapa
agen penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan
pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab
yang sudah diakui, selain risiko penyakit umum yang ada di
masyarakat
3. Penanganan KAK yaitu suatu kejadian dengan unsur-unsur tidak
diduga, tidak dikehendaki, tidak disengaja, terjadi dlm hubungan
kerja, menimbulkan trauma, kecacatan dan kematian dan
menimbulkan kerugian dan/atau kerusakan properti
4. Penanganan pasca pemajanan (post exposure profilaksis)
16
D. Kegiatan Rehabilitatif
1. Rehabilitasi medik
2. Pelaksanaan program pendampingan kembali bekerja
(return to work) bagi pekerja dirumah sakit yg
mengalami keterbatasan setelah mengalami sakit > dari
2 minggu /KAK/PAK, yang mana memerlukan
rehabilitasi medik dan/atau rehabilitasi okupasi/kerja
termasuk aklimatisasinya.

17
E. Unit Layanan Kesehatan Kerja (UPKK)
Unit layanan kesehataan kerja dirumah sakit ditujukan bagi pekerja
rumah sakit, dan dikembangkan oleh rumah sakit sesuai kondisi dan
kemampuan yang dimiliki rumah sakit serta sesuai dengan peraturan
dan perundangan yg berlaku

Standard SDM K3 (PMK 66 th 2016 atau PMK 1048 / 2010),


No Uraian R.S Type A R.S Type B RS type C

1 S2 / S3 K3 > 1 orang - -

2 S2 Kesehatan Kerja  1 >1 -

3 SpOK  1 - -

4 D III /Si Kes.Kerja  2 >1 >1

5 Dr.Umum / DRG Kes,Kerja  1 >1 >1

6 Tenaga Medis K3  2 >1 >1

7 Tenaga Tehnis  1 >1 >1


F. Keselamatan dan Keamanan Kerja
Langkah langkah pelaksanaan
1. Identifikasi dan penilaian Risiko
2. Pemetaan area yang berisiko terjadinya gangguan
keselamatan dan keamanan kerja
3. Melakukan upaya pengendalian
a. Menghilangkan kondisi yang tidak standard
b. Menghilangkan tindakan yang tidak aman
c. Mengurangi unsur kesalahan oleh manusia
d. Mengurangi unsur kesalahan dari pengendalian
e. Memastikan prinsip kewaspadaan standard.
f. Menginspeksi semua bangunan,
g. Melakukan dokumentasi pemeriksaan

19
• ….lanjutan

h. Melakukan pengkajian keselamatan dan


keamanan kerja
1. Melakukan pemantauan dan pengamatan area
yg berisiko
j. Memastikan telad diidentifikasi semua orang
k. Memberikan tanda pengenal sementara selama
di RS
l. Mengidentifaksi semua area yang berisiko
m. Anggaran RS disusun sesuai kebutuhan
Pengelolaan PKK
- Mengikuti kaidah kaidah manajemen
- Banyak model
- Fungsi fungsi manajemen
1. Perencanaan
2, Pergerakan / Pelaksanaan
3. Pengawasan , pengendalian / penilaian
I. Perencanaan
Merumuskan
1. Masalah yang ada
2. Menentukan kebutuhan dan sumberdaya
3. Menentukan tujuan program.
4. Menentukan kebijakan, strategi, program dll.

22
2. Pelaksanaan
Melaksanakan program yang telah ditentukan a.l
1, Program Peningkatan Kesehatan
2. Program Pencegahan Penyakit dan Pengendalian terhadap
Pajanan Potensi Bahaya di RS
3. Program pemeriksaan Kesehatan (awal, berkala,
khusus)
4. Program Pengobatan untuk SDM
5. Program Rujukan
6. Program Vaksinasi dan imunisasi SDM
7. Program surveillance Kesehatan kerja.

23
3. Pengawasan (Pemantauan dan Evaluasi)
Untuk menjamin kegiatan program berjalan sesuai
dengan rencana
Terdapat 5 tahapan
1. Penetapan standard pelaksanaan
2. Penentuan pengukuranstandard pelaksanaan
kegiatan
3. Pengukuran hasil konerja
4. Pembandingan hasil kinerja dengan standard dan
melakukan analisa penyimpangan
5. Pengambilan tindakan koreksi (bila diperlukan)

