PAK
di RS
2
Sumber PAK
Di lingkungan kerja
Di lingkungan masyarakat
(Pneumoconiosis,
(Influenza, typhus, malaria
Dermatosis kontak,
Darah tnggi, DM)
Ketulian, Reynaud)
Kecelakaan Kerja
adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari
rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan
penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja
(Pasal 1 ,UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN)
UU NO.1 1970
KESELAMATAN KERJA
UU NO.36/2009
KESEHATAN BAB XII pasal
PERPRES NO.7/2019 164, 165.
PENYAKIT AKIBAT KERJA
PP NO.82/2019
MENGGANTIKAN PP NO.44/2015
PERUBAHAN TERUTAMA PADA
MANFAAT YANG DITERIMA
Jenis penyakit yang diderita
(PERDOKI (ILO, WHO, ACOEM) tahun 2011)
Kedua jenis penyakit ini disebut PAK bila bisa dibuktikan dengan
tahapan 7 langkah diagnosis PAK
2. Penyakit diperberat oleh pekerjaan / lingkungan kerja
atau Penyakit yang mengenai Populasi Pekerja (Disease
affecting working population)
penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen
penyebab di tempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi
lingkungan pekerjaan yang buruk
Pasal 2 :
ayat 1. Pekerja yang didiagnosa PAK berdasarkan
surat keterangan dokter berhak atas manfaat JKK
meskipun hubungan kerja telah berakhir
Langkah 7:
Tentukan Diagnosis Okupasi:
PAK / Diperberat Pekerjaan /Bukan PAK
Data Pendukung
Hasil MCU
Awal. Periodik, khusus
22
No Bahaya Potensian Lokasi Pekerja paling berisiko
Ruang operasi gigi, OK, ruang Dokter gigi, Perawat, dokter bedah,
Gas-gas anaestesi
pemulihan (RR) dokter/perawat anaestesi
BIOLOGIK : IGD, Kamar operasi, ruang
AIDS, Hepatitis B dan Non pemeriksan gigi, laboratoeium Dokter , dokter gigi, perawat
A- Non B , laundry
Perawat, dokter yang bekerja di bagian
Cytomegalovirus Ruang Kebidanan, ruang anak
ibu dan anak
3.
Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat
Bangsal, Laboratorium, ruang Perawat yang menangani pasien dan
Tuberculosis
isoslasi barang
ERGONOMIK
Area pasien dan tempat Petugas yang menangani pasien dan
4. Pekerjaan yang dilakukan
penyimpanan barang (gudang) barang
secara manual
Diperiksa
Diobati
Dirawat
BPJS KETENAGAKERJAAN /
TASPEN / ASABRI
SEMBUH Lapor tahap Ii
(normal / Dinas naker/ Kesehatan
cacat)
MENINGGAL
Perbedaan pendapat
(BPJS Ketenagakerjaan / TASPEN / ASABRI , pekerja,
pengurus / pemberi kerja)
.
TATA LAKSANA PAK
1. Tata laksana Medis
- Sesuai PAK
2. Tata Laksana Okupasi
A, Edukasi / pencegahan
B. Pengendalian untuk mencegah kasus
berikutnya
C. Penilaian kelayakan kerja
D. Melakukan diagnose dini pekerja lain
E. Penilaian cacat
F. Program RTW
Jenis kecacatan penyakit akibat kerja
cacat anatomis dan cacat fungsi.
29
Tenaga non medis - Pencucian
(Laundry)
Petugas pengumpul, pencuci dan distribusi kembali linen
kotor yang digunakan pasien, akan terpajan mikroorganisme
patogen secara tetap.
Untuk menghindari pajanan tetap tersebut, petugas cuci
harus melakukan:
Semua linen kotor disatukan dalam kantong plastik,
disimpan secara hati-hati. Sesampai di ruang cuci, linen
kotor langsung dituang dari kantong (tidak dipegang
tangan) langsung ke dalam mesin cuci kosong, tidak
bercampur dengan cucian lain.
