Anda di halaman 1dari 43

Tanda Bahaya pada Neonatus,

Bayi dan Balita


Nur Cahya Rachmawati
Tanda bahaya yang harus diperhatikan adalah:
 Tidak mau minum atau memuntahkan semua
 Kejang
 Bergerak hanya jika dirangsang
 Napas cepat ( ≥ 60 kali /menit )
 Napas lambat ( < 30 kali /menit )
 Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
 Menangis merintih
 Teraba demam (suhu aksila > 37.5 °C)
 Teraba dingin (suhu aksila < 36 °C )
 Nanah yang banyak di mata
 Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
 Diare
 Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
Masalah pada neonatus,
bayi dan balita
 Muntah
 Gumoh/Regurgitasi
 Oral Trush
 Diaper Rush
 Seborrhoe
 Bisulan/Furunkel
 Miliariasis
 Obstipasi
 Sindrom Kematian Mendadak (SIDS)
keluarnya kembali sebagian
besar isi
lambung setelah agak lama
makanan masuk ke lambung.

Etiologi : cara pemberian


Muntah makanan yang salah, adanya
kelainan kongenintal, infeksi dan
keracunan.
Komplikasi : dehidrasi, asidosis,
ketosis bahkan sampai syok
Penanganan : mencari factor
penyebab dan mengkaji sifat muntah
Gumoh normal dialami oleh sebagian
besar bayi pada usia 0-12 bulan.
Gumoh bukan muntah. Gumoh yaitu
keluarnya sebagian isi lambung tanpa
didahului rasa mual dan tanpa
peningkatan tekanan dalam perut bayi.
Isi lambung mengalir keluar begitu
saja. Bayi kurang bulan umumnya lebih
sering mengalami gumoh dibanding
bayi cukup bulan.

GUMOH
Gumoh terjadi karena:

•Lambung bayi masih berada dalam posisi


agak mendatar, belum cukup tegak seperti
posisi lambung pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa.
•Sebagian lambung bayi masih berada
pada rongga dada.
•Besar lambung yang relatif kecil
•Fungsi penutupan mulut lambung
dan esofagus (saluran cerna atas)
belum sempurna.
Ukuran, letak, posisi, dan fungsi
lambung akan membaik seiring
dengan bertambahnya usia sehingga
gumoh pun akan berkurang dan
menghilang. Secara umum, gumoh
mulai berkurang sekitar usia
6 bulan.
1. Bayi mengalami kolik yang tidak teratasi
2. Bayi tidak mau / sulit menetek namun
penyebabnya tidak jelas.
3. Berat badan bayi tidak meningkat sesuai
kurva pertumbuhannya.

Gumoh perlu
dievaluasi 4. Terdapat batuk lama yang
tidak jelas penyebabnya.
lebih lanjut 5. Terdapat darah dalam cairan
dan dirujuk gumoh yang keluar
jika:
Cara mengatasi gumoh:
1. Menyusui hanya pada satu payudara. Payudara yang lain digunakan
untuk menyusui pada kesempatan berikutnya, kecuali bayi masih
menunjukkan keinginannya untuk menyusu lagi.
2. Menyendawakan bayi dengan cara menegakkan bayi dalam posisi berdiri
menghadap dada ibu dan diberi tepukan ringan pada punggung bayi
selama beberapa saat. Proses penyendawaan kadang diikuti dengan
bunyi khas yang timbul akibat gerakan peristaltik esofagus, tetapi hal ini
tidak harus terjadi.
3. Setelah selesai menyusu, bayi diletakkan/digendong dengan posisi
kepala lebih tinggi dari kaki sekitar 300 - 450.
4. Tidak mengayun/mengoyang/memijat bayi (terutama daerah
perut)/melakukan senam bayi sesaat setelah bayi menyusu.
Oral Trush

Terinfeksinya membran mukosa mulut bayi oleh jamur


Candidiasis.

Etiologi: Oral trush terjadi karena adanya infeksi jamur


(candida albican) yang merupakan organisme penghuni
kulit dan mukosa mulut, vagina, dan saluran cerna.
Tanda dan Gejala

● Lesi yang dimulut berwarna putih


● Membentuk plak-plak berkeping-keping,
● Menutupi seluh bagian atau sebagian:
 Lidah
 Kedua bibir
 Gusi
 Mukosa pipi.
Penatalaksanaan
 Bedakan oral trush dengan
endapan susu pada mulut bayi
 Apabila sumber infeksi berasal
dari ibu, maka ibu harus segera
diberi antibiotik berspektrum
luas
 Jaga kebersihan dengan baik,
terutama kebersihan mulut
Bersihkan daerah mulut bayi
setelah makan atau minum susu
dengan air matang dan juga bersih
Pada bayi yang minum susu
menggunakan botol, gunakan teknik
setril dalam membersihkan botol
Lanjutan susu
Berikan terapi pada bayi:
1 ml larutan Nystatin 100.000
unit diberikan 4 kali sehari dengan
interval setiap 6 jam
Gentian violet 3 kali sehari.
aper Rush