24
Pengawasan
1. Pengawasan Internal
2. Pengawasan Eksternal

a. Pemantauan
Adalah proses pengumpulan dan analisa informasi secara
sistematis dan kontinyu tentang kegiatan pelayanan sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program
b. Evaluasi
Adalah aktivitas yang sistematis dan kontinyu untuk menilai
pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja untuk
memberikan umpan balik untuk peningkatan kualitas program
4. Pencatatan
Meliputi 1, Sumberdaya
2. Sasaran yang ada
3. Data rekam medis
4. Data kunjungan SDM ke klinik
5. Data KAK, PAK
6. Dll
5. Laporan
1. Laporan hasil kegiatan pelayanan kesehatan
2. Laporan terjadinya KAK ke Tim K2RS
3. Laporan KAK, PAK dan bukan PAK
05/19/2021 26
Infeksi Nosokomial
05/19/2021 Pelayanan Kesehatan Kerja & Insfeksi Nokosomial diRS@2017 27
Pengertian
Infeksi Nosokomial (Hospital acquired infection)
diganti dengan istilah baru yaitu “Health care
associated infections” (HAIs)
di rumah sakit
di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
infeksi pada pasien
infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada
saat melakukan tindakan perawatan pasien.
Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di
rumah sakit, selanjutnya disebut sebagai infeksi
rumah sakit (Hospital infection).
28
KRITERIA
1. Pada saat pasien masuk RS tidak ada tanda-tanda
klinik Infeksi
2. Pada waktu masuk RS tidak sedang dalam masa
inkubasi dari infeksi tersebut
3. Tanda-tanda klinik baru timbul minimal setelah 3 x
24 jam sejak mulai perawatan (tidak mutlak
tergantung kuman)
4. Infeksi bukan merupakan sisa infeksi sebelumnya

29
Infeksi Nosokomial

30
Sumber Infeksi.
A. Sumber Hidup
1. Manusia (pasien, pengunjung,)
2. Hewan dan serangga
B. Sumber tidak hidup.

31
Lanjutan

32
SUMBER INFEKSI

Setiap orang yang berada di


rumah sakit

Mikroorganisme yang
ada di rumah sakit dan
dibawa oleh pasien

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 33


SUMBER INFEKSI

Alat atau benda di


Lingkungan rumah sakit

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 34


Kegiatan Paling Berisiko
Beberapa kegiatan yang umum dilakukan oleh petugas

layanan kesehatan yang menimbulkan risiko, termasuk:


Suntikan/ambil darah

Tindakan bedah

Tindakan kedokteran gigi

Persalinan

Bersihkan darah/cairan
lain

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 35


Kegiatan Paling Berisiko
Beberapa perilaku yang salah, yang menempatkan
petugas layanan kesehatan atau pasien dalam keadaan

berisiko, termasuk:
Tutup jarum suntik kembali

Salah letak jarum atau pisau/alat


tajam

Sentuh pasien tanpa cuci tangan

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 36


Kerentanan orang
1. Orang sakit sangat rentan
2. Kerentanan dipengaruhi
1. Sifat pathogen kuman
2. Faktor fisiologi
3. Daya tahan tubuh / tingkat kesehatan
4. Faktor sosio ekonomi.

Mempengaruhi kerentanan dan resistensi.

37
Pengendalian Pemindah Sebaran dengan Memutus
Daur Infeksi

38
Cara Penatalaksanaan Pengucilan

a. Penggunaan ruang/kamar pribadi


b. Menggunakan baju pelindung
c. Menggunakan Masker
d. Menggunakan sarung tangan
e. Tangan yang bersih ----- dicuci
sebelum dan sesudah memasuki
ruangan
f. Menggunakan benda yang steril

39
Lanjutan

Tanda. informasi pengucilan ditandai dengan kartu ID ----


Merupakan petunjuk bagi semua orang
Kebutuhan kartu informasi sesuai kepentingan
Misal di pintu, di tempat tidur penderita atau tindakan
Preventif lainnya (pelepasan ekskresi)

40
2. CUCI TANGAN

41
……….Lanjutan
3. ASEPSIS
Upaya mencegah penularan dengan meniadakan/
Menghilangkan patogen
Konsep asepsis ada 2 macam

a. ASEPSIS MEDIA
Menjaga penderita, petugas agar terhindar dari
penyebab infeksi
Tindakan asepsis media antara lain :
Cuci tangan, sanitasi (kebersihan), isolasi

42
………. Lanjutan

b. ASEPSIS BEDAH
Upaya mencegah masuknya antigen ke dalam tubuh
penderita
Tindakan asepsis bedah antara lain
- Keadaan steril pada semua peralatann yang
- Digunakan seperti, peralatan medis, sarang
Tangan, benang bedah, tirai bedah, kassa dll
- Asepsis bedah diperlukan dalam kamar bedah
dan dalam prosedur pembaluran luka, katerisasi,
Pengobaan intravenus dll.
43
Dekontaminasi

Langkah pertama dalam menangani peralatan, perlengkapan,


sarung tangan dan benda benda lainnya yang terkontaminasi.

