Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

DRAMA &

HAKIKATNYA
Riris K. Toha Sarumpaet
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

2 APAKAH ITU DRAMA?


• Diambil dari kata: “dran” yg berarti bergerak atau memperagakan, sesuatu yg dilakukan, melakukan
sesuatu. Sejenis cerita yag direka dalam percakapan/dialog, bukan utk dibaca ttp utk ditonton karena
dipertunjukkan di atas panggung.
• Selain sebagai seni sastra, drama adalah seni representasi, seni pertunjukan. Sebagai seni sastra,
lakon adalah fiksi terbuat dari kata2: plot, watak, dan dialog. Namun dia adalah fiksi yg khas dan
istimewa—fiksi yg diperagakan dan bukan dinarasikan. Di novel kita belajar ttg karakter melalui
kata2 dari narator yg berdiari antara kita dan mereka. Tetapi dlm lakon, tak ada yg berada di antara
kita dan seluruh dunia rekaannya. Tokoh muncul tanpa komentar atau penjelasan: drama
memberikan presentasi langsung realitas imajinatifnya. Itu sebabnya disebut: seni pertunjukan.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

3 DRAMA DAN BENTUK SASTRA


• Drama gunakan kata untuk menciptakan lakuan melalui dialog para tokoh dan bukan pada/dgn
pembaca/penonton: kualitasnya adalah interaksi.
• Seperti sebuah cerita, drama juga berpikir dgn plot dan karakter/tokoh.
• Seperti, drama sebuah puisi didengar namun bukan sengaja dialamatkan pada pembaca.
• Seperti esai, drama juga mampu digunakan untuk mengeksplorasi isu2 dan mengajukan ide2 (drama
Rendra, Nano Riantiarno).
• Drama dan narasi (ketika tokoh berpikir ttg masa lalu); drama dan meditasi (solilokui; monolog);
drama dan persuasi (juru bicara ajukan ide, dialog utk memperdebatkan ide, lakuan utk mengecek
ide).
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

4 SEPERTI
KEHIDUPAN ITU SENDIRI

“All the world's a stage,


and all the men and women merely players;
they have their exits and their entrances.“

(The Complete Works of William Shakespeare (1996:622)


compiled by Wordsworth Editions Limited)
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

https://i.redd.it/zce1x3dq7yg41.jpg
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

6 6 ELEMEN DRAMA: ARISTOTELES

• Alur: lakuan utama, apa yg terjdi dlm lakon. Alur mengacu lakuan, merupakan dasar jalan cerita dari
lakon. Bisa dideskripsikan melalui tujuan para tokoh.
• Karakter/watak/tokoh: manusia/binatang/idea; protagonis dan hubungannya dgn tokoh lain serta dunia
yg mereka huni. Merekalah yg menggerakkan lakon.
• Pemikiran/tema: ide utama atau apa yg dapat dipelajari dari lakon, psikologi di balik lakuan tokoh.
• Diksi: dialog, kata2 yg diujarkan, di samping lakuan, adalah cara/taktik yg digunakan tokoh utk mencapai
kehendaknya.
• Spectacle: segala yg tampak di panggung, setting.
• Musik/ritme: rhythm of speech, penggunaan musik literal, yg terdengar.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

7 ELEMEN LITERER
• PAPARAN
• INSIDEN AWAL
• GAWATAN
• KLIMAKS
• LERAIAN
• SELESAIAN
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

https://writers.com/wp-content/uploads/2020/05/freytags_pyramid_diagram.jpg
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

9 ELEMEN LITERER LAINNYA


• Siapa, kapan, di mana, dan apa
• Tata cerita: awal, tengah, akhir.
• Konflik: pergumulan internal maupun eksternal antara kekuatan yg berlawanan, ide, atau minat yg
menyebabkan tegangan dramatik.
• Tegangan/suspense: rasa ketakpastian atas apa yg bakal terjadi.
• Bahasa: diksi, penulisan, tuturan, yg merujuk pd tipe tokoh.
• Gaya: bentukan materi dramatik, verbal expression, latar, setting, kostum misal dlm cara yg tidak realistik.
• Solilokui, monolog, sampingan.
• Scenery/set: curtains, backdrops; kostum; props; lights; sound; make up.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

10 ELEMEN PERTUNJUKAN 1
• Acting: gunakan wajah, tubuh, suara menggambarkan tokoh.
• Motivasi tokoh: alasan atas kebiasaan tokoh.
• Analisis tokoh: bagaimana elemen drama dimanfaatkan.
• Empati: kemampuan merasakan apa yg dirasakan orang lain.
• Speaking: mode of expression, delivery of lines.
• Breath control: pemanfaatan paru, otot diafragma utk secara baik dan efisien berbicara.
• Vocal expression: bagaimana pemain menggunakan suaranya utk melahirkan watak.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