Diapers rush atau ruam popok adalah ruam yang


berkembang di area penggunaan popok. Pada kasus
ringan, kulit akan menjadi kemerahan.
Dalam kasus parah, mungkin akan disertai nyeri luka
terbuka.
Diapers rush biasanya terlihat di sekitar pangkal paha
dan di dalam lipatan paha atas dan pantat.
Kasus ringan akan sembu dalam waktu 3 sampai – 4
hari dengan pengobatan.
Penyebab
 Kelembaban dan gesekan: disebabkan
oleh basah dari popok.
 Urine dan feses: Karena peran fecal
enzim (protease, lipase) yang mengubah
urea menjadi amonia, menyebakan
peningkatan pH dan memicu iritasi kulit.
 Mikroorganisme: Candida albicans
mungkin terisolasi pada hampir 80% dari
bayi dengan iritasi kulit perineum. Infeksi
oleh candida albicans umumnya terjadi
48-72 jam setelah iritasi.
 Iritasi kimia: Sabun, deteren
Seborrhoe
Etiologi
1. Faktor hereditas
2. Intake makanan
yang tinggi lemak
radang berupa sisik
yang berlemak dan dan kalori
eritema pada daerah 3. Asupan minuman
yang memiliki banyak beralkohol
kelenjar sebaseanya,
biasanya di daerah 4. Adanya gangguan
kepala emosi.
Bisulan/Furunkel
Pengertian
Furunkel (bisul) adalah peradangan pada folikel rambut pada klit dan jaringan sekitarnya yang
sering terjadi pada daerah bokong, kuduk, aksla, badan. Tangkai furunkel dapat terbentuk pada
lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.

Furunkel atau bisul adalah penyakit infeksi akut pada folikel rambut dan folikuler, bulat, nyeri,
berbatas tegas yang teratur dengan supurasi di tengah. Jika lebih dari satu disebut
furonkulosis.