Sterilisasi
Proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini
adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini
melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan
untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.

Desinfeksi
Proses membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan dalam membunuh
mikroorganisme patogen.

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 44


………..Lanjutan

4. DESINFEKSI DAN STERILISASI DI RS


Penggunaan alat/bahan sekali pakai merupakan bagian
proses desinfeksi dan sterilisasi.
Prosedur dan macam sterilisasi dan desinfeksi
Ditentukan oleh macam dan bahan, fungsi dan waktu
Yang diperlukan.
Peralatan sekali pakai: alat suntik, sarung tangan,
Masker, jarum suntik dll.

45
CARA PENCEGAHAN

Dekontaminasi

4. Pengelolaan
Alkes Bekas Sterilisasi
Pakai

Desinfeksi

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 46


Dekontaminasi

Langkah pertama dalam menangani peralatan, perlengkapan,


sarung tangan dan benda benda lainnya yang terkontaminasi.

Sterilisasi

Proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini


adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini
melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan
untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.

Desinfeksi
Proses membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan dalam membunuh
mikroorganisme patogen.

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 47


CARA PENCEGAHAN

2. Pakai Alat
Pelindung Diri yang
Sesuai

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 48


CARA PENCEGAHAN

3. Pengelolaan alat
tajam

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 49


5. SANITASI LINGKUNGAN RS
Tujuan sanitasi ---- membunuh/meningkatkan pencemaran
oleh patogen pada permukaan
Penggunaan desinfeksi dan bahan sanaitasi lain
disyaratkan dalam menjaga sanitasi RS.
Kegiatan membersihkan lantai, alat tenun ----
Menggunakan desinfektan kebersihan RS
Seperti halaman, selokan, tempat pembuangan sampah
perlu mendapat perhatian.
Perhatikan pula hewan yang hidup di sekitar RS (tikus,
kucing, kutu, serangga dll)

50
CARA
PENCEGAHAN

5. Pengelolaan
Limbah

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 51


6. Kewaspadaan Standar Untuk Pelayanan
Semua Pasien

1. Kebersihan tangan/Hand hygiene


2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan,
masker, goggle (kaca mata pelindung), face
shield (pelindung wajah), gaun
3. Peralatan perawatan pasien
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya Kewaspadaan
 Isolasi (Isolation Precaution)
4. Pengendalian lingkungan

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 52


5. Pemrosesan peralatan pasien dan
penatalaksanaan linen
6.Kesehatan karyawan / Perlindungan
petugas kesehatan
7. Penempatan pasien
8. Hygiene respirasi/Etika batuk
9.Praktek menyuntik yang aman

05/19/2021 KAK & PAK dirumah sakit 53


PENGAWASAN INFEKSI DI RS

Kegiatan yang dilakukan adalah pengamanan dan


pencatatan sistematik terjadinya penyakit menular
(infeksi) sebagai bagian dari upaya pendendalian
aktif infeksi
Data hasil pengamanan diolah dan digunakan
untuk pengendalian
Petugas pengawas infeksi di RS mengawaasi 300 – 500
tempat tidur minimal 1 orang
Petugas pengawas infeksi dilakukan oleh perawat
pengendali infeksi (PPI)
54
TUGAS PENGAWAS INFEKSI
1. Pengawasan penderita
2. Pengawasan pekerja RS
3. Pengawasan Lingkungan RS
Komponen Program Pengendalian
Titik utama program pengendalian adalah
penderita (pasien)
Unsur-unsur dalam program pengendalian
Panitia pengendali infeksi
Terdiri dari ahli epidemiologi ahli mikrobiologi, ahli
patologi, perawat pengendali infeksi, administrasi,
Laboran, pelayanan utama medis dan bedah
55
Laboratorium Mikrobiologi
Merupakan sumber informasi utama pada
program pengawasan dan pengendalian infeksi.
Pengawasan rutin secara minimal meliputi
berbagai bahan/alat seperti sterilisator,
zat alir, tamuan susu, alat/peralatan, darah
dan zat alir intravenus, peralatan terapi, air
dan es dll.
Program Pendidikan pengetahuan tentang pengawasan
dan pengendalian infeksi harus di programkan.

56
Lanjutan

Dilaksanakan secara teratur.


Pendidikan dilakukan bagi petugas RS sesuai
kelompok kerjanya, seperti unit
Pelayanan makanan, urusan rumah
tangga,petugas sanitasi, perawat dll.
Pendidikan adalah prioritas tugas utama PPI
(Perawat Pengendali Infeksi)

57

Anda mungkin juga menyukai