31
Housekeeping
32
Gizi (penyiapan makanan)
Petugas penyiapan makanan dapat terpajan salmonela,
botulism dari bahan mentah ikan, daging dan sayuran
34
Sterilisasi
a. Gas etilen oksida (ethylene oxide) sering digunakan
sebagai gas sterilisasi alat medis. Menjadi berbahaya bila
sistem pembuangan sterilisasi rusak/macet, sehingga
uap gas ini terhirup petugas.
b. Etilen oksida merupakan gas tidak berwarna,
mudah terbakar dan meledak bila mencapai
konsentrasi 3% di udara (1,5).
c. Efek etilen oksida bersifat mutagenik, sitogenik,
karsinogenik pada hewan percobaan. Efek toksik
utama pada traktus respiratorius dan saran pada
pajanan dosis tinggi, akan menyebabkan katarak
d. Petugas hamil dilarang bekerja di ruangan ini.
Ruangan sebaiknya dibuka setelah selesai
sterilisasi alat.
35
Laboratorium
36
Petugas Radiologi
39
Dokter
Dokter dapat tertular dan menularkan penyakit pada pasiennya.
Penyakit yang sering menular kepada dokter adalah TB, Hepatitis
B, HIV, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis C
40
Dokter Gigi
Tingginya kadar HBs Ag dan anti HBC para dokter gigi dibandingkan
dengan tenaga kesehatan gigi lainnya karena penularan ini melalui
pajanan air ludah pasien
Penyakit infeksi akibat kerja lainnya adalah TB, AIDS
Penggunaan sarung tangan karet dan masker sangat berarti dalam
upaya pencegahan.
Pajanan kronis merkuri dapat terjadi melalui amalgam, bahan yang biasa
digunakan menambal lubang gigi . Pajanan dosis rendah komponen
merkuri dapat menyebabkan kelelahan, lesu, anoreksia berkepanjangan
dan gangguan gastrointestinal. Tremor adalah utama keracunan kronis
merkuri. Gunakan bahan pengganti amalgam, bahan non merkuri,
seperti glass ionomer cement atau resin composite
Nyeri pinggang akibat posisi kerja tubuh yang kurang ergonomis.
41
Pencegahan dan Pengendalian
Upaya K3RS dibagi dalam 2 bidang;, kesehatan kerja dan
keselamatan kerja;
1. Kesehatan Kerja
Pelayanan Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk
endapatkan tenaga kerja berstatus kesehatan optimal dengan gizi baik,
semangat kerja tinggi sehingga efisien dan produktif.
Kegiatan a.l :
- Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala pada tenaga kerja
tertentu.
- Imunisasi Hepatitis B, bagi tenaga kerja yang sering
berhubungan dengan cairan tubuh, seperti
perawat yang memasang infus, transfusi darah.
- Pengobatan tenaga kerja yang sakit, untuk menghentikan
perjalaran penyakit dan komplikasinya.
42
…… lanjutan..
2. Keselamatan Kerja
•Menghindari atau memperkecil kecelakaan kerja di tempat kerja
karena ketidaktahuan atau kurang mengerti penggunaan alat kerja
serta risiko bahaya yang menyertainya.
Kegiatan a.l :
Latihan kerja aman, latihan penggunaan alat kerja dan alat
pelindungdiri (APD).
Komunikasi, dengan cara pertemuan singkat sebelum bekerja
(safety talk), pemasangan poster mengenai keselamatan kerja.
Pengawasan dan monitoring dengan alat terhadap bahan
berbahaya secara berkala ruangan kerja dan lingkungan kerja
yang dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang
berlaku.
Sistem perlindungan bahaya kebakaran di rumah sakit, dengan
merencanakan pintu keluar darurat, sistem peringatan bahaya
(alarm system), sumber air terdekat, perawatan alat pemadam
43
kebakaran.
3. Pemantauan lingkungan Kerja
1. Darat : Rp 5 jt
2. Laut : Rp 2 jt
3. Udara : Rp 10 jt
Transportasi
• Cacat fungsi : % kurang fungsi X % table X 80 bln upah
• Cacat tetap sebagian/anatomis : % table X 80 bln upah
• Cacat tetap total : 70% X 80 bln upah
Kecacatan/
RTW
• Santunan berkala sekaligus Rp 12 jt
• Unlimited
• Homecare max 20 jt dengan diagnosa PAK
Pengobatan • 6 bulan I dan II 100% upah, Seterusnya 50% upah
• Santunan langsung Rp 20 jt
• Biaya pemakaman Rp 10 jt
Santunan • Beasiswa bagi anak yang masih bersekolah
kematian
KESIMPULAN
Rumah sakit tidak lagi menjadi tempat aman bagi
tenaga kerjanya, karena banyak berkumpul bahan
berbahaya biologik, kimia dan fisik yang setiap saat
dapat terpajan kepada tenaga kerjanya.
TENG KIYU