Stapholococcus aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga
menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia,
empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantai toksin, termasuk keracunan
makanan.
2. Etiologi
Furunkel disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah
a. Iritasi pada kulit
b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
c. Daya tahan tubuh yang rendah
d. Infeksi oleh Staphylococcus Aureus
e. Penyakit bisul yang paling utama jelas adanya infeksi kulit
karena ulah mikroorganisme (bakteri, jamur) dan benda
asing lain yang merusak kulit.
Miliariasis
Pada masyarakat kita miliaria lebih dikenal
dengan istilah biang keringat akibat
tersumbatnya kelenjar keringat. Membuat
bayi nyaman, memakai pakaian tipis dan
ringan, dan segera mengganti bila basah
umumnya cukup untuk menghilangkan
miliaria, karena pada dasarnya miliaria
memang bersifat sementara.
Obstipasi
Penyebab : kebiasaan makan,
hypothyroidisme, keadaan mental,
penyakit organis, kelainan kongenital pada
saluran cerna Penanganan : mencari
penimbunan feses yang
penyebab, menegakkan kembali defekasi
keras akibat adanya
yang normal dengan memperhatikan gizi,
penyekit atau adanya
tambahan cairan dan kondisi psikis dan
obstruksi pada saluran
pengosongan rectum jika tidak ada
cerna/ tidak ada
kemajuan setelah dianjurkan untuk
pengeluaran tinja 3 hari
kebiasaan defekasi yang normal.
atau lebih
Pengosongan rectum bias dengan
disimpaksi digital, enema minyak zaitun,
laktasiva
Sindrom Kematian Mendadak
(SIDS)
Pengertian
Sindrom kematian bayi mendadak
(SIDS ; Sudden Infant Death Syndrome)
adalah suatu kematian mendadak dan tidak terduga pada
bayi yang tampaknya sehat (Wafi Nur, 2010) SIDS
merupakan penyebab kematian yang sering ditemukan
pada bayi berusia 2 minggu-1 tahun. Sebanyak 3 dari
2000 bayi mengaam SIDS dan hampir selalu terjadi
ketika bayi sedang tidur. SIDS sering kali terjadi pada
bayi berumur 2-4 bulan
Etiologi
a. Ibu masih remaja
b. Bayi engan jarak kelahiran yang dekat
c. Bayi laki-laki dengan berat dibawah normal
d. Bayi yang mengalgmi displasia bronkopulmoner
e. Bayi prematur
f. Gemeli
g. Bayi dengan sibling
h. Bayi dengan ibu ketergantungan narkoba
i. Prevalensi pada bayi yang tidur tengkurap
j. Bayi dengan virus pernafasan
k. Bayi dengan infeksi botulinun
l. Bayi dengan aonea berkepanjangan
m. Bayi dengan gangguan pola nafas hereditas
n. Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli
Penelitian baru menunjukkan
bahwa SIDS lebih sering
terjadi pada bayi yang tidur
tengkurap dibandingkan bayi
yang tidur terlentang atau
miring. Selain itu juga
ditemukan pada bayi yang
pada saat tidur wajahnya
menghadap ke kasur atau
selimut yang empuk/lembut
3. Faktor – faktor yang mungkin menyebabkan bayi meninggal mendadak.
a. Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur telah
diobservasi pada dua bayi yng kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan
telah diamati pula adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda
pernafasan serta bradikardia yang lama pada bayi –bayi dengan SIDS abortif.
Walaupun demikian masih belum pasti apakah apnea sentral atau apnea obstrukti
yang lebih penting dalam terjadinya SIDS.
b. cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan bahwa
bayi- bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas pada saluran saraf pusat.
c. fungsi saluran nafas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan
anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran
pernafasan bagian atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS masih belum di
ketahui.
d. reflek saluran nafas yang hiperreaktf karena masuknya sejumlah cairan ke dalam
laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimbulkan apnea,
maka diberikan perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek
gasoesofagus dan aspirasi sebagai mekanisme primer terjadinya SIDS pada
beberapa bayi.
e. Abnormalita jantung, beberpa ahli menganjurkan adanya ketidakstabilan pada
jantung muda, tetapi tidak mendapatka bukti yang meyakinkan saat ini untuk
menunjukkan bahwa aritmia jantung memainkan perana pada SIDS.
f. Pengaturan suhu : kenaikan suhu badan dan / atau lingkungan dihubungkan
dengan SIDS. Ada interaksi yang kompleks antara regulasi suhu, pola pernafasan,
sensitifitas kemoreseptor, pengendalian jantung, dan kebangunan atau terengah-
engah.
g. Epidimologi : peningkatan resiko SIDS terjadi pada ibu yang merokok selama
kekamilan, bayi dari ibu yang merokok juga tampak meninggal pada umur lebih
muda.
h. Abnormalitas jantung : beberapa ahli menganjurkan adanya ketidakstabilan pada
jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saat ini untuk
menunjukkan bahwa aritma jantung memainkan peranan pada SIDS i.
Posisi tidur : posisi tidur tengkurap merupakan salah satu penyebab SIDS. Tidur
dengan posisi tengkurap meningkatkan kemungkinan tertutupnya jalan nafas
yang menyebabkan timbulnya asfiksia.
4. Gejala
Tidak ada gejala mendahului SIDS
5. Diagnosa
SIDS didiagnosa jika seorang bayi sehat tiba-tiba meninggal. Hasil
otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas
(Wafi Nur Muslihatun, 2010). Semakin banyak bukti bahwa bayi
dengan resiko SIDS mempunyai cacat fisiologik sebelum lahir.
Pada neonatus dapat di temukan nilai apgar yang renda dan
abnormalitas control respirasi, denyut jantung dan suhu tubuh,
serta dapat pula mengalami retardasi pertumbuhan pasca natal.
SDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-
tiba meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya
penyebab kematia yang jelas.
6. Penatalaksanaan
a. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk konseling
b. Berikan dukungan dan dorongan kepaa orang tua, biarkan orang tua
mengungkapkan rasa dukanya.
c. Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan kepada orang tua
untuk menanyakan pertanyaannya.
d. Beri pengertian kepada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan
adalah wajar.
e. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahawa mereka tidak bersalah
terhadap kematian bayi tersebut, bahkan mereka sebenarnya juga tidak
mengharapkan kematian dari bayi tersebut.
f. Jika ibu kemudian melahirkan bayi lagi, beri dukungan kepada orang tua
selama beberapa bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi
yang meninggal sebelumnya.
NEONATUS
DENGAN
JEJAS
PERSALINAN
Akibat tekanan yang keras
Caput Succedaneum pada kepala saat di jalan
lahir, sehingga terjadi
bendungan sirkulasi kapiler
dan aliran limfe.
benjolan lunak, batas tidak tegas, Dapat cepat menghilang
tidak berfluktuasi, dapat melampaui dengan sendirinya
sutura. (3 – 6 hari)

TINDAKAN :
•Observasi
•RUJUK SEGERA bila ada
TANDA BAHAYA
Cephal Haematom

benjolan difus, batas tegas,


tidak melewati sutura.
Akibat robeknya pembuluh darah
yang melintasi tulang kepala ke
jaringan periostium. Tindakan
Timbul setelah beberapa jam bayi •Observasi
lahir
( 6 - 8 jam ). •RUJUK SEGERA
Akan resolusi dalam 2 – 8 minggu. bila ada TANDA
Gejala sisa berupa timbunan kalsium
BAHAYA
dan jaringan fibrosis (benjolan keras
sampai (1 – 2 tahun ).
Fraktur Klavikula
Fraktur Humerus
Perdarahan Intra Kranial
Brachial Palsy
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai