GUMOH
Gumoh terjadi karena:
Gumoh perlu
dievaluasi 4. Terdapat batuk lama yang
tidak jelas penyebabnya.
lebih lanjut 5. Terdapat darah dalam cairan
dan dirujuk gumoh yang keluar
jika:
Cara mengatasi gumoh:
1. Menyusui hanya pada satu payudara. Payudara yang lain digunakan
untuk menyusui pada kesempatan berikutnya, kecuali bayi masih
menunjukkan keinginannya untuk menyusu lagi.
2. Menyendawakan bayi dengan cara menegakkan bayi dalam posisi berdiri
menghadap dada ibu dan diberi tepukan ringan pada punggung bayi
selama beberapa saat. Proses penyendawaan kadang diikuti dengan
bunyi khas yang timbul akibat gerakan peristaltik esofagus, tetapi hal ini
tidak harus terjadi.
3. Setelah selesai menyusu, bayi diletakkan/digendong dengan posisi
kepala lebih tinggi dari kaki sekitar 300 - 450.
4. Tidak mengayun/mengoyang/memijat bayi (terutama daerah
perut)/melakukan senam bayi sesaat setelah bayi menyusu.
Oral Trush
Furunkel atau bisul adalah penyakit infeksi akut pada folikel rambut dan folikuler, bulat, nyeri,
berbatas tegas yang teratur dengan supurasi di tengah. Jika lebih dari satu disebut
furonkulosis.
Stapholococcus aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga
menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia,
empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantai toksin, termasuk keracunan
makanan.
2. Etiologi
Furunkel disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah
a. Iritasi pada kulit
b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
c. Daya tahan tubuh yang rendah
d. Infeksi oleh Staphylococcus Aureus
e. Penyakit bisul yang paling utama jelas adanya infeksi kulit
karena ulah mikroorganisme (bakteri, jamur) dan benda
asing lain yang merusak kulit.
Miliariasis
Pada masyarakat kita miliaria lebih dikenal
dengan istilah biang keringat akibat
tersumbatnya kelenjar keringat. Membuat
bayi nyaman, memakai pakaian tipis dan
ringan, dan segera mengganti bila basah
umumnya cukup untuk menghilangkan
miliaria, karena pada dasarnya miliaria
memang bersifat sementara.
Obstipasi
Penyebab : kebiasaan makan,
hypothyroidisme, keadaan mental,
penyakit organis, kelainan kongenital pada
saluran cerna Penanganan : mencari
penimbunan feses yang
penyebab, menegakkan kembali defekasi
keras akibat adanya
yang normal dengan memperhatikan gizi,
penyekit atau adanya
tambahan cairan dan kondisi psikis dan
obstruksi pada saluran
pengosongan rectum jika tidak ada
cerna/ tidak ada
kemajuan setelah dianjurkan untuk
pengeluaran tinja 3 hari
kebiasaan defekasi yang normal.
atau lebih
Pengosongan rectum bias dengan
disimpaksi digital, enema minyak zaitun,
laktasiva
Sindrom Kematian Mendadak
(SIDS)
Pengertian
Sindrom kematian bayi mendadak
(SIDS ; Sudden Infant Death Syndrome)
adalah suatu kematian mendadak dan tidak terduga pada
bayi yang tampaknya sehat (Wafi Nur, 2010) SIDS
merupakan penyebab kematian yang sering ditemukan
pada bayi berusia 2 minggu-1 tahun. Sebanyak 3 dari
2000 bayi mengaam SIDS dan hampir selalu terjadi
ketika bayi sedang tidur. SIDS sering kali terjadi pada
bayi berumur 2-4 bulan
Etiologi
a. Ibu masih remaja
b. Bayi engan jarak kelahiran yang dekat
c. Bayi laki-laki dengan berat dibawah normal
d. Bayi yang mengalgmi displasia bronkopulmoner
e. Bayi prematur
f. Gemeli
g. Bayi dengan sibling
h. Bayi dengan ibu ketergantungan narkoba
i. Prevalensi pada bayi yang tidur tengkurap
j. Bayi dengan virus pernafasan
k. Bayi dengan infeksi botulinun
l. Bayi dengan aonea berkepanjangan
m. Bayi dengan gangguan pola nafas hereditas
n. Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli
Penelitian baru menunjukkan
bahwa SIDS lebih sering
terjadi pada bayi yang tidur
tengkurap dibandingkan bayi
yang tidur terlentang atau
miring. Selain itu juga
ditemukan pada bayi yang
pada saat tidur wajahnya
menghadap ke kasur atau
selimut yang empuk/lembut
3. Faktor – faktor yang mungkin menyebabkan bayi meninggal mendadak.
a. Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur telah
diobservasi pada dua bayi yng kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan
telah diamati pula adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda
pernafasan serta bradikardia yang lama pada bayi –bayi dengan SIDS abortif.