11 ELEMEN PERTUNJUKAN 2
• Inflection: perubahan nada, keras-lembut suara.
• Projection: seberapa baik suara sampai ke penonton.
• Diksi: pilihan kata, kejelasan ujaran.
• Gestur: gerakan spt kepala, tangan, kaki utk sampaikan maksud.
• Ekspresi wajah: aspek vokal dan fisik utk sampaikan mood, perasaan, dan kepribadian.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

12 ELEMEN TEATER MODERN


• Alur.
• Tokoh.
• Tema.
• Dialog.
• Konvensi: teknik dan metode yg digunakan dramawan utk menciptakan efek stilistik yg
diinginkannya.
• Genre: jenis lakon, tragedi, komedi, mystery, historical play.
• Penonton: tujuan penulisan drama utk dinikmati penonton.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

13 JENIS DRAMA: TRAGEDI1 (SAINI 2002:


168-172)
• Drama Yunani Purba bersifat religius. Erat berhubungan dengan dewa. Latar belakang yg
kudus/kekudusan sangat ditonjolkan.
• Pementasan dibiayai negara. Naskah yg dipentaskan adalah yg memenangi sayembara. Dan
Sophocles-lah tokoh yg paling utama dlm hal itu, yg pernah 18 naskahnya mendapat juara
pertama.
• Dalam menonton drama Yunani, tidak semata menyaksikan tokoh cerita sbg mikrokosmos, akan
tetapi mau tak mau kita memandang ke arena di mana manusia itu hidup dan diuji, yaitu alam
semesta jasmani dan rohani, atau makrokosmos. Tanpa campur tangan makrokosmos, kita tdk
dpt membayangkan terjadinya tragedi dlm kehidupan Oidipus.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

14 JENIS DRAMA: TRAGEDI 2 (SAINI 2002: 168-


172)
• Biasanya makrokosmos diwakili oleh dewa-dewa. Kehendak dewata yg tdk bisa dielakkan menimpa
Oidipus dan menghancurkan hidupnya. Walau dia tdk berbuat kesalahan secara sadar.
• Sesuai dgn sifat religiusnya, maka pengertian2 yg diciptakan Aristoteles & merupakan alat atau pisau
bedah di dlm menguraikan naskah tragedi Yunani, tak dapat pula dilepaskan dari konotasi religius ini.
• Catharsis: dgn menonton tragedi, diharapkan orang mengalami catharsis. Yakni orang menyucikan
hatinya dgn mengalami kengerian dan welas asih. Mengikuti kemalangan yg diderita tokoh cerita,
penonton diharap akan merasa ngeri (awe) dan kemudian belas kasih (pity) thdp tokoh. Bagi orang
Yunani Purba, perasaan2 manusiawi yg sederhana spt belas kasih itu juga merupakan bagian dari sifat
religius seseorang.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

15 JENIS DRAMA: TRAGEDI 3 (SAINI 2002:


168-172)
• Poeima-Pathema-Mathema. Penting menelaah tragedi Yunani. Biasanya tokoh tragedi melalui tingkat
kesadaran spiritual yg tergambar pd ketiga istilah ini. Mula2 tokoh menginginkan sesuatu (poeima), kemudian
ia tersiksa dan menderita (pathema) dan akhirnya, melalui kehancurannya, tokoh mendapat pencerahan
kebijaksanaan (mathema).
• Periksa karya Sophocles: Oidipus. Mula2 Oidipus beritikad (poeima) menemukan kambing hitam yg
menyebabkan terjadinya wabah di negeri Thebes yg diperintahnya. Kemudian dlm dialog dgn juru ramal
Teiresias ia mulai tersiksa, karena ia melihat kemungkinan bahwa justru dirinyalah si kambing hitam itu
(pathema). Akhirnya ia tahu bhw kehendak dewata tdk dpt dipahami dan tdk dpt ditentang, ketika ia sadar
bhw dgn tdk sengaja ia telah membunuh ayahnya dan mengawini jandanya, Jocasta, ibunya sendiri (mathema).
• Tokoh tragedi Yunani Purba tidak hanya berpijak di dunia, tapi jg di kayangan.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

