Anda di halaman 1dari 31

Penjelasan

Pasal sanksi
kluster ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
KETENTUAN
SANKSI

Ketentuan mengenai Sanksi (sanksi pidana dan


sanksi administratif) tetap diatur mengacu pada
UU eksisting, putusan Mahkamah Konstitusi dan
sinkronisasi dengan peraturan di bidang
perizinan
TUJUAN
PERUBAHAN

Peningkatan perlindungan
Hak Pekerja/Buruh
Peningkatan
Peningkatan kualitas sanksi
Perlindungan Adanya Kepastian
dan Penegakan Keberlangsungan
Hukum Berusaha dan
Sanksi yang lebih aplikatif Bekerja
Ketenagakerjaan
Penguatan Penegakan
Hukum
Sanksi Pidana mengenai subtansi
 Hak Dasar ketenagakerjaan
Pekerja/Buruh,
 Keselamatan dan Kesehatan terkait
Penempatan Tenaga kerja,
 Perlindungan pekerja perempuan, dan
 Perlindungan anak yang bekerja

TETAP BERLAKU sesuai UU 13 Tahun


2002
PERUBAHAN PASAL SANKSI PADA UU CIPTA KERJA
A Penambahan Sanksi Pidana

Perubahan pasal akibat perubahan pasal pada pengaturan


B norma

C Penambahan Sanksi Administrasi

D Perubahan sanksi administrasi menjadi sanksi pidana

E Perubahan Sanksi Pidana menjadi Sanksi Administrasi

F Penghapusan Sanksi karena adanya pindah/penghapusan pasal

G Penghapusan sanksi akibat putusan MK


A Penambahan Sanksi Pidana
Dalam Pasal 185 (sanksi Dalam Pasal 185 (sanksi
pidana), ditambah Pasal 88A pidana) ditambah Pasal 156
Ayat (3) ayat (1)
Dalam hal terjadi
Pengusaha wajib membayar pemutusan hubungan kerja,
upah kepada Pekerja/Buruh pengusaha wajib membayar
sesuai dengan kesepakatan uang pesangon dan/atau
uang penghargaan masa
kerja dan uang pengantian
TIDAK ADA DI UU hak yang seharusnya
13 tahun 2003
diterima.
Perubahan pasal dalam pasal sanksi akibat
B perubahan pasal pada pengaturan norma

Dalam pasal 185 (sanksi pidana) : pasal 90 ayat (1)


diubah menjadi Pasal 88E Ayat (2)

Pengusaha dilarang membayar


upah lebih rendah dari upah Sanksi pidana
minimum tetap berlaku
sama dengan
UU 13/2003
Perubahan pasal dalam pasal sanksi akibat
B perubahan pasal pada pengaturan norma
Dalam Pasal 187 (sanksi pidana) : Pasal 79 ayat (1) dan ayat (2)
diubah menjadi Pasal 79 ayat (1), ayat (2) atau ayat (3)
(1) Pengusaha wajib memberi
a.waktu istirahaat ,dan
b.Cuti
.(2) Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), huruf :a wajib
diberikan kepada pekerja/buruh paling sedikit meliputi
a. istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja
selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahaata tersebut tidak termasuk
jam kerja;
b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu .
(3) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang wajib diberikan kepada
pekerja/buruh, paling sedikit 12 (dua belas hari kerja) setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas bulan) secara terus menerus
Perubahan sanksi administrasi menjadi sanksi
C pidana

Substansi Pasal 48 pada UU 13 tahun 2003 Pasal 48 pada UU 13


dimasukkan dalam Pasal 45 ayat (1) dan tahun 2003 hanya
dikenai sanksi pidana dalam pasal 187
dikenakan sanksi
pasal 45 ayat (1) menjadi berbunyi administrasi
Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib :
a. menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai
tenaga pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan
untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing;
b. melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga
kerja Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a yang
sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga
kerja asing; dan
c. Memulangkan tenaga kerja asing ke negara asalnya setelah
hubungan kerjanya berakhir
D Penambahan Sanksi Administrasi
Penambahan Pasal 61A dalam Pasal 190,
sanksi administrasi :
Penambahan Pasal 92 Ayat (1)
dalam Pasal 190, sanksi
(1) Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu adminstrasi :
berakhir sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 61 ayat (1) huruf b dan huruf c,
pengusaha wajib memberikan uang Pengusaha wajib menyusun
kompensasi kepada pekerja/buruh struktur dan skala upah di
(2) Uang konpensasi sebagaimana dimaksud perusahaan dengan
pada ayat (1) diberikan kepada memperhatikan kemampuan
pekerja/buruh sesuai masa kerja
pekerja/buruh di perusahaan yang perusahaan dan produktivitas.
TIDAK ADA
bersangkutan DI UU 13
tahun 2003
Perubahan Sanksi Pidana menjadi
E Sanksi Administrasi

• Sanksi Pasal 14 ayat (2) dalam Pasal 188 di UU 13/2003 diubah menjadi
Pasal 14 ayat (1) dan dipindahkan ke dalam Pasal 190, dikenai sanksi
administrasi (Perizinan Lembaga Pelatihan)
• Sanksi Pasal 37 ayat (2) dalam Pasal 187 di UU 13 /2003 dipindahkan ke
dalam Pasal 190, dikenai sanksi administrasi (Perizinan Lembaga
Penempatan TK)
• Sanksi Pasal 42 ayat (1) dalam Pasal 185 di UU 13/2003 dipindahkan ke
dalam Pasal 190, dikenai sanksi administrasi (Pengesahan RPTKA)
Penghapusan Sanksi karena adanya pindah/
F penghapusan pasal

1. Sanksi Pasal 44 ayat (1) dalam Pasal 187 dihapus, karena pasal 44 telah dihapus
dan subtansi pengaturannya dipindah menjadi pasal 42 ayat (4) (kompetensi
TKA)
2. Sanksi pasal 48 dalam pasal 190 dihapus, karena pasal 48 telah dihapus dan
subtansi pengaturannya dipindah menjadi pasal 45 ayat (1) huruf c
(pemulangan TKA).
3. Sanksi Pasal 160 ayat (7) dalam Pasal 185 dihapus, karena pasal 160 ayat (7)
telah dihapus dan akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (Besaran Pesangon);
4. Pasal 184 dihapus, karena Pasal 167 ayat (5) telah dihapus (pesongan jaminan
pensiun);
G Penghapusan Sanksi akibat putusan MK

• Pasal 137 dan 138 ayat (1) dihapus dari ketentuan sanksi pasal 186, karena sesuai
dengan putusan MK Perkara Nomor 12/PUU-1/2003 : Pasal 186 sepanjang
mengenai anak kalimat Pasal 137 dan Pasal 138 ayat (1) dinyatakan bertentangan
dengan UUD 1945.
– Bunyi Pasal 137 UU Nomor 13 Tahun 2003: “Mogok kerja sebagai hak dasar pekerja/buruh
dan serikat pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat
gagalnya perundingan.”
– Bunyi Pasal 138 ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2003: “Pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh yang bermaksud mengajak pekerja/buruh lain untuk mogok kerja
pada saat mogok kerja berlangsung dilakukan dengan tidak melanggar hukum.”
PERBANDINGAN DAN PENJELASAN PASAL SANKSI
UNDANG UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 DAN
UNDANG UNDANG NO. 11 Tahun 2020
PERBANDINGAN PASAL SANKSI UNDANG-UNDANG
NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
UU 13 Tahun 2003 UU 11 Tahun 2020

• Pasal 184 • Pasal 184 Dihapus


• Barang siapa melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 167
ayat (5), dikenakan sanksi pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
• Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan
PENJELASAN PENGHAPUSAN PASAL 184 UU 13 TAHUN 2003

• Pasal 167 ayat (5) telah dihapus sehingga Pasal 184 juga dihapus.
• Bunyi Pasal 167 Ayat (5) pada UU Nomor 13 Tahun 2003: “Dalam hal
pengusaha tidak mengikutsertakan pekerja/buruh yang mengalami
pemutusan hubungan kerja karena usia pensiun pada program pensiun
maka pengusaha wajib memberikan kepada pekerja/buruh uang
pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan
uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).”
PERBANDINGAN PASAL SANKSI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG
CIPTA KERJA

UU 13 Tahun 2003 UU 11 Tahun 2020


Pasal 185
Pasal 185
• (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana • (1) Barang siapa melanggar ketentuan
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) dan ayat (2), Pasal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2),
68, Pasal 69 ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal 90 ayat Pasal 68, Pasal 69 ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal
(1), Pasal 143, dan Pasal 160 ayat (4) dan ayat (7), 88A ayat (3), Pasal 88E ayat (2), Pasal 143, Pasal
dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 156 ayat (1), atau Pasal 160 ayat (4) dikenai sanksi
(satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
dan/atau denda paling sedikit Rp.100.000.00,00 paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta
400.000.000,00 (empat ratus juta rupah). rupiah) dan paling banyak Rp400.000.000,00
(empat ratus juta rupiah).

• (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat


• (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
(1) merupakan tindak pidana kejahatan.
ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.
PENJELASAN PERUBAHAN PASAL 185

• Pasal 42 ayat (1) dalam Pasal 185 telah dihapus, dan dipindah
menjadi sanksi Administrasi karena sifatnya perijinan.
“Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing
wajib memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing yang
disahkan oleh Pemerintah Pusat.”

• Penambahan sanksi Pasal 88A ayat (3)


“Pengusaha wajib membayar upah kepada pekerja/buruh sesuai
dengan kesepakatan”

• Pasal 90 ayat (1) dalam Pasal 185 dihapus dan menjadi pasal
88E ayat (2), karena pasal 90 ayat (1) pindah ke pasal 88E ayat
(2), “Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah
minimum”
PENJELASAN PERUBAHAN PASAL 185

• Penambahan pasal 156 ayat (1) dalam pasal 185,


“Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha
wajib membayar uang pesangon dan/atau uang penghargaan
masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya
diterima”

• Pasal 160 ayat (7) dalam Pasal 185 dihapus, karena pasal 160
ayat (7) telah dihapus
Pengusaha wajib membayar kepada pekerja/buruh yang
mengalami pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) dan ayat (5), uang penghargaan masa kerja 1
(satu) kali ketentuan pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian
hak sesuai ketentuan dalam pasal 156 ayat (4)
PERBANDINGAN PASAL SANKSI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG
CIPTA KERJA

UU 13 Tahun 2003 UU 11 Tahun 2020


Pasal 186 Pasal 186
• (1) Barang siapa melanggar ketentuan • (1) Barang siapa melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)
dan ayat (3),Pasal 93 ayat (2), Pasal 137, dan atau ayat (3), atau Pasal 93 ayat (2), dikenakan
Pasal 138 ayat (1), dikenakan sanksi pidana sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu)
penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan bulan dan paling lama 4 (empat) tahun
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda dan/atau denda paling sedikit Rp
paling sedikit Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling
rupiah) dan paling banyak Rp. 400.000.000,00 banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta
(empat ratus juta rupiah). rupiah).

• (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud • (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
dalam ayat (1) merupakan tindak pidana ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.
pelanggaran
PENJELASAN PERUBAHAN PASAL 186

• Pasal 137 dan 138 ayat (1) dihapus dari ketentuan sanksi pasal 186, karena sesuai
dengan putusan MK Perkara Nomor 12/PUU-1/2003 : Pasal 186 sepanjang
mengenai anak kalimat Pasal 137 dan Pasal 138 ayat (1) dinyatakan bertentangan
dengan UUD 1945.
• Bunyi Pasal 137 UU Nomor 13 Tahun 2003: “Mogok kerja sebagai hak dasar
pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib, dan
damai sebagai akibat gagalnya perundingan.”
• Bunyi Pasal 138 ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2003: “Pekerja/buruh dan/atau
serikat pekerja/serikat buruh yang bermaksud mengajak pekerja/buruh lain untuk
mogok kerja pada saat mogok kerja berlangsung dilakukan dengan tidak
melanggar hukum.”
PERBANDINGAN PASAL SANKSI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG
CIPTA KERJA
Pasal 186 Pasal 186
UU 13 Tahun 2003
Pasal 187 Pasal 187 UU 11 Tahun 2020
(1) Barang siapa melanggar ketentuan (1) Barang siapa melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat
(2), Pasal 44 ayat (1), Pasal 45 ayat (1), Pasal (1), Pasal 67 ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal
67 ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 76, Pasal 78 ayat (2), Pasal 79 ayat (1), ayat
78 ayat (2), Pasal 79 ayat (1), dan ayat (2), (2) atau ayat (3), Pasal 85 ayat (3), dan Pasal
Pasal 85 ayat (3), dan Pasal 144, dikenakan 144 dikenai sanksi pidana kurungan paling
sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua
bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan belas) bulan dan/atau denda paling sedikit
dan/atau denda paling sedikit Rp, Rp, 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus
paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana
ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.
pelanggaran.
PENJELASAN PERUBAHAN PASAL 187

• Pasal 37 ayat (2) dihapus karena dipindahkan menjadi sanksi administrasi, karena bersifat
perijinan (dimasukkan dalam pasal 190).
Bunyi Pasal 37 ayat (2) : “Lembaga penempatan tenaga kerja swasta sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf b dalam melaksanakan pelayanan penempatan tenaga
kerja wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk.”
• Pasal 44 ayat (1) dihapus, karena ketentuan normanya dipindah menjadi pasal 42 ayat (4)
pada UU Nomor 11 Tahun 2020.
Bunyi pasal 44 ayat (1) yang dihapus pada UU Nomor 11 Tahun 2020: “ Pemberi kerja
tenaga kerja asing wajib menaati ketentuan mengenai jabatan dan standar kompetensi
yang berlaku.”
PENJELASAN PERUBAHAN PASAL 187

• Perubahan subtansi pada pasal 45 ayat (1) yang menjadi berbunyi :


Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib :
a. menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga
kerja asing yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja
asing;
b. melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia
sebagaimana dimaksud pada huruf a yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang
diduduki oleh tenaga kerja asing; dan
c. Memulangkan tenaga kerja asing ke negara asalnya setelah hubungan kerjanya
berakhir
• Penambahan pasal 79 ayat (3) pada UU no 11 tahun 2020 mempunyai makna yang sama
dengan pasal 79 ayat (2( huruf c pada UU 13 tahun 2003, yaitu
Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang wajib diberikan kepada
pekerja/buruh, paling sedikit 12 (dua belas hari kerja) setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas bulan) secara terus menerus
PERBANDINGAN PASAL SANKSI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

UU 13 Tahun 2003 UU 11 Tahun 2020


Pasal 188 Pasal 188
• (1) Barang siapa melanggar ketentuan • (1) Barang siapa melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat
(2), Pasal 38 ayat (2), Pasal 63 ayat (1), Pasal 78 (2), Pasal 63 ayat (1), Pasal 78 ayat (1), Pasal
ayat (1), Pasal 108 ayat (1), Pasal 111 ayat (3), 108 ayat (1), Pasal 111 ayat (3), Pasal 114, atau
Pasal 114, dan Pasal 148, dikenakan sanksi Pasal 148 dikenai sanksi pidana denda paling
pidana denda paling sedikit Rp 5.000.000,00 sedikit Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan
(lima juta rupiah) dan paling banyak Rp paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). juta rupiah).
• (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) merupakan tindak pidana • (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
pelanggaran ayat (1) merupakan tindak pidana
pelanggaran.
PENJELASAN PERUBAHAN PASAL 188

• Pasal 14 ayat (2) dihapus, karena berubah menjadi pasal 14 ayat (1)
pada UU Nomor 11 Tahun 2020 , karena merupakan perizinan, sanksi
diubah menjadi sanksi administrasi (dimasukkan pada pasal 190).

Bunyi pasal 14 ayat (2) UU Nomor 13 Tahun 2003 yang mempunyai


makna yang sama dengan Pasal 14 ayat (1) UU Nomor 11 Tahun 2020,
yang berbunyi “Lembaga pelatihan kerja swasta sebagaimana dimaksud
dalam pasal 13 ayat (1) huruf b wajib memenuhi perizinan berusaha yang
diterbitkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.”
PERBANDINGAN PASAL SANKSI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11
UU 13 Tahun 2003 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
UU 11 Tahun 2020
Pasal 190 Pasal 190
• (1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenakan sanksi
administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana • (1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai
diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal kewenangannya mengenakan sanksi administratif
45 ayat (1), Pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126
ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang ini serta atas pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana
peraturan pelaksanaannya. diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 14 ayat (1), Pasal
• (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa: 15, Pasal 25, Pasal 37 ayat (2), Pasal 38 ayat (2),
a.teguran;
Pasal 42 ayat (1), Pasal 47 ayat (1), Pasal 61A, Pasal
b. peringatan tertulis; 66 ayat (4), Pasal 87, Pasal 92, Pasal 106, Pasal 126
c. pembatasan kegiatan usaha; ayat (3), atau Pasal 160 ayat (1) atau ayat (2) undang-
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan; undang ini serta peraturan pelaksanaannya
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat     produksi;
h. pencabutan ijin. • (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi
• (3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri.
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
PENJELASAN PERUBAHAN PASAL 190
• Penambahan Pasal 14 ayat (1) pada pasal 190
Lembaga pelatihan kerja swasta sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) huruf b
wajib memenuhi perizinan berusaha yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota

• Penambahan Pasal 37 ayat (2) pada pasal 190


Lembaga penempatan tenaga kerja swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dalam melaksanakan pelayanan penempatan tenaga kerja wajib memenuhi Perizinan
Berusaha yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat

• Penambahan Pasal 42 ayat (1) pada pasal 190:


Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki rencana
penggunaan tenaga kerja asing yang disahkan oleh Pemerintah Pusat
PENJELASAN PERUBAHAN PASAL 190
• Penghapusan pasal 45 ayat (1) dalam pasal 190, (hanya dikenakan sanksi pidana pada pasal
187)
Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib :
a. menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga
kerja asing yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja
asing; dan
b. melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh
tenaga kerja asing.

• pasal 48 dalam pasal 190 dihapus, karena pasal 48 telah dihapus


Pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memulangkan tenaga kerja
asing ke negara asalnya setelah hubungan kerjanya berakhir.
PENJELASAN PERUBAHAN PASAL 190
• Penambahan Pasal 61A pada pasal 190
1) Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal
61 ayat (1) huruf b dan huruf c, pengusaha wajib memberikan uang kompensasi kepada
pekerja/buruh.
2) Uang kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada pekerja/buruh
sesuai dengan masa kerja pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan

• Penambahan pasal 66 ayat (4) pada pasal 190


Perusahaan alih daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk badan hukum dan
wajib memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat

• Penambahan Pasal 92 pada pasal 190


(1) Pengusaha wajib menyusun struktur dan skala upah di perusahaan dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas
(2) Struktur dan skala upah digunakan sebagai pedoman pengusaha dalam menetapkan
upah
Terima Kasih

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI

Anda mungkin juga menyukai