Walaupun demikian masih belum pasti apakah apnea sentral atau apnea obstrukti
yang lebih penting dalam terjadinya SIDS.
b. cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan bahwa
bayi- bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas pada saluran saraf pusat.
c. fungsi saluran nafas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan
anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran
pernafasan bagian atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS masih belum di
ketahui.
d. reflek saluran nafas yang hiperreaktf karena masuknya sejumlah cairan ke dalam
laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimbulkan apnea,
maka diberikan perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek
gasoesofagus dan aspirasi sebagai mekanisme primer terjadinya SIDS pada
beberapa bayi.
e. Abnormalita jantung, beberpa ahli menganjurkan adanya ketidakstabilan pada
jantung muda, tetapi tidak mendapatka bukti yang meyakinkan saat ini untuk
menunjukkan bahwa aritmia jantung memainkan perana pada SIDS.
f. Pengaturan suhu : kenaikan suhu badan dan / atau lingkungan dihubungkan
dengan SIDS. Ada interaksi yang kompleks antara regulasi suhu, pola pernafasan,
sensitifitas kemoreseptor, pengendalian jantung, dan kebangunan atau terengah-
engah.
g. Epidimologi : peningkatan resiko SIDS terjadi pada ibu yang merokok selama
kekamilan, bayi dari ibu yang merokok juga tampak meninggal pada umur lebih
muda.
h. Abnormalitas jantung : beberapa ahli menganjurkan adanya ketidakstabilan pada
jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saat ini untuk
menunjukkan bahwa aritma jantung memainkan peranan pada SIDS i.
Posisi tidur : posisi tidur tengkurap merupakan salah satu penyebab SIDS. Tidur
dengan posisi tengkurap meningkatkan kemungkinan tertutupnya jalan nafas
yang menyebabkan timbulnya asfiksia.
4. Gejala
Tidak ada gejala mendahului SIDS
5. Diagnosa
SIDS didiagnosa jika seorang bayi sehat tiba-tiba meninggal. Hasil
otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas
(Wafi Nur Muslihatun, 2010). Semakin banyak bukti bahwa bayi
dengan resiko SIDS mempunyai cacat fisiologik sebelum lahir.
Pada neonatus dapat di temukan nilai apgar yang renda dan
abnormalitas control respirasi, denyut jantung dan suhu tubuh,
serta dapat pula mengalami retardasi pertumbuhan pasca natal.
SDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-
tiba meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya
penyebab kematia yang jelas.
6. Penatalaksanaan
a. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk konseling
b. Berikan dukungan dan dorongan kepaa orang tua, biarkan orang tua
mengungkapkan rasa dukanya.
c. Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan kepada orang tua
untuk menanyakan pertanyaannya.
d. Beri pengertian kepada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan
adalah wajar.
e. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahawa mereka tidak bersalah
terhadap kematian bayi tersebut, bahkan mereka sebenarnya juga tidak
mengharapkan kematian dari bayi tersebut.
f. Jika ibu kemudian melahirkan bayi lagi, beri dukungan kepada orang tua
selama beberapa bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi
yang meninggal sebelumnya.
NEONATUS
DENGAN
JEJAS
PERSALINAN
Akibat tekanan yang keras
Caput Succedaneum pada kepala saat di jalan
lahir, sehingga terjadi
bendungan sirkulasi kapiler
dan aliran limfe.
benjolan lunak, batas tidak tegas, Dapat cepat menghilang
tidak berfluktuasi, dapat melampaui dengan sendirinya
sutura. (3 – 6 hari)
TINDAKAN :
•Observasi
•RUJUK SEGERA bila ada
TANDA BAHAYA
Cephal Haematom