16 JENIS DRAMA: TRAGEDI 4 (SAINI 2002:


168-172)
• Hubris – Hamartia– Nemesis– Dike. Tokoh tragedi Yunani dimulai dgn mengalami
hubris, yaitu angkuh dan sombong. Keangkuhan dan kesombongan begitu jelas pada
perkataan2 Oidipus pd awal pembicaraannya dgn Teiresias. (Sophokles 1976: 19-34).
Kelemahan inilah yg disebut kelemahan tragis dari watak seseorang: disebut Hamartia.
• Karena kelemahan ini tokoh tragis menimbulkan murka dewata, yg kemudian membalas
dendam. Dewa yg murka ini disebut: Nemesis.
• Melalui kekuasaan dewa ini terjadilah peristiwa2 yg akhirnya menghancurkan tokoh sbg
tindak keadilan dewata, disebut Dike: Oidipus buta dan menjadi gelandangan.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

17 JENIS DRAMA: TRAGEDI 5 (SAINI 2002:


168-172)
• Tokoh tragedi Yunani dicipta tidak terpisah dari upaya menggambarkan latar belakang kudus:
tokoh digambarkan secara tegas dan sederhana.
• Berbeda jauh dgn tokoh drama realis Barat dewasa ini. Tokoh digambarkan kompleks [bahkan
pentas bisa berubah fungsi menjadi ruang konsultasi psikologi]. Alurnya juga sangat sederhana
& langsung ke tujuan.
• Jangan menonton teater Yunani dengan harapan menonton teater gaya Ibsen, Chekov, Shaw,
atau O’Neil. Lebih baik siapkan diri utk menonton semacam opera atau gaya musikal. Musik
dan tari dlm teater Yunani Klasik menyebabkan teater tsb lebih dekat kepada teater tradisional
Indonesia daripada kepada tradisi realisme Barat.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

18 JENIS DRAMA: TRAGEDI 6 (SAINI 2002:


168-172)
• Pada tragedi Yunani, ada korus (koor): sekelompok orang di pentas dgn bermacam fungsi. Pertama
mewakili pikiran yg hidup di kalangan penonton. Kadang mjd warga kerajaan, orangtua kerajaan yg
memberi pendapat kpd raja, dll. Kedua, berperan sbg dalang dan mengucapkan bagian2 naskah yg
mempersiapkan suasana adegan yad atau memperdalam suasana adegan yg sedang atau baru
berlalu.
• Karena kesanggupannya membuka mata hati kita kepada divine background inilah naskah ini tetap
mempesona. Kita bertanya: dari mana kita datang? Mengapa dan untuk apa kita di sini? Ke
mana kita akan pergi?
• Naskah serupa ini menjadi abadi karena pertanyaan2 yg secara tidak langsung timbul oleh naskah.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

19 DRAMA DUKA & DRAMA RIA


• Tragedi/drama duka: biasanya berakhir duka, kematian tokoh utama, dan perkabungan. Tragedi
diambil dari kata Yunani: “tragus” yg berarti kambing, merujuk pada sisi kesungguhan kehidupan.
Tokoh biasanya gagal atas masalah yg dihadapinya karena keterbatasan. Tragedi dianggap serius.
• Komedi/drama ria: tokoh utama tidak mati. Tetapi, menggambarkan kegagalan manusia sehingga
dapat menimbulkan tawa pada penonton. Komedi berakhir dengan perkawinan dan pesta tari.
Komedi dianggap ringan2.
• Keduanya sama dianggap penting mendramatisasi dimensi2 penting pengalaman manusia.
• Keduanya bermula dari upacara kesuburan primitif: tragedi dari ritual kurban (pd tragedi.
tokoh utama yg dikurbankan & mati) sedangkan komedi dari ritual perayaan.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

20 SATIR DAN ROMAN


• Tidak mendramatisasi pola dominan dari pengalaman manusia, tetapi mewujudkan kualitas utama
dan potensi2 sifat manusia. Roman biasanya mempersaksikan segala yg terbaik dalam
kemanusiaan, dan satir sebaliknya yg terburuk.
• Roman menawarkan idealisasi visi dari potensi manusia, dan satir menjadi tontonan dari perilaku
inferior manusia. Jadi ini berbeda jauh dgn karakter tragedi Berjagalah utk menemukan tokoh2 yg
cenderung berperilaku moral, sosial, atau psikologis yg ekstrem. Tidak ada kepribadian yg terinci
dgn baik dgn motivasi yg kompleks. Yg ditemukan mestinya tokoh yg mewakili tipe sifat manusia
yg didominasi oleh sikap dan impuls yg clear-cut: merepresentasikan yg baik atau buruk,
kebijaksanaan atau kebodohan, kebajikan atau kebiasaan buruk.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

21 TRAGIKOMEDI

• Banyak drama modern meninggalkan pd kita rasa bingung, ambigu, atau campuran. Banyak drama
tidak didominasi watak tunggal malah mencampur watak yg bertentangan dan berbeda dlm pengalaman
dramatiknya. Inilah yg kita sebut sbg tragikomedi, sbg cara utk mendefinisikan pengalaman yg ambigu
yg kita saksikan dlm lakon. Tragikomedi dgn demikian meninggalkan pd kita reaksi yg kompleks,
serupa dgn ketakpastian yg sering kita rasakan dalam hidup itu sendiri.
• Ketakpastian –ttg sifat keberadaan manusia– merupakan sumber fundamental dari kualitas
tragikomedi yg kita temukan pd banyak drama modern dan kontemporer. Dalam beberapa hal, kualitas
itu diproduksi oleh pandangan naturalistik dari sifat manusia dan pengalamannya – pandangan laki dan
perempuan yg dipengaruhi oleh kekuatan psikologis, sosial, dan ekonomi yg demikian rupa kompleks
shg karakter dan perilakunya tidak bisa dgn mudah diterangkan atau dievaluasi.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

22 NATURALISME, DRAMA ABSURD

• Tokoh2 dalam drama naturalis tak bisa melihat, apalagi mengontrol, segala kekuatan yg
mempengaruhi perilaku mereka: drama naturalis memberi kita pandangan yg problematis ttg
pengalaman manusia. Dgn itu apa yg bisa kita harap adl mencoba, semampu kita sbg manusia
memahami keadaan psikologis, sosial, dan ekonomi yg berkontribusi pada situasi problematis para
tokohnya.
• Drama absurd: tampak pada alur dan dialog. Menunjukkan pandangan atas eksistensi manusia;
tapi bukan eksistensi yg didominasi oleh satu pola atau yg lain, satu kualitas atau lainnya.
Pandangan itu mengimplikasikan bahwa eksistensi mungkin tanpa pola atau makna sama sekali.
Tanpa info ttg tokoh dan setting, plot tak terbangun spt yg tradisional. Interaksi aneh antar tokoh.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

23 12 ELEMEN DRAMATIK 1
1. Fokus: konsentrasi, keterlibatan, penghafalan, menuju tujuan atau “wants”.
2. Tegangan: kadang bertukar pakai dgn konflik. Perkembangan tegangan biasanya paralel dgn
perkembangan alur, menuju krisis atau klimaks. Berkait erat dgn timing.
3. Timing: pewaktuan dramatik dari gerakan dan gestur. Ritme dan kecepatan dipengaruhi oleh timing.
4. Ritme: ritme mengacu pada timing dan kecepatan. Juga berarti mjd tempo atau beat dari pertunjukan.
5. Kontras: tanpa pemanfatan kontras yg baik, pertunjukan akan membosankan dan kurang tegangan.
6. Mood: perasaan dan nada dari pertunjukan. Menunjukkan aura dari sebuah pertunjukan. Mood
pertunjukan terkait erat dengan rasa keseharian seperti welas asih, amarah, hasrat, atau frustrasi. Ini bisa
dicipta lewat suara, pencahayaan, lampu, gerakan, latar, ritme, kontras, konflik dll.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

24 12 ELEMEN DRAMATIK 2
1. Ruang: pemanfaatan ruang secara efektif, level yg berbeda bervariasi, pergerakan,
merujuk adanya komunikasi, pergantian lokasi, dll.
2. Bahasa: pemanfaatan bahasa bisa verbal, fokal, atau nonverbal. Bisa dinyanyikan.
Pemilihan bahasa amat penting sbg alat menyampaikan cerita pd penonton. Tergantung
pada keterampilan ekspresif suara. Bahasa bisa juga yg nonverbal, alias bahasa tubuh.
3. Suara: bisa mencipta atmosfer atau mood. Para pemain dengan tubuh mereka dapat
mencipta suara yg efektif, spt desahan, cekikikan. Properti kecil jg dapat digunakan.
Gunakan teknologi sound effects, langkah dan derap kuda, dll.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

25 12 ELEMEN DRAMATIK 3
1. Simbol: ini bisa sangat sederhana tetapi sekaligus menjadi teknik yg sangat rumit. Pada
dasarnya simbolisme mengandaikan makna yg lebih besar dari makna secara literal.
Gunakan props krn merupakan simbol dlm masyarakat (bunga mawar simbol cinta, salib
simbol kekristenan). Saksikan juga warna, merah-kemarahan, putih-suci, hitam-kejahatan,
dll. Yg paling mengesankan adalah penggunaan gestur dan gerakan.
2. Konflik: tanpa konflik, tidak ada drama. Konfliklah yg menggerakkan pertunjukan.
3. Klimaks: krisis adalah momen penting dari tegangan dramatik, biasanya terjadi antara dua
atau lebih tokoh yg mengimplikasikan hasil akhir dari alur. Saat memilih menentukan.
rks/teoridrama/FAHUIN/290421 4/29/21

